Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pertiwi Panjiasa
"Terjadinya krisis kesehatan seperti pada masa pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan pekerjaan tenaga kesehatan menjadi lebih stres dari biasanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor psikososial dan faktor karakteristik individu terhadap stres yang terjadi pada tenaga kesehatan di masa pandemi COVID-19. Penelitian dilakukan dengan desain tinjauan literatur sistematis melalui online database yaitu PubMed, Scopus, Science Direct, dan Google Scholar dari Januari 2020-Juni 2021. Penelitian dengan desain studi cross sectional yang meneliti hubungan antara faktor psikososial dan faktor karakteristik individu terhadap stres kerja pada tenaga kesehatan di masa pandemi COVID-19 serta dipublikasikan dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia dimasukkan dalam penelitian ini. Penilaian kualitas literatur dilakukan menggunakan checklist for analytical cross sectional studies dari The Joanna Briggs Institute. 2443 literatur berhasil diidentifikasi dan diperoleh 21 literatur setelah proses seleksi. Ditemukan 5 variabel psikososial yang terdiri atas 2 variabel konteks pekerjaan (dukungan sosial dan ambiguitas peran) dan 3 variabel konten pekerjaan (ketersediaan APD, beban kerja, dan jadwal kerja). Keseluruhan variabel psikososial dan karakteristik individu yang ditemukan memiliki hubungan terhadap stres kerja pada tenaga kesehatan di masa pandemi COVID-19.

The occurence of a health crisis, such as the current COVID-19 pandemic, causing the working life of healthcare workers has become more stressful than normal. This study aimed to determine psychosocial factors and individual characteristic related to job stress among healthcare workers during the COVID-19 pandemic. The study was conducted with a systematic literature review through online database, including PubMed, Scopus, Science Direct, and Google Scholar from Januari 2020 up to Juni 2021. All cross-sectional studies assessed the the relationship between psychosocial factors and individual characteristic factors on job stress among healthcare workers during the COVID-19 pandemic and published in English or Indonesian were included in this study. The study quality was analyzed using checklist for analytical cross sectional studies assessment tools developed by The Joanna Briggs Institute. 2443 relevant articles were identified through systematic search, of which 21 studies were obtained after the selection process. There are 5 psychosocial variables consisting of two context of work variables (social support and role ambiguity) and three content of work variables (PPE availability, workload, and work schedule). All psychosocial and individual characteristics variables were found to have a relationship with job stress on healthcare workers during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Suci Rahayu
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan vaksin Covid-19 pada lansia. Penelitian menggunakan metode literature review dengan mencari artikel penelitian yang telah terpublikasi melalui online database yaitu ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci “Acceptance Covid-19 Vaccines AND Elderly”. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah artikel jurnal yang diterbitkan pada tahun 2021, menggunakan Bahasa Inggris, dalam bentuk full text dan open access. Dari 674 artikel yang didapat dari hasil pencarian, terdapat 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan relevan dengan topik penelitian untuk kemudian dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan vaksin Covid-19 pada lansia adalah faktor demografi, antara lain lansia berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, status perkawinan lajang, dan memiliki riwayat penyakit kronis; persepsi terkait Covid-19, antara lain persepsi rentan terinfeksi Covid-19 dan persepsi keparahan jangka panjang; persepsi terkait vaksin, antara lain manfaat vaksinasi, efektivitas dan keamanan vaksin; serta hambatan yang dirasakan, antara lain efek samping vaksin dan penggunaan masker.

The purpose of this study was to determine the factors related to the acceptance of Covid-19 vaccine among the elderly. This research used the literature review method by looking for some research articles that have been published through online databases, namely ProQuest, PubMed, Science Direct, and Google Scholar by using the keywords "Acceptance Covid-19 Vaccines AND Elderly". Inclusion criteria in this research is journal articles published in 2021 using English in the form of full text and open access. From 674 articles obtained, there were 5 articles matched with the inclusion criteria and relevant to the research topic to be analyzed. The results showed that the factors related to the acceptance of Covid-19 vaccine among the elderly were demographic factors, including the male elderly, highly educated, single marital status, and having a history of chronic disease; perceptions related to Covid-19, perceptions of becoming infected to Covid-19 and perceptions of long-term severity; vaccine-related perceptions, including the benefits of vaccination, effectiveness, and safety of vaccines; and the perceived barriers include the side effects of vaccines and the use of masks."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozy Nur Rohmani
"Pandemi COVID-19 merupakan salah satu stressor pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stress pada lansia di masa pandemi COVID-19. Sampel pada penelitian ini adalah lansia di Kecamatan Bendosari yang berjumlah 136 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perceived Stress Scale (PSS 10). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mengalami stress ringan sebanyak 107 responden (78.7%), sedangkan sebanyak 29 responden mengalami stress sedang (21.3%). Hasil penelitian ini merekomendasikan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi stress serta meningkatkan promosi kesehatan mengenai kesehatan jiwa pada lansia khususnya di Kecamatan Bendosari.

