Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Syiifaa Aqiilla Ramadhani Laksana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara gaya pengasuhan dengan intensi penggunaan hukuman fisik dan kepercayaan terhadap mitos hukuman fisik dengan intensi penggunaan hukuman fisik pada orang tua dengan anak usia early childhood. Gaya pengasuhan diukur menggunakan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire milik Robinson dkk., 1995, kepercayaan terhadap mitos hukuman fisik diukur menggunakan Corporal Punishment Myth Scale (Kish & Newcombe, 2015), dan intensi penggunaan hukuman fisik diukur menggunakan vignettes dalam Corporal Punishment Myth Scale. Analisis statistika menggunakan Spearman correlation dengan arah pengujian 1-tailed. Terdapat 122 ayah dan ibu (M = 32.34, SD = 6.12) dengan anak usia 2-6 tahun (M = 3.66, SD = 1.33) yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya pengasuhan authoritarian dengan intensi penggunaan hukuman fisik. Hasil yang sama juga ditemukan antara kepercayaan terhadap mitos hukuman fisik dengan intensi penggunaan hukuman fisik. Gaya pengasuhan permissive menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan intensi penggunaan hukuman fisik, tetapi dengan arah korelasi yang berkebalikan dengan hipotesis. Tidak ditemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara gaya pengasuhan authoritative dengan intensi penggunaan hukuman fisik. Hasil penelitian dapat menjadi acuan bagi konselor untuk melaksanakan intervensi bagi orang tua dengan anak usia early childhood.

The present study aims to search whether there is a relationship between parenting styles, belief in corporal punishment myth, and corporal punishment use intention. Parenting styles were measured with Parenting Styles and Dimensions Questionnaire, constructed by Robinson et al., 1995; belief in corporal punishment myth was measured with Corporal Punishment Myth Scale, constructed by Kish and Newcombe (2015); and corporal punishment use intentions was measured with vignettes inside the Corporal Punishment Myth Scale. Spearman correlation with 1-tailed tests was used for hypothesis testing. There are 122 parents consist of mother and father (M = 32.34, SD = 6.12) with their 2-6 years old children (M = 3.66, SD = 1.33) participating in this study. The results showed that there is a positive and significant correlation between authoritarian parenting style with corporal punishment use intention. A positive and significant correlation between belief in corporal punishment myth with corporal punishment use intention is also found. While in permissive parenting style, there is a positive and significant correlation with corporal punishment use intention, but the direction is contradictive with the hypothesis. Lastly, there is no negative and significant correlation between authoritative parenting style and corporal punishment use intention. Research implications are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Melati Armadani
"Bentuk pendisiplinan anak dengan menggunakan hukuman fisik memiliki pro-kontra sendiri dalam pelaksanaannya. Menurut data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2020, hampir setengah populasi orang tua di Indonesia mengaku menggunakan hukuman fisik pada anaknya di rumah yaitu sebanyak 48,4%. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan hukuman fisik yaitu corporal punishment myths dan parenting self-efficacy dengan intensi menggunakan hukuman fisik itu sendiri pada ibu yang bekerja. Penelitian dilakukan pada 142 ibu yang bekerja dengan anak berusia 5-6 tahun. Metode yang digunakan adalah analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara corporal punishment myths dengan intensi untuk menggunakan hukuman fisik serta terdapat hubungan yang signifikan juga antara parenting self-efficacy dengan intensi untuk menggunakan hukuman fisik.

Child discipline using corporal punishment has its own pros and cons in its implementation. According to research conducted by Badan Pusat Statistik Indonesia in 2020, almost half of the parents population still using corporal punishment to their child at home which is 48,4% of the population. Therefore, this study aims to determine the relationship between factors that can influence the intention to use corporal punishment, between corporal punishment myths and parenting self-efficacy among working mothers. The study was conducted on 142 working mothers with children aged 5-6 years. The method used is correlation analysis. The results showed that there was a significant relationship between corporal punishment myths with the intention to use corporal punishment and there was also a significant relationship between parenting self-efficacy and the intention to use corporal punishment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaata Yamni
"Mendisiplinkan anak merupakan salah satu tugas yang penting bagi orang tua. Namun sayangnya, banyak orang tua yang masih menggunakan disiplin yang tidak efektif, seperti corporal punishment. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran corporal punishment myth dan regulasi emosi (suppression, capitulation, escape) terhadap penggunaan corporal punishment pada orang tua yang mengasuh anak berusia 2-6 tahun. Penelitian dilakukan pada 125 orang tua yang berasal dari seluruh Indonesia dengan menggunakan alat ukur Corporal Punishment Myth Scale, Revised Parental Emotion Regulation Inventory, Vignettes Corporal Punishment Intention, dan dimensi corporal punishment dari alat ukur Conflict Tactic Scale-Parent Child Version. Data dianalisis menggunakan teknik zero-inflated count regression. Hasil menunjukkan bahwa corporal punishment myth, suppression, escape, dan capitulation tidak dapat memprediksi perilaku corporal punishment. Selain itu, corporal punishment myth dan suppression tidak dapat memprediksi intensi corporal punishment. Sedangkan, capitulation dan escape mampu memprediksi intensi corporal punishment pada count model, (IRR = 4.19, p < .05; IRR = 1.14, p < .05), tetapi tidak pada zero model, (OR = 1.26, p > .05 OR = 1.12, p > .05). Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa masing-masing jenis regulasi emosi memiliki peranan yang berbeda dalam mempengaruhi frekuensi munculnya intensi corporal punishment.

