Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190304 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danang Ariadi
"Pandemi penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) dapat memberikan dampak buruk pada kualitas tidur pasien Covid-19 sehingga dapat mempengaruhi kesehatan pasien Covid-19, baik fisik dan psikologis. Oleh karena itu artikel ini menjelaskan tentang cara meningkatkan kualitas tidur pada pasien Covid-19 dengan teknik guided imagery kombinasi instrumen musik. Pada artikel ini metode yang digunakan adalah case report tujuannya agar pasien dapat menggunakan teknik ini dan dapat meningkatkan kualitas tidur selain itu juga dapat mengurangi kecemasan pasien Covid-19. Pasien yang diberikan intervensi adalah pasien Covid-19 yang kooperatif dengan derajat ringan atau sedang serta tidak mengalami sesak ataupun nyeri berat. Intervensi dilakukan selama seminggu dengan cara membayangkan suasana yang nyaman dan indah diikuti menutup mata, kemudian diperdengarkan menggunakan audiospeaker dengan instrumen musik yang tenang dan nyaman. Evaluasi pada kasus dilakukan sesuai dengan respon pasien yang telah diberikan intervensi menggunakan dua alat ukur yaitu Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) didapatkan bahwa ada pengaruh peningkatan kualitas tidur dan pengurangan kecemasan pada pasien Covid-19 di ruangan isolasi. Sehingga artikel ini dapat menjadi dasar inovasi untuk dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya agar menjadi pertimbangan dalam menilai evaluasi dengan alat ukur yang aplikatif untuk digunakan di ruangan rawat.

The 2019 Coronavirus disease (COVID-19) pandemic can have a negative impact on the sleep quality of Covid-19 patients so that it can affect the health of Covid-19 patients, both physically and psychologically. Therefore, this article describes how to improve sleep quality in Covid-19 patients with the guided imagery technique of a combination of musical instruments. In this article, the method used is a case report, the goal is that patients can use this technique and can improve sleep quality while also reducing the anxiety of Covid-19 patients. Patients who were given the intervention were cooperative Covid-19 patients with mild or moderate degrees and did not experience shortness of breath or severe pain. The intervention was carried out for a week by imagining a comfortable and beautiful atmosphere followed by closing your eyes, then playing it using an audiospeaker with quiet and comfortable musical instruments. Evaluation of the case was carried out according to the response of patients who had been given intervention using two measuring instruments, namely the Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) and Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS). isolation. So that this article can be the basis for innovation to be carried out by further researchers so that it becomes a consideration in assessing evaluations with applicable measuring instruments for use in the treatment room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Ariadi
"Pandemi penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) dapat memberikan dampak buruk pada kualitas tidur pasien Covid-19 sehingga dapat mempengaruhi kesehatan pasien Covid-19, baik fisik dan psikologis. Oleh karena itu artikel ini menjelaskan tentang cara meningkatkan kualitas tidur pada pasien Covid-19 dengan teknik guided imagery kombinasi instrumen musik. Pada artikel ini metode yang digunakan adalah case report tujuannya agar pasien dapat menggunakan teknik ini dan dapat meningkatkan kualitas tidur selain itu juga dapat mengurangi kecemasan pasien Covid-19. Pasien yang diberikan intervensi adalah pasien Covid-19 yang kooperatif dengan derajat ringan atau sedang serta tidak mengalami sesak ataupun nyeri berat. Intervensi dilakukan selama seminggu dengan cara membayangkan suasana yang nyaman dan indah diikuti menutup mata, kemudian diperdengarkan menggunakan audiospeaker dengan instrumen musik yang tenang dan nyaman. Evaluasi pada kasus dilakukan sesuai dengan respon pasien yang telah diberikan intervensi menggunakan dua alat ukur yaitu Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) didapatkan bahwa ada pengaruh peningkatan kualitas tidur dan pengurangan kecemasan pada pasien Covid-19 di ruangan isolasi. Sehingga artikel ini dapat menjadi dasar inovasi untuk dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya agar menjadi pertimbangan dalam menilai evaluasi dengan alat ukur yang aplikatif untuk digunakan di ruangan rawat.

