Ditemukan 180397 dokumen yang sesuai dengan query
Shavira Putri Danila
"Skripsi ini membahas mengenai perubahan praktik penggunaan air dalam konteks transformasi lanskap di Kampung Sawah, Bekasi. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dalam pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa transformasi lanskap yang terjadi di Kampung Sawah berupa perubahan dari lahan pertanian sawah menjadi areal perumahan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhanBekasi sebagai penyangga Kota Jakarta yang terus berkembang, utamanya sebagai daerah pemukiman. Perkembangan ini turut meningkatkan aktivitas manusia dan mendorong terciptanya ruang baru di wilayah ‘pinggiran’ kota. Peningkatan aktivitas manusia tersebut tidak hanya mendorong ruang-ruang baru yang menggantikan ruang yang lama. Hilangnya lahan persawahan, pertumbuhan perumahan dan infrastruktur di sekitar Kampung Sawah yang diikuti dengan pertumbuhan penduduk juga mengubah praktik pemanfaatan air seperti penggunaan pompa jet pump oleh pendatang.Praktik ini dicurigai oleh para ‘warga asli’ sebagai penyebab berkurangnya jumlah air tanah dangkal. Merespon hal itu,warga yang tinggal di luar kawasan perumahan melakukan berbagai cara termasuk mengganti teknologi untuk mendapatkan air tanah. Respon-respon itu tidak hanya mempengaruhi perubahan teknologi, tetapi juga berkelindan dengan perubahan pranata yang mengatur penggunaan air dari yang sebelumnya digunakan secara bersama-sama ke arah pemanfaatan yang bersifat privat (individual). Meskipun begitu, bukan berarti praktik berbagi air hilang begitu saja, karena dalam situasi khusus seperti kekeringan, praktik berbagi air masih dilakukan oleh ‘warga asli’.
This thesis discusses the shifting of water usage in the context of landscape transformation in Kampung Sawah, Bekasi. This study applies qualitative methods in collecting data through in-depth interviews, observations, and literature studies. The finding shows that the landscape transformation occured in Kampung Sawah as the land usage changing from rice fields to residential areas cannot be separated from the growth of Bekasi as a buffer for the city of Jakarta continues to grow, especially as a residential area. These developments also increase human activity and encourage the creation of new spaces in the ‘suburb’ areas of the city. The increase in a human activity does not only encourage new spaces that replace the old ones. The loss of rice fields, housing, and infrastructure growth around Kampung Sawah followed by population growth has also changed water use practices such as jet pumps by ‘warga pendatang’ (immigrants). This practice is suspected by the 'warga asli’ (the locals) of the reduced amount of shallow groundwater. Responding to this, residents living outside residential areas have taken various ways, including changing technology to obtain groundwater. These responses affect technological change and are also intertwined with changes in the institutions that regulate the use of water from what was previously used collectively but is now more private (individual). However, this does not mean that the practice of sharing water will disappear because, in special situations such as drought, the method of sharing water is still carried out by 'warga asli'."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nazla Iasha Fitri
"Pertumbuhan penduduk mengarah pada ketersediaan lahan permukiman. Tekanan populasi ini menyebabkan ketidakseimbangan dengan kemampuan lahan permukiman di Kota Samarinda. Prediksi pemodelan spasial diperlukan sebagai langkah untuk mencegah perubahan tutupan lahan yang berlebihan di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi daya dukung permukiman dan pemodelan spasial tutupan lahan yang terjadi di Kota Samarinda pada tahun 2006, 2014, dan 2020. Metode Pengolahan data menggunakan Cellular Automata Markov Chain (CAMC) dan Indeks Daya Dukung Lahan Permukiman. Selanjutnya Indeks Daya Dukung Lahan Permukiman digunakan untuk memprediksi kemampuan lahan permukiman. Hasil CAMC menunjukkan adanya ekspansi tutupan lahan permukiman yang dipengaruhi oleh driving factor diantaranya jarak dari jalan, jarak dari sungai, jarak dari point of Interest (fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan), lereng, dan wilayah ketinggian. Hasil daya dukung lahan permukiman dipengaruhi oleh jumlah penduduk, standar luas kebutuhan ruang, dan luas lahan permukiman di Kota Samarinda. Perhitungan daya dukung lahan permukiman tahun 2034 di Kota Samarinda mendapatkan hasil nilai indeks daya dukung lahan permukiman sebesar 4,6 m²/kapita. Arti dari 4,6 m²/kapita bahwa daya dukung lahan permukiman masih mampu menampung penduduk untuk bermukim 4 kali dari jumlah penduduk yang ada pada tahun 2034 karena memiliki luas yang lebih untuk menampung penduduk yang ada.
