Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93688 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Safhira
"Latar Belakang: Tidak semua postur janggal yang ada di industri harus dihilangkan. Karena faktanya, postur janggal tidak dapat dipisahkan dari aktivitas kerja sehari-hari. Setiap ada pergerakan yang membuat sudut tubuh menjauhi posisi normal, dapat dikatakan sebagai postur janggal. Kesalahpahaman terkait konsep dari postur janggal terlebih diikuti dengan fakta bahwa konsep penilaian metode observasi yang sering digunakan untuk menilai postur janggal (REBA, RULA, dan OWAS) kurang sesuai dengan teori yang seharusnya, dapat menurunkan keefektifan pengendalian gangguan sistem muskuloskeletal. Untuk mengatasi hal itu, maka diperlukan kajian literatur yang menjelaskan apa saja variabel yang dapat mempengaruhi tingkat keparahan postur janggal dan bagaimana hubungannya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka naratif dengan tujuan untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara durasi, frekuensi, dan sudut kemiringan postur dengan tingkat keparahan postur janggal. Hasil: Didapatkan 15 literatur yang berasal dari pangkalan data online Science Direct, ProQuest, dan Google Cendekia, dengan rincian 9 literatur menggunakan metode semi-eksperimental, 5 literatur menggunakan metode cross sectional, dan 1 literatur menggunakan metode studi pustaka sistematik. Kesimpulan: Berdasarkan hasil literatur tersebut, didapatkan bukti adanya hubungan yang linear antara durasi, frekuensi, dan sudut kemiringan postur dengan tingkat keparahan postur janggal.

Background: Not all of awkward postures that exist in the industry should be eliminated. Due to the fact, awkward posture can not be separated from daily work activities. Any movement that makes the body angle away from the normal position, can be said to be an awkward posture. Misconceptions related to the concept of awkward posture are followed by the fact that the assessment’s concept of the observation method that is often used to assess awkward postures (REBA, RULA, and OWAS) is not accordance with the theory it should be. That condition can reduce the effectiveness of controlling musculoskeletal system disorders. To overcome this, it is necessary to review the literature that explains what variables can affect the severity of awkward postures and how they are related. Method: This study uses a narrative literature review method with the aim is for describing the relationship between duration, frequency, and angle of inclination of posture with the severity of awkward postures. Results: 15 literatures were obtained from the online databases of Science Direct, ProQuest, and Google Scholar, with details of 9 literatures using the semi-experimental method, 5 literatures using the cross sectional method, and 1 literature using the systematic literature study method. Conclusion: Based on results of the literature, there are some evidence that proof the linear relationship between the duration, frequency, and angle of inclination of postures with the severity of awkward postures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destitha Ananda Putrisidahuruk
"Penelitian ini membahas tentang gambaran secara umum risiko postur kerja dan keluhan subjektif muskuloskeletal yang dirasakan oleh pekerja pada kegiatan lifting dan erection baja Stasiun LRT Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan melakukan penelitian secara langsung dalam satu waktu secara bersamaan melalui metode REBA, PATH, dan Nordic Body Questionnaire (NBQ). Tingkat risiko tertinggi yaitu pada tahapan erection dalam kegiatan pengecatan dengan jangkauan jauh. Untuk mengatasinya diperlukan kontrol berupa pemberian alat kerja yang lebih baik serta berbagai program edukasi kesehatan yang digalakan oleh perusahaan, untuk meminimasi terjadinya postur janggal

This analysis aims to explain a description of workers' postural working toward subjective musculoskeletal complaints on lifting and erection workers of LRT Jabodetabek. This analysis is a quantitative-descriptive, with the cross-sectional approach in a one time using REBA, PATH, and NBQ tools. The highest risk is on the erection session, especially on the paint with a distance. We need some controls by giving suitable working tools and also some great health education programs from the company to minimize the bad working posture application.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Adam Rabbani
"Banyak laporan dan risalah mengenai keluhan MSDs diantara pekerja yang berkerja secara duduk, berdiri, pengemudi, mengangkat barang-barang secara manual dan lainnya. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa gambaran faktor risiko ergonomi pada pengemudi bajaj melalui pengukuran postur kerja dan keluhan subjektif yang mengarah pada Musculoskeletal disorders. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Menggunakan Metode REBA dan Nordic Body Map, hasil penelitian menunjukkan 54 responden penelitian mengalami keluhan Musculoskeletal disorders. Hasil penilaian tingkat risiko ergonomi menggunakan metode REBA pada 5 pengemudi bajaj yang diteliti menunjukkan risiko sedang dan rendah dengan kisaran nilai REBA 2-5. Sedangkan hasil observasi pada keluhan subjektif yang mengarah pada Musculoskeletal disorders dari 54 responden yang di observasi menunjukkan seluruh pengemudi bajaj 54 (100%) responden merasakan ada keluhan pegal/nyeri/sakit/tidak nyaman. Keluhan terbesar terjadi pada bagian punggung bawah (70.37%), leher (55.55%), dan punggung atas (55.55%).Disarankan untuk melakukan perbaikan pada  peralatan  kerja, melakukan peregangan setiap 4 jam sekali selama 1-5 menit dan melakukan olahraga teratur untuk mempertahankan berat badan normal.

