Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Cyrilla Adinata
"Musculoskeletal disorders merupakan gangguan otot, tendon, sendi, ruas tulang belakang, saraf perifer dan sistem vaskular yang dapat terjadi tiba-tiba atau akut maupun secara perlahan dan kronis. Menurut WHO, 60% penyakit akibat kerja adalah musculoskeletal disorders yang umumnya disebabkan oleh faktor individu dan faktor ergonomi. Aktifitas pekerjaan konstruksi memiliki potensi mengalami keluhan musculoskeletal disorders. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dan bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor risiko ergonomi terhadap keluhan musculoskeletal disorders pada pekerja Proyek Pembangunan Stadion Sport Centre – Banten. Penelitian ini melibatkan 140 pekerja lapangan dari pekerjaan struktur, arsitektur dan MEP yang diambil menggunakan cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi pekerja Proyek Pembangunan Stadion Sport Centre – Banten yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders yaitu (41,4%) pada leher, (55,0%) pada bahu dan lengan, (45,0%) pada punggung, (36,4) pada tangan, (32,9%) pada kaki. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara faktor risiko ergonomi dan karakteristik individu terhadap keluhan musculoskeletal disorders dimana faktor paling berpengaruh adalah kebiasaan berolahraga, durasi tidur dan postur kerja. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi dan menjadi sumber rekomendasi di masa mendatang.

Musculoskeletal disorders are injuries or disorders of the muscles, tendons, joints, vertebrae, peripheral nerves and vascular systems that can occur suddenly or acutely also slowly and chronically. According to WHO, 60% of occupational diseases are musculoskeletal disorders which are generally caused by individual factors and ergonomic factors. Construction work activities have the potential to cause complaints of musculoskeletal disorders. This study uses a cross-sectional study design and aims to identify the relationship between ergonomic risk factors and complaints of musculoskeletal disorders among construction workers at the Banten Sport Center Stadium Project. This study involved 140 field workers from structural, architectural and MEP works taken using cluster random sampling. The overall prevalence of musculoskeletal complaints, particularly in the neck (41.4%), shoulders and arms (55,0%), lower back (40.5%), hands (36.4%) and feet (32,9%). The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between ergonomic risk factors and individual characteristics on complaints of musculoskeletal disorders where the most influential factors were exercise habits, sleep duration and work posture. Therefore, further research is needed to identify and become a source of recommendations in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifatun Milah Ratri
"Proses kerja pada pembuatan furniture berisiko terjadi MSDs pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran tingkat risiko ergonomi yang berpotensi menimbulkan musculoskeletal disorders pada pekerja Indria Furniture Depok. Desain studi adalah cross sectional, menggunakan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menilai tingkat risiko ergonomi di tiap tahapan kerja.
Hasil penelitian berdasakan penilaian QEC menunjukan level tindakan 3 pada proses pembuatan pola dan finishing dan level tindakan 4 pada proses pemotongan, perakitan, dan loading. Berdasarkan penilaian REBA, terdapat level tindakan 3 pada proses finishing, level tindakan 4 pada proses pembuatan pola, pemotongan, dan perakitan, dan level tindakan 5 pada proses loading. Memperbaiki desain meja kerja yang sesuai dengan antropometri pekerja, sosialisasi, dan pemberian informasi mengenai ergonomi di tempat kerja merupakan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencegah tingginya tingkat risiko ergonomi pada pekerja.

