Ditemukan 194982 dokumen yang sesuai dengan query
Suci Nopitri
"Lansia dengan infeksi COVID-19 menunjukkan manifestasi klinis dan psikologis yang saling berpengaruh terhadap prognosis perkembangan penyakit pada lansia. Laporan kasus ini ditulis menggunakan studi kasus dengan tujuan memberikan studi deskriptif untuk mengetahui dan mendeskripsikan kondisi klinis dan psikologis lansia penderita COVID-19 yang menjalani perawatan di Rumah Sakit. Manifestasi klinis yang muncul pada keempat pasien lansia yang terinfeksi COVID-19 yang dikelola selama berdinas di IGD secara klinis ditemukan kesulitan bernapas, terdapat penggunaan otot bantu napas, pergerakan dada simetris, suara paru sonor, terdengar suara ronchi pada pemeriksaan auskultasi, peningkatan frekuensi napas, peningkatan nadi, penurunan saturasi oksigen dalan darah, hasil analisa gas darah yang menunjukan adanya asidosis respiratorik dan gambaran rontgen torak yang menunjukkan adanya gambaran pneumonia. Kondisi psikologis yang muncul pada lansia antara lain kecemasan, tidak tenang, perasaan kesepian, ketakutan yang berlebihan sehingga tidak mau mengikuti prosedur tindakan yang diberikan dan ungkapan ketidaktahuan tentang kondisi penyakitnya saat ini. Manifestasi psikologis yang muncul pada keempat pasien lansia dengan COVID-19 dapat mempengaruhi perubahan tanda-tanda vital pada pasien lansia tersebut diantaranya peningkatan nadi dan peningkatan frekuensi pernapasan. Tenaga kesehatan mempunyai peranan penting untuk memberikan dukungan semangat agar lansia lebih tenang dan mau mengikuti program pengobatan yang diberikan dengan lebih sering berada dekat lansia dan memberikan penjelasan terkait kondisi yang sedang dialami lansia tersebut. Tatalaksana untuk mengatasi gejala klinis yang muncul dengan pemberian terapi oksigen, monitoring hemodinamik pasien lansia dengan COVID-19. Kehadiran tenaga kesehatan di samping pasien lansia dan pemberian informasi dan edukasi terkait kondisi penyakit yang dialami lansia saat ini merupakan bagian penting dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental dari lansia yang mengalami infeksi COVID-19 sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia.
The elderly with COVID-19 infection show clinical and psychological manifestations that mutually influence the prognosis of disease progression in the elderly. This case report was written using a case study with the aim of providing a descriptive study to identify and describe the clinical and psychological conditions of the elderly with COVID-19 undergoing treatment at the hospital. Clinical manifestations that appeared in the four elderly patients infected with COVID-19 who were managed during service in the ER were clinically found to have difficulty breathing, there was use of accessory muscles for breathing, symmetrical chest movement, resonant lung sounds, crackles on auscultation, increased respiratory rate, increased pulse, decreased oxygen saturation in the blood, results of blood gas analysis which showed respiratory acidosis and chest X-ray showing pneumonia. Psychological conditions that arise in the elderly include anxiety, restlessness, feelings of loneliness, excessive fear so that they do not want to follow the given action procedures and expressions of ignorance about their current disease condition. Psychological manifestations that appear in the four elderly patients with COVID-19 can affect changes in vital signs in these elderly patients, including an increase in pulse and an increase in respiratory rate. Health workers have an important role to provide encouragement so that the elderly are calmer and willing to follow the treatment program provided by being near the elderly more often and providing explanations regarding the conditions that the elderly are experiencing. Management to overcome clinical symptoms that arise by giving oxygen therapy, hemodynamic monitoring of elderly patients with COVID-19. The presence of health workers in addition to elderly patients and the provision of information and education related to disease conditions experienced by the elderly are currently an important part in improving the physical and mental health of the elderly who experience COVID-19 infection so as to improve the quality of life in the elderly. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Haniya Mufida Zahra
"Penuaan menyebabkan kemunduran fungsi tubuh lansia, termasuk perubahan otot yang dapat memicu masalah keseimbangan. Ketidakseimbangan merupakan faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan jatuh pada kelompok usia lanjut. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada tiga lansia berjenis kelamin perempuan dengan diagnosis keperawatan utama risiko jatuh. Intervensi keperawatan utama yang diberikan adalah Ergo Care Heel Raise Exercise (ECHRE). Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Ergo Care Heel Raise Exercise sebagai bagian dari asuhan keperawatan pada lansia dengan risiko jatuh di PSTW Budi Mulia 4 Ciracas Metode yang digunakan adalah case report. Intervensi diberikan 4 kali dalam seminggu selama 3 minggu dengan durasi 15—30 menit. Penerapan Ergo Care Heel Raise Exercise terbukti efektif meningkatkan keseimbangan pada lansia yang berisiko jatuh. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan signifikan pada hasil skor Timed Up and Go (TUG) setelah latihan dilakukan. Adanya hasil tersebut diharapkan Ergo Care Heel Raise Exercise dapat diterapkan pada asuhan keperawatan sebagai terapi alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan keseimbangan tubuh lansia.
