Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Rizky Hidayat
"Skripsi ini membahas tentang bentuk dan manfaat dukungan sosial dari orang tua asuh kepada anak berhadapan dengan hukum yang sedang menjalani proses rehabilitasi sosial di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Adapun pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu Maret-Mei 2021 melalui wawancara dengan 13 informan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari ketua layanan dan rehabilitasi sosial, orang tua asuh, pekerja sosial, dan juga anak berhadapan dengan hukum itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal ini orang tua asuh BRSAMPK Handayani Jakarta memberikan sejumlah dukungan sosial kepada anak dalam berbagai bentuk. Adapun bentuk-bentuk dukungan sosial tersebut yakni dukungan emosional berupa pemberian afeksi dari orang tua asuh, kemudian dukungan penghargaan berupa pemberian kalimat positif untuk anak, dukungan instrumental berupa pemberian reward dari orang tua asuh, dan juga dukungan informatif berupa masukan dan saran dari orang tua asuh untuk anak. Adapun berdasarkan pada temuan lapangan yang ada, diketahui bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua asuh tersebut memiliki manfaat serta kontribusi terhadap kelekatan yang terbangun antara orang tua asuh dengan anak. Selain itu juga diketahui bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua asuh kepada anak berhadapan dengan hukum juga berkontribusi terhadap keterbukaan anak dengan orang tua asuh, spiritualitas dalam diri anak, dan juga perubahan dalam diri anak dalam kaitannya dengan proses rehabilitasi sosial yang dijalankan.

This thesis discusses the forms and benefits of social support from foster parents to children in conflict with the law who are undergoing a social rehabilitation process at the Center for Social Rehabilitation of Children in Need of Special Protection (BRSAMPK) Handayani Jakarta. This research is a qualitative research with a descriptive design. The data collection in this study was carried out in the period March-May 2021 through interviews with 13 informants. Informants in this study consisted of heads of social services and rehabilitation, foster parents, social workers, and also children dealing with the law itself. The results showed that in this case the foster parents at BRSAMPK Handayani Jakarta provided a number of social supports to children in various forms. The forms of social support are emotional support in the form of giving affection from foster parents, then award support in the form of giving positive sentences for children, instrumental support in the form of giving rewards from foster parents, and also informative support in the form of input and suggestions from foster parents. for children. Based on the existing field findings, it is known that the social support provided by the foster parents has benefits and contributes to the attachment that is built between foster parents and children. In addition, it is also known that the social support provided by foster parents to children in conflict with the law also contributes to the openness of children to foster parents, spirituality in children, and also changes in children in relation to the social rehabilitation process carried out.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muji Novrita Surahmi
"Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani merupakan pilot project kehadiran negara dalam penanganan anak dan perempuan terpapar terorisme. Penelitian ini meneliti tentang implementasi program deradikalisasi dengan studi kelembagaan pada pada Balai Handayani. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan subjek penelitian adalah warga binaan sosial ibu dan anak yang terpapar terorisme di Balai Handayani. Awalnya balai ini merupakan Panti Sosial dan bertransformasi menjadi Balai pada awal tahun 2018. Penelitian ini menemukan adanya celah dari tahapan awal deradikalisasi yaitu dari tahap identifikasi menuju tahapan resosialisasi. Teori Implementasi, Manajemen Organisasi Birokrasi dan Kerjasama digunakan dalam mengidentifikasi celah pada proses deradikalisasi yang berfokus pada kelembagaan BRSAMPK Handayani. Komunikasi, keterbatasan sumber daya baik anggaran dan sumber daya manusia, ketidakjelasan disposisi dan struktur birokrasi yang terfragmentasi menjadi hambatan resosialisasi berjalan secara optimal. Kerjasama yang diamati antara BNPT, Balai Handayani di bawah Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri ditemui pola kerjasama yang terjadi hanya setingkat koordinasi dan belum meningkat dalam tahap kolaborasi sehingga menjadi hambatan. Belum optimalnya resosialisasi ini memiliki dampak residivisme bagi mantan warga binaan sosial di BRSAMPK Handayani. 

