Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68861 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Immala
"Danau Mahoni merupakan danau yang menerima berbagai beban pencemar yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air danau. Salah satu penurunan kualitas air yang dapat terjadi adalah akibat banyaknya sampah organik yang terdapat pada danau menyebabkan oksigen terlarut di danau menjadi turun. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan oksigen terlarut adalah dengan sistem aerasi. Salah satu sistem aerasi yang dapat dilakukan adalah aerasi dengan aerator tipe kincir air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu operasional aerator tipe kincir air yang paling optimum untuk digunakan dan untuk menentukan lamanya waktu pascaaerasi yang dibutuhkan agar konsentrasi DO kembali ke konsentrasi awal dengan menggunakan laju penurunan setelah pengoperasian aerator selesai. Penelitian ini juga akan menganalisa perubahan parameter dissolved oxygen, ammonia, nitrat dan sulfat pada berbagai waktu operasional aerator pada saat sebelum, sesaat, dan sesudah aerasi dilakukan. Penelitian dilakukan pada 4 titik sampel dengan 13 waktu yang berbeda dengan studi kasus Danau Mahoni Kampus UI Depok. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji anova, uji t, regresi linier, perubahan persentase konsentrasi, dan pemetaan dengan aplikasi windows surfer. Hasil penelitian menunjukkan pengoperasian aerator terbukti efektif dalam meningkatkan parameter DO hingga 86,67% (3,75 mg/L menjadi 7 mg/L) dan terjadi pada waktu aerasi 240 menit. Konsentrasi Ammonia mengalami penurunan sejalan dengan waktu pengoperasian dengan perubahan persentase parameter terbesar adalah 30,79% (6,425 mg/L menjadi 4,45 mg/L) yang terjadi pada waktu aerasi 240 menit. Konsentrasi nitrat mengalami peningkatan selama aerasi berlangsung dengan peningkatan terbesar terjadi hingga 63% (0,9 mg/L menjadi 1,475 mg/L) dan terjadi pada waktu aerasi 240 menit. Konsentrasi sulfat tidak memiliki korelasi dengan pengoperasian aerator. Pada aerasi selama 180 menit konsentrasi DO di semua titik telah memenuhi baku mutu kelas I. Setelah aerator dimatikan, diperkirakan waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi DO kembali ke awal sebelum aerasi selama penurunan terjadi adalah selama 11 jam. Pengoperasian aerator mampu meningkatkan kualitas air permukaan Danau Mahoni.

Lake Mahoni is a lake that receives various pollutant loads that can cause a decrease in lake water quality. One of the declines in water quality that can occur is due to the large amount of organic waste found in the lake causing the dissolved oxygen in the lake to decrease. One effort that can be done to increase dissolved oxygen is an aeration system. One of the aeration systems that can be carried out is aeration with paddle wheel aearator. This study aims to determine the optimum operating time for a paddle wheel aerator to use and to determine the length of post-aeration time required for the DO concentration to return to its initial concentration by using the rate of decline after the aerator operation is completed. This study will also analyze changes in dissolved oxygen, ammonia, nitrate and sulfate parameters at various aerator operating times before, during, and after aeration is carried out. The study was conducted at 4 sample points with 13 different times with the case study of Lake Mahoni, UI Depok Campus. Data analysis was performed using ANOVA test, t test, linear regression, percentage change in concentration, and mapping with windows surfer application. The results showed that the operation of the aerator was proven to be effective in increasing the DO parameter up to 86.67% (3.75 mg/L to 7 mg/L) and occurred at aeration time of 240 minutes. Ammonia concentration decreased in line with operating time with the largest parameter change percentage was 30.79% (6.425 mg/L to 4.45 mg/L) which occurred at 240 minutes of aeration. Nitrate concentration increased during aeration with the largest increase occurring up to 63% (0.9 mg/L to 1.475 mg/L) and occurred at aeration time of 240 minutes. The sulfate concentration has no correlation with the operation of the aerator. At 180 minutes of aeration, the DO concentration at all points met the class I quality standard. After the aerator was turned off, it was estimated that the time required for the DO concentration to return to its initial level before aeration during the decline occurred was 11 hours. The operation of the aerator is able to improve the surface water quality of Lake Mahoni."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Said