Aging leads to the decline of physical functions in the elderly, including muscle changes that can trigger balance issues. Imbalance is a primary risk factor that increases the likelihood of falls in older adults. The author provided nursing care to three elderly women with a primary nursing diagnosis of fall risk.. The main intervention was Ergo Care Heel Raise Exercise (ECHRE). This study aims to analyze the implementation of ECHRE as part of nursing care for elderly individuals at risk of falling at PSTW Budi Mulia 4 Ciracas. The method used is a case report, with interventions conducted 4 times per week over 3 weeks, lasting 15-30 minutes each session. The application of ECHRE has proven effective in improving balance in elderly individuals at risk of falling, as evidenced by a significant improvement in Timed Up and Go (TUG) scores after the exercise was performed. These findings suggest that ECHRE can be adopted in nursing care as an alternative therapy to enhance balance in the elderly. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Eva Rista Machdalena
"Lansia seringkali mengalami imobilisasi, terutama lansia yang mengalami perawatan di rumah sakit. Konsekuensi negative dari imobilisasi yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah penuruanan dalam melakukan aktivitas, dan memperburuk kondisi kognitifnya. penelitian dengan menggunakan desain
cross sectional dangan
purposive sampel dengan dengan melibatkan 61 responden lansia. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara status mobilisasi dengan status fungsional. Status mobilisasi dan status nutrisi juga berperan besar mempengaruhi status fungsional individu lansia. Oleh karena itu, diperlukan adanya diagnosis dini terhadap status mobilisasi dan status nutrisi untuk mencegah menurunnya kemampuan status fungsional lansia sehingga kualitas hidup lansia selama dirawat di rumah sakit meningkat. Selain itu, tersusunnya program mobilisasi secara teratur dan simultan akan meningkatkan kemampuan fungsional lansia selama dirawat di rumah sakit.
The elderly are frequently immobilized, especially the elderly who experience hospitalization. The negative consequences of immobilization during hospitalization are a decrease in activity, and a decrease in cognitive condition. The study used a cross-sectional design with a purposive sample by involving 61 elderly respondents. The results showed a significant relationship between mobilization status and functional status. Mobilization status and nutritional status also have a major role in influencing the functional status of elderly individuals. Based on this, early diagnosis of mobilization status and nutritional status is needed to prevent the decline in the ability of the functional status of the elderly so that the quality of life of the elderly during hospitalization increases. In summary, the establishment of a regular and simultaneous mobilization program will improve the functional ability of the elderly during hospitalization."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dewita Zahra Nur Azizah
"Stroke adalah salah satu penyebab utama ketidakmampuan pada lansia, yang dapat menurunkan tingkat kemandirian dalam menjalani aktivitas sehari-hari (ADL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian lansia dengan stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Responden penelitian ini terdiri dari 92 lansia dengan stroke beserta keluarga yang mendampinginya, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner terkait dukungan keluarga dan tingkat kemandirian lansia, lalu dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas lansia dengan stroke memiliki tingkat kemandirian ketergantungan ringan (43,5%) dan sebagian besar mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori baik (55,4%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan tingkat kemandirian lansia dengan nilai p = 0,048. Dukungan keluarga yang baik, meliputi dukungan emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental, berperan penting dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan lansia untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara lebih mandiri. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan keterlibatan keluarga dalam proses rehabilitasi lansia dengan stroke, serta perlunya edukasi berkelanjutan bagi keluarga untuk mendukung pemulihan pasien secara optimal.