Working process in the furniture manufacturing has the risk of MSDs to workers. This study aims to describe the risk level of ergonomic which potentially generates musculoskeletal disorders in Indria Furniture Depok. The design of this study is cross sectional, using Quick Exposure Check (QEC) and Rapid Entire Body Assessment (REBA) as a method to assess the ergonomics risk level at each stage of working process. Based on the study results using QEC assessment shows that there are action level 3 in the process of making pattern and finishing and action level 4 in the process of cutting, assembling, and loading.
Based on the study results using REBA assessment shows that there are action level 3 in the finishing process, action level 4 in the process of pattern making, cutting, and assembling, and action level 5 in the loading process. Improving the design by using the appropriate workstation which suits worker’s anthropometry, socialization, and providing information about ergonomics in the workplace is a recommendation that can be done to prevent the improvement of ergonomics risk level to workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Zahran Celestio
"Perkembangan informasi dan teknologi di era sekarang sangat pesat. Kemajuan teknologi dan komputer ini tentu digunakan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya di tempat kerja. Penggunaan komputer yang semakin meningkat ini tentu memiliki risiko ergonomi, contohnya muskuloskeletal disorders (MSDs). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan risiko ergonomi dengan keluhan subjektif MSDs pada pekerja yang menggunakan komputer di Kampus X. Metode yang dipakai adalah desain studi cross sectional dengan menggunakan Nordic Musculoskeletal Questionaire dan Rapid Office Strain Assessment. Penelitian ini dilakukan pada 60 pekerja di Kampus X. Variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, IMT, masa kerja, durasi kerja, status merokok, postur kerja, dan keluhan subjektif dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil univariat didapati 48 responden memiliki keluhan dan keluhan terbanyak dibagian atas leher, bawah leher, punggung, bahu kanan, dan pergelangan tangan kanan. Hasil bivariat didapatkan yaitu variabel yang berhubungan dengan keluhan subjektif MSDs ialah umur dan postur kerja (tingkat risiko ergonomi). Sedangkan untuk hasil analisis multivariat didapatkan variabel umur tidak memiliki interaksi dengan postur kerja, varibael jenis kelamin ialah variabel confounding, dan variabel postur kerja (tingkat risiko ergonomi) memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan MSDs dengan nilai OR=13.988.

The development of information and technology in the current era has grown rapidly. Advances in technology and computers are certainly used in various aspects of human life, one of which is in the workplace. The increasing use of computers certainly has ergonomic risks, for example, musculoskeletal disorders (MSDs). This study aims to determine the relationship between individual factors and ergonomic risk with MSDs subjective complaints of workers at Campus X. The method used is a cross-sectional study design using the Nordic Musculoskeletal Questionnaire and Rapid Office Strain Assessment. This study was targeted at 60 workers at Campus X. The variables used were age, gender, BMI, years of service, duration of work, smoking status, work posture, and subjective complaints with univariate, bivariate, and multivariate analysis. Univariate results found 48 respondents had the most complaints and complaints on the top of the neck, below the neck, back, right shoulder, and right wrist. Bivariate results obtained are variables related to subjective complaints of MSDs, namely age and work posture (ergonomic risk level). Meanwhile, for the results of multivariate analysis, it was found that the age variable had no interaction with work posture, the gender variable was the confounding variable, and the work posture variable (ergonomic risk level) had a significant relationship with MSDs complaints with OR = 13,988."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gavin Andre Irhandy
"Industri konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki bahaya yang besar dan risiko cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor risiko individu dan organisasi terhadap perilaku tidak aman atau substandart action pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2021 yang melibatkan 165 pekerja konstruksi di proyek pembangunan stadion sport centre – Banten. Penelitian ini menggunakan desain studi yang bersifat cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain kuesioner berkaitan dengan perilaku keselamatan (safety behavior), pengetahuan keselamatan (safety knowledge), motivasi keselamatan (safety motivation), psychological capital, dan pandangan terhadap faktor organisasi terkait keselamatan. Hasil pada penelitian menunjukan usia memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap perilaku tidak aman, sedangkan tingkat pendidikan, pengalaman kerja diproyek bersangkutan, rata-rata jam kerja mingguan, motivasi keselamatan, dan faktor organisasi memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap perilaku tidak aman. Dan pengetahuan keselamatan, psychological capital (efikasi diri, harapan, ketahanan, dan optimisme) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku tidak aman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi untuk meminimalisir perilaku tidak aman (substandart action).