"Oksigen di dalam air merupakan komponen penting untuk kehidupan biota air. Air permukaan yang keruh akan menghambat sinar matahari masuk sebagai sumber utama fitoplankton melakukan proses fotosistesis guna meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air. Bila hal tersebut terus terjadi maka akan terbentuk proses dekomposisi. Proses dekomposisi ini menyebabkan munculnya amonia dan hidrogen sulfida yang dapat membuat air menjadi beracun dan berbahaya. Salah satu solusi dalam pencegahan terjadinya penurunan oksigen adalah dengan proses aerasi. Salah satu sistem yang banyak dilakukan adalah aerasi tipe kincir air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh aerasi kincir air terhadap perubahan parameter seperti oksigen terlarut, kebutuhan oksigen kimiawi, sulfat, nitrat, dan amonia. Penelitian ini juga ingin Memetakan distribusi perubahan kualitas parameter yang terjadi sehingga dapat diketahui sejauh mana jangkaun aerator berpengaruh. Penelitian dilakukan pada 4 titik berbeda dan dilakukan sebanyak 11 waktu berbeda dengan studi kasus Danau Mahoni Kampus UI Depok dengan pengambilan sampel selama 24 jam dengan periode waktu yang ditentukan. Analisis korelasi dilakukan dengan uji anova, analisis persentase efisiensi, pemetaan, dan korelasi antara penurunan amonia dengan peningkatan oksigen terlarut. Pengoperasi aerator berpengaruh dalam perubahan parameter oksigen terlarut sebesar hingga 111% pada pengoperasian selama 4 jam dengan kemampuan jangkauan aerator 4,725 m2. Hubungan antara peningkatan oksigen terlarut dengan penurunan amonia berbanding terbalik. Akibat adanya aerasi dan peningkatan oksigen terlarut menyebabkan penurunan konsentrasi amonia hingga 52,96% pada pengoperasian selama 4 jam.

Dissolved oxygen is an important component for the life of aquatic biota. Turbid surface water will inhibit incoming sunlight as the main source of phytoplanktons carrying out the process of photosistesis to increase the level of dissolved oxygen in the water. If this continues, a decomposition process will be formed. This decomposition process causes the appearance of ammonia and hydrogen sulfide which can make water toxic and dangerous. One solution in preventing the occurrence of oxygen reduction is by the aeration process. One of the most common systems is aeration type paddle wheel. This study aims to analyze the effect of aeration of paddle wheel on changing parameters such as dissolved oxygen, chemical oxygen demand, sulfate, nitrate, and ammonia. This study also wants to map the distribution of changes in the quality of parameters that occur so that it can be seen the extent to which an aerator's term affects. The study was conducted at 4 different points and conducted 11 different times with a case study of the Lake Mahoni Campus UI Depok by sampling for 24 hours with a specified time period. Correlation analysis is carried out with ANOVA test, percentage efficiency analysis, mapping, and correlation between decreasing ammonia and increasing dissolved oxygen. Aerator operation influences the change in dissolved oxygen parameters by up to 111% in operation for 4 hours with an aerator range of 4,725 m2. The relationship between an increase in dissolved oxygen and a decrease in ammonia is inversely related. As a result of aeration and an increase in dissolved oxygen causes a decrease in ammonia concentration up to 52.96% in operation for 4 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Don Fonseka Reza Abdul Latif