The Handayani Social Rehabilitation Center for Children with Special Protection Needs (BRSAMPK Handayani) is a pilot project for the states participation in handling radicalized women and children. This thesis research is about the implementation of deradicalization program by institutional studies on Handayani Social Rehab Center. This Research utilizes qualitative method and the subject of the research are the fostered women and children that has been exposed to terrorism that are under Handayanis care. In the beginning, this social rehab center was a Social Home and transformed into a Rehab Center in the beginning of 2018. This research found that there is a gap between the beginning of deradicalization program which is from the identification phase toward resocialization phase. Implementation Theory, bureaucracy Management and Cooperation Theory are used in order to identify the gap in deradicalization process that focus in the institution of BRSAMPK Handayani. Communication, lack of resoursces, the unclear disposition and fragmented bureaucracy structure become a hurdle for the resocialization to optimally implemented. The Cooperation that happened between BNPT, Handayani/The Ministry of Social, The Ministry of Home Affairs only happens in coordination level and hasnt progressed into collaboration and thus it becomes a hurdle. The inoptimal resocialization has recidivism effect for former fostered person in BRSAMPK Handayani."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Terorisme, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinontoan, Petro Mario
"Skripsi ini membahas peran orangtua asuh dalam merubah perilaku Anak Berhadapan Hukum (ABH), selama berjalannya masa kepengasuhan ABH oleh Orang Tua Asuh yang menjadi orang tua pengganti ABH di masing-masing asrama Sentra Handayani. Penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk melihat peran orang tua asuh dalam merubah perilaku ABH, dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh orang tua asuh dalam merubah perilaku ABH. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain deskriptif. Pengambilan data yang ditetapkan dengan purposive sampling yang mana penetapan sampel yang akan dijadikan informan penelitian merupakan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian, dan sampel tersebut sudah ada di lapangan dengan menyesuaikan data apa saja yang dicari. Maka dari itu, peneliti langsung menetapkan informan penelitian, dengan kriteria informan berjumlah 11 informan secara keseluruhan yang mana informan penelitian itu dibagi menjadi 3 macam, yaitu informan orang tua asuh, informan anak asuh atau ABH, informan pekerja sosial. Informan orang tua asuh sejumlah 4 orang tua asuh laki-laki dari masing-masing asrama yang memiliki Anak asuh (ABH) untuk memenuhi kriteria tujuan penelitian, sama halnya dengan 6 informan ABH laki-laki yang tinggal di asrama yang berbeda sebagai pemenuhan data atas tujuan penelitian, dan 1 informan laki-laki yang menjadi pekerja sosial sebagai informan pendukung.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan adanya Peran Orang Tua Asuh dalam Merubah Perilaku dan adanya Perubahan perilaku yang dimiliki ABH baik dari awal menempati lembaga sampai dengan saat ini, upaya pemenuhan peran orang tua asuh ada, karena orang tua asuh memenuhi kebutuhan ABH dengan mengembangkan kedisplinan diri dan mengajarkan keterampilan diri. Sehingga ABH menjadi disiplin atas waktu dan kegiatan yang dijalani, pada hasil penelitian ini pun kendala dari orang tua asuh adalah orang tua asuh selama berjalannya kepengasuhan memerlukan kesabaran dan perlahan dalam mengasuh ABH, sehingga orang tua asuh dapat menangani dengan baik, ketika ABH atau anak asuhannya bosan dan malas.

The focus of this study is discusses about the role of foster in changing child in conflict with law, during the nurturing course of child in conflict with law’s care by foster parents who become the subtitute of child in conflict with law’s biological parents, that nurturing care in each dormitory in Sentra Handayani. This research aimed to look at the role of foster parents in changing behavior child in contact with law and what kind of obstacles that foster parents felt in changing their foster child (child in contact with law) behavior. This is research is qualitative research with descriptive design. The collection of research’s data was determined by purposive sampling in which the determination of the sample that would be used as informant was a sample that was in accrodance with the research objectives, and the sample was already in the filed by adjusting what data was sought. Therefore, the researcher immediately determined informants within, criteria of informants as per as total 11 informants in which the research’s informant were divided into 3 types, namely foster parent informants, foster child informants or child in contact with law, and social worker informant. Foster parent informants were 4 male foster parent informants from each dormitory who had foster children (child in contact in law) to fulfill the research objective criteria, as well as 6 male child in contact with law informants living in different dormitories as fata fulfillment for research purposes, and 1 male social worker informant as a supporting informant.