Discipline is one of the most important tasks in parents’ life. Unfortunately, many parents still use ineffective discipline, such as corporal punishment. This study aimed to determine the role of corporal punishment myth and emotion regulation (suppression, capitulation, escape) on corporal punishment use in parents who had children aged 2-6 years. The study was conducted on 125 parents from all over Indonesia using Corporal Punishment Myth Scale, Revised Parental Emotion Regulation Inventory, Corporal Punishment Intention Vignettes, and corporal punishment dimension of Conflict Tactic Scale-Parent Child Version. The data were analyzed using zero-inflated count regression. The results showed that corporal punishment myth, suppression, escape, and capitulation could not predict corporal punishment behavior. Moreover, corporal punishment myth and suppression could not predict the intention of corporal punishment. Meanwhile, capitulation and escape were able to predict the intention of corporal punishment in the count model (IRR = 4.19, p < .05; IRR = 1.14, p < .05), but not in the zero model (OR = 1.26, p>.05; OR = 1.12, p > .05). The results implied that each type of emotion regulation has different role in influencing the use of corporal punishment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Bagus Septian
"Persepsi mengenai keparahan dan keadilan hukuman fisik yang diberikan dalam rangka penerapan disiplin oleh orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi sikap terhadap penggunaan hukuman fisik. Mengingat bahwa pemberi hukuman adalah orang tua, maka persepsi terhadap hukuman fisik juga dipengaruhi oleh attachment anak dengan orang tua. Terhadap 222 partisipan dewasa muda diukur sikap terhadap hukuman fisik dengan Discipline Questionnaire DQ, persepsi keparahan dan keadilan dengan Physical Punishment Questionnaire PPQ dan attacment dengan orang tua menggunakan Experience in Close Relationship-Relationship Structure ECR-RS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap penggunaan hukuman fisik. berkorelasi denganpersepsi keadilan r = 0,287.

Childrens perception of harshness and justness of corporal punishment administered by their parents as a way to uphold discipline are factors that predict attitude towards corporal punishment. Considering that corporal pusnishment are administered by parents, then perception of children to corporal punishment might be affected by their attachment with parents. Participants of 222 people were asked to report their attitude towards corporal punishment with Discipline Questionnaire DQ, perceived harshness and pereived justness with Physical Punishment Scale PPQ and parental attachment with Experience in Close Relationship Relationship Struture ECR RS. Result found that perceived justness r = 0,287.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhisty Azlia Firnady
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh tingkat parenting stress terhadap kualitas interaksi ibu-anak pada ibu yang memiliki anak usia toddler dan berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan mix method design dalam proses pengumpulan data. Metode kuantitatif dilakukan untuk menganalisis pengaruh tingkat parenting stress terhadap kualitas interaksi ibu-anak. Tingkat parenting stress diukur melalui Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF) dan kualitas interaksi ibu-anak diukur melalui Parenting Interaction with Children: Checlist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Metode kualitatif berupa observasi dan wawancara, dilakukan unuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai perilku partisipan ibu-anak. Partisipan penelitian ini berjumlah 71 pasang ibu dan anak usia 12 ? 36 bulan yang berasal dari keluarga miskin. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat parenting stress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas interaksi ibu-anak (F=0,518, p>0,05, tidak signifikan pada L.o.S 0,05).