"Danau Mahoni adalah salah satu danau yang berada di kawasan Universitas Indonesia dengan fungsinya sebagai daerah resapan air dan sebagai penampung limbah-limbah yang berasal dari fakultas yang berada disekitarnya. Pencemar yang masuk ke badan air ini dapat menurunkan kualitas air danau dan membahayakan ekosistemnya. Salah satu proses pengelolaan air yang dapat meningkatkan kualitas air adalah proses aerasi. Tipe aerator yang umum digunakan adalah aerator berjenis kincir air (paddle wheel). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan parameter DO, amonia, dan nitrat pada lingkup area yang ditinjau dengan variasi jarak horizontal, menganalisis jarak optimum dari pengaruh pengoperasian aerator kincir air pada saat aerasi selama 4 jam, Menganalisis pengaruh durasi pengoperasian aerator yang lebih lama terhadap perubahan parameter air danau yang ditinjau, dan menganalisis pengaruh pengoperasian aerator terhadap perubahan parameter pada air di belakang aerator. Data yang diperoleh nantinya akan dianalisis menggunakan metode uji T, uji korelasi, dan presentase perubahan nilai. Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa aerator tipe kincir air dapat meningkatkan DO dari 3,58 mg/L menjadi 7,86 mg/L atau sebesar 54,44% pada waktu pengoperasian selama 5 jam. Pengoperasian aerator ini juga dapat menurunkan konsentrasi amonia dari 2,3 mg/L menjadi 0,82 mg/L atau sebesar 179,64% pada pengoperasian selama 5 jam. Pada parameter lainnya yaitu nitrat, terjadi peningkatan dari 1,7 mg/L menjadi 2,1 mg/L pada pengoperasian selama 5 jam. Pengoperasian aerator kincir air juga memberikan pengaruh yang signifikan ke arah belakang dari peletakan aerator kincir air. Secara keseluruhan waktu optimum aerator kincir air yang diperoleh dari penelitian ini adalah 5 jam dengan jangkauan maksimal hingga 5,5 meter, pengoperasian pada waktu optimum tersebut dapat meningkatkan konsentrasi parameter DO dan nitrat hingga memenuhi baku mutu kelas I dan untuk parameter amonia memenuhi baku mutu kelas III.

Lake Mahoni is one of the lakes located in the University of Indonesia area with its function as a water catchment area and as a reservoir for waste originating from the faculties around it. Pollutants that enter these water bodies can reduce the quality of lake water and endanger the ecosystem. Substances that have the potential to pollute Mahogany Lake are organic pollutants such as ammonia, nitrate, nitrite, phosphorus, and other elements. One of the water management processes that can improve water quality is the aeration process. This process will add oxygen to the water and then reduce the pollutant content in the water. One type of aerator commonly used is the paddle wheel type aerator. This study aims to analyze changes in DO, ammonia, and nitrate parameters in the scope of the area reviewed by varying horizontal distances, analyzing the optimum distance from the effect of operating a waterwheel type aerator when aeration is carried out for 4 hours, analyzing the effect of operating duration of a waterwheel type aerator that is longer time on changes in lake water parameters under review, and analyze the effect of operating a waterwheel type aerator on changes in parameters in the water behind the aerator. The data obtained will later be analyzed using the T test method, correlation test, and the percentage change in value. Based on the analysis of the research results, it was found that the waterwheel type aerator could increase DO from 3.58 mg/L to 7.86 mg/L or by 54.44% during 5 hours of operation. Operation of this aerator can also reduce the concentration of ammonia from 2.3 mg/L to 0.82 mg/L or 179.64% in operation for 5 hours. In other parameters, namely nitrate, there was an increase from 1.7 mg/L to 2.1 mg/L in operation for 5 hours. The operation of the waterwheel aerator also has a significant influence towards the rear of the placement of the waterwheel aerator. Overall, the optimum time for the waterwheel aerator obtained from this study is 5 hours with a maximum range of up to 5.5 meters, operation at this optimum time can increase the concentration of DO and nitrate parameters to meet class I quality standards and for ammonia parameters to meet class I quality standards. III.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octo Sindji