The 2019 Coronavirus disease (COVID-19) pandemic can have a negative impact on the sleep quality of Covid-19 patients so that it can affect the health of Covid-19 patients, both physically and psychologically. Therefore, this article describes how to improve sleep quality in Covid-19 patients with the guided imagery technique of a combination of musical instruments. In this article, the method used is a case report, the goal is that patients can use this technique and can improve sleep quality while also reducing the anxiety of Covid-19 patients. Patients who were given the intervention were cooperative Covid-19 patients with mild or moderate degrees and did not experience shortness of breath or severe pain. The intervention was carried out for a week by imagining a comfortable and beautiful atmosphere followed by closing your eyes, then playing it using an audiospeaker with quiet and comfortable musical instruments. Evaluation of the case was carried out according to the response of patients who had been given intervention using two measuring instruments, namely the Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) and Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS). isolation. So that this article can be the basis for innovation to be carried out by further researchers so that it becomes a consideration in assessing evaluations with applicable measuring instruments for use in the treatment room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suhirman
"Penyakit gagal ginjal dapat menyebabkan dampak buruk pada kualitas tidur pasien sehingga dapat mempengaruhi kesehatan, baik secarafisik maupun psikologis. Oleh karena itu artikel ini menjelaskan tentang cara meningkatkan kualitas tidur pada pasien CKD dengan terapi dzikir sebagai bentuk pasrah atau menyerahkan diri kepada Allah SWT dan dikombinasi dengan instrumen musik. Pada artikel ini metode yang digunakan adalah case report tujuannya agar pasien dapat menggunakan teknik ini dan dapat meningkatkan kualitas tidur selain itu juga dapat mengurangi kecemasan pasien CKD. Pasien yang diberikan intervensi adalah pasien CKD yang kooperatif dengan skala nyeri sedang. Intervensi dilakukan selama seminggu dengan cara berdzikir, kemudian diperdengarkan menggunakan audiospeaker dengan instrumen musik yang tenang dan nyaman. Evaluasi pada kasus dilakukan sesuai dengan respon pasien yang telah diberikan intervensi menggunakan dua alat ukur yaitu Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) didapatkan bahwa ada pengaruh peningkatan kualitas tidur dan pengurangan kecemasan pada pasien CKD di ruangan penyakit dalam. Sehingga artikel ini dapat menjadi dasar inspirasi untuk dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya agar menjadi bahan pertimbangan dalam menilai evaluasi dengan alat ukur yang aplikatif untuk digunakan di ruangan rawat.

Kidney failure can have a negative impact on the patient's sleep quality
that can affect health, both physically and psychologically. By Therefore, this article describes how to improve sleep quality in children CKD patients with dhikr therapy as a form of surrender or surrender to Allah SWT and combined with musical instruments. In this article The method used is a case report, the goal is that patients can using this technique and can improve sleep quality but it can also
reduce anxiety in CKD patients. Patients who were given the intervention were patients
Cooperative CKD with moderate pain scale. The intervention was carried out during a week by means of dhikr, then listened to using audiospeaker with quiet and comfortable musical instruments. Evaluation on the case
carried out according to the response of patients who have been given intervention using two measuring tools, namely the Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) it was found that there the effect of improving sleep quality and reducing anxiety in CKD patients in the internal medicine room. So that this article can be the basis of inspiration for can be done by further researchers so that they can be taken into consideration in assess the evaluation with applicable measuring tools for use in the inpatient room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Riandhika
"Klien dengan chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis khususnya tahap end stage renal disease (ESRD) yang menjalani hemodialisa sering mengalami gangguan tidur dikarenakan perubahan regulasi hormonal dan ketidakseimbangan elektrolit. Gangguan tidur dapat mempengaruhi tubuh baik fisiologis, psikologis, fisik, sosial, hingga kematian. Untuk mencegah hal tersebut, diagnosis keperawatan gangguan pola tidur pada klien CKD perlu ditegakkan dan dintervensi agar dapat mencapai kualitas tidur yang optimal. Asuhan keperawatan dilakukan secara holistik mencakup biopsikososial-spiritual klien dengan intervensi observasi penilaian kualitas tidur dengan instrument Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI), intervensi terapeutik dengan modifikasi lingkungan, dan intervensi edukasi dengan mengajarkan teknik relaksasi napas dalam kombinasi unsur religius. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien kelolaan dapat menurunkan nilai PSQI sebanyak 4 poin selama tiga belas hari perawatan yang berarti kualitas tidur klien meningkat. Artikel ini diharapkan dapat menjadi dasar inovasi untuk dapat dilakukan oleh peneliti selanjutnya agar menjadi pertimbangan dalam menilai evaluasi dengan alat ukur yang aplikatif untuk digunakan di ruang perawatan.