Population growth leads to the availability of residential areas, this population pressure causes an imbalance with the ability of residential areas in Samarinda City. Spatial modeling predictions are needed as a prevention step to prevent excessive land cover changes in the future. This research aims to predict residential area carrying capacity and spatial modeling of land cover that occurred in Samarinda City in 2006, 2014, and 2020. The data processing method uses the Cellular Automata Markov Chain (CAMC) and the Capability Index of the residential area. Then the residential area Capacity Index is used to predict the ability of a residential area. The Cellular Automata Markov Chain (CAMC) results show that there is an expansion of residential area land cover which affected by driving factors that consist of distance from the nearby road, distance from the river, distance from the point of interest (health facility and education facility), slope, and elevation. The residential area land carrying capacity results affected by population density, standard needed land area, and residential area extent in Samarinda City. The calculation of residential area land carrying capacity in 2034 Samarinda City results in the index value of the carrying capacity residential area 4.6 m²/capita. The meaning of 4.6 m²/capita is that the carrying capacity of residential area is still able to accommodate residents to live 4 times the total population in 2034 because it has more area to accommodate the existing population."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Astri Puspita
"Penelitian ini mengungkap keberadaan fasilitas umum kampung kota yang dilihat sebagaisumber daya bersama (common pool resources). Warga kampung kota memiliki hubungan sosial antar warga yang sangat erat, terlebih keberadaan sarana fasilitas umum yang dimiliki semakin mempererat hubungan sosial mereka. Fasilitas umum sebagai elemen arsitektur perkotaan merupakan kebutuhan bagi setiap warga kampung kota, namun penyediaan dan pemeliharaannya memerlukan biaya yang cukup mahal. Dibutuhkan keterlibatan pemimpin formal dan bantuan pemimpin informal sebagai penghubung antara pemimpin formal dan penduduk kampung untuk memenuhi kebutuhan fasilitas umum tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan membuktikan pengaruh pemimpin formal dan pemimpin informal terhadap perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan fasilitas umum serta implikasinya terhadap kualitas lingkung bangun kampung kota. Penelitian dilakukan di Kampung Gabus Bekasi yang dikenal sebagai kampung jawara atau kampung preman berdasarkan pengalaman warga dan media. Metode penelitian menggunakan studi kasus dan teknik reputasional terhadap 419 responden dari total 34 RT yang ada di Kampung Gabus. Penelitian ini membuktikan bahwa keberadaan fasilitas umum juga peningkatan maupun perusakan yang terjadi di Kampung Gabus Bekasi tidak terlepas dari dinamika hubungan sosial (morfogenesis) antara pemimpin formal (kepala desa) dan pemimpin informal (tokoh masyarakat dan tokoh agama) setempat. Pemimpin formal dan pemimpin informal mempengaruhi keberadaan fasilitas umum karena mereka memiliki masa kejayaan serta memiliki ruang atas kejayaan mereka. Namun dikarenakan setiap pemimpin, baik pemimpin formal maupun pemimpin informal, dapat memilah tindakan mereka yang ingin merubah/mempertahankan budaya dan struktur yang berlaku, sehingga timbul agen-agen lain seperti mandor yang menguasai fasilitas umum.