Many reports and treatise concerning MSDs complaints of worker who worked in sitting, standing, drivers, lifting items manually and other. This study aims to analyze the risk factors of ergonomic description from the Bajaj driver's by measuring working postures and subjective symptoms that lead to the Musculoskeletal disorders. This is a descriptive observational study with cross- sectional approach. Using REBA and Nordic Body Map, the results showed 54 respondent feel complaints of MSDS. While the level of ergonomic risk assessment using REBA from 5 bajaj drivers worker observed indicate medium and low risk with REBA range of values 2-5. While the results of observations on the subjective symptoms lead to Musculoskeletal disorders from 54 respondents observed showed all respondents 54 (100%) respondents feel there are complaints soreness / aches / pain / discomfort. The biggest complaint occurred at the lower back (70.37%), the neck (55.55%), and upper back (55.55%). It is recommended to carry out repair on work equipment, stretching every 5 hours for 1-5 minutes and do regular exercise to maintain normal body weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sarbiah
"Postur janggal saat bekerja dapat menimbulkan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Pada wawancara awal di departemen produksi didapatkan hampir semua pekerja mengeluh pegal dan nyeri pada anggota tubuhnya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan postur kerja dan keluhan MSDs pada pekerja konveksi di departemen produksi PT. Z Batam. Penelitian ini mengunakan desain cross sectional dan metode penilaian untuk postur tubuh pekerja dengan REBA (rapid entire body assessment).
Hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko MSDs pada tingkat menengah yang artinya perlu investigasi lebih lanjut dan perubahan. Dan 84 persen pekerja mengeluh mengalami keluhan MSDs yang dinilai dengan nordic body map. Penulis menyarankan agar desain kerja lebih diperhatikan dan disesuaikan dengan pekerja, memberikan pemahaman melalui pelatihan kerja tentang risiko ergonomi dan tata-tata cara bekerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi, Pekerja sebaiknya melakukan peregangan otot agar otot bisa berelaksasi.

Awkward postures while working can cause complaints of Musculoskeletal Disorders (MSDs). Almost all of the workers interviewed, at the production department convection complained of stiffness and pain in the limbs. The purpose of this study is to explain the working postures and MSDs, affecting workers at the production section of PT Z Batam. This study uses crosssectional design and posture assessment for workers, using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) method.
The finding showed that the risk of MSDs occurred at the secondary level, which means the need for further investigation and changes to be made. And 84 percent of the workers who complained of pains related to MSDs were assessed with nordic body map. The author suggested that more attention and design work are tailored to the workers, through job training an understanding of risk governance ergonomics and work procedures in accordance with the principles of ergonomics.Workers should also perform muscle stretching in order to recharge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewi Gustiyani
"Penelitian ini menggambarkan postur kerja dan keluhan gejala musculoskletal disorders (MSDs) pada pekerja pembuat tahu. Postur kerja merupakan faktor risiko terjadinya keluhan gejala musculoskeletal. Keluhan gejala musculoskeletal merupakan gangguan pada otot, tendon, ligamen, saraf, jaringan lunak dan sendi. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Penelitian ini menggunakan lembar kerja REBA Rapid Entire Body Asessment untuk mengetahui postur kerja dari aktivitas pembuatan tahu di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu. Postur Kerja yang dinilai yaitu postur punggung, leher, kaki, lengan bagian atas, lengan bagian bawah, pergelangan tangan dan penilaian aktivitas, beban, dan coupling. Sedangkan untuk mengetahui gambaran keluhan gejala MSDs pada pekerja menggunakan kuisioner yang mengacu pada Nordic Body Map. Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk mengukur rasa sakit otot pada pekerja. Nordic Body Map berupa gambar tubuh manusia yang terdiri dari beberapa segmen tubuh. Faktor individu dinilai menggunakan kuisioner yang diberikan pada seluruh pekerja di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu.Hasil penelitian pada 11 aktivitas kerja dan 17 responden didapatkan bahwa pekerja dominan berumur ge; 25 tahun, masa kerja < 2 tahun dan IMT normal. Semua pekerja mengeluhkan gejala MSDs dalam 12 bulan terkahir 43 dan 7 hari terkahir 57 , bagian tubuh yang paling mengalami keluhan gejala MSDs adalah punggung bawah, jenis keluhan yang dirasakan adalah pegal ndash; pegal yang dirasakan dalam tingkat sedang, waktu timbul keluhan setelah bekerja dan penangan yang dilakukan dengan beristirahat. Postur kerja dengan tingkat risiko sangat tinggi terdapat pada aktivitas merendam kedelai dan mengepak tahu. Tingkat risiko dapat diturunkan dengan perbaikan desain tempat kerja, pengaturan jam kerja, penyediaan media edukasi dan melakukan peregangan otot.