Clients with chronic kidney disease (CKD) or chronic kidney disease, especially end stage renal disease (ESRD) undergoing hemodialysis, often experience sleep disturbances due to changes in hormonal regulation and electrolyte imbalances. Sleep disorders can affect the body both physiologically, psychologically, physically, socially, to death. To prevent this, nursing diagnoses of sleep pattern disorders in CKD clients need to be enforced and intervened in order to achieve optimal sleep quality. Nursing care is carried out holistically including biopsychosocial-spiritual clients with observational interventions for assessing sleep quality with the Pitsburg Sleep Quality Index (PSQI) instrument, therapeutic interventions with environmental modifications, and educational interventions by teaching breathing relaxation techniques in combination with religious elements. The implementation of nursing carried out on managed clients can reduce the PSQI value by 4 points for thirteen days of treatment, which means that the client's sleep quality increases. This article is expected to be the basis for innovation to be carried out by further researchers so that it becomes a consideration in assessing evaluations with applicable measuring tools for use in the treatment room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa
"HCU merupakan unit pelayanan rumah sakit bagi pasien kritis tetapi masih dalam kondisi yang stabil. Pada kondisi tersebut pasien membutuhkan pelayanan, pengobatan dan monitoring ketat. Pasien di ruang HCU dipasang bedside monitoring untuk memantau hemodinamik. Pasien di ruang HCU sering mengalami gangguan tidur karena adanya faktor eksternal seperti suara bising dari berbagai sumber, suhu ruangan yang panas, dan lampu yang terlalu terang. Tujuan dari penulisan laporan kasus ini yaitu untuk memberikan gambaran implementasi penggunaan sleeping kit dan edukasi sleep hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien post stroke hemoragik di ruang HCU. Metode yang digunakan yaitu studi kasus pada pasien dengan diagnosis medis Cerebrovaskular Disease – Stroke Hemorrhagic (CVD-SH) dan Hipertensi Emergency yang dilakukan intervensi dengan modifikasi lingkungan yaitu penggunaan sleeping kit dan edukasi sleep hygiene selama 3 hari. Setelah dilakukan intervensi terjadi peningkatan kualitas tidur pada klien yang dibuktikan dengan penurunan skor PSQI sebanyak 7 poin. Berdasarkan penerapan penggunaan sleeping kit dan edukasi sleep hygiene diharapkan intervensi ini dapat diterapkan dan terdapat SOP terkait pentingnya istirahat dan tidur di ruang HCU sehingga kualitas tidur pasien di ruang HCU dapat meningkat.

HCU is a hospital service unit for critical patients but still in stable condition. In these conditions the patient requires care, treatment and close monitoring. Patients in the HCU room are installed bedside monitoring to monitor hemodynamics. Patients in the HCU room often experience sleep disturbances due to external factors such as noise from various sources, hot room temperatures, and lights that are too bright. The purpose of writing this case report is to provide an overview of the implementation of the use of sleeping kits and sleep hygiene education to improve sleep quality in post hemorrhagic stroke patients in the HCU room. The method used was a case study in patients with a medical diagnosis of Cerebrovascular Disease – Hemorrhagic Stroke (CVD-SH) and Hypertension Emergency which was intervened with environmental modifications, namely the use of sleeping kits and sleep hygiene education for 3 days. After the intervention, there was an increase in the quality of sleep for the client as evidenced by a decrease in the PSQI score by 7 points. Based on the application of the use of sleeping kits and sleep hygiene education, it is hoped that this intervention can be implemented and there are SOPs related to the importance of rest and sleep in the HCU room so that the quality of sleep of patients in the HCU room can be improved."