"Aerator kincir air merupakan alat aerasi yang terdiri dari kincir, pelampung, kerangka dan motor listrik. Aerator tipe ini bekerja dengan menciptakan deburan pada permukaan air sehingga terjadi proses aerasi yang dapat meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Pengoperasian aerator kincir air dapat meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dan kualitas air pada suatu badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh operasional waktu optimal aerator kincir air terhadap persentase perubahan konsentrasi parameter oksigen terlarut (DO), amonia, nitrat, dan chemical oxygen demand (COD). Penelitian ini juga akan memvalidasi waktu optimal operasional aerator kincir air terhadap konsistensinya dalam mempertahankan kesesuaian konsentrasi parameter dengan baku mutu. Waktu optimal pengoperasian aerator kincir air yang akan divalidasi pada penelitian ini adalah 3 jam nyala dan 11 jam mati (1 siklus) yang diperoleh berdasarkan perhitungan regresi linear hasil penelitian sebelumnya. Penelitian dilakukan pada 4 titik berbeda dan aerator dioperasikan selama 3 siklus secara kontinu dengan studi kasus Danau Mahoni Kampus UI Depok. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji anova, uji t, dan persentase perubahan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian aerator selama 3 jam dapat meningkatkan konsentrasi DO hingga 73,6% (4,30 mg/L menjadi 6,67 mg/L), menyisihkan amonia sebesar 8,12% (2,36 mg/L menjadi 2,18 mg/L), meningkatkan nitrat sebesar 21,02% (1,05 mg/L menjadi 1,33 mg/L, dan menyisihkan COD sebesar 87,40% (38,50 mg/L menjadi 27,33 mg/L). Aerasi dengan aerator kincir air pada waktu optimal tersebut terbukti dapat meningkatkan konsentrasi DO dengan konsisten hingga memenuhi baku mutu kelas I.

Paddlewheel aerator is an aeration device consisting of a paddle, float, frame and electric motor. This type of aerator works by creating a splash on the surface of the water so that an aeration process occurs which can increase the concentration of dissolved oxygen in the water. The operation of a paddlewheel aerator can increase the dissolved oxygen concentration and water quality in a water body. This study aims to analyze the effect of the optimal operating time of the paddlewheel aerator on the percentage change in the concentration of dissolved oxygen (DO), ammonia, nitrate, and chemical oxygen demand (COD). This research will also validate the optimal operating time of the paddlewheel aerator on its consistency in maintaining the conformity of the parameter concentration with the quality standard. The optimal operating time of the paddlewheel aerator that will be validated in this study is 3 hours on and 11 hours off (1 cycle) which was obtained based on the results of linear regression calculation of previous studies. The study was conducted at 4 different points and the aerator was operated for 3 cycles continuously with a case study of Mahoni Lake in Universitas Indonesia. Data analysis was performed using the ANOVA test, t test, and the percentage change in value. The results showed that operating the aerator for 3 hours could increase the DO concentration up to 73.6% (4.30 mg/L to 6.67 mg/L), removing ammonia by 8.12% (2.36 mg/L to 2 .18 mg/L), increased nitrate by 21.02% (1.05 mg/L to 1.33 mg/L, and remove COD by 87.40% (38.50 mg/L to 27.33 mg/L). L) Aeration with a paddlewheel aerator at that optimal times has been proven to increase the DO concentration to meet the class I quality standard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rana Aldila Putro
"Keseimbangan oksigen terlarut dipengaruhi oleh produksi dan pemanfaatan oksigen. Defisit oksigen terjadi apabila kebutuhan oksigen lebih besar dibandingkan ketersediaan oksigen. Salah satu solusi dalam mencegah dan mengatasi defisit oksigen pada perairan adalah dengan aerasi menggunakan aerator kincir air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan parameter oksigen terlarut, kebutuhan oksigen kimiawi, sulfat, nitrat, dan amonia akibat aerasi kincir air serta jangkauan distribusi optimal setiap parameter dalam arah lateral – vertikal. Pengambilan sampel dilakukan pada enam titik berbeda dengan lima variasi waktu di Danau Mahoni Kampus UI Depok. Analisis dilakukan dengan uji t berpasangan, rancangan acak kelompok, uji BNT, dan analisis persentase efisiensi. Pemetaan distribusi parameter menggunakan aplikasi Surfer. Aerasi kincir air meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut pada titik sampling hingga mencapai 105% pada pengoperasian selama 4 jam. Aerasi kincir air mampu menurunkan konsentrasi amonia dan COD serta meningkatkan konsentrasi nitrat. Aerasi kincir air tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan konsentrasi sulfat. Aerator kincir air mampu mendistribusikan perubahan parameter oksigen terlarut, amonia, kebutuhan oksigen kimiawi, dan nitrat hingga jarak optimal arah lateral 4,5 m dan kedalaman 0,8 m dari permukaan air.