This research was conducted to deript the effect of level of parenting stress towards mother-child interaction quality in mothers with toddler form poverty family. This research used the mixed method design for collecting data. Quantitative method used in order to analized the effext of level of parenting stress towards mother-child interaction quality. Level of parenting stress was measured by Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF) and mother-child interaction quality was measured by Parenting Interaction with Children: Checlist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Qualitative method executed by observation and interview in order to obtain the comprehensive overview about mother-child behavior. The participants of this research are 71 pairs of mothers and children age 12 ? 36 months who came from poverty families. The main results of this research showed that level of parenting stress did not significantly affect the quality of mother-child interaction (F = 0.518, p>0,05, insignificant at L.o.S 0,05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Gracia Paulina
"Hubungan antara ayah dan anak dalam keluarga Batak Toba ditandai dengan prinsip patrilineal yang menekankan pentingnya keberhasilan anak laki laki sebagai penerus keturunan Dengan demikian kehadiran ayah menjadi hal yang penting dalam perkembangan anak laki lakinya secara khusus pada perkembangan karir Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kehadiran ayah dengan kematangan karir pada remaja laki laki bersuku Batak Toba yang berusia 14 hingga 19 tahun Father Presence Questionairre FPQ yang disusun oleh Krampe dan Newton 2006 digunakan untuk mengukur kehadiran ayah dan Career Development Inventory CDI yang disusun oleh Sudiarty 2010 digunakan untuk mengukur kematangan karir 125 remaja laki laki bersuku Batak Toba Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kehadiran ayah dengan kematangan karir artinya jika semakin tinggi skor remaja dalam mempersepsi kehadiran ayah secara psikologis maka semakin tinggi skor kematangan karir remaja Penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi ayah bersuku Batak Toba dalam mengarahkan karir pada remaja laki laki.

Relationship between father and son in Batak Toba`s tribe characterized by the patrilineal principles that emphasize the importance of the son as the successful successor to the offspring Therefore the father presence is the important things in career development This research is aimed to find a relationship between father presence and career maturity among male adolescence aged between 14 19 Father Presence Questionnaire FPQ used to measure father presence and Career Development Inventory CDI used to measure career maturity There are 125 Batak Toba male adolescents involved in this study The result of this study showed there was a significant relationship between father presence and career maturity it means if the adolescents get higher score in perceiving the psychological presence of his father the adolescent can get a higher score in career maturity This research is important as guidelines for the Batak Toba`s father in directing career in Batak Toba male adolescence."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Dominikus David Biondi
"Career indecision merupakan masalah yang cukup penting bagi kehidupan remaja saat ini. Jika hal ini terus berlanjut, maka remaja cenderung gagal dalam menentukan kariernya di masa depan. CDSE sebagai kapabilitas individu dalam pengambilan keputusan karier di masa depan, sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu parenting styles (eksternal) dan thinking styles (internal). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh persepsi siswa SMA mengenai parenting styles orang tua yang dimediasi oleh thinking styles terhadap tingkat CDSE ketika membuat keputusan karier. Selain itu juga, penelitian ini akan menganalisis perbedaan gender yang terjadi pada remaja laki-laki dan perempuan, sehingga didapatkan data yang faktual terkait isu gender terhadap CDSE siswa SMA.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif non-eksperimental dengan jenis cross-sectional. Subjek penelitian terdiri dari 617 orang siswa yang berasal dari tiga sekolah di Jakarta yang duduk di kelas 11 dan 12. Career Decision Self-Efficacy Scale - Short Form (CDSE-SF), Parental Authority Questionnaire (PAQ), Thinking Styles Inventory-Revised II (TSI-R2) menjadi alat ukur dalam penelitian ini. Teknik analisis data menggunakan Simple Mediation Model with Hayes's Model 4 dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science) 23 ­- PROCESS Macro.
Ditemukan bahwa CDSE pada siswa laki-laki secara signifikan dipengaruhi oleh parenting styles ayah otoriter dan ibu otoritatif, sedangkan pada siswa perempuan dipengaruhi oleh parenting styles ayah otoritatif dan ibu otoriter, serta secara signifikan juga dipengaruhi oleh thingking styles Tipe I dan Tipe II. Pengujian mediasi menemukan bahwa variabel thinking styles secara signifikan menengahi beberapa hubungan antara parenting styles ayah dan ibu terhadap CDSE. Namun, ada beberapa keterbatasan, di mana implikasi untuk penelitian lebih lanjut diberikan.