Depok: Fakultas Ilu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul
"Kecemasan pada pasien yang menjalani kateterisasi jantung dapat mengakibatkan proses kateterisasi jantung terganggu, meningkatkan risiko penyakit dan serangan jantung berulang, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kombinasi guided imagery dan abdominal breathing terhadap respon psikofisiologis kecemasan. Penelitian ini menggunakan desain randomisasi controlled trial. Sampel penelitian berjumlah 78 orang pasien CAD yang menjalani kateterisasi jantung elektif.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan respon psikofisiologis kecemasan setelah pemberian kombinasi guided imagery dan abdominal breathing (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah kombinasi guided imagery dan abdominal breathing menurunkan respon psikofisiologis kecemasan. Rekomendasi untuk manajemen rumah sakit agar menggunakan kombinasi guided imagery dan abdominal breathing sebagai standar operasional prosedur ruangan kateterisasi jantung.

Anxiety in patients undergoing cardiac catheterization can lead to impair cardiac catheterization process, increase the risk of recurrent disease and heart attacks, as well as increase morbidity and mortality. This study aimed to determine the effect of a combination of guided imagery and abdominal breathing on psychophysiological response anxiety. This study used a randomized controlled trial design. These samples included 78 patients with CAD who underwent elective cardiac catheterization.
The results showed that a significant decrease in anxiety psychophysiological response after the administration combination of guided imagery and abdominal breathing (p <0.05). The conclusion of the study is a combination of guided imagery and abdominal breathing reduce anxiety psychophysiological responses. A recommendation is directed foward the hospital management to use a combination of guided imagery and abdominal breathing can be used as a standard operating procedure cardiac catheterization room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43691
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Putri Ayuwardhani
"Ibu pasca melahirkan seringkali mengalami gangguan tidur akibat perubahan fisiologis dan psikologis. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan dan pemulihan pasca melahirkan secara keseluruhan. Intervensi yang diberikan pada pasien post partum di rumah sakit dalam projek kali ini adalah dengan penerapan sleep hygiene. Pasien dalam projek ini berjumlah tiga orang, ketiga pasien memiliki masalah kualitas tidur yang buruk dibuktikan dengan skor Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ) yang rendah yaitu 32, 42, dan 42. Projek ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana penerapan praktik sleep hygiene, seperti jadwal tidur yang teratur, lingkungan yang nyaman, dan teknik relaksasi yang dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien post partum. Penulis memberikan intervensi berupa penerapan sleep hygiene kepada pasien bekerja sama dengan perawat selama 3 hari di rumah sakit.  Intervensi yang dilakukan adalah dengan mengkaji sleep hygiene pada pasien, memberikan edukasi terkait dengan tidur yang cukup, memberikan saran untuk memakai eye mask dan/atau ear plug. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip sleep hygiene secara signifikan meningkatkan kualitas tidur pada wanita pasca melahirkan, yang berdampak positif terhadap pemulihan pasca melahirkan. Hal ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan sleep hygiene ke dalam asuhan keperawatan bagi pasien post partum.