Dissolved oxygen balance is affected by the production and utilization of oxygen. An oxygen deficit occurs when the oxygen demand is greater than the availability of oxygen. One solution in preventing and overcoming the oxygen deficit in the waters is aeration using paddle wheel aerator. This study aims to analyze changes in dissolved oxygen, chemical oxygen demand, sulfate, nitrate, and ammonia parameters due to paddle wheel aeration and the optimal distribution of each parameter in the lateral – vertical direction. Sampling was carried out at 6 different points with 5-time variations in Lake Mahoni, UI, Depok. Statistical analysis was performed by paired t-test, randomized block design, LSD test, percentage efficiency analysis, and distribution mapping. Aeration of the paddle wheel increases the dissolved oxygen concentration in the sampling point up to 105% at 4 hours of operation. Aeration of the paddle wheel reduces the concentration of ammonia and COD and increases the concentration of nitrate while does not have a significant effect on changes in sulfate concentration. Paddle wheel aeration can affect the concentration of dissolved oxygen, chemical oxygen demand, ammonia, and nitrate up to an optimal distance of 4.5 m laterally and at a depth of 0.8 m vertically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armaji Kamaludi Syarif
"ABSTRAK
Laporan UNICEF pada tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia adalah negara terbesar kedua di
dunia dengan praktik buang air besar sembarangan. Puskesmas adalah garis depan dalam
menangani masalah ini, salah satu programnya adalah memastikan cakupan sanitasi air bersih dan
jamban sehat di wilayahnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkait
pengaruh kepemimpinan dan kegiatan operasional terhadap kinerja UKM terkait cakupan sanitasi
air bersih dan jamban sehat dengan menggunakan kriteria Baldrige Excellence Framework. Data
yang relevan dari penelitian indeks kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh
Badan Litbangkes dianalisis lanjut secara deskriptif dan analitik dengan menggunakan Structural
Equation Modeling (SEM). Kepemimpinan berhubungan signifikan dengan kegiatan operasional
dengan standardized coefficient 0,99 (p-value 0,05); kegiatan operasional berhubungan tidak
signifikan dengan kinerja dengan standardized coefficient 0,09 (p-value 0,05); kepemimpinan
berhubungan tidak langsung secara tidak signifikan dengan kinerja melalui kegiatan operasional
dengan standardized coefficient 0,09 (p-value 0,05). Berbagai faktor dapat menyebabkan hal
tersebut namun ketidakcocokan kovarian dari variabel di populasi dan sampel serta kemungkinan
peran sektor lain yang lebih besar menjadi dua hal yang menonjol. Kesimpulannya, kinerja UKM
puskesmas terkait cakupan sanitasi air bersih dan jamban sehat masih kurang baik, sehingga perlu
adanya peningkatan capaian indikator-indikator kepemimpinan dan kegiatan operasional yang
harus bekerjasama erat dengan sektor lain.

ABSTRACT
The 2014 UNICEF report stated that Indonesia is the second largest country in the world in
practicing open defecation. The puskesmas is the front line in dealing with this problem, one of
the programs is to ensure the coverage of clean water sanitation and healthy toilets in the area.
