Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gifonda Airlangga Chrystalino
"Masalah penyusunan barang dalam kontainer atau yang dikenal sebagai Container Loading Problem (CLP) adalah salah satu tantangan utama dalam industri logistik. Penelitian ini berfokus pada penggunaan algoritma Cat Swarming Optimization (CSO) untuk mengoptimalkan penyusunan barang dengan tujuan memaksimalkan penggunaan ruang dalam kontainer, mengurangi ruang kosong, dan menjaga stabilitas muatan. Algoritma CSO didasarkan pada perilaku kucing dalam dua mode utama, yaitu Seeking Mode dan Tracing Mode, yang secara kolaboratif mencari solusi terbaik untuk menyusun barang dalam kontainer dengan berbagai ukuran dan dimensi. Penelitian ini menerapkan model optimasi berbasis CSO untuk mencari solusi optimal dari berbagai kombinasi penyusunan barang dengan memanfaatkan fleksibilitas rotasi barang dan pengaturan posisi berdasarkan berat dan volume. Efektivitas algoritma ini diuji dengan menggunakan data sampel berupa barang berbentuk persegi panjang yang disusun di dalam kontainer dengan dimensi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma CSO mampu meningkatkan efisiensi penggunaan ruang kontainer dengan meminimalkan ruang kosong dan memastikan stabilitas tumpukan barang. Dengan menggunakan visualisasi tiga dimensi (3D) yang interaktif, sistem ini juga memungkinkan pengguna untuk memantau dan menyesuaikan susunan barang secara real-time, memberikan solusi penyusunan yang aman, efisien, dan siap digunakan dalam skenario logistik nyata. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi operasional di sektor logistik dan transportasi.

The Container Loading Problem (CLP) is one of the main challenges in the logistics industry. This research focuses on the use of the Cat Swarming Optimization (CSO) algorithm to optimize item arrangement with the goal of maximizing container space utilization, reducing empty space, and maintaining load stability. The CSO algorithm is based on the behavior of cats in two main modes, namely Seeking Mode and Tracing Mode, which collaboratively search for the best solution to arrange items of various sizes and dimensions within a container. This study applies a CSO-based optimization model to find optimal solutions for various item arrangement combinations by utilizing the flexibility of item rotation and position adjustments based on weight and volume. The effectiveness of this algorithm is tested using sample data of rectangular items arranged in a container with specific dimensions. The results demonstrate that the CSO algorithm is able to improve container space efficiency by minimizing empty space and ensuring the stability of stacked items. By using interactive three-dimensional (3D) visualization, this system also allows users to monitor and adjust item arrangements in real-time, providing safe, efficient, and ready-to-use solutions for real-world logistics scenarios. This research is expected to contribute significantly to enhancing operational efficiency in the logistics and transportation sectors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Amalia
"Container loading menjadi inti permasalahan dari aktivitas logistik. Hal ini terjadi karena banyaknya ruang sisa pada kontainer yang tidak termanfaatkan akibat ketidaksesuaian perbandingan dimensi barang yang akan dimuat dengan dimensi kontainer. Kerugian yang ditimbulkan adalah cost untuk sewa kontainer akan bertambah juga kelelahan yang dialami helper. Oleh karena itu diperlukan suatu pengaturan yang baik agar penyusunan barang dalam kontainer dapat lebih optimal. Permasalahan ini dapat diselesaikan menggunakan metode algoritma genetika. Dimana prosesnya diawali dengan pembangkitan populasi awal, setelah itu dilakukan crossover dan mutasi, sebelum akhirnya dihitung nilai fitnessnya untuk kemudian dilakukan seleksi terhadap nilai fitness terbaik yang nantinya akan dijadikan sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Dari hasil pengujian didapat parameter nilai terbaik yang akan mempengaruhi solusi, yakni ukuran populasi sebesar 100, nilai crossover rate sebesar 0,7, nilai mutation rate sebesar 0,3, dan ukuran generasi sebesar 50. Dari parameter yang telah didapatkan diperoleh nilai fitness terbaik sebesar 48,82. Kemudian nilai fitness ini divisualisasikan kedalam pola susunan barang yang optimal untuk digunakan sebagai solusi dari penyusunan barang di dalam kontainer.