The COVID-19 pandemic is one of the stressors for the elderly. This study uses a quantitative research design to identify stress levels in the elderly during the COVID-19 pandemic. The sample in this study was the elderly in Bendosari District, amounting to 136 people and the sampling technique used was random sampling technique. The instrument used is the Perceived Stress Scale (PSS 10). The data obtained were analyzed by univariate analysis. The results showed that most of the elderly experienced mild stress as many as 107 respondents (78.7%), while as many as 29 respondents experienced moderate stress (21.3%). The results of this study recommend further research on the factors that influence stress and improve health promotion regarding mental health in the elderly, especially in Bendosari District."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmansyah
"Berdasarkan catatan WHO per Mei 2021, setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona. Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan, merupakan faktor terpenting dalam upaya penanganan COVID-19. Berbagai penelitian menunjukan, diperlukannya sistem reward khusus untuk tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi atas etos kerja yang diberikan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang peran organisasi dan kepimpinan dalam memberikan bentuk reward kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Google Scholar, Remote Lib UI dan PubMed. Hasil pencarian didapat 10 literatur berasal dari China, AS, Eropa, Afrika, England, Italy, Indonesia yang telah melakukan penelitian terkait reward yang dapat diberikan untuk tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Hasil telaah literatur menunjukan peran organisasi dan pemimpin dalam menganalisis bentuk reward yang diberikan yaitu mengenai kesehatan mental, finansial dan reward lainnya yang mendukung kebutuhan tenaga kesehatan. Penulis melakukan analisis kebijakan reward ini agar dapat digunakan oleh organisasi atau fasilitas kesehatan di Indonesia dalam memberikan gambaran reward yang tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19, namun perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efektivitas reward, agar lebih representatif.

Based on WHO records as of May 2021, at least 115,000 health workers have died due to corona virus infection. Health workers, as the frontline, are the most important factor in efforts to deal with COVID-19. Various studies show the need for a special reward system for health workers as a form of appreciation for the work ethic given. This paper aims to provide knowledge about the role of organizations and leadership in providing a form of reward to health workers. This study uses a literature review method with Google Scholar, Remote Lib UI and PubMed databases. The search results obtained 10 literatures from China, the US, Europe, Africa, England, Italy, Indonesia which have conducted research related to rewards that can be given to health workers during the COVID-19 pandemic. The results of the literature review show the role of organizations and leaders in analyzing the form of rewards given, namely mental health, financial and other rewards that support the needs of health workers. The author analyzes this reward policy so that it can be used by organizations or health facilities in Indonesia in providing the right description of rewards to be given according to the needs of health workers during the COVID-19 pandemic, but further research needs to be done to determine the effectiveness of rewards, to make them more representative."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Mardliyah Hidayat
"Infeksi parasit masih merupakan masalah di dunia, terutama di daerah endemis. Adanya pandemi menyebabkan kemungkinan terjadinya misdiagnosed ataupun late diagnosed dari infeksi parasit karena gejala klinis yang mirip. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penegakan diagnosis dan tatalaksana infeksi parasit pada pasien dengan koinfeksi COVID-19. Metode yang dilakukan adalah dengan tinjauan pustaka sistematis pada berbagai laporan kasus yang dipublikasikan. Penelusuran artikel dilakukan sesuai dengan alur pada diagram Prisma secara online melalui PubMed, Google Scholar, Hindawi, Cochrane library, Science direct, DOAJ, Public Library of Science (PLoS). Kata kunci yang digunakan yaitu parasite infection, COVID-19, parasite coinfection covid, intestinal parasite, helminthiasis, protozoa infection, ascariasis, trichuriasis, hookworm, strongyloidiasis, filariasis, schistosomiasis, amebiasis, giardiasis, malaria, typanosomiasis, leishmaniasis. dengan menggunakan quoatation mark “ “ dan Boolean operator “OR” “AND”. Hasil penelusuran didapatkan 700 artikel kemudian dilakukan penapisan dan telaah sehingga didapatkan 14 artikel yang sesuai untuk dianalisis. Dari 14 artikel tersebut didapatkan 17 kasus infeksi parasit, yaitu 2 kasus strongyloidiasis, 1 kasus filariasis, 11 kasus malaria, 2 kasus chagas disease, dan 1 kasus visceral leismahniasis. Penegakan diagnosis infeksi parasit pada pasien koinfeksi COVID-19 58,8% terlambat dilakukan. Tatalaksana infeksi parasit sudah sesuai dengan diagnosis, tetapi perlu diperhatikan adanya interaksi obat. Pemeriksaan diagnostik untuk infeksi parasit pada koinfeksi COVID-19 hendaknya dilakukan secara dini agar penyakit dapat teratasi dengan baik.