The result of this study reveal that, there is a role for foster parents in changing behavior and there is a change in behavior that child in contact with law had from beginning occupy in Sentra Handayani until now, after that the existing of foster parents’s role that fulfilled, because foster parents fulfill their foster child needs by developing self discipline and taught their foster child a skill. Then child in contact with law becomes disciplined over the time and activities undertaken, in the results of this study there, foster parent’s obstacle during parenting require patience and slowly in caring child in contact in law, so that foster parents can handle it well, when child in contact in law bored and lazy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Khairunnisa
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti peran orang tua/wali dalam proses rehabilitasi sosial ABH, serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat orang tua/wali untuk berperan dalam proses rehabilitasi sosial ABH di PSMP Handayani. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur. Penelitian menunjukkan bahwa orang tua/wali terlibat dalam ke-tujuh tahapan rehabilitasi sosial ABH di PSMP Handayani, dan menjalankan perannya sebagai mediator, advokat, fasilitator, motivator, evaluator, dan juga edukator.

ABSTRACT
This research examines the role of parents/guardians on the process of social rehabilitation for Children in Conflict with the Law, and also supporting and restricting factors of parental roles on the process of social rehablitation of Children in Conflict with the Law at PSMP Handayani. This descriptive research uses qualitative approach. Data collection methods used for this research are observation, in-depth interview, and literature study. The research shows parents/guardians are involved in the seven steps of social rehabilitation of Children in Conflict with the Law at PSMP Handayani. They carry the role as mediator, advocate, facilitator, motivator, evaluator, and also educator.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Juliansyah
"Penelitian ini menjelaskan mengenai tahapan proses rehabilitasi sosial AN/ABH. Rehabilitasi sosial AN/ABH dilaksanakan untuk merubah perilaku klien AN/ABH agar dapat kembali berfungsi sosial. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan studi deksriptif di PSMP Handayani. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses rehabilitasi sosial AN/ABH di Panti sosial rehabilitasi, dilaksanankan dalam delapan tahapan proses rehabilitasi, yaitu tahap pendekatanan awal, penerimaan, assesmen, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi, resosialisasi, bimbingan lanjut, dan terminasi. Dalam pelaksanannya terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses rehabilitasi sosial AB/ABH yang dilakukan oleh PSMP Handayani.

This study describes the stages of the implementation process of social rehabilitation of juvenile delinquents and children in conflict with the law. Social rehabilitation carried out to change the behavior of the client. The method used was qualitative research methods with descriptive studies in PSMP Handyani. The results showed that social rehabilitation at the center of social rehabilitation, divided into eight phases of the rehabilitation process, the initial approach phase, admission, assessment, planning, intervention, implementation of interventions, resocialization, further guidance, and termination. In its implementation there are factors inhibiting and supporting the social rehabilitation process conducted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindy Salsabila Ma`mun
"Kecemasan dan ketidakstabilan emosi sering terjadi pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal ini karena banyaknya tuntutan dan kesulitan yang mereka hadapi sehingga diperlukan perhatian dan dukungan, terutama dari orang tua asuhnya. Dengan berbagai gejolak emosi yang dihadapi remaja, pengungkapan diri atau self-disclosure diperlukan. Remaja panti asuhan akan mengungkapkan diri ketika percaya dan nyaman dengan orang tua asuhnya, yang didukung dengan pemberian dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan dukungan sosial orang tua asuh dan self-disclosure remaja panti asuhan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan jumlah responden sebanyak 55 anak berusia 10-21 di Yayasan Panti Asuhan Hidayatullah Depok. Alat ukur dukungan sosial yang digunakan disusun berdasarkan teori House (1981) yang menganalisis dukungan sosial dari 4 aspek yaitu emosional, instrumental, informasi, dan penghargaan dan self-disclosure menggunakan Jourard Self-disclosure Questionnaire dari Jourard (1971). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 52,7% responden memiliki tingkat self-disclosure rendah dan 63,6% responden memiliki tingkat dukungan sosial orang tua asuh dalam kategori sedang. Hasil uji bivariat menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,577 dan p-value 0,001. Hasil tersebut disimpulkan bahwa adanya hubungan yang cukup dan signifikan dengan arah hubungan positif, di mana semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi self-disclosure yang dilakukan oleh remaja panti asuhan.