Postpartum mothers often experience sleep disturbances due to physiological and psychological changes. This can have an impact on overall health and postpartum recovery. The intervention given to postpartum patients in the hospital in this project is the implementation of sleep hygiene. There were three patients in this project, all three patients had poor sleep quality problems as evidenced by low Richard Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ) scores of 32, 42, and 42. This project aims to evaluate how the implementation of sleep hygiene practices, such as regular sleep schedules, a comfortable environment, and relaxation techniques can improve sleep quality in postpartum patients. The author provided an intervention in the form of implementing sleep hygiene to patients in collaboration with nurses for 3 days in the hospital. The intervention carried out was to assess sleep hygiene in patients, provide education related to adequate sleep, and provide advice on wearing eye masks and/or ear plugs. The results showed that the implementation of sleep hygiene principles significantly improved sleep quality in postpartum women, which had a positive impact on postpartum recovery. This highlights the importance of integrating sleep hygiene into nursing care for postpartum patients. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Vidya Mahacintya
"COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 tidak hanya menyerang sistem pernapasan, namun dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah berupa fenomena hiperkoagulasi. Hiperkoagulasi atau disebut dengan pengentalan darah adalah kondisi dimana darah dalam tubuh seseorang cenderung lebih mudah mengalami proses penggumpalan atau pembekuan darah. Hiperkoagulasi pada COVID-19 dapat memperburuk keadaan pasien dengan menyumbat pembuluh darah yang berujung pada kerusakan organ dan kematian. Penelitian ini difokuskan pada perbandingan gambaran profil kondisi hiperkoagulasi pada pasien COVID-19, khususnya pada 663 data pasien yang menjalani rawat inap pada periode Maret 2020 hingga Maret 2021 pada rumah sakit X di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode Exploratory Data Analysis untuk mendapatkan perbedaan karakteristik pasien serta Kaplan-Meier untuk melihat perbedaan laju perbaikan kondisi pasien. Penelitian ini menemukan bahwa pasien hiperkoagulasi memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gejala, seperti gejala umum (demam, batuk, lelah) dan serius (sesak napas, nyeri dada, kesulitan bicara atau bergerak), memiliki kecenderungan lebih tinggi ditemukan pada pasien yang memiliki penyakit penyerta hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit penyerta terkait paru, lebih banyak diberikan treatment antivirus berupa remdesivir dan oseltamivir, memiliki kecenderungan yang lebih tinggi pada hemoglobin, hematokrit, trombosit, neutrofil, ddimer, dan fibrinogen, serta berpeluang untuk meninggal 0.233 kali lebih besar jika dibandingkan dengan pasien non hiperkoagulasi. Secara umum, pasien non hiperkoagulasi mengalami perbaikan kondisi lebih cepat dibandingkan dengan pasien hiperkoagulasi.

COVID-19 caused by SARS-CoV-2 not only attacks the respiratory system, but can cause damage to blood vessels in the form of hypercoagulation phenomena. Hypercoagulation or so-called blood thickening is a condition where the blood in a person's body tends to be more prone to clotting. Hypercoagulation in COVID-19 can worsen the patient's condition by clogging blood vessels which leads to organ damage and death. This study focused on comparing the profile of hypercoagulable conditions in COVID-19 patients, especially in 663 data of patients who were hospitalized in the period March 2020 to March 2021 at hospital X in Jakarta. The research was conducted using Exploratory Data Analysis method to obtain differences in patient characteristics as well as Kaplan-Meier to see the difference in the rate of improvement of the patient's condition. This study found that hypercoagulable patients had a higher tendency to experience symptoms, such as general symptoms (fever, cough, tiredness) and serious symptoms (shortness of breath, chest pain, difficulty speaking or moving), had a higher tendency to be found in patients who have comorbidities of hypertension, diabetes mellitus, and comorbidities related to the lung, more given antiviral treatment in the form of remdesivir and oseltamivir, had a higher tendency for hemoglobin, hematocrit, platelets, neutrophils, ddimer, and fibrinogen, and and had a 0.233 times greater probability of death when compared to non-hypercoagulable patients. In common, non-hypercoagulable patients improved faster than hypercoagulable patients."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risak Tiimron Iswara
"COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menjadi masalah kesehatan dunia. Virus COVID-19 berdampak pada kesehatan fisik, mental hingga mempengaruhi kualitas tidur perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada perawat yang merawat pasien COVID-19. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif retrospektif dengan simple random sampling. Sebanyak 123 responden diikutsertakan dari salah satu rs x daerah Depok. Data diambil pada bulan februari hingga maret 2023. Kuesioner penelitian menggunakan Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitan menunjukkan 78.9% perawat yang merawat pasien COVID-19 memiliki kualitas tidur buruk dan 87% mengalami tingkat kecemasa ringan. Selain itu diperoleh hasil p value 0.017 sehingga terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur perawat yang merawat pasien COVID-19 (p=0,017). Perawat bagian managerial diharapkan lebih memperhatikan kualitas tidur perawat melalui staffing yang baik, Perawat diharapkan dapat menjaga kualitas tidur sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan optimal

COVID-19 is an infectious disease caused by the SARS-CoV-2 virus and has become a global health problem. The COVID-19 virus can have an impact on physical and mental health and also can affect the quality of sleep for nurses. This study aims to find the relationship between anxiety level and sleep quality in nurses who caring for COVID-19 patients. Design used retrospective descriptive with simple random sampling. Total respondent was 123 respondents at one of the hospital in Depok. The questionnaire used the Zung self-rating anxiety scale (ZSAS) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of the study showed that 78.9% of nurses caring for COVID-19 patients had poor sleep quality and 87% experienced mild levels of anxiety. In addition, there was a significant relationship between anxiety levels and sleep quality for nurses caring for COVID-19 patients (p = 0.017). Managerial nurses are expected to pay more attention to the quality of nurse sleep through good staffing. Nurses are expected to be able to maintain sleep quality so that they can provide optimal nursing care"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Sharima
"Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi di dunia. Dilansir dari situs covid19.who.int, per 19 Juni 2021 Indonesia berada di urutan ke-18 dan memiliki 1,963,266 kasus terkonfirmasi dengan total 54,043 pasien yang meninggal. Salah satu kasus berat atau termasuk dalam kelompok kritis adalah pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS). Melihat banyaknya kasus ARDS yang berakhir dengan kematian dan terbatasnya gambaran klinis terkait ARDS yang disebabkan oleh COVID-19 membuat penelitian ini berfokus untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berasosiasi dengan kejadian ARDS pada pasien COVID-19. Faktor-faktor risiko kejadian ARDS pada pasien COVID-19 diidentifikasi dengan menggunakan metode classification tree dimana performa model diukur dari nilai akurasi, sensitivitas, spesifisitas, dan AUC. Cost matrix digunakan sebagai strategi rebalancing data. Besaran risiko relatif faktor-faktor tersebut terhadap ARDS akan dihitung dengan menggunakan metode regresi logistik. Model yang dihasilkan memiliki nilai akurasi, sensitivitas, spesifisitas, dan AUC masing-masing sebesar 0.879, 0.804, 0.900, dan 0.852. Pasien COVID-19 yang mengalami peningkatan kadar hemoglobin, PCO_2 dan CRP, penurunan kadar PCT, saturasi oksigen, dan urea, mengalami gejala sesak napas, dan memiliki komorbid pneumonia secara rata-rata memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kejadian ARDS.

On March 11, 2020, WHO declared COVID-19 as a worldwide pandemic. Reporting from the website covid19.who.int, as of June 19, 2021, Indonesia was in 18th place and had 1,963,266 confirmed cases with a total of 54,043 patients who died. One of the severe cases or included in the critical group was a patient with Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Seeing the large number of ARDS cases that ended in death and the limited clinical picture related to ARDS caused by COVID-19 made this research to be focused on identifying risk factors associated with ARDS incidence in COVID-19 patients. Identification of risk factors for the incidence of ARDS in COVID-19 patients using a classification method where the performance of the model is measured of the values of accuracy, sensitivity, specificity, and AUC. Cost matrix is used as a data rebalancing strategy. The relative risk of ARDS was calculated using the logistic regression method. The accuracy, sensitivity, specificity, and AUC obtained in the model are 0.879, 0.804, 0.900, and 0.852, respectively. COVID-19 patients who experienced increased hemoglobin, PCO_2, and CRP levels, decreased PCT levels, oxygen saturation, and urea, experienced symptoms of shortness of breath, and had pneumonia on average had a higher risk of developing ARDS."
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>