A parasitic infection has always been a global issue, especially in an endemic area. The occurrence of pandemic increases the possibility of either misdiagnosed or late-diagnosed of parasitic infection due to the similarity of clinical manifestation. This study was aimed at determining the diagnosis and management of parasitic infection in COVID-19 co- infection patients. The method used in this study was a systematic literature review of various published case reports. Article searches were executed based on the flow on the Prism diagram online through PubMed, Google Scholar, Hindawi, Cochrane library, Science direct, DOAJ, Public Library of Science (PLoS). The keywords used were parasite infection, COVID-19, parasite co-infection covid, intestinal parasite, helminthiasis, protozoa infection, ascariasis, trichuriasis, hookworm, strongyloidiasis, filariasis, schistosomiasis, amebiasis, giardiasis, malaria, trypanosomiasis, leishmaniasis, applying the quotation mark “ ” and the Boolean operator “OR” “AND”. The search results gathered 700 articles which were filtered and analyzed that narrowed to 14 journals suitable for the analysis. Out of these 14 journals, 17 cases of parasitic infection were found, namely 2 cases of strongyloidiasis, 1 case of filariasis, 11 cases of malaria, 2 cases of Chagas disease, and 1 case of visceral leishmaniasis. About 58.8% of patients coinfected with COVID-19 were diagnosed late. The management of parasitic infection has been done in accordance with the diagnosis, but drug interaction must be considered. Early diagnostic examination for patients coinfected with COVID-19 is highly suggested to ensure that the disease is treated well."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rif`ah Mawaddati
"Pandemi COVID-19 yang terjadi membuat berbagai perubahan dalam kehidupan mahasiswi termasuk diantaranya adalah kondisi psikologis dan perilaku makan. Perilaku makan berdasarkan dengan kondisi psikologsi biasa disebut sebagai eating styles dan terbagi menjadi tiga, yaitu restrained eating, emotional eating, dan external eating. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara stres, penggunaan media, tingkat kebosanan, dan faktor lainnya dengan eating styles pada mahasiswi selama masa pandemi COVID-19. Dengan melibatkan 285 mahasiswi S1 Reguler Universitas Indonesia didapatkan bahwa stres dan kecenderungan gangguan perilaku makan berhubungan dengan restrained eating (p-value=0,018 dan 0,0005), emotional eating (p-value=0,002 dan 0,0005), dan external eating (p-value=0,0005 dan 0,004). Sedangkan durasi penggunaan media sosial dan tingkat kebosanan hanya berhubungan dengan emotional eating (p-value=0,001 dan 0,0005) dan external eating (p-value=0,009 dan 0,0005). Sedangkan durasi penggunaan media sosial dan tingkat kebosanan hanya berhubungan dengan emotional eating (p-value=0,001 dan 0,0005) dan external eating (p-value=0,009 dan 0,0005) tidak dengan restrained eating (p-value=0,480 dan 0,053). Berdasarkan rumpun keilmuan tidak ditemukan hubungan dengan ketiga eating styles namun ditemukan mahasiswa rumpun IPTEK memiliki rata-rata skor eating styles tertinggi dibandingkan rumpun keilmuan lainnya. Positif COVID-19 tidak berhubungan dengan ketiga eating styles sedangkan memiliki keluarga dengan riwayat positif COVID-19 berhubungan dengan skor restrained eating (p-value=0,009) yang lebih tinggi. Riwayat isolasi juga didapatkan berhubungan dengan restrained eating (p-value=0,004 5) tidak dengan emotional eating (p-value=0,289) dan external eating (p-value=0,133).

