Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoni Dwi Prasetyo
"Kampung Gang Kodir merupakan salah satu kawasan padat penduduk di Kota Bogor yang memiliki wilayah sempit dan sebagian masyarakatnya bekerja sebagai pekerja serabutan, buruh, petani, dan ibu rumah tangga akan tetapi penghasilan yang didapat terkadang masih belum mampu mencukupi kebutuhan. Kondisi masyarakat Gang Kodir yang masih menerima pendapatan rendah dan masih ada yang belum bekerja namun kebutuhan hidup tetap harus terpenuhi membuat Salam Rancage yang merupakan salah satu pengusaha sosial di Kota Bogor tergerak untuk membantu dan merangkul masyarakat Gang Kodir melalui kegiatan menganyam. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020 dengan tujuan untuk menganalisis aktivitas pemberdayaan ekonomi menganyam dan menjelaskan manfaat pemberdayaan ekonomi menganyam di Gang Kodir, Kota Bogor. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan data sekunder dengan melibatkan sembilan informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat serangkaian aktivitas dalam kegiatan menganyam seperti melakukan persiapan kegiatan menganyam, mengetahui hambatan dalam menganyam, dan melakukan upaya mengatasi hambatan dalam menganyam, sehingga diharapkan penganyam dapat bekerja secara maksimal dan menikmati aktivitas barunya sebagai penganyam. Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat manfaat yang dirasakan Penganyam Gang Kodir yaitu perubahan perilaku yang menjadi lebih baik dan penganyam dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Kampung Gang Kodir is one of the densely populated area in Bogor City which has a narrow area and most of the people work as odd jobs, laborers, farmers, and housewives but the income earned sometimes still not able to cover the needs. The condition of Gang Kodir’s community who still earn low incomes and who have not worked but the needs must be fulfilled, have made Salam Rancage who is one of the social entrepreneurs in Bogor City willing to help and embrace the Gang Kodir’s community through weaving activities. This research was conducted in 2020 and this research aims to analyze weaving economic empowerment activity and explaining the benefits of weaving economic empowerment in Gang Kodir, Bogor City. The approach in this study uses a qualitative approach. The data was collected through in-depth interviews, observation, and secondary data by involving nine informants. The results of this research that there are activities in weaving activities such as preparing for weaving activities, knowing the obstacles in weaving, and making efforts to overcome obstacles in weaving, so that weavers are expected to work optimally and enjoy their new activities as weavers. The conclusion in this research shows that the benefits of weaving activities are that the behavior of the Gang Kodir’s weavers become better and they can cover the needs of life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sofia
"Tesis ini membahaspelaksanaan program pemberdayaan ekonomi sebagai strategi reintegrasi pasca konflik dengan mempelajari program pemberdayaan ekonomi BRA (Badan Reintegrasi Aceh) di Kab. Aceh Utara. Program tersebut dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga sekarang, dengan kelompok sasaran mantan kombatan, tahanan politik/narapidana politik, dan masyarakat korban konflik. Ditemukan bahwa program pemberdayaan ekonomi berhasil mendukung strategi reintegrasi pasca konflik dalam jangka pendek, namun tidak berhasil mengembangkan tujuan jangka panjang sebagai pemberdayaan masyarakat. Faktor pendukung yang ditemukan adalah: reintegrasi sebagai kesatuan; faktor keamanan; rasa memiliki; penetapan prioritas; dukungan internasional; dan kejujuran. Adapun faktor-faktor penghambat adalah: kurangnya kapasitas; keterbatasan waktu; keterbatasan anggaran; dan kurangnya dukungan pemerintah lokal.