Career indecision has become a considerable issue among adolescents recently. Students would likely fail in determining their future career if this issue continued to occur. Career Decision Self-Efficacy (CDSE) as individual's capability in decision making related to future career was strongly influenced by parenting styles (external factor) and thinking styles (internal factor). This study aims to examine the effects of high school students' perceptions about their parents' parenting styles mediated by the thinking style on CDSE level in making various decisions related to their future career. In this study, the effects of gender between male and female adolescents was also analyzed in order to obtain factual data regarding gender-related issues toward high school students' CDSE level.
This study employed a non-experimental quantitative research using a cross-sectional design. The research subjects covered 617 students from three schools in Jakarta who were currently in their 11th and 12th grades. The data of this study were collected using Career Decision Self-Efficacy Scale - Short Form (CDSE-SF), Parental Authority Questionnaire (PAQ), Thinking Styles Inventory-Revised II (TSI-R2) as the research instruments. The obtained data were then analyzed using a Simple Mediation Model with Hayes' Model 4 using SPSS (Statistical Package for Social Science) 23 - PROCESS Macro.
The results of the data analysis indicated that male students' CDSE had been significantly influenced by the parenting style applied by authoritarian paternal and authoritative maternal. Meanwhile, the CDSE level of female students was influenced by the parenting styles applied by authoritative paternal and authoritarian maternal, besides it was also significantly influenced by thinking styles Type I and Type II. Based on the results of the mediation testing, thinking styles were found to significantly mediated the relationship between parenting styles applied by paternal and maternal towards CDSE level. However, this study suffered from several limitations that could be improved by future researchers. 
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defika Wilda Nurhidayanti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh dukungan sosial terhadap interaksi ibu - anak usia toddler di keluarga miskin. Dukungan sosial diukur dengan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988). Interaksi ibu - anak usia toddler diukur dengan Parenting Interaction with Children : Checklist of Observational Linked to Outcomes (Roggman, Cook, Innocenti, Norman & Christiansen, 2013). Partisipan penelitian ini adalah 71 pasang ibu dan anak usia toddler yang tinggal di sekitar Depok dan Jakarta. Sekitar 59% anak toddler berjenis kelamin laki-laki dan 41% perempuan. Uji Multiple Regression digunakan untuk mengukur pengaruh dukungan sosial terhadap interaksi ibu - anak. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup bukti dukungan sosial berpengaruh signifikan terhadap interaksi ibu - anak (F=0.144, N=71, p= 0.706, pada los 0.05).

This research was conducted to get an overview about the impact of social support on mother - toddler interaction in poverty families. Social support was measured by the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988). And mother - toddler Interaction measured by Parenting Interaction with Children: Checklist of Observational Linked to Outcomes (Roggman, Cook, Innocenti, Norman & Christiansen, 2013). Participants of this study were 71 pairs of mother and toddler who live around Depok and Jakarta. Approximately 59% of toddler sex are male and 41% are female. Multiple Regression Test is used to measure the impact of social support on mother - toddler interaction. The main results of the study shows that there is no sufficient evidence of social support significantly influence mother - toddler interaction (F = 0.144, N = 71, p = 0.706, in Los 0.05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Straus, Murray A.
New York: Lexington Books, 1994
306.874 STR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurma Wuriana
" ABSTRAK
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi, meregulasi emosi serta menggunakan informasi mengenai emosi dalam berpikir dan bertingkah laku. Orang tua selalu mendapatkan tantangan dalam membesarkan anak yang sering mengakibatkan stress pada pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara religiusitas Islam dan stress pengasuhan dengan kecerdasan emosi pada orang tua. Partisipan penelitian ini adalah 90 orangtua Jabodetabek. Peneliti menggunakan R-MRPI, PSI-SF , dan adaptasi TEIQue-SF untuk mengukur Religiusitas Islam, Stress Pengasuhan dan Kecerdasan Emosi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara religiusitas Islam dan kecerdasan emosi dengan r= .469, LoS 0.01 serta hubungan negatif signifikan antara stress pengasuhan dan kecerdasan emosi dengan r = -.529, LoS 0.01. Hubungan antara religiusitas Islam dan stress pengasuhan dengan kecerdasan emosi menunjukkan korelasi r= .614 Hasil menunjukkan bahwa nilai Religiusitas Islam orang tua yang tinggi berhubungan dengan tinggi pula kecerdasan emosi yang dimiliki sehingga mengurangi stress pengasuhan.
ABSTRACT Emotional intelligence is the ability to understand and express emotions, regulate emotions and use emotional information in thinking and behaving. The challenges of raising a child often lead to stress in parenting. This study aims to determine whether there is a relationship between Islamic Religiosity and Parenting Stress with Emotional Intelligence. Participants of this study were 90 parents from Jabodetabek. Researcher used R MRPI, PSI SF, and SF TEIQue adaptation to measure Religiosity of Islam, Parenting Stress and Emotional Intelligence. The calculations showed that there is a significant positive relationship between Islamic religiosity and emotional intelligence with r .469,LoS 0 01 and significant negative relationship between parenting stress and emotional intelligence with r .529, LoS 0 01. The correlation between Islamic Religiosity and parenting stress with emotional intelligence is r .614.This result showed that higher Islamic religiosity will followed with higher emotional intelligence too in parents, that can be lowering the level of parenting stress. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>