This study illustrates the work posture and complaints of symptoms of Musculoskletal Disorders MSDs in tofu maker workers. Posture is a risk factor for symptoms of musculoskeletal symptoms. Complaints of musculoskeletal symptoms are a disorder of muscles, tendons, ligaments, nerves, soft tissues and joints. This research is descriptive observational by using cross sectional approach.This research uses REBA worksheet Rapid Entire Body Asessment to find out the working posture of the activity of making tofu in Tambah Rahayu Factory. Work posture assessed is the posture of the back, neck, legs, upper arms, lower arms, wrists and assessment of activity, load, and coupling. While to know picture of symptoms MSDs symptoms on workers using questionnaires that refer to the Nordic Body Map. Nordic Body Map is one of the subjective measurement methods to measure muscle pain in workers. Nordic Body Map is a human body image consisting of several body segments. Individual factors were assessed using a questionnaire given to all workers in the Tofu Maker.The results of the study on 11 work activities and 17 respondents found that the dominant workers aged ge 25 years, working period"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Afwan
"Sebuah postur kerja dan area kerja yang ergonomis akan mempengaruhi keselamatan, kesehatan dan produktivitas pada saat bekerja. Pekerjaan dalam budidaya udang terutama pada saat pengecekan anco oleh para pekerja/feeder berkaitan dengan postur kerja yang dilakukan secara berulang dan monoton. Tentunya kondisi tersebut mengakibatkan feeder pada tambak udang berada pada postur kerja yang tidak alamiah dan bersifat statis sehingga beresiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini mencoba mempelajari rangkaian kerja dan aspek ergonomi yang mempengaruhi postur area kerja yang ergonomis dalam aktivitas pengecekan anco menggunakan metode simulasi pada virtual environrnment. Penyesuaian dilakukan dengan mendesain kursi dan gawangan yang ergonomis. Penilaian postur kerja dilakukan dengan mengevaluasi Posture Evaluation Index (PEI) yang terdiri dari penilaian LBA, OWAS dan RULA dari pada task analysis toolkit software Tecnomatix Jack 8.2.

An ergonomic work posture and work area will affect safety, health and productivity at work. Work in shrimp farming, especially when checking anco by workers/feeders, is related to repetitive and monotonous work postures. Of course, these conditions cause the feeder in shrimp ponds to be in an unnatural and static working posture so that it is at risk of causing musculoskeletal disorders. This research tries to study the work series and ergonomic aspects that affect the ergonomic work area posture in anco checking activities using a simulation method in a virtual environment. Adjustments are made by designing ergonomic chairs and seats. Assessment of work posture is carried out by evaluating the Posture Evaluation Index (PEI), which consists of LBA, OWAS and RULA assessments from the Tecnomatix Jack 8.2 software task analysis toolkit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desak Wayan Suarsedewi
"Laporan praktek residensi spesialis keperawatan medikal bedah, khususnya keperawatan muskuloskeletal telah dilaksanakan selama dua semester yang menggambarkan: pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan teori "Model Levine", melaksanakan praktek berdasarkan pembuktian dan kegiatan inovasi. Masalah utama pada pasien muskuloskeletal adalah nyeri, gangguan mobilisasi, risiko infeksi dan cemas. Pendekatan model Levine dapat memfasilitasi pemenuhan pasien beradaptasi secara utuh (wholeness) melalui empat konservasi yaitu integritas energi, struktur, personal dan sosial. External Fixation berisiko terjadi pin site infection, untuk itu dilakukan pencegahan dengan menggunakan Chlorhexidine 0,2% sebagai cleansing agent pin site care. Clinical Practice Guidelines(CPG) yang merupakan bagian dari Clinical pathwy dikembangkan sebagai panduan perawat generalis agar dapat secara sistematis melakukan asuhan keperawatan pasca operasi.