This thesis discusses the implementation of economic empowerment program as a post-conflict reintegration strategy by studying economic empowerment program of BRA (Aceh Reintegration Agency) in North AcehRegency.The program was implemented from 2006 to present, whereas the target group are former combatants, political prisoners, and conflict-affected communities. It was found that the economic empowerment program is successful for supporting postconflict reintegration strategy in the short term, but failed to develop a long-term goal as empowerment. Supporting factors found are: reintegration as a whole concept; security; ownership, the hierarchy of priorities; international support, and accountability. The limiting factors are: capacity building; limitations of time, funding scarcity, and unresponsive local government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hanifa
"Program-program pemberdayaan ekonomi perempuan belum mampu melakukan transformasi sosial karena programnya yang women specific. Studi ini mengungkap pengalaman Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita PPSW Pasoendan dalam melibatkan laki-laki sebagai upaya mewujudkan transformasi sosial, terutama transformasi gender yang mana laki-laki sebagai aktor ikut berpartisipasi didalamnya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan usaha transformasi PPSW Pasoendan tidak mudah tetapi bisa dilakukan yang ditunjukkan oleh adanya program non spesifik laki-laki dan program spesifik laki-laki yang ternyata berdampak secara internal organisasi dan eksternal masyarakat dampingan. Dampaknya adalah meningkatnya kesadaran dan praktik keterlibatan laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak dan juga penghargaan terhadap otonomi tubuh perempuan. Dampak dari pelibatan laki-laki ini, tidak hanya terjadi pada program pemberdayaan ekonomi perempuan tetapi juga pada program kesehatan reproduksi dan kesehatan lingkungan yang dikelola PPSW Pasoendan.

Women 39 s economic empowerment programs have not been able to carry out social transformation because of the programs are women specific. This study sought to reveal the experience of Pasoendan Women 39 s Resources Development Center PPSW Pasoendan in involving men, as a social actor, to realize social transformation, especially gender transformation. The findings of this study show that the transformation process of PPSW Pasoendan is not easy, but it is possible as shown by the presence of non men specific program and men specific program that have significant impact both internally organizational and externally assisted community program beneficiaries. The participation of men in women 39 s economic empowerment programs have impacted three areas 1 increase men's participation in housework, 2 increase men's participation in childcare and 3 increase men's respect towards the autonomy of women's body reproductive rights. Those impacts are due to the involvement of men, not only on women 39 s economic empowerment programs but on other programs such as reproductive health and environmental health managed by PPSW Pasoendan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winuhoro Hanumbhawono
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas kebijakan dalam
pelaksanaan program Penanggulangan Kemiskinan Dengan Pemberdayaan Ekonomi
Umat Melalui Pondok Pesantren Dan Koperasi Pondok Pesantren. Maksud dari
program tersebut adalah untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan mengkoordinasikan, mensinergikan,
mengintegrasikan berbagai program dan kegiatan secara terpadu, guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat di pondok pesantren dan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan
dengan model analisa Analytical Hierarchy Process (AHP). Analisa memberikan
kesimpulan bahwa dua pokok kebijakan yang dinilai paling penting dalam
Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Pondok Pesantren dan Koperasi Pondok
Pesantren adalah memberikan dukungan pembiayaan usaha dan pengembangan SDM
dalam rangka pengembangan awal pemberdayaan ekonomi pondok pesantren.
Kebijakan prioritas selanjutnya adalah Penguatan Kelembagaan dan Penguatan
Kerjasama dalam rangka perkuatan pemberdayaan ekonomi pondok pesantren sehingga
mampu memberdayakan masyarakat sekitarnya. Rekomendasi berdasarkan analisa dan
kesimpulan adalah bahwa (1) dalam menetapkan pesantren sasaran program perlu
diperkuat basis data yang memadukan data pesantren, potensi wilayah, berikut profil
kemiskinan di wilayah tersebut; (2) perlu dipertimbangkan untuk memperoleh sumber
anggaran selain yang berasal dari APBN/APBD melalui kerjasama kemitraan dengan
dunia usaha dan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat, khususnya
bagi dukungan pembiayaan usaha dan pengembangan sumberdaya manusia pesantren;
(3) Kemenag perlu menjadikan program pemberdayaan ekonomi umat melalui pondok
pesantren dan koperasi pondok pesantren menjadi salah satu kegiatan atau program
prioritas kementerian, sampai pada tingkatan instansi vertikal di lingkungan Kemenag;
dan (4) Untuk memperluas cakupan Program Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui
Pondok Pesantren dan Koperasi Pondok Pesantren, perlu dipertimbangkan untuk
mengintegrasikan program ini dengan program penanggulangan kemiskinan lainnya.