The COVID-19 pandemic has made various changes in the lives of female students, including psychological conditions and eating behavior. Eating behavior based on psychological conditions is commonly referred as “Eating Styles” that divided into three, namely restrained eating, emotional eating, and external eating. This study aims to examine the relationship between stress, media use, boredom, and other factors with eating styles in female students during the COVID-19 pandemic. By involving 285 female students from regular bachelor program of University of Indonesia, it was found that stress and eating disorder was associated with restrained eating (p-value=0,018 and 0,0005), emotional eating (p-value=0,002 and 0,0005), and external eating (p-value=0,0005 and 0,004). Meanwhile, the duration of using social media and the level of boredom were only related to emotional eating (p-value=0,001 and 0,0005) and external eating (p-value=0,009 and 0,0005), not to restrained eating (p-value=0,480 and 0,053). Based on scientific clusters, no relationship was found with both eating styles, but it was found that students from the science and technology cluster had the highest average of eating styles scores compared to other clusters. Positive COVID-19 was not associated with the both eating styles whereas having a family member that positive COVID-19 was associated with higher restrained eating (p-value=0,052). Isolation was also found related to restrained eating (p-value=0,004), not with emotional eating (p-value=0,289) and external eating (p-value=0,133)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Oktavia
"Pandemi COVID-19 menjadi kondisi baru yang harus dihadapi seluruh lapisan masyarakat di dunia. Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat stress remaja selama masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di salah satu sekolah di Jakarta pada bulan Mei-Juni 2021. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-14 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 350 anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat stres responden pada penelitian ini tergolong rendah, variabel yang berhubungan dengan stres adalah pembelajaran jarak jauh (p= 0.004). Kesimpulan: Pembelajaran jarak jauh memiliki hubungan dengan tingkat stres pada remaja. Tingkat pengetahuan terkait COVID-19, usia, jenis kelamin, dan pendapatan keluarga tidak memengaruhi tingkat stres pada remaja selama masa pandemi COVID-19. Implikasi pada bidang keperawatan adalah optimalisasi promosi kesehatan mental pada remaja. Rekomendasi pada penelitian selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pada cakupan populasi yang lebih luas dengan rentang usia remaja yang lebih variatif atau menganalisis faktor lain yang dapat memengaruhi stres pada remaja.

COVID-19 becomes a new condition which must be faced by all people in the world. Adolescence is a group age which vulnerable to stress. This study aims to determine the factors which affect the adolescent’s stress level during COVID-19 outbreak. Methods: this study used the cross-sectional design and implemented at one of the school in Jakarta in Mei-June 2021. The sample was adolescents age 13- 14 years old and choosed by purposive technique sampling. The total sample in this study is 350 students. This study used univariate and bivariate descriptive statical analysis with chi square test to analyze the data. Results: the results show that the adolecent’s stress level in this study is low and distance learning is the only one factor affecting adolescents’s stress level (p= 0.004). Conclusion: Distance learning is correlated with with adolescent’s stress level. There is no correlation between knowledge about of COVID-19, age, different gender, and family income with adolescent’s stress level. Nurses can optimize the mental health promotions to help them stable. For futher, researches can do the same research with wider population or analyze another factors which can affect the adolescent’s stress level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarafina
"Penelitian bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap individu dewasa muda di situasi pandemi COVID-19. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dan non-eksperimental. Peneliti mengumpulkan data secara daring melalui yang berisi alat ukur keberfungsian keluarga (FAD) dan alat ukur (GSES). Partisipan penelitian merupakan 411 individu usia dewasa muda, laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18 - 25. Berdasarkan analisis statistik regresi berganda, keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi dewasa muda pada masa pandemi COVID-19 Ditemukan pemecahan masalah dan komunikasi merupakan dimensi yang berperan signifikan. Oleh karena itu, diharapkan pada situasi pandemi COVID-19, keluarga dapat berfungsi dengan baik dan memiliki kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi yang efektif untuk memengaruhi
This study aims to examine the role of family functioning on general self-efficacy of young adults in the COVID-19 pandemic situation. Researchers used quantitative and non- experimental research. Data collected online through google form that contained family functioning measurement tool (FAD) and general self-efficacy measurement tool (GSES). Participants were 411 young adult, male and female with an age range of 18 - 25. Based on multiple regression statistical analysis, family functioning significantly predicts the general self-efficacy of young adults during the COVID-19 pandemic . It was found that problem solving and communication are dimensions that play a significant role. Therefore, it is hoped that in the COVID-19 pandemic situation, families can function well, have effective problem solving and communication skills to influence the general self-efficacy of young adults.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chakti Ari Swastika
"Latar belakang: Salah satu aspek penting dalam upaya menurunkan angka
kematian dan morbiditas Ibu adalah sistem rujukan yang efektif. Pandemi
COVID-19 memberikan tantangan tersendiri dalam pelaksanaan sistem rujukan.