This study reveals the existence of urban village public facilities which are seen as common pool resources. The residents of the urban village have very close social relations between residents, especially the existence of public facilities that are owned further strengthen their social relations. Public facilities as elements of urban architecture are a necessity for every citizen of the urban village, but their provision and maintenance requires quite expensive costs. It takes the involvement of formal leaders and the assistance of informal leaders as a liaison between formal leaders and villagers to meet the needs of these public facilities. The purpose of this study was to understand and prove the influence of formal leaders and informal leaders on the planning, construction, and management of public facilities and their implications for the quality of the urban village environment. The research was conducted in Kampung Gabus Bekasi which is known as the village of champions or the village of thugs based on the experiences of residents and the media. The research method uses case studies and reputable techniques on 419 respondents from a total of 34 RTs in Kampung Gabus.
This study proves that the existence of public facilities as well as the increase or destruction that occurs in Kampung Gabus Bekasi cannot be separated from the dynamics of social relations (morphogenesis) between formal leaders (village heads) and local informalleaders (community leaders and religious leaders). Formal leaders and informal leaders influence the existence of public facilities because they have a heyday and have room for their glory. However, because every leader, both formal and informal leaders, can sort out the actions of those who want to change/maintain the prevailing culture and structure, other agents such as the foreman who control public facilities arise."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tia Widayanti
"Pada prakteknya dalam proses penghunian dan pengelolaan rumah susun kerap terjadi permasalahan antara lain sengketa antara penghuni dan badan pengelola. Salah satu sengketa yang sering terjadi adalah mengenai pengelolaan listrik dimana pada rumah susun seringkali terjadi ancaman pemadaman listrik yang menjadi alat atau instrumen pemaksaan kehendak badan pengelola apabila para penghuni tidak bersedia membayar tarif listrik yang ditetapkan secara sepihak oleh badan pengelola.
Dengan latar belakang tersebut, perlu diketahui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penetapan tarif listrik pada rumah susun di indonesia. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah antara lain apakah penetapan tarif listrik pada Apartemen Kalibata City telah sesuai dengan peraturan perundang- undangan dalam bidang ketenagalistrikan di Indonesia dan apakah implementasi dari peraturan perundang-undangan mengenai rumah susun dan ketenagalistrikan sudah memberikan perlindungan hukum bagi konsumen satuan rumah susun.
Metode peneltian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis. alat pengumpulan data adalah data primer yaitu studi dokumen dan wawancara. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi kepustakaan dan melalui pendekatan yuridis normatif.
Hasil penelitian menunjukkan penetapan tarif listrik pada Apartemen Kalibata City yang dilakukan oleh badan pengelola merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam bidang ketenagalistrikan di Indonesia dan implementasi peraturan perundang-undangan mengenai rumah susun maupun ketenagalistrikan belum terlaksana dengan baik khususnya dalam memberikan perlindungan hukum bagi konsumen satuan rumah susun. Disarankan agar pemerintah segera melakukan perancangan peraturan pelaksana dari undang- undang rumah susun dan perubahan pada peraturan perundang-undangan ketenagalistrikan serta membentuk suatu lembaga independen yang melakukan fungsi pengawasan pengelolaan rumah susun.
In practice in the process of residential and apartment management often occurs problems such as disputes between occupants and management bodies. One of the most frequent disputes is about the management of electricity where in the apartments often there is a threat of power outages that become the tool or instrument of the coercion of the governing body if the residents are not willing to pay the electricity tariffs set unilaterally by the governing body. With this background, we need to know the regulations related to the determination of electricity tariffs on apartment in Indonesia. The problem formulation of this research is whether the determination of electricity tariff on Kalibata City Apartment has been in accordance with the laws and regulations in the electricity sector in Indonesia and whether the implementation of the legislation concerning the housing and electricity has provided legal protection for the consumers of the home unit stacking. The method of research conducted is analytical descriptive. data collection tool is primary data that is document study and interview. Secondary data were collected through literature study and through normative juridical approach. The result of the research shows that the determination of electricity tariff on Kalibata City Apartment by the management agency is an action which is not in accordance with the laws and regulations in the electricity sector in Indonesia and the implementation of the regulation concerning the apartment and electricity has not been well implemented, especially in providing legal protection for consumers of apartment units. It is suggested that the government immediately draft the implementing regulations of the apartments legislation and amendment to the regulation of electricity and also establish an independent institution that performs the function of supervising the management of the apartments. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dania Siska Octaviani