Anxiety and emotional instability are common among adolescents living in orphanages. This is due to the many demands and difficulties they face that require attention and support, especially from their foster parents. With the various emotional turmoil faced by adolescents, self-disclosure is necessary. Adolescents in orphanages will self-disclose when they trust and are comfortable with their foster parents, supported by the provision of social support. This study examines the relationship between foster parents' social support and orphanage adolescents' self-disclosure. This study used a descriptive quantitative approach with 55 respondents aged 10-21 at Hidayatullah Orphanage Foundation Depok. The social support measuring instrument used was prepared based on House's theory (1981) which analyzes social support from 4 aspects: emotional, instrumental, information, and appreciation and self-disclosure using the Jourard Self-disclosure Questionnaire from Jourard (1971). The results of univariate analysis showed that 52.7% of respondents had a low level of self-disclosure and 63.6% of respondents had a moderate level of social support from foster parents. The bivariate test results showed a correlation coefficient of 0.577 and a p-value of 0.001. These results concluded that there is a sufficient and significant relationship with a positive relationship direction, where the higher the social support, the higher the self-disclosure made by adolescents in orphanages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
April Novita Dewi
"Skripsi ini membahas tentang gambaran pelaksanaan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua asuh terhadap penerima manfaat di PSBR Bambu Apus serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengasuhan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan pelaksanaan pengasuhan di PSBR Bambu Apus dilakukan melalui pemberian kebutuhan dasar (pengasuhan secara fisik) dan pengasuhan secara emosional. Adapun kendala dalam pelaksanaan pengasuhan ini meliputi keterbatasan sumber daya manusia (SDM), keterbatasan fasilitas, serta kurangnya pemahaman pengasuhan oleh orang tua asuh di PSBR Bambu Apus.

This thesis discuses about the process of parenting by foster parents to the beneficiaries of PSBR Bambu Apus, and the constraints that encountered in implementation of parenting. This research uses a qualitative approach and descriptive research method. The results illustrate the implementation of parenting in PSBR Bambu Apus through provide the basic needs (physical parenting) and emotional parenting. Then the constraints in the implementation of parenting in PSBR Bambu Apus include lack of human resources, limitations of facilities, and lack of knowledge about parenting by foster parents in PSBR Bambu Apus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Macika Aradinsya Patty
"Anak yang Berhadapan dengan Hukum ditempatkan pada Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) untuk menjalani rehabilitasi sosial dan menyandang status sebagai ABH. Kasus yang melibatkan ABH mengakibatkan munculnya stigma negatif dari lingkungan sekitar anak, ABH seringkali dianggap sebagai anak nakal terutama pada ABH yang berstatus sebagai pelaku. Stigma negatif berpengaruh pada kurangnya rasa percaya diri anak. Kurangnya rasa percaya diri pada ABH memungkinkan terlibatnya kembali anak dalam tindakan hukum setelah masa rehabilitasi, khususnya jika anak merasa kurang percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Sedangkan semestinya, anak memiliki rasa percaya diri sehingga dapat mengembangkan kemampuan maupun keterampilan yang dimiliki untuk hal positif seperti melanjutkan pendidikan dan menghindari kembali terjadinya keterlibatan dengan hukum. Untuk dapat meningkatkan maupun menumbuhkan rasa percaya diri pada ABH, Pekerja Sosial dalam LPKS memiliki peran penting. Salah satu peran Pekerja Sosial dalam rehabilitasi sosial adalah untuk mengembalikan kepercayaan diri anak untuk menumbuhkan rasa optimis pada anak terhadap masa depannya setelah rehabilitasi. ABH saat awal masuk lembaga tergolong kurang percaya diri berdasarkan perilaku ABH yang cenderung menarik diri, kurang mampu mengungkapkan perasaan dan keluhan yang dirasakan, serta kurang aktif dalam berpendapat di kegiatan berkelompok. Maka dari itu, terdapat urgensi untuk dapat meneliti bagaimana pekerja sosial berperan dan berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri pada ABH. Penelitian ini membahas tentang upaya Pekerja Sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama 16 bulan sejak September 2022 s/d Desember 2023, dimulai dari proses perizinan, pengambilan data hingga penulisan laporan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui kondisi kepercayaan diri ABH di Sentra Handayani dan mengetahui bagaimana pekerja sosial berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri ABH selama rehabilitasi. Untuk dapat memenuhi tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu, wawancara, observasi dan studi literatur. Penelitian ini melibatkan setidaknya empat belas informan yang diwawancarai yang terdiri dari lima orang Pekerja Sosial, enam orang Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Psikolog Lembaga, Koordinator Residensial, dan Penanggungjawab Residen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH melalui pemberian konseling individu, bimbingan sosial dan kegiatan vokasional. Dalam meningkatkan kepercayaan diri ABH, Pekerja Sosial berperan sebagai konselor, edukator, fasilitator dan broker. Dalam ketiga kegiatan tersebut, Pekerja Sosial memberikan motivasi, apresiasi dan membuat ABH mampu mengemukakan pendapat, perasaan serta kesulitan yang dialami selama masa rehabilitasi serta mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan selama rehabilitasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Setelah mendapatkan dukungan dari Pekerja Sosial, kepercayaan diri ABH diperlihatkan melalui ABH yang lebih mudah terbuka dalam konseling individu, mampu mengungkapkan perasaan dan kesulitannya serta aktif berpartisipasi dalam diskusi kelompok saat bimbingan sosial.