Stroke is one of the leading causes of disability among the elderly, which can reduce their level of independence in performing activities of daily living (ADL). This study aims to analyze the relationship between family support and the level of independence of elderly stroke patients hospitalized at Jakarta Timur Hospital. The research method used is an analytical study with a cross-sectional design. The study respondents consisted of 92 elderly stroke patients and their accompanying family members, selected using purposive sampling. Data were collected through questionnaires measuring family support and the level of independence of the elderly and analyzed using the Chi-Square test. The results of the study showed that the majority of elderly stroke patients had a mild dependency level (43.5%), and most received good family support (55.4%). Statistical analysis indicated a significant relationship between family support and the level of independence of elderly stroke patients, with a p-value of 0.048. Good family support, including emotional, appreciation, informational, and instrumental support, plays an important role in enhancing the motivation and abilities of elderly individuals to perform daily activities more independently. This study recommends increasing the involvement of families in the rehabilitation process of elderly stroke patients and the need for ongoing education for families to optimally support patient recovery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dewita Zahra Nur Azizah
"Stroke adalah salah satu penyebab utama ketidakmampuan pada lansia, yang dapat menurunkan tingkat kemandirian dalam menjalani aktivitas sehari-hari (ADL). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian lansia dengan stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan desain potong lintang (cross-sectional). Responden penelitian ini terdiri dari 92 lansia dengan stroke beserta keluarga yang mendampinginya, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner terkait dukungan keluarga dan tingkat kemandirian lansia, lalu dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas lansia dengan stroke memiliki tingkat kemandirian ketergantungan ringan (43,5%) dan sebagian besar mendapatkan dukungan keluarga dengan kategori baik (55,4%). Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan tingkat kemandirian lansia dengan nilai p = 0,048. Dukungan keluarga yang baik, meliputi dukungan emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental, berperan penting dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan lansia untuk menjalani aktivitas sehari-hari secara lebih mandiri. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan keterlibatan keluarga dalam proses rehabilitasi lansia dengan stroke, serta perlunya edukasi berkelanjutan bagi keluarga untuk mendukung pemulihan pasien secara optimal.
Stroke is one of the leading causes of disability among the elderly, which can reduce their level of independence in performing activities of daily living (ADL). This study aims to analyze the relationship between family support and the level of independence of elderly stroke patients hospitalized at Jakarta Timur Hospital. The research method used is an analytical study with a cross-sectional design. The study respondents consisted of 92 elderly stroke patients and their accompanying family members, selected using purposive sampling. Data were collected through questionnaires measuring family support and the level of independence of the elderly and analyzed using the Chi-Square test. The results of the study showed that the majority of elderly stroke patients had a mild dependency level (43.5%), and most received good family support (55.4%). Statistical analysis indicated a significant relationship between family support and the level of independence of elderly stroke patients, with a p-value of 0.048. Good family support, including emotional, appreciation, informational, and instrumental support, plays an important role in enhancing the motivation and abilities of elderly individuals to perform daily activities more independently. This study recommends increasing the involvement of families in the rehabilitation process of elderly stroke patients and the need for ongoing education for families to optimally support patient recovery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Galia Wardha Alvita
"Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan perawatan diabetes mellitus pada lansia karena dapat meningkatkan motivasi lansia untuk bersikap dan berperilaku sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perawatan diabetes pada lansia di rumah di Kelurahan Cisalak Pasar Kota Depok dengan menggunakan metode descriptive correlational dan desain cross sectional, melibatkan sampel 81 responden dengan tekhnik total sampling. Analisis menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara dukungan emosional, dukungan penghargaan, informasi dan instrumental dengan perawatan diabetes pada lansia (p < 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dukungan emosional merupakan faktor yang dominan terhadap perawatan diabetes pada lansia setelah dikontrol dengan jenis kelamin dan pendapatan lansia dengan nilai OR: 14,402. Dukungan yang diberikan keluarga kepada lansia dapat meningkatkan motivasi lansia dalam melakukan perawatan DM sehingga perawat perlu meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat lansia DM khususnya dengan memberikan dukungan emosional.