"Kenyamanan penghuni di dalam ruangan pada hunian tingkat tinggi di Jakarta sangat penting untuk diperhatikan, terutama terkait termal, pendengaran, dan visual. Hunian tingkat tinggi umumnya lebih minim proteksi terhadap radiasi dan cahaya matahari, serta lokasinya yang strategis menjadi rawan terhadap kebisingan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja kulit bangunan terutama pengaruh material dan bukaan transparannya dalam menjaga kenyamanan penghuni dari permasalahan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pengukuran langsung di lapangan dan simulasi software. Pengukuran dilakukan pada hunian tingkat tinggi yang menggunakan material dan rasio bukaan transparan terhadap dinding (WWR) yang berbeda pada dinding kulit bangunannya. Hunian tingkat tinggi yang diteliti adalah hunian yang menggunakan material yang umum digunakan, seperti panel precast beton dan material alternatif seperti panel precast beton dengan lapisan EPS (Expanded Polystyrene Foam). Penggunaan material yang berbeda dilihat pengaruhnya terhadap kenyamanan termal serta suara dari kebisingan. Variabel kenyamanan termal yang diukur adalah temperatur operatif dan kelembaban relatif. Variabel kenyamanan pendengaran yang diukur adalah tingkat tekanan suara. Kondisi outdoor dan indoor pada unit hunian diukur menggunakan alat ukur berupa data logger. Rasio bukaan transparan terhadap dinding (WWR) yang berbeda dilihat pengaruhnya terhadap kenyamanan visual. Variabel yang diukur adalah iluminasi dan glare di dalam ruang. Simulasi software digunakan dalam pengukuran tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sample yang menggunakan panel precast beton dengan lapisan EPS diketahui memiliki temperatur operatif di dalam ruangan yang lebih rendah dibandingkan sample yang menggunakan material panel precast beton, dengan selisih temperatur operatif sebesar 1 – 2.4°C. Kenaikan temperatur operatif di dalam ruangan tentunya dipengaruhi pula oleh material transparan. Di sisi lain, kombinasi material clear-single glass dan panel precast beton diketahui mampu mereduksi transmisi suara lebih banyak yaitu sebesar 30.4 – 31.4 dB. Sementara itu, dalam menjaga kualitas pencahayaan di dalam ruangan, besar bukaan transparan dengan WWR 26%, 23%, dan 29% tidak memberikan perbedaan tingkat iluminasi dan glare yang sangat signifikan.
The occupant’s comfort in high-rise residential in Jakarta is crucial Especially related to thermal, acoustic (sound) and visual comfort. High-rise residential commonly has less protection against radiation and sunlight. It is also typically located in a strategic location, which makes it susceptible to a potential noise problem. This study was conducted to determine the performance of building envelope, especially the influence of material and the various window to wall ratio (WWR) in maintaining the occupant’s comfort to these problems. The research method used is field measurement and software simulation. The location of the case study is a high-rise residential that uses a various window to wall ratio and different wall material which is a typical precast concrete panel and a precast concrete-with-EPS-layer panel. The use of different materials is seen as having an effect on thermal and acoustic comfort. The measured thermal comfort variables are operative temperature and relative humidity. The measured acoustic comfort variable is the sound pressure level. Outdoor and indoor conditions in residential units were measured using a data logger. The different of WWR is seen as having an effect on visual comfort. The variables measured are indoor illumination and glare. Software simulation is used in these measurements. The results showed that each material demonstrates a different quality in maintaining thermal comfort and reducing noise. The precast concrete-with-EPS-layer panel proves to have higher thermal reduction compared to the precast concrete. The samples using precast concrete panels with EPS layers have a lower operative temperature compared to the sample using precast concrete panel material, with a difference in the operating temperature of 1 - 2.4°C. The increase in indoor operative temperature is also influenced by the presence of transparent material. On the other hand, the combination of clear-single glass material and precast concrete panels proves to have a higher sound reduction by 30.4 - 31.4 dB. Meanwhile, in maintaining the quality of natural lighting in the room, transparent openings with WWR 26%, 23%, and 29% did not provide a significant difference in the level of illumination and glare."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53033
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ringgy Masuin
"
ABSTRAKKinerja pembangunan perumahan mengatasi backlog di Indonesia belum memuaskan. Pendelegasian penanganan backlog oleh Kemenpera. Salah satu programnya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) perumahan dan kawasan permukiman. Dalam pelaksanaannya masih terdapat deviasi anggaran sebesar 33%–39% pada Tahun 2011–2013. Deviasi anggaran disebabkan antara lain rendahnya realisasi komponen infrastruktur perumahan terutama terhadap Permenpera 01/2014. Perlu diperhatikan komponen infrastruktur apa yang meningkatkan penyerapan DAK melalui analisis deskriptif, Relative Importance Index, one-sample t-test serta seberapa besar mengoptimalisakan penyerapan anggaran DAK melalui simulasi monte carlo. Sehingga diperoleh komponen infrastruktur (x) mengoptimalkan penyerapan DAK sebesar z % dan proporsi per unit rumah sebesar y %.