Construction industry has a high hazard and high risk to allow work accident. The purpose of this study was to analyze the effect of individual risk factor and organizational risk factor associated with unsafe behavior or substandard action in construction workers. This research conducted in Mei – June 2021 involving 165 workers in the sports center stadium construction project Banten. This study used a cross sectional study design. The instrument used for collecting data included questionnaires related to safety behavior, safety knowledge, safety motivation, psychological capital, and organizational factors related to safety. The result of this research indicate age has a positive effect but not significant against unsafe behavior or substandard action. While education level, work experience in the project, average weekly working hours, safety motivation, organizational safety behavior have a negative effect but not significant against unsafe behavior or substandard action, and safety knowledge, psychological capital (self-efficacy, hope, resilience, and optimism) have a negative and significant effect against unsafe behavior or substandard action. Therefore, we need to control and intervene to reduce unsafe behavior or substandard action in workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Nur Hidayat
"Perkembangan teknologi yang pesat membuat hampir semua aktifitas pekerjaan manusia berhubungan erat dengan berbagai macam alat dan mesin. Tidak terkecuali dalam dunia industri yang saat ini terus berkembang dengan pesatnya. Namun dalam interaksi antara manusia, mesin dan lingkungan kerja terdapat berbagai risiko yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kecelakaan kerja bagi manusia. Salah satu penyakit akibat kerja yang kerap diderita oleh pekerja adalah penyakit yang berkaitan dengan otot serta rangka, atau lebih dikenal dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini dilakukan pada pekerja furnitur di PT. X di Klender, Jakarta Timur pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor risiko MSDs pada bagian tubuh dan gejala MSDs yang dialami oleh pekerja. metode penelitiain ini adalah kualitatif dengan desain studi observasional. Responden berjumlah 8 orang, dan tingkat risiko ergonomi dinilai menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Penilaian menggunakan REBA mendapatkan hasil 1 tahapan pekerjaan (25%) termasuk dalam kategori medium risk (action level 3), dan 3 tahapan pekerjaan (75%) termasuk dalam kategori high risk (action level 4). Nordic Body Map (NBM) digunakan untuk mengetahui keluhan MSDs yang dirasakan pekerja dan didapatkan hasil 100% pekerja mengeluhkan gejala MSDs. Keluhan terbanyak dirasakan adalah pegal dan rasa sakit pada tubuh bagian pinggang, leher bagian bawah, dan betis.

Technological developments that grow rapidly make almost human activities are closely related to tools and machinery. Industrial sectors is one of many sectors that grow rapidly as the human development. However, the interaction between human, machine and workplace environment have many risks that can make occupational disease or injury to the workers. One of the occupational diseases that often suffered by workers is a disease associated with muscle, bonesand joints, or known as Musculoskeletal Disorders (MSDs). This research was conducted on Furniture Workers PT. X, Klender, East Jakarta, in 2014. This research’s purpose are to know the musculoskeletal disorders risk factor in the body and symptoms experienced by workers. This research method is qualitative with observasional design. Respondents of this research were 8 production workers. Ergonomic risk level assessed using the Rapid Entire Body Assessment (REBA). The result from assessment using REBA are 1 task (25%) included medium risk category (action level 3), and 3 task (75%) include high risk category (action level 4). Nordic Body Map (NBM) is used to know the complaints about MSDs from workers, and the result is 100% of worker said that they have some symptoms of MSDs. Most of complaints are on the hip, lower neck, and calves."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55974
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syawal Kamiluddin Saptaputra
"Perawatan Metode Kanguru (PMK) memerlukan pendekatan yang komprehensif di antaranya sarana yang ergonomis untuk memperbaiki postur dan mengurangi risiko keluhan muskuloskeletal. Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain sofa ergonomis dan mengetahui efektivitasnya dalam memperbaiki postur dan menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal pada ibu yang melakukan PMK. Desain penelitian pada tahap I adalah Research and Development. Pembuatan virtual human dan virtual sofa design menggunakan software Jack Tecnometrix Siemens. Desain Penelitian tahap II adalah pre and post test experimental controlled group design. Pengukuran postur duduk menggunakan Rapid Upper Body Limb Assessment (RULA). Pengukuran keluhan muskuloskeletal menggunakan Nordic Body Map (NBM). Kelompok intervensi adalah ibu yang menggunakan sofa ergonomis PMK sedangkan kelompok kontrol adalah ibu yang menggunakan kursi yang tersedia di rumah sakit. Hasil pengukuran keluhan muskuloskeletal diketahui pada umumnya ibu mengalami keluhan pada berbagai anggota tubuh. Keluhan yang paling banyak antara lain pada bagian bokong (55.1%), pinggul (42%), bahu kanan dan kiri (37.7%), punggung (37.7%), pinggang (36.2%). Berdasarkan uji Mann-Whitney diketahui kelompok kontrol memiliki postur tubuh yang lebih berisiko mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan kelompok intervensi dengan p value = 0.000. Berdasarkan uji Mc Nemar diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi, kelompok kontrol memiliki keluhan muskuloskeletal yang lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi yaitu pada bagian leher atas (p value = 0.000), bahu kiri (p value = 0.008), bahu kanan (p value = 0.002), tengkuk (p value = 0.021), lengan kiri atas (p value = 0.031), dan punggung (p value = 0.031). Desain sofa ergonomis PMK berpotensi menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal pada ibu yang melakukan PMK. Postur tubuh kelompok intervensi memiliki risiko lebih rendah mengalami keluhan muskuloskeletal dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dilakukan intervensi, kelompok intervensi memiliki keluhan muskuloskeletal yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol yaitu pada leher atas, bahu kiri, bahu kanan, tengkuk, lengan kiri atas, dan punggung. Rumah sakit diharapkan dapat menyediakan fasilitas kursi yang ergonomis untuk menunjang PMK sehingga postur duduk menjadi lebih baik dan menurunkan risiko keluhan muskuloskeletal.