This study aims to obtain information regarding the influence of leadership and operational
activities on the performance of public health effort related to the coverage of clean water and
healthy toilet by using the Baldrige Excellence Framework criteria. Relevant data from the
research on the quality index of public health services carried out by the National Institute of
Health and Research Development were further analyzed descriptively and analytically using
Structural Equation Modeling (SEM). Leadership was significantly related to operational
activities with a standardized coefficient of 0.99 (p-value 0.05); operational activities were not
significantly related with performance with a standardized 0.09 coefficient (p-value 0.05);
leadership was not indirectly related significantly to performance through operational activities
with a standardized coefficient of 0.09 (p-value 0.05). Various factors can cause this situation
but covariance mismatches of variables in the population and the sample; and the possibility of
the role of other sectors are the two most probable explanations. In conclusion, the performance
of UKM health centres related to the coverage of clean water and healthy latrines is still not good,
so there are needs to increase in the achievement of leadership indicators and operational activities
which are followed by working closely with other sectors.
"
2019
T53871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refaldi Prayitno
"Danau Mahoni merupakan danau yang menampung berbagai macam pencemar baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Beban pencemar berasal dari limpasan air hujan, aliran dari Danau Agathis, pemukiman sekitar kampus, dan air limbah dari fakultas sekitar Danau Mahoni. Air limbah yang mengalir ke Danau Mahoni mengandung pencemar organik seperti nitrogen, karbon, fosfor, sulfur, dan unsur organik lainnya. Kandungan nutrien dalam air limbah seperti nitrogen dan fosfor merupakan dua jenis bahan pencemar pada perairan yang mempunyai dampak buruk bagi kehidupan makhluk hidup di perairan. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran di badan air adalah dengan meningkatkan kadar oksigen terlarut /DO. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah DO yaitu dengan cara melakukan aerasi. Salah satu tipe aerator yang cukup banyak digunakan adalah tipe kincir air (paddle wheel). Aerator kincir air sudah banyak digunakan dalam budidaya ikan dan udang karena mempunyai fungsi aerasi dan sirkulasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas kinerja aerator kincir pada jarak vertikal tertentu, menganalisis perubahan parameter kualitas air utamanya parameter DO, amonium, dan fosfat pada waktu optimum, dan menganalisis berapa waktu optimum aerator kincir air untuk memperbaiki kualitas air Danau Mahoni pada jarak vertikal. Waktu optimum pengoperasian aerator kincir air yang akan divalidasi pada penelitian ini adalah 3 jam menyala. Penelitian ini dilakukan pada 4 titik sampel dan 5 waktu berbeda. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji anova, uji t, regresi linier, perubahan persentase konsentrasi, dan pemetaan dengan aplikasi windows surfer. Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa aerator kincir air mampu meningkatkan DO pada jarak vertikal dari 3,7 mg/L menjadi 4,06 mg/L dengan efektivitas peningkatan sebesar 9,8 % pada waktu aerasi optimum 3 jam. Pada parameter nutrien seperti amonia aerator kincir air mampu menyisihkan amonia dari 1,66 mg/L menjadi 0,97 mg/L selama waktu aerasi 3 jam Pada parameter nutrien lainnya yaitu fosfat aerator kincir air tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan fosfat selama waktu aerasi 3 jam. Berdasarkan analisis hasil penelitian, waktu optimum aerasi yaitu 3 jam dapat meningkatkan parameter DO air Danau Mahoni pada jarak vertikal hingga memenuhi baku mutu kelas II air danau. Akan tetapi pada parameter amonia dan fosfat selama pengujian aerasi sampai 4 jam, hasilnya belum berpengaruh secara signifikan terhadap penyisihan amonia dan fosfat pada jarak vertikal (kedalaman) untuk memenuhi baku mutu kelas II air danau.