Children in Conflict with the Law (CICL) are placed in the Social Welfare Institution to undergo social rehabilitation and have the status of CICL. Cases involving CICL result in the emergence of negative stigma from the environment around children, CICL are often considered as delinquents, especially for ABH who are offenders. Negative stigma affects children's lack of self-confidence. Lack of self-confidence in CICL allows them to be re-involved in legal action after the rehabilitation period, especially if the child lacks self-confidence and is not sure of their abilities or potential. Children should have self-confidence so that they can develop their abilities and skills for positive things such as continuing their education and avoiding re-involvement with the law. To be able to increase or foster CICL’s self-confidence, Social Workers in Social Welfare Institution have an important role. One of the roles of Social Workers in social rehabilitation is to restore children's confidence to create a sense of optimism in children about their future after rehabilitation. CICL when they first entered the institution were classified as lacking confidence based on their behavior, which tended to be withdrawn, less able to express their feelings and complaints, and less active in expressing their opinions in group activities. Therefore, there is an urgency to be able to examine how social workers play a role and try to increase CICL’s self-confidence during rehabilitation. This research discusses the efforts of Social Workers in increasing self-confidence of Children in Conflict with the Law during rehabilitation period. This research uses a qualitative approach with descriptive type of research. This research was conducted for 16 months from September 2022 to December 2023, starting from the licensing process, data collection to writing research reports. This research objective is to identify self-confidence of CICL in Sentra Handayani and to identify Social Worker’s role in increasing CICL’s self-confidence during rehabilitation. To be able to fulfill the research objectives, this research uses three ways, which are interviews, observations and literature studies. This research uses a qualitative approach with descriptive research type. At least fourteen informants were involved in this research to be interviewed, including five Social Workers, six Children in Conflict with the Law, Institution Psychologist, Residential Coordinators, and Resident in Charge. Results showed that Social Workers efforts in increasing CICL self-confidence provided through individual counselling, social guidance and vocational activities. In increasing self-confidence of CICL, Social Workers acts as counsellors, educators, facilitators and brokers. In these three activities, Social Workers provide motivation, appreciation, and make CICL able to express their opinions, feelings and difficulties experienced during the rehabilitation period also encourage children to actively participate in activities during rehabilitation to grow children’s self-confidence. After receiving support from Social Workers, CICL's confidence is shown through ABH who are more open in individual counseling, able to express their feelings and difficulties and actively participate in group discussions during social guidance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninda Permata Khairani
"Skripsi ini membahas mengenai dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua terhadap anak dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di TK Labschool Jakarta. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk dukungan sosial orang tua terhadap anak dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di TK Labschool Jakarta; (2) mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat pemberian dukungan sosial orang tua terhadap anak dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di TK Labschool Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan sejak April hingga Juli 2021, melalui wawancara mendalam secara daring dengan para informan yaitu wakil kepala sekolah, guru, orang tua, dan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua terhadap anak yaitu meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Faktor pendorong dalam pemberian dukungan sosial oleh orang tua selama PJJ diantaranya adalah harapan orang tua agar anak dapat beradaptasi dalam sistem sekolah online, kekhawatiran orang tua bahwa anak akan kesulitan jika tidak didampingi karena anak masih berada di jenjang TK, dan terkait dengan tuntutan anak kedepannya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah gangguan jaringan internet, kesibukan orang tua, dan kesulitan orang tua untuk menahan dan melatih kesabaran.