ABSTRACT
Objective of this research is to find priorities of policy in implementation of Poverty
Allevation Policy Through Community Economic Empowerment By Pondok Pesantren
and Pondok Pesantren Cooperative, which aim to reducing poor people and to improve
well-being by coordinating, synergizing, and integrating programs and activities to
improving well-being of pondok pesantren and their surrounding community, using
analysis model of Analytical Hierarchy Process (AHP). Analysis lead to the conclusion
that two main policy in the implementation of Community Empowerment in Economic
By Pondok Pesantren and Pondok Pesantren Cooperative is Business Financing and
Human Resource Development to support the initial development of pesantren’s
economic empowerment. The next priority policy is Institutional Strengthening, and
Cooperation Strengthening to strengthen pesantren’s economic empowerment so they
can empower their local community. Recommendations based on the analysis and the
conclusion that combine pesantren’s data, potency of the region, and the poverty profile
of the region; (2) need to be considered to obtain financial resources apart from the
State/Region Budget through a partnership with the business and financial institutions
that manage a public funds, particularly for business financing support and human
resource development; (3) Kemenag need to make Community Economic
Empowerment By Pondok Pesantren and Pondok Pesantren Cooperative as a ministry‘s
priority program of activity, up to the level of their vertical institutions; (4) Should be
considered to integrate the program with other poverty allevation programs to expand
the scope of Community Economic Empowerment By Pondok Pesantren and Pondok
Pesantren Cooperative."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashabul Fahrozi Mujaddid
"Kondisi sosial ekonomi para nelayan di Kelurahan Kolakaasi menggambarkan aktivitas kerja, relasi dalam masyarakat dan pemanfaatan aset sebagai modal dalam mengembangkan kapasitas. Penelitian kondisi sosial ekonomi nelayan dilaksanakan untuk mennggambarkan aktivitas perekonomian dan situasi sosial masyarakat pesisir di Kelurahan Kolakaasi sebagai bentuk potensi dan pengembangan kapasitas untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi komunitas nelayan. Para nelayan Kapal Bagan melakukan aktivitas melaut pada kurun waktu 3 hingga 4 bulan di laut. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi nelayan tangkap bagan apung dan upaya nelayan dalam mengembangkan kapasitasnya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis deskriptif. Wawancara mendalam dilakukan dengan teknik purposive sampling pada kriteria nelayan tangkap pemilik Bagan Apung dan buruh nelayan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi sosial ekonomi nelayan dideskripsikan oleh beberapa indikator. Pertama, identitas nelayan pemilik kapal bagan memiliki karakteristik sebagai commercial fisher pada usaha komersial karena status pemilik kapal mampu mengatur manajemen operasional kegiatan penangkapan ikan dan pola kerja anak buah kapal. Strategi pemasaran dilaksanakan pada sektor lokal, domestik, dan ekspor. Nelayan pemilik kapal motor memiliki karakteristik sebagai post peasant fisher dengan usaha post tradisional karena memanfaatkan aset yang dimiliki sebagai akomodasi operasional kerja nelayan bagan apung. Buruh nelayan memiliki karakteristik peasant fisher atau subsistence fisher dengan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kedua, nelayan memiliki aset yang digunakan dalam bekerja seperti kapal operasional dan alat-alat penangkapan ikan sebagai modal fisik, keterampilan kerja sebagai nelayan dan manajemen penangkapan ikan sebagai modal manusia, dan memanfaatkan kelompok nelayan sebagai sumber swadaya dan modal sosial. Ketiga, modal ekonomi nelayan dideskripsikan dengan pengelolaan aset finansial yang diperoleh dari hasil melaut dan selain melaut. Adapun pengembangan kapasitas nelayan dideskripsikan dengan pengembangan tingkat individu sebagai kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang diperoleh dari penyuluhan dan pengalaman kerja. Kemudian pengembangan tingkat institusional yang berupa pengembangan kelompok nelayan dalam meningkatkan mekanisme kerja dan diskusi kelompok. Serta pengembangan tingkat sistem dengan pemanfaatan teknologi dan alat-alat penangkapan ikan, kapasitas dalam strategi kepemimpinan, dan interaksi sosial nelayan.