Lake Mahoni is a lake that accommodates various kinds of pollutants both from within the campus and outside the campus. The pollutant load comes from rainwater runoff, flows from Lake Agathis, settlements around the campus, and wastewater from faculties around Lake Mahoni. The wastewater flowing into Lake Mahoni contains organic pollutants such as nitrogen, carbon, phosphorus, sulfur, and other organic elements. Nutrient content in wastewater such as nitrogen and phosphorus are two types of pollutants in waters that harm the life of living things in the waters. Efforts that can be made to increase the amount of DO are using aeration. One type of aerator that is widely used is the paddle wheel type. Paddlewheel aerators have been widely used in fish and shrimp farming because they have good aeration and circulation functions. This study aims to analyze the effectiveness of the performance of the wheel aerator at a certain vertical distance, to analyze changes in water quality parameters, especially the DO, ammonium, and phosphate parameters at the optimum time, and to analyze what is the optimum time for the paddlewheel aerator to improve the water quality of Lake Mahoni at a vertical distance. The optimum operating time of the paddlewheel aerator which will be validated in this study is 3 hours. This research was conducted at 4 sample points and 5 different times. Data analysis was performed using the ANOVA test, t-test, linear regression, changes in concentration percentages, and mapping with the Windows Surfer application. Based on the analysis of the research results, it was found that the paddlewheel aerator was able to increase DO at a vertical distance from 3.7 mg/L to 4.06 mg/L with an increased effectiveness of 9.8% at an optimum aeration time of 3 hours. For nutrient parameters, such as ammonia, the paddlewheel aerator was able to remove ammonia from 1.66 mg/L to 0.97 mg/L during 3 hours of aeration. On other nutrient parameters, namely phosphate, the paddlewheel aerator did not significantly affect phosphate removal during 3 hours of aeration. . Based on the analysis of the results of the study, the optimum time for aeration, which is 3 hours, can increase the DO parameter of Lake Mahoni water at a vertical distance to meet the class II quality standard of lake water. However, for the parameters of ammonia and phosphate during the aeration test for up to 4 hours, the results have not significantly affected the removal of ammonia and phosphate at the vertical distance (depth) to meet class II lake water quality standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Noerfitriyani
"Pengoperasian TPA dapat menimbulkan permasalahan lingkungan akibat dekomposisi sampah berupa produksi lindi.TPA Cipayung memiliki instalasi pengolahan lindi menggunakan kolam stabilisasi denganSungai Pesanggrahan sebagai badan air penerima. Pemeriksaan kualitas lindi dan air sungai diperlukan untuk memastikan pembuangan lindi ke badan air telah memenuhi baku mutu.Karakteristik lindi bersifat fluktuatif dengan temperatur antara 33,8oC ndash; 36,4oC, konsentrasi TSS sebesar 70mg/L- 75mg/L, nilai pH 7,8 ndash; 7,9, BOD 2.874,0mg/L - 4.826mg/L, COD 4.586,4mg/L- 8.937,6mg/L, Total Nitrogen280mg/L- 466,7mg/L, dan logam berat Merkuri0,0008mg/L- 0,0032mg/L, sertaKadmiumdi bawah 0,001mg/L. Efluen Instalasi Pengolahan Lindi belum memenuhi baku mutu lindi sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap unit pengolahan. Hasil evaluasi desain unit Instalasi Pengolahan Lindi TPA Cipayung menunjukan bahwa desain kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam maturasi tidak memenuhi kriteria desain sehingga diperlukan desain perbaikan. Efluen lindi IPL TPA Cipayung mempengaruhi kualitas Sungai Pesanggrahan berdasarkan kenaikan konsentrasi parameter BOD, COD, dan Total Nitrogen, serta penurunan konsentrasi DO. Analisis statistik Korelasi Pearson menunjukan keterkaitan antara parameter kualitas lindi COD dan TN r=-0,997, p.