Family support is needed to maintain elderly with DM because of improving encourage elderly motivation to healthy behaviour. This study aimed to determine the correlation between family support and diabetes care of elderly at Cisalak Pasar, Depok, using descriptive correlation method and cross sectional design. A total of 81 respondent participant in this study. Statistical analyzed used chi-square and multiple logistic regression. The result showed that there was correlation between emotional, prestige, information, and instrumental with diabetes care of elderly (p < 0,05). The dominant factor is emotional support controlled by sex and financial (OR: 14,042). Nurse have to increase family role for managing DM of elderly with emotinal support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32701
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dovian Emely Suteja
"Tongue coating merupakan lapisan pada dorsum lidah yang berpotensi menjadi fokus infeksi dan sering ditemukan pada lansia karena berbagai faktor. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebersihan mulut dengan tongue coating pada lansia mandiri di Kota Depok serta hubungannya dengan faktor-faktor sosiodemografi. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada lansia mandiri di Kota Depok, Jawa Barat. Tingkat kebersihan mulut diukur menggunakan Simplified Oral Hygiene Index OHI-S . Keberadaan tongue coating dinilai secara visual. Data faktor-faktor sosiodemografi diperoleh dari pengisian kuesioner Hasil: Penelitian melibatkan 89 subjek dengan rentang usia 60-90 tahun. Rata-rata OHI-S ialah 2,94 1,02. Tingkat kebersihan mulut buruk ditemukan pada 41 48,3 subjek. Prevalensi tongue coating ialah 31,5 . Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kebersihan mulut dan tongue coating pada lansia p>0,05 . Faktor-faktor sosiodemografi tidak berhubungan secara signifikan baik terhadap tingkat kebersihan mulut maupun tongue coating p>0,05 . Kesimpulan: Mayoritas subjek lansia mandiri memiliki tingkat kebersihan mulut yang buruk dan tidak mengalami tongue coating. Tingkat kebersihan mulut tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan tongue coating. Faktor-faktor sosiodemografi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan keduanya.
Introduction Tongue coating is a layer on the dorsum of tongue that could potentially become a focus of infection and often found in elderly due to various factors. Objectives This study aims to determine the relationship between oral hygiene status and tongue coating among independent elderly in Depok and their relationship with sociodemographic factors. Methods A cross sectional study was conducted on 89 subjects in Depok, West Java. The oral hygiene status was measured using Simplified Oral Hygiene Index OHI S . The presence of tongue coating was assessed visually. Sociodemographic factors data are obtained from questionnaires. Results The study included 89 independent elderly subjects, ranging from 60 to 90 of age. The mean OHI S score is 2.94 1.02. Poor oral hygiene was found in 41 48.3 subjects. The prevalence of tongue coating was 31.5 . No statistically significant association was found between the oral hygiene status and tongue coating among elderly p 0.05 . Sociodemographic factors were not significantly associated with oral hygiene and tongue coating. p 0.05 . Conclusion Most independent elderly subjects have poor oral hygiene and no tongue coating. Oral hygiene is not significantly associated with tongue coating. Sociodemographic factors do not significantly affect the association between both of them."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafa Az-Zahra Anindya Ma'arip
"Lansia mengalami penurunan degeneratif baik fisiologis maupun patologis (seperti stroke) pada sistem muskuloskeletal sehingga timbulnya gangguan mobilitas fisik menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan pada lansia. Kondisi ini berdampak pada kesulitan melakukan pergerakan dan mobilisasi dalam aktivitas sehari-hari. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. Intervensi yang dilakukan adalah terapi latihan kekuatan otot dengan elastic band dan genggam bola karet terhadap lansia post stroke dengan kelemahan ekstremitas kiri selama 10 hari dengan durasi 60 menit. Hasil evaluasi menggambarkan