The socioeconomic condition of fishermen in Kolakaasi Village describes work activities, relationships in the community and the utilization of assets as capital in developing capacity. Research on the socioeconomic condition of fishermen was carried out to describe the economic activities and social situation of coastal communities in Kolakaasi Village as a form of potential and capacity building to realize community empowerment, especially for the fishing community. They worked in three to four months at the sea. The purpose of this research is to describe the socio-economic conditions of floating chart fishing fishermen and the efforts of fishermen in developing their capacity. This research was conducted using qualitative methods with descriptive types. In-depth interviews were conducted using purposive sampling technique on the criteria of catch fishermen who are floating chart owners and fishermen laborers. The results showed that the fishermen's socio-economic conditions were described by several indicators. First, the identity of the fisherman who owns the floating chart has characteristics as a commercial fisher in a commercial business because the status of the ship owner is able to regulate the operational management of fishing activities and the work patterns of the crew. The marketing strategy is implemented in the local, domestic and export sectors. Fishermen who own motor boats have characteristics as post peasant fisher with traditional post businesses because they use their assets as operational accommodation for floating chart fishermen. Fishermen workers have the characteristics of peasant fisher or subsistence fisher by earning a living to meet their daily needs. Second, fishermen have assets that are used in work, such as operational boats and fishing gear as physical capital, work skills as fishermen and fishing management as human capital, and utilize fishermen groups as a source of self-help and social capital. Third, the economic capital of fishermen is described by the management of financial assets obtained from fishing and other than fishing. The development of fishermen's capacity is described by individual level development as the capacity of human resources (HR) obtained from counseling and work experience. Then the institutional level development in the form of developing fishermen groups in improving work mechanisms and group discussions. As well as developing the system level by utilizing fishing technology and tools, capacity in leadership strategies, and fishermen's social interactions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putih Ayu Perani
"TB paru merupakan salah satu prioritas nasional di Indonesia, karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi, serta sering mengakibatkan kematian (Riskesdas, 2013). Di Wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara tahun 2013, jumlah penderita TB paru sebanyak 54 orang dan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor tahun 2013, dari 9.649 rumah masih terdapat 2.588 rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit tuberkulosis.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan rumah dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara. Selain itu, melihat pengaruh faktor karakteristik individu (umur, pendidikan, status gizi dan jenis kelamin) terhadap kejadian TB paru.
Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah kasus control. Subjek penelitian pada kelompok kasus adalah penderita TB paru BTA (+) yang berusia 15 tahun keatas yang terdata dalam register Puskesmas (Januari-Desember 2013). Sedangkan, kelompok kontrol adalah sebagian tetangga kelompok kasus yang mempunyai riwayat tidak menderita TB paru dengan karakteristik yang kurang lebih sama dengan kelompok kasus seperti usia, jenis kelamin.
Hasil : Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi lingkungan rumah yang berisiko terhadap kejadian TB paru adalah ventilasi (p = 0,011, OR = 5,464), pencahayaan (p = 0,043, OR = 4,030), kelembaban (p = 0,002, OR = 8,143) dan kepadatan hunian (p = 0,043, OR = 4,030). Sedangkan, karakteristik individu yang mempengaruhi kejadian TB paru adalah pendidikan (p = 0,048, OR = 3,778).
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara kondisi lingkungan rumah (ventilasi, pencahayaan, kelembaban dan kepadatan hunian dengan kejadian TB paru. Selain itu, pendidikan juga memiliki hubungan dengan kejadian TB paru.

Pulmonary tuberculosis is one of the national priorities in Indonesia, because the wide-ranging impact on quality of life and economy, and often result in death. Based on data from Health Center Bogor Utara in 2013, there were 54 people suffered pulmonary tuberculosis and based on the data of Bogor City Health Department in 2013, from 9649 there is still 2,588 houses that not qualify as healthy houses, where it is a risk factor for pulmonary tuberculosis.