Belum pernah dilakukan penilaian terhadap penerapan sistem rujukan obstetri di
era pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian deskriptif-analitik berdesain potong lintang yang
membandingkan efektivitas rujukan sebelum (Juli-Desember 2019) dan saat di era
pandemi COVID-19 (Maret-Agustus 2020) di Rumah Sakit Umum Pusat
Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. Efektivitas rujukan dinilai berdasarkan dua
kriteria, yakni kesesuaian diagnosis rujukan dan ketepatan prosedur yang meliputi
komunikasi melalui sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT),
pengantaran dengan ambulans, dan pelampiran surat rujukan.
Hasil: Penelitian menemukan 198 kasus rujukan dari 464 kasus obstetri (42,67%)
sebelum pandemi dan 231 kasus rujukan dari 486 kasus obstetri (47,53%) di era
pandemi. Kesesuaian diagnosis dan ketepatan prosedur rujukan di era pandemi
COVID-19 secara signifikan lebih tinggi. Kesesuaian diagnosis meningkat dari
57,58% sebelum pandemi menjadi 71,00% di era pandemi (p = 0,004). Ketepatan
prosedur rujukan meningkat dari 28,28% sebelum pandemi menjadi 45,45% di era
pandemi (p < 0,001). Berdasarkan kriteria tersebut, efektivitas rujukan di Rumah
Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo pada era pandemi COVID- 19 ditemukan lebih tinggi secara signifikan, yakni sebelum masa pandemi sebesar 21,72% dan di era pandemi sebesar 40,26% (p < 0,001).
Kesimpulan: Terdapat peningkatan efektivitas rujukan ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo berdasarkan kesesuaian diagnosis dan
ketepatan prosedur di era pandemi COVID-19 hingga 2x dibanding sebelum masa pandemi COVID-19."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elmarizha Sekar Utami
"Awal 2020, WHO menetapkan penyakit Coronavirus Disease (2019) atau Covid-19 sebagai pandemi global karena penyebaran virusnya yang sudah meluas ke tingkat dunia. Di Indonesia, penyebaran kasus Covid-19 terus meningkat hingga mengalami kenaikan yang cukup signifikan mulai periode Agustus 2020 dengan total sebanyak 172.053 kasus konfirmasi positif. Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat selama periode Oktober-Desember 2020 masuk ke dalam peringkat sepuluh besar teratas provinsi dengan jumlah kasus tertinggi. Kabupaten/kota di tiga provinsi tersebut kemudian diterapkan PPKM pada awal 2021 karena menjadi wilayah yang sebelumnya masuk ke dalam kriteria wilayah dengan jumlah kasus diatas rata-rata nasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran serta korelasi antara faktor risiko mobilitas penduduk, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, penduduk lansia, dan penduduk usia produktif terhadap kasus Covid-19 periode Oktober-Desember 2020 dengan desain studi korelasi yang dianalisis secara statistik dan spasial. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Wilayah penelitian pada penelitian ini adalah 29 kab/kota wilayah PPKM di 3 Provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara mobilitas penduduk, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, dan penduduk lansia terhadap kasus Covid-19 (p<0,05) dan tidak terdapat korelasi antara penduduk usia produktif dengan kasus Covid-19. = In early 2020, WHO declared Coronavirus Disease (2019) or Covid-19 as a global pandemic due to the spread of the virus that has spread globally. In Indonesia, the spread of Covid-19 cases continued to increase significantly from August 2020 with a total number of positive confirmed cases has reached 172.053 cases. During October-December 2020, DKI Jakarta, Banten, and West Java Province were included in the top ten provinces with the highest number of Covid-19 cases. The Imposition of Restrictions on Community Activities or known as PPKM was implemented in early 2021 in some regencies/cities that has a criteria with the number of cases above the national average. This study aims to describe and find out the correlation between the risk factors such as population mobility, hypertension, diabetes mellitus, obesity, elderly population, and productive age population to the Covid-19 cases in October-December 2020, using ecological study design with statistical and spatial analysis methods. The secondary data source is used in this study. The research areas in this study are 29 regencies/cities that implemented PPKM in 3 Province (DKI Jakarta, West Java, and Banten). The results of this study shows that there is a correlation between population mobility, hypertension, diabetes mellitus, obesity, and elderly population to the Covid-19 cases (p<0.05), and there is no correlation between productive age population and Covid-19 cases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>