Kangaroo Mother Care (KMC) requires a comprehensive approach, including ergonomic means to improve posture and reduce the risk of musculoskeletal disorders. The aim of study was to design an ergonomic sofa design and determine its effectiveness in improving posture and reducing the risk of musculoskeletal disorders and in mothers who perform KMC. The research design in phase I was Research and Development. Developing virtual human and virtual sofa designs using the Jack Tecnometrix Siemens software. Research Design Phase II research is a pre and post test experimental controlled group design. Measurement of sitting posture using the Rapid Upper Body Limb Assessment (RULA). Measurement of musculoskeletal complaints using the Nordic Body Map (NBM). The intervention group was the mother who used the KMC ergonomic sofa while the control group was the mother who used the existing chair that available at the hospital for KMC. The measurement of musculoskeletal was known in general, mothers experience complaints in various parts of the body. The most common complaints were the buttocks (55.1%), hips (42%), right and left shoulders (37.7%), back (37.7%), waist (36.2%). Based on the Mann-Whitney test, it is known that after intervention the control group has a posture that is more at risk of experiencing musculoskeletal complaints than the intervention group with a p value = 0.000. Based on the Mc Nemar test, it was found that after intervention, the control group had higher musculoskeletal complaints than the intervention group, namely in the upper neck (p value = 0.000), left shoulder (p value = 0.008), right shoulder (p value = 0.002), nape (p value = 0.021), left upper arm (p value = 0.031), and back (p value = 0.031) The design of the KMC ergonomic sofa has the potential to reduce the risk of musculoskeletal complaints among mothers who perform KMC. Posture of the intervention group had a lower risk of experiencing musculoskeletal complaints than the control group. After the intervention, the intervention group had lower musculoskeletal complaints than the control group, namely in the upper neck, left shoulder, right shoulder, nape, upper left arm, and back. Hospitals are expected to be able to provide ergonomic chair facilities to support KMC so that the sitting posture becomes better and reduces the risk of musculoskeletal complaints."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Imelda Binti Ali
"Gangguan otot rangka merupakan suatu cedera atau gangguan pada otot, saraf, tendon, sendi, tulang rawan, dan cakram tulang belakang yang dapat mempengaruhi gerakan tubuh manusia atau sistem muskuloskeletal. Pekerja pada industri konstruksi memiliki risiko tinggi untuk mengalami keluhan gangguan otot rangka karena aktivitas pekerjaanya banyak melibatkan postur yang tidak alamiah, manual handling, dan pekerjaan berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko fisik, individu, dan psikososial yang berkaitan dengan keluhan gejala gangguan otot rangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Juli 2022 yang melibatkan 55 pekerja struktur dan finishing Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran X di Bekasi Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data diantaranya adalah Rapid Entire Body Assessment (REBA), kombinasi kuesioner psikososial, dan Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara; faktor risiko fisik dengan keluhan pada bahu, leher dan punggung bawah dalam 12 bulan dan 7 hari terakhir, tuntutan kerja dengan keluhan pada punggung bawah dalam 7 hari terakhir, dan kendali terhadap kerja dengan keluhan pada leher dalam 12 bulan terakhir. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gejala gangguan otot rangka pada pekerja struktur dan finishing.