Operation of landfill caused environmental problems by waste decomposition in the form of leachate production. CipayungLandfill has leachate treatment plantusing stabilization pond with Pesanggrahan River as recipient water body. Examination of leachate and water quality of Pesanggrahan River is needed to ensure that leachate discharge to water bodies does not excessed the standard limit. The characteristics of leachate are fluctuated with temperatureranged from 33,8oC ndash 36,4oC, concentration of TSS 70mg L 75mg L, pH 7,8 to 7,9, BOD 2.874mg L 4.826mg L,COD 4.586,4mg L 8.937,6mg L, Total Nitrogen 280mg L 466,7mg L, and heavy metals Mercury 0,0008mg L 0,0032mg L, while Cadmium below 0,001mg L. Effluent of leachate excessedthe leachate standard limit, and need to be evaluated. The result of design evaluation shows that the anaerobic pond, facultative pond, and maturation ponddesign do not meet design criteria, and design improvement is needed. Leachate effluent of Cipayung Landfill affect the quality of Pesanggrahan River based on the increased of BOD, COD, and Total Nitrogen concentration, and decreased of DO. Statistical analysis Pearson Correlation showed correlation between leachate quality parameter COD and TN r 0,997, p"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verena Amanda
"

Air minum yang aman menjadi salah satu kebutuhan yang krusial bagi manusia. Air tanah merupakan salah satu sumber utama untuk memperoleh air minum. Kualitas air dapat bervariasi berdasarkan sumber kontaminan dan waktu atau musim pada tahun tersebut, sehingga diperlukan langkah tambahan untuk memastikan kualitas air. Data penelitian diperoleh dari data historis parameter kimia pH dan konduktivitas untuk sumber air pada salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia dari bulan Januari 2021 hingga Februari 2023. Data dibagi menjadi dua bagian, training set dan testing set yang kemudian digunakan untuk memprediksi kualitas sumber air menggunakan pendekatan Recurrent Neural Network (RNN) dengan arsitektur Long Short-Term Memory (LSTM) dan Gated Recurrent Units (GRU). Dari penelitian ini, didapatkan pendekatan terbaik yang dapat digunakan untuk mendapatkan akurasi tertinggi pada setiap model yang dibangun. Secara keseluruhan, pendekatan RNN dengan arsitektur LSTM dan GRU dapat digunakan untuk memprediksi kualitas sumber air dengan akurasi yang tinggi.


Safe drinking water is a crucial need for humans. Groundwater is one of the main sources to get drinking water. Water quality varies based on contaminants and time or season of the year, therefore extra steps to ensure water quality are needed. This research used pH and conductivity chemical parameters historical data for source water at one of Fast Moving Consumer Goods (FMCG) companies in Indonesia from January 2021 until March 2023. Data is divided into two sections, the training set and testing set which were used to predict source water quality using Recurrent Neural Network (RNN) with Long Short-Term Memory (LSTM) and Gated Recurrent Units (GRU) architectures. This research aims to know the best approach to use to get the highest accuracy for each developed model. Overall, the RNN approach with LSTM and GRU architectures can be used to predict source water quality with high accuracy.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Paranna
"Salah satu sasaran pembangunan adalah tersedianya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan maupun dari segi kuantitas dan kualitasnya memadai serta terjangkau harganya oleh masyarakat dari segala lapisan. Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan adalah air bersih yang memenuhi syarat-syarat kesehatan baik secara kuantitas maupun kualitas sesuai dengan persyaratan kesehatan yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SKIVU/2002, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, sehingga air yang dikonsumsi oleh masyarakat terasa aman dan sehat.
Untuk Kotamadya Jakarta Timur, ternyata tertinggi di DKI Jakarta dalam hal ketergantungan sumber air dari air sumur untuk 32.130 rumah tangga dan terbesar untuk jarak antar septic tank pada jarak kurang dari 6 M sebesar 149.226 rumah tangga. Peningkatan pengambilan air tanah oleh penduduk di sekitarnya tidak diiringi dengan menjaga kualitas air tanah yang dikonsumsi, sehingga akhirnya berakibat kepada penduduk itu sendiri. Laju pembangunan yang terus meningkat di semua sektor serta pertambahan penduduk maka berakibat akan meningkatkan kebutuhan air bersih, sehingga pengambilan air tanah di wilayah DKI Jakarta akan selalu meningkat, melalui pemompaan air tanah yang melebihi kapasitasnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>