adanya peningkatan kekuatan otot dari 4442 menjadi 5544 , pemeriksaan berg balance test meningkat 4432 5543
dari skor 36 menjadi 45, dan pemeriksaan timed up and go test mengalami percepatan dari 23.69 detik menjdi 16.4 detik. Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mobilisasi secara fungsional pada lansia. Penulis merekomendasikan bagi pihak PSTW agar program latihan kekuatan otot dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk mengatasi terjadinya gangguan mobilitias fisik pada lansia sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Latihan harus dilakukan setiap hari, minimal satu kali dalam sehari selama 60 menit dengan tiga kali pengulangan gerakan dan masing-masing gerakan memiliki 10 hitungan. Perlu dievaluasi menggunakan penilaian MMT, TUG, BBT, beserta kekuatan lansia dalam menarik elastic band melalui pengukuran panjang diameter pita sebelum dan sesudah latihan kekuatan otot.
Degenerative in elderly both physiological and pathological (such as stroke) in musculoskeletal system cause quite high impaired physical mobility problem. This condition has an impact on difficulties in moving and mobilizing in daily activities. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to the elderly with impaired physical mobility problems at the Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. The intervention used was muscle strength exercise therapy with elastic bands and rubber ball grips for post stroke elderly with left extremity weakness for 10 days with a duration of 60 minutes. The evaluation results described an increase in muscle strength from 4442/4432 to 5544/5543, the berg balance test increased from a score of 36 to 45, and the timed up and go test experienced an acceleration from 23.69 seconds to 16.4 seconds. The evaluation results prove that there is an increase in muscle strength and functional mobilization ability in the elderly. The author recommends for PSTW that muscle strength training programs can be implemented consistently and continuously to overcome the occurrence of impaired physical mobility in the elderly so as to improve health and quality of elderly life. Exercise must be done every day, at least once a day for 60 minutes with three repetitions of the movement and each movement has 10 counts. It needs to be evaluated using MMT, TUG, BBT assessments, along with the strength of the elderly in pulling the elastic band through measuring the length of the band diameter before and after muscle strength exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Mutiara Yuliastuti Putri
"
Peran pendamping dalam berjalannya program pendampingan dan perawatan lanjut usia di lingkungan keluarga (Home Care) sangatlah penting. Maka dari itu diharapkan pendamping memiliki perilaku prososial dalam menjalankan perannya. Skripsi ini membahas mengenai perilaku prososial pada pendamping lansia. Penelitian ini adalah penelitian kulitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa semua pendamping memiliki perilaku prososial, yang terbagi kedalam beberapa pendamping yang memiliki perilaku altruis karena adanya motivasi altruism concern dan beberapa pendamping yang memiliki perilaku menolong karena adanya motivasi egoistic concern di dalam diri pendamping. Perbedaan perilaku prososial ini yang menyebabkan perbedaan pendampingan yang diberikan pendamping kepada lansianya.
The role of companion in passage of mentoring programs and elderly care in a Home Care is very important. Thus it is expected that all companion had prosocial behavior in their role as an elderly companion. This thesis discusses the existing prosocial behavior in elderly companion. This study using qualitative approach with descriptive research method. The results of this study describe that all companion had prosocial behavior, which being divided into two type of motivation, there are some companion who has altruistic behavior because of the altruism concern and there are some who have a companion helping behavior because of the egoistic concern. This Prosocial behavior difference causing the difference type of mentoring given to the other elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: EGC, 1999
362.172 KOL
Buku Teks Universitas Indonesia Library