ABSTRACTPerformance of housing development in Indonesia address by backlog has’t been satisfactory. One of the programs through the Special Allocation Fund (DAK) housing and residential areas. In practice there is a budget deviation of 33% -39% in the year 2011-2013. Budget deviation is caused the low realization of housing infrastructure components especially against Permenpera 01/2014. Please note what infrastructure components can increase DAK absorption through descriptive analysis, Relative Importance Index, one-sample t-test and how much DAK absorption through monte carlo simulation. Thus obtained infrastructure components (x) to optimize the DAK absorption by z% and the proportion per unit of y%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43359
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raka Satrya Adizaputra
"Lanskap merupakan suatu wilayah di permukaan bumi yang terbentuk melalui interaksi dinamis antara komponen biotik dan abiotik yang memiliki nilai estetika dan rekreasi yang signifikan, yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata dan kesejahteraan manusia. Masyarakat yang bertempat tinggal di Jabodetabek yang memiliki gaya hidup terlalu fokus pada pekerjaan menjadikan sebagai potensi wisatawan yang besar bagi objek wisata di Kecamatan Babakan Madang. Aktivitas wisata yang melibatkan ruang terbuka hijau dan dikelilingi alam dalam memberikan manfaat secara psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola lanskap dari Kecamatan Babakan Madang dan menganalisis hubungan antara pola lanskap dan daya tarik wisata. Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan adalah untuk proses uji akurasi citra satelit. Data sekunder yang digunakan adalah citra satelit Sentinel 2-L2A, DEMNAS, dan foto-foto pemandangan yang diunggah pada Google Maps Photos. Pola Lanskap diperoleh menggunakan raster tutupan lahan dengan unit analisis bentuk medan dengan tools overlay pada aplikasi ArcGIS Pro yang kemudian diolah menggunakan aplikasi Fragstats 4.2 dengan analisis tingkat lanskap yang menggunakan indeks lanskap Number of Patches (NP), Patch Density (PD), Largest Patch Index (LPI), Landscape Shape Index (LSI), Interposition & Juxtasposition Index (IJI), Shannon’s Diversity Index (SHDI), dan Shannon’s Evenness Index (SHEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola lanskap di Kecamatan Babakan Madang terbagi menjadi dua terfragmentasi atau tersebar pada lanskap datar, landai, dan landai berbukit. Sedangkan lanskap yang bersifat teragregasi atau mengelompok pada lanskap undakan berbukit dan perbukitan. Persebaran foto pemandangan sebagian besar berada pada tutupan lahan vegetasi dengan bentuk lanskap undakan berbukit dan perbukitan. Persebaran titik foto pemandangan juga berada pada lanskap yang bersifat teragregrasi karena keseragaman yang indah untuk dilihat oleh mata manusia.