Musculosceletal Disorders (MSDs) are injuries of the muscles, nerves, tendons, joints, cartilage, and spinal discs that can affect the movement of the human body or the musculoskeletal system. Workers in the construction industry have a high risk of MSDs because their work activities involve many unnatural postures, manual handling, and repetitive work. The purpose of this study was to analyze the physical, individual, and psychosocial risk factors associated with complaints of musculoskeletal symptoms. This research was conducted in February – July 2022 involving 55 structural and finishing workers in the X Office Building Construction Project in Bekasi in 2022. This study used a cross sectional study design. The instruments for collected data are Rapid Entire Body Assessment (REBA), a combination of psychosocial questionnaires, and the Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicate a significant relationship between; physical risk factors with complaints on the shoulders, neck and lower back in the last 12 months and 7 days, work demands with complaints on the lower back in the last 7 days, and control of work with complaints on the neck in the last 12 months. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of complaints of s musculoskeletal symptoms in structural and finishing workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Itsnati Rahmah
"Hampir seluruh pekerjaan konstruksi memerlukan manual handling. Manual handling dianggap sebagai kontributor utama penyebab masalah pada punggung dan juga gangguan muskuloskeletal terkait kerja lainnya (Straker, 1999). Penelitian ini dilakukan pada pekerja aktivitas manual handling di proyek pembangunan gedung bertingkat PT X yang berlokasi di Cikini, Jakarta Pusat, dengan tujuan untuk melihat hubungan antara tingkat risiko ergonomi dan faktor individu terhadap keluhan gejala gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dan melibatkan 85 pekerja aktivitas manual handling. Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah Quick Exposure Check (QEC) dan Nordic Body Map (NBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi keluhan terbanyak yang dialami oleh pekerja yaitu pada punggung (51,8%), bahu kiri (40%), dan bahu kanan (36,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara tingkat risiko dan usia terhadap keluhan gejala gangguan muskuloskeletal.

Almost every construction task needs manual handling. Manual handling considered as major contributor to back problems, as well as other work-related musculoskeletal disorders (Straker, 1999). This research was conducted on manual handling activity workers at the PT X multi-storey building project located in Cikini, Central Jakarta, with the aim of looking at the correlation between the level of ergonomics risk and individual factors on complaints of musculoskeletal disorders. This research used a cross-sectional study design and involved 85 manual handling activity workers. The methods used in this research are Quick Exposure Check (QEC) and Nordic Body Mp (NBM). The results showed that the location of the most common complaints experienced by workers was on the back (51,8%), left shoulder (40%), and right shoulder (36,5%). The results of bivariate analysis showed that there is a correlation between the level of risk and age on complaints of musculoskeletal disorders symptioms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi
"Pekerja Administasi berisiko terkena GOTRAK (gangguan otot rangka). Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran risiko ergonomi terkait keluhan GOTRAK pekerja administrasi pada aktivitas mengetik. Metode penilaian yang digunakan adalah RULA, QEC, ROSA dan NBQ. Penilaian mendapati hasil yang selaras, bahwa aktivitas mengetik berisiko tinggi, perlu diteliti lebih lanjut secara berkala dan perubahan diperlukan secepatnya. Postur yang berhubungan dengan alat kerja komputer berada pada kategori area yang membutuhkan intervensi ergonomi. Leher, bahu kiri, bahu kanan, punggung atas, dan punggung bawah merupakan bagian yang paling banyak dikeluhkan, baik selama 1 tahun maupun 1 minggu terakhir. Mengetik merupakan aktivitas paling berisiko pada pekerjaan administrasi.

Administrative workers are at risk for MSDs (Musculoskeletal Disorders). This research was conducted in order to give a description of ergonomic risk related to MSDs on typing activity among administration workers. Methodology that were used are RULA, QEC, ROSA, and NBQ. Results show that typing is a high risk activity, further evaluation are frequently required and changes need to be made. Posture while using computer are in category which needs ergonomic intervention. Neck, right and left shoulder, upper and lower back, are areas that are most complained, both in the last 1 year or 1 week. Typing is a high risk activity among administrative workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja garmen PT Parahita Prima Sentosa menggunakan tools REBA dan kuesioner NBM. Responden pada studi ini adalah 33 pekerja yang tersebar pada setiap aktivitas mencakup cutting, sewing, setrika dan quality control. Hasilnya menunjukan bahwa dengan metode REBA didapatkan mayoritas pekerja pada bagian produksi mempunyai tingkat risiko sedang untuk terjadi MSDs, yaitu operator jahit, operator setrika, dan pekerja quality control dan satu aktivitas yang memiliki risiko sangat tinggi yaitu operator cutting. Untuk hasil kuesioner NBM menunjukan bahwa pekerja pada industri ini mengeluhkan pada bagian pinggang (87.9%), leher atas (63.6%) dan betis kiri (60.3%).

This Research purposes to find out risk level of ergonomic and Musculoskeletal Disorders complaint in garment workers at PT Parahita Prima Sentosa using REBA tools and NBM questionaires. The respondents of this study are 33 workers that dispersed at each activity included cutting, sewing, ironing and quality control. The result of this study (REBA) showed that the majority of workers in the production division were have a medium risk for MSDs, there are sewing operators, ironing operators, and quality control workers and just one activity that has a very high risk which is cutting operators. Results for NBM questionary obtained that workers in this industry has complaints in their waist (87.9%), upper neck (63.6%) and left calf (60.6%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>