The container loading is the major issues of logistics activity. This is because of the large amount of space left in the unused container as a result of the misalignment of the dimensions of goods that would be loaded with container dimensions. The loss are container rental cost will increase and fatigue experienced by helper. Therefore, a good arrangement is needed for more optimum. The matter can be solved using a genetic algorithm method. That process starts with initialization of the population, after it crossover and mutation, and then calculate the fitness value to use it for selection to get best fitness value that eventually becomes the solution for this problem. According to the tests, the best parameters, which will affect the solution, a population size is 100, a crossover rate is 0,7, a mutation rate is 0,3, and a generation size is 50. From the parameters obtained, the best fitness crose is 48,82. The final step, the value of this fitness is visualized into the optimal pattern arrangement of goods to be used as a solution for the container loading problem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amal Witonohadi
"Unit Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang menyediakan fasilitas bongkar muat peti kemas selalu di tuntut untuk meningkatkan kinerja pelayanan. Mengingat semakin meningkatnya arus peti kemas dengan rata-rata antara 4 % sampai 55 % per tahun atau rata-rata 27 % per tahun. Permasalahan utama adalah bagaimana produktivitas dan utilitas fasilitas peralatan pada kondisi saat ini serta mengetahui kombinasi peralatan yang baik.
Penulisan ini memerlukan penelitihan langsung dengan mengambil data primer, sekunder, dan kajian literatur. Sebagai alat analisis digunakan metode simulasi dan total biaya. Dalam melakukan peramalan arus peti kemas pada masa yang akan datang digunakan model regresi dengan beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi. Sedang untuk melakukan analisa komposisi peralatan dan fasilitas menggunakan model simulasi dengan subsistem dermaga dan lapangan penumpukan. Untuk menganalisa total biaya menggunakan variabel biaya tambat, biaya peralatan, biaya fasilitas dan biaya pelayanan.
Dari hasil simulasi dan analisa total biaya diketahui bahwa kombinasi Container Crane, Headtruck dan Rubber Tired Gantry sangat berpengaruh terhadap kemampuan dermaga. Kebutuhan lapangan penumpukan dan dermaga diketahui dapat dioptimalkan dengan analisa sensitifitas. Dengan merubah lama penumpukan dari 5 hari menjadi 4 hari mampu memperpanjang kemampuan lapangan penumpukan selama dua tahun. Dan dengan menekan waktu pelayanan di Container Crane sebesar 20 % dapat memperpanjang penggunaan dermaga selama dua tahun.

Containers Terminal Unit of Tanjung Emas harbor Semarang preparing container loading and unloading facilities is always required to improve their services. Mind full of the flow containers is 4 % until 55 % a years or average 27 % every year. The main problem is how we can raise the predictabilities and utility of facilities equipment that we have now. And then, how known a good combination of equipment. On this research besides we take the primary data and the secondary data and we also were doing literature study. The instrument of analysis we used is the simulation method and analyze minimum cost method.
To forecast the container flow for the next years we use the regression method with any variable influence. And then, to analyze of composition the equipment and facilities we use the simulation method with dock and stack yard as a subsystem. To analyze the total cost uses the equipment cost, the facilities cost, the tie cost and the service cost.
From the output of the simulation and total cost will be known that the combinations of Container Crane, Head truck, and Rubber Tired Gantry to dock ability. Whit sensitivities analyze will be known that the necessary stack yard and dock could optimized. Become different time stacking from 5 to 4 days be able lengthen the stack yard ability until two years. Then, with push down time service at Container Crane until 20 °to be able lengthen the duck ability until two years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus S. Praditya
"Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan selisih tambahan biaya yang terjadi pada saat pengiriman dan perbedaan waktu pada saat bongkar muat di pelabuhan, dan menganalisis solusi yang tepat untuk proses pengendalian kembalinya sling bag dari distributor menuju plant.
Sebagai hasil dari penelitian tersebut bila dibandingkan dengan beberapa metode pemuatan yang lain, metode sling bag memiliki keunggulan dari jumlah penyusunan bagged semen yang lebih sedikit, hal ini memberikan keunggulan bahwa potensi kerusakan bagged semen akao lebih sedikit terlebih pada saat penyusunan