Practical Analysis on Residency of Specialis Medical-Surgical Nursing, focusing on patient with musculoskeletal system disturbance has been implemented for two semesters that describe: experience in providing care to the theoretical approach "Levine Model", implementing evidence-based practice and innovation activities. The main problem the patient's musculoskeletal system are: pain, impaired mobilization and risk of infection as well as anxious. Levine model approach may facilitate patient compliance adapt as a whole (wholeness) through four energy conservation, namely integrity, structure, personal and social. At a risk of external fixation pin site infection, prevention by using Chlorhexidine 0.2% as a cleansing agent pin site care. Clinical Practice Guidelines (CPG), which is part of the clinical pathwy developed as a guide can be sistematic generalist nurses perform nursing care after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
TA5970
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Wahid
Jakarta: Sagung Seto, 2013
612.7 ABD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Dani Lestari
"Gangguan otot rangka akibat kerja (gotrak) menjadi salah satu masalah kesehatan serius di berbagai industri yang diderita oleh pekerja. Walau tidak fatal gotrak cenderung mengurangi efisiensi kerja dan kualitas hidup. Keluhan gotrak yang dialami pekerja railway maintenance umumnya dirasakan pada bagian leher, punggung dan lutut, dimana keluhan tersebut disebabkan oleh postur janggal, bekerja di tempat yang sempit, berat beban dll. Pekerjaan railway maintenance memiliki faktor risiko yang dapat berpengaruh terhadap keluhan gotrak yaitu faktor risiko individu, fisik, psikososial, lingkungan dan organisasi. PT X merupakan BUMD di bidang perkeretaapian yang diantaranya mencakup pekerjaan railway maintenance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dari pekerjaan railway maintenance yang berpengaruh terhadap keluhan gotrak pekerja. Penelitian ini berjenis kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Jumlah sampel menggunakan total populasi pada pekerja railway maintenance khususnya pada departemen yang menangani rolling stock maintenance (Departemen RSM dan Departemen RSIT) berjumlah 109. Departemen RSM mencakup light maintenance, sedangkan Departemen RSIT mencakup heavy maintenance. Manajemen data menggunakan SPSS 25, analisa data mengunakan analisa deskriptif, bivariat (uji chi square dan uji regresi logistik sederhana) dan multivariat menggunakan metode enter (uji regresi logistik ganda). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dan lembar Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil menunjukkan gambaran aktivitas pekerjaan di Departemen RSM terdiri dari pekerjaan di bagian rooftop, carbody, interior, underfloor dan di dalam kantor. Sedang pada Departemen RSIT terdiri dari pekerjaan di bagian carbody, pantograf, valve, brake, air compressor, motor traksi, bogie, elektrikal, AC, dan didalam kantor. Keluhan gotrak dirasakan oleh 62 pekerja railway maintenance di PT X (63.9%), dimana keluhan yang paling banyak dirasakan pada bagian leher, punggung bawah, kedua bahu, pergelangan tangan kanan dan punggung atas. Tingkat risiko ergonomi dari pekerjaan railway maintenance pada 2 departemen tersebut bervariasi mulai dari diabaikan hingga sangat tinggi, dimana penyumbang skor disebabkan oleh adanya postur janggal pada bagian leher, punggung, lengan atas, kedua kaki, dan berat objek. Faktor risiko yang berpengaruh terhadap keluhan gotrak yaitu dukungan sosial (OR 3.39, 95% CI 1,29-8.88). Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko ergonomi dari pekerjaan tersebut menggunakan hierarki pengendalian, sedangkan untuk mencegah keluhan gotrak yang berasal dari faktor risiko psikososial Upaya berfokus pada pengurangan tenaga manusia saat bekerja, peningkatan reward, peningkatan kepuasan kerja dan pengelolaan distres di tempat kerja.