Objective : This study aims to determine the relationship between environmental conditions of house (house ventilation, temperature and humidity of house, residential density of house, lighting and type of wall and floor) with the incidence of pulmonary tuberculosis in the work area of Health Center Bogor Utara. Researcher also relates some covariate factors such as characteristics of individual (age, education, nutritional status and gender) to the research.
Method : The design study is a case control with subjects in cases group are patients with pulmonary TB aged above 15 years were recorded in the register data The Health Center (January-December 2013). Meanwhile, the control group are neighbors case’s group who didn’t have a history of suffering from pulmonary TB with more or less have the same characteristics with cases such as age and gender.
Result : From the research found that the environmental conditions of house is at risk on the occurrence of pulmonary tuberculosis is ventilated house (p = 0,011, OR = 5,464), lighting (p = 0,043, OR = 4,030), humidity (p = 0,002, OR = 8,143) and residential density of house (p = 0,043, OR = 4,030).
Conclusion : This study concluded that there is a relationship between the environmental conditions of house (ventilation, lighting, humidity and residential density of house) with pulmonary tuberculosis incidence. Moreover, education also has a relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Azzahrah
"Penelitian ini membahas mengenai manfaat penanaman nilai Islam dalam pendampingan pemberdayaan ekonomi yang dirasakan oleh mitra Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat penanaman nilai Islam dalam pendampingan pemberdayaan ekonomi bagi keberlanjutan usaha mitra adalah timbulnya dorongan dalam menjalankan usaha, timbulnya keyakinan bahwa ibadah sebagai upaya mencapai keberkahan hidup, dan timbulnya etos kerja yang sesuai dengan nilai Islam. Dari manfaat-manfaat ini berkontribusi pada penguatan aspek spiritual mitra dan juga penguatan mental wirausaha mitra dalam menjalankan usahanya.
Kata Kunci : penanaman nilai Islam, manfaat, spiritual, kewirausahaan, keberlanjutan usaha.

This thesis discusses about the benefit of planting Islamic values in assistance of economic empowerment that felt by the community Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. This thesis used a qualitative descriptive approach.
The results showed that the benefits of planting of Islamic values in assisting economic empowerment partner for sustainability efforts is the emergence of a boost in running the business, the emergence of the belief that worship an attempt to attain the blessings of life, and the incidence of work ethic in accordance with Islamic values of these benefits contribute to the strengthening of the spiritual aspect of partners and also strengthening the entrepreneurial mental of partners in business.
"
2016
S61736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Husna Natanegara
"Penelitian ini menyajikan hubungan kredit UMKM dan pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2010-2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil dari penyaluran kredit UMKM demi mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti yang tertera pada New Economic Policy Package 2007 dan financial inclusion Indonesia 2012. Penelitian ini menggunakan metode data panel dengan 33 provinsi di Indonesia dan rentang waktu 4 tahun, hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kredit UMKM, kredit non UMKM, suku bunga riil, dan infrastruktur dengan pertumbuhan ekonomi. Namun tidak ada hubungan signifikan antara tenaga kerja dan pertumuhan ekonomi regional. Hasil menunjukkan terdapat signifikansi positif yang kuat antara kredit UMKM dan pertumbuhan ekonomi regional. Hal tersebut mengindikasikan rencana Pemerintah RI sudah menuju ke arah yang benar, tetapi masih dibutuhkan pembenahan upaya-upaya penyaluran kredit UMKM agar dampaknya ke perekonomian dapat ditingkatkan.