Landscape is an area on the earth's surface that is formed through dynamic interactions between biotic and abiotic components that have significant aesthetic and recreational value, which can be used for the benefit of tourism and human welfare. The population residing in the Jabodetabek area, which has a lifestyle overly focused on work, becomes a great potential for tourists to visit tourist attractions in Babakan Madang District. Tourism activities involving green open spaces and surrounded by nature provide psychological benefits. This study aims to analyze the landscape patterns of Babakan Madang District and analyze the relationship between landscape patterns and tourist attractions. The data used consist of primary and secondary data. The primary data are used for the accuracy test process of satellite imagery. The secondary data used are Sentinel 2-L2A satellite imagery, DEMNAS, and landscape photos uploaded on Google Maps Photos. Landscape patterns were obtained using land cover raster data with terrain shape analysis units using overlay tools in the ArcGIS Pro application, which were then processed using the Fragstats 4.2 application with landscape level analysis using landscape indices including Number of Patches (NP), Patch Density (PD), Largest Patch Index (LPI), Landscape Shape Index (LSI), Interposition & Juxtaposition Index (IJI), Shannon’s Diversity Index (SHDI), and Shannon’s Evenness Index (SHEI). The results show that the landscape pattern in Babakan Madang District is divided into two: fragmented or dispersed landscapes on flat, gently sloping, and gently hilly landscapes, while landscapes that are aggregated or grouped are found on hilly and mountainous landscapes. The distribution of landscape photos is mostly on vegetated land cover with undulating and hilly landscapes. The distribution of landscape photo points also occurs in landscapes that are aggregated due to the beautiful uniformity appealing to the human eye."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Talitha Tiara Ramadhani
"
ABSTRAKSebuah plaza di Kota New York bernama Plaza Javitz mengalami empat tahap perubahan. Perubahan terjadi akibat adanya penambahan objek-objek yang mengintervensi perubahan pola pergerakan dan penggunaan ruang di plaza. Intervensi setiap objek memberikan pemaknaan yang berbeda bagi plaza. Manusia memberikan makna ketika mengalami sebuah ruang. Makna yang diberikan berupa hasil interaksi manusia dengan objek dalam ruang melalui persepsi. Perubahan makna dapat terjadi akibat adanya kualitas pemaknaan yang dihasilkan sebuah tempat. Skripsi ini mencoba membahas bagaimana makna ruang plaza berubah akibat adanya intervensi objek. Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui peran objek dalam proses pemaknaan pada ruang plaza tersebut.
ABSTRAKA plaza in New York City named Plaza Javitz underwent four stages of change. Changes occur due to the addition of objects that interfere with changes in the pattern of movement and use of space in the plaza. Intervention of each object provides a different meaning for the plaza. Humans give meaning while in space. The meaning given is the result of human interaction with objects in space through perception. Changes in meaning can occur due to the quality of meaning generated a place. This thesis tries to discuss how the meaning of plaza space changed due to object intervention. This writing aims to know the role of objects in the process of meaning in the plaza space. "
2017
S68774
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia, 1997
R 712 KAR
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Cakra Hadi Cendana
"
ABSTRAKPada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi untuk Prasarana Drainase DKI Jakarta ditetapkan bahwa normalisasi dan drainase untuk mengatasi bencana banjir. Namun, drainase belum sepenuhnya terimplementasikan. Skripsi ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan pembangunan prasarana drainase berdasarkan peraturan daerah tersebut. Penelitian menggunakan positivist dengan wawancara mendalam para narasumber dan hasil pengamatan realita/langsung di lapangan. Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor implementasi kebijakan pembangunan prasarana drainase berhasil walaupun belum maksimal dan faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan daerah tersebut adalah komunikasi, sumber daya, disposisi/sikap dan struktur birokrasi.
ABSTRACTAt the Local Regulations Number 1 of 2014 About the Detail Spatial Plan and Zoning Regulations for Drainage Infrastructure Jakarta established that normalization and drainage for the flood disaster. However, drainage has not been fully implemented. This thesis discusses the implementation of the Regional Regulation No. 1 of 2014 and the factors that affect the implementation of the local regulation. Positivist research uses in-depth interviews with informants and observations reality on the ground. Results of the study is the implementation of the Regional Regulation No. 1 of 2014 successful despite not maximized and the factors that affect the implementation of the local regulation is communication, human resources, disposition or attitude and bureaucratic structures."
2016
S66567
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library