Musculoskeletal Disorders (MSDs) are one of the serious health problems in various industries suffered by workers. Although not fatal, MSDs tends to reduce work efficiency and quality of life. Complaints experienced by railway maintenance workers are generally felt in the neck, back and knees, where the complaints are caused by awkward posture, working in narrow places, heavy loads etc. Railway maintenance work has risk factors that can affect MSDs complaints, namely individual, physical, psychosocial, environmental and organizational risk factors. PT X is a BUMD in the field of railway which includes railway maintenance work. This study aims to determine the risk factors of railway maintenance work that affect MSDs workers complaints. This study was quantitative using a cross sectional design. The number of samples using the total population of railway maintenance workers, especially in departments that handle rolling stock maintenance (RSM Department and RSIT Department) amounted to 109. The RSM Department covers light maintenance, while the RSIT Department covers heavy maintenance. Data management using SPSS 25, data analysis using descriptive analysis, bivariate (chi square test and simple logistic regression test) and multivariate using enter method (multiple logistic regression test). The instruments used in this study were questionnaire sheets that had been tested for validity and reliability and Rapid Entire Body Assessment (REBA) sheets. The results show a picture of work activities in the RSM Department consisting of work on the rooftop, carbody, interior, underfloor and inside the office. While in the RSIT Department consists of work in the carbody, pantograph, valve, brake, air compressor, traction motor, bogie, electrical, air conditioning, and in the office. MSDs complaints were felt by 62 railway maintenance workers at PT X (63.9%), where the most complaints were felt in the neck, lower back, both shoulders, right wrist and upper back. The level of ergonomic risk of railway maintenance work in the 2 departments varies from negligible to very high, where the contributor to the score is caused by awkward posture on the neck, back, upper arms, both legs, and the weight of the object. Risk factors that influence gotrak complaints are social support (OR 3.39, 95% CI 1.29-8.88). Interventions carried out to reduce the level of ergonomic risk of the work use a hierarchy of control, while to prevent complaints of fatigue derived from psychosocial risk factors Efforts focus on reducing human labor while working, increasing rewards, increasing job satisfaction and managing stress at work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Octoliana C.A.
"Kebanyakan dokter gigi tidak menyadari pentingnya manfaat sistem ergonomi dengan posisi yang baik saat merawat pasien. Gangguan muskuloskeletal adalah salah satu yang jelas sebagai hazard. Saat melakukan pencabutan gigi, kadang-kadang dokter gigi membungkuk ke arah pasien, bergerak secara mendadak, memutar tubuh dari satu sisi ke sisi yang lain. Seluruh gerakan tersebut dilakukan berkali-kali dalam jangka waktu yang panjang sehingga sering mengalami rasa tidak nyaman dan sakit di daerah leher, bahu, tulang punggung serta pergelangan tangan. Penelitian ini meninjau faktor-faktor risiko ergonomi dokter gigi terhadap keluhan Musculoskeletal Disorders pada aktivitas pencabutan dengan jenis potong lintang melalui pendekatan observasional.
Hasil penelitian 74,3% tindakan pencabutan gigi menimbulkan gangguan secara fisik, 61,4% melakukan gerakan berulang punggung membengkok ke depan, belakang atau ke samping , 35,7% melakukan gerakan berulang punggung membengkok dan memutar secara simultan dalam melakukan tindakan dan melalui Nordic Map Quesioner didapat frekuensi timbulnya keluhan pada daerah sekitar leher 38,6%. Intensitas keluhan rasa nyeri, sakit dan ketidaknyamanan akibat kerja yang cukup mengganggu aktifitas kerja dikemukakan pada bagian kaki kanan 61,4 %, bahu kanan atas sebanyak 48,6 %, pada bagian pergelangan tangan kanan 40% serta pada leher sebanyak 47,1%.
Hasil akhir yang didapat melalui observasi dengan pengukuran metode OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) di dapatkan kategori 2 dimana postur kerja memiliki beberapa efek yang berbahaya bagi system musculoskeletal serta diperlukan tindakan untuk perubahan posisi kerja pada perencanaan yang akan datang.

Most dentists do not realize the importance of the benefits ergonomics system with a good position when treating patients. Musculoskeletal disorders is an obvious one as a hazard. When performing tooth extraction, dentists sometimes leaned toward the patient, a sudden move, rotate the body from one side to the other. The whole movement is done many times in the long term so often experience discomfort and pain in the neck, shoulder, spine and wrist. This study reviewed the dentist ergonomic risk factors from Musculoskeletal Disorders in the type of extraction activity through cross-sectional observational approach.
74.3% of research results to extract a tooth cause physical disorders, 61.4% perform repetitive motions backs bent forward, backward or sideways, 35.7% perform repetitive movements back bend and rotate simultaneously in action and through Nordic Map questioner obtained the frequency of complaints in the area around the neck of 38.6%. complaints of pain intensity, pain and discomfort caused by work is quite disturbing work activities presented in section 61.4% right foot, right shoulder up 48.6%, 40% on the right wrist and the neck 47.1%.
The final result is obtained through observations with measurements of methods OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) in which the working posture level 2 has some effects that are harmful to the musculoskeletal system and the necessary action to change the position of the work on the future planing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>