This study presents relations between SME loans and economic growth in Indonesia period 2010-2013. The main objective of this study is to evaluate the results of MSME loan portfolio in order to achieve economic growth as stated in the New Economic Policy of 2007 and financial inclusion Package Indonesia 2012. This study uses panel data of 33 provinces in Indonesia and a time span of 4 years, the results indicate that there is a significant correlation between SME loans, non MSME credit, real interest rates, and infrastructure to economic growth. However, there is no significant relation between labor and regional economic growth. Results showed that there was a strong positive significance between MSMEs and regional economic growth. This indicates that the strategy developed by Indonesian government is heading to the right direction, but still need much effort MSME loan program in order to achieve greater impact on the economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacob Peniel Ninu
"Terintegrasinya kota Jakarta ke dalam sistem ekonomi kapitalis global telah membawa perubahan sosio ekonomi dan budaya pada masyarakat Kota Jakarta dan sekitarnya. Desa Jabon Mekar, kecamatan Parung, Kabupaten Bogor Jawa Barat yang dikategorikan dalam wilayah kota-desa merupakan satu wilayah yang tipikal karena perkembangannya tergantung dari pengaruh kota Jakarta. Selain itu letaknya diantara Jakarta sebagai kota inti dan Bogor sebagai kota penyangga dan dilalui jalur transportasi, komunikasi, kelistrikan tentu membawa perubahaan dalam wilayah ini.
Yang menjadi permasalahan dalam penilitian ini adalah bagaimana perubahan sosio ekonomi dan budaya masyarakat desa Jabon Mekar yang dikategorikan sebagai kotadesa sebelum dan setelah tahun 1990.
Peneitian ini menggunakan metode kualitatif sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan studi lapangan yang meliputi wawancara mendalam dengan informasi kunci sepertia parat desa, tokoh informal dan masyarakat. Selain itu peneliti melaksanakan penelitian tak terlibat terhadap kehidupan masyarakat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terintegrasinya desa Jabon Mekar ke dalam pengaruh Jakarta telah membawa perubahan dalam bidang sosio ekonomi dan budaya yang ditandai dengan:
1) Berubahnya pola mata pencaharian masyarakat desa yang sebelumnya didominasi oleh aktivitas pertanian
2. Adanya perubahan dalam bidang sosial politik yang ditandai dengan perubahan dukungan atau simpatisan dari sehagian masyarakat terhadap partai Golongan Karya (GOLKAR), adanya perubahan struktur kelembagaan di desa.
3. Adanya perubahan dalam pola perilaku yang meliputi perubaban dalam praktekkeagamaan, gaya hidup anak muda, gotong royong, Pcrubahan status sosfal (perempuan), perubahan perilaku konsumsi, sikap atau perilaku anak terhadap orang tua, pcrubahan hubungan sosial (ketetanggaan).
4. Adanya perubahan status kepemilikan tanah dan tata guna tanah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T4966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Beta Maulida
"ABSTRAK
Kemiskinan masih menjadi masalah utama di Indonesia. Salah satu penyebab masyarakat tidak bisa keluar dari kemiskinan adalah sulitnya sarana dan akses modal bagi masyarakat miskin. Pengentasan kemiskinan merupakan proses yang sulit, sehingga dibutuhkan model pemberdayaan yang baik. Alternatifnya adalah pendayagunaan dana zakat untuk pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga zakat. Salah satunya adalah LAZNAS Al Azhar dengan program pemberdayaan ekonomi ldquo;Sejuta Berdaya rdquo;. Skripsi ini ingin melihat bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat desa yang dilakukan oleh LAZNAS Al Azhar, dengan studi kasus di Candali dan di Pengasinan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan ekonomi dengan lembaga zakat dapat mengurangi kemiskinan yang ada di masyarakat.

ABSTRACT
Poverty is still a major problem in Indonesia. One of the causes of society can rsquo t get out of poverty is the difficulty of facilities and access to capital for the poor. Poverty alleviation is a difficult process, so a good empowerment model is needed. The alternative is the utilization of zakat funds for empowerment conducted by zakat institutions. One of them is LAZNAS Al Azhar with Sejuta Berdaya economic empowerment program. This thesis wants to see how the economic empowerment of rural community conducted by LAZNAS Al Azhar, with case study in Candali and Pengasinan. This research is a qualitative research with descriptive design. The results showed that economic empowerment with zakat institutions can reduce poverty in the community."
2017
S67406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>