This thesis discusses about the social support provided by parents for their children during the implementation of Distance Learning (PJJ) at TK Labschool Jakarta. The objectives of this research are: (1) to describe the forms of parental social support for children during the implementation of Distance Learning (PJJ) at TK Labschool Jakarta; (2) to describe the motivating and inhibiting factors for providing parental social support to children during the implementation of Distance Learning (PJJ) at TK Labschool Jakarta. This research uses a qualitative approach and the type of descriptive research. This research was conducted from April to July 2021, through in-depth online interviews with informants, namely vice principal, teachers, parents, and children. The results showed that the forms of social support provided by parents to children include emotional support, appreciation support, instrumental support, and informational support. Factors that drive the parents in providing social support during Distance Learning (PJJ) include these matters: parents' expectations towards their children’s ability to adapt to the online-school system, parents' concerns on their children’s ability to study online by themselves since the children are still at Kindergarten level, and other things related to the demands of their children in the future. While the inhibiting factors are internet network disturbances, busy parents, and parents' difficulties in holding back themselves and practice patience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Ivan Martin
"Penelitian ini membahas tentang dukungan psikososial yang diberikan oleh Pekerja Sosial kepada anak berhadapan dengan hukum selama masa rehabilitasi. Hal ini menjadi upaya Pekerja Sosial untuk memulihkan keberfungsian sosial anak agar dapat berperan kembali dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam secara semi terstruktur, studi literatur tersistematis, diskusi kelompok terpumpun, dan observasi. Penelitian ini melibatkan setidaknya 13 informan, yang terdiri dari 6 Pekerja Sosial, 6 anak berhadapan dengan hukum (ABH), dan Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial. Sebagai pendukung, peneliti turut melibatkan Psikolog dalam penggalian data. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat ragam bentuk dukungan psikososial yang diberikan oleh Pekerja Sosial kepada ABH selama masa rehabilitasi sosial. Bentuk dukungan psikososial dapat diberikan melalui kegiatan bermain bersama, pelantunan musik, dan kegiatan kesenian yang diperuntukkan bagi ABH berusia di bawah 15 tahun. Selain itu, layanan dukungan psikososial juga dapat diberikan melalui kegiatan terapi psikososial. Kegiatan vokasional dan konseling juga menjadi alternatif dukungan bagi ABH. Dari berbagai bentuk dukungan psikososial yang diberikan, diketahui berdampak positif terhadap perkembangan anak secara psikologis dan sosial selama masa rehabilitasi di Sentra Handayani. Mulai dari ABH memiliki keterampilan vokasional, manajemen emosi yang baik, kemampuan adaptasi dan sosialisasi yang optimal, hingga pulihnya dari rasa trauma dan stres yang dialami. Oleh sebab itu, ABH menjadi berfungsi kembali secara sosial dan dapat berperan dalam lingkungan masyarakat.

This study discusses at the type of psychosocial support that Social Workers typically provide to children who have run afoul of the law during their rehabilitation period. This is one of the Social Worker's efforts to restore their social functioning so that they can play a role in society once the process of social reintegration has begun. This study employs a qualitative approach with descriptive research. In-depth semi-structured interviews, systematic literature studies, focus group discussion, and observation are also used in this study to collect data. At least there 13 informants were involved in this study, including 6 Social Workers, 6 children in conflict with the law (CICL), and the Head of Social Rehabilitation Services. In addition to research data, researchers involve Psychologists in interview process. The study's findings concluded that various forms of psychosocial support were provided by Social Workers to CICL during the social rehabilitation period. For CICL under the age of 15, psychosocial support can be provided through activities such as playing together, singing music, and performing arts. Furthermore, psychosocial support can be provided through psychosocial therapy activities such as cognitive behavioral therapy, emotional freedom techniques, empty chair therapy, reality therapy, and meditation relaxation therapy. Counseling and vocational activities can also provide psychosocial support. It is known that the various types of psychosocial support provided have a positive impact on children's psychological and social development during their rehabilitation at the Sentra Handayani. From CICL to having vocational skills, good emotional management, optimal adaptability, and socialization, to recovering from trauma and stress. As a result, CICL is socially functional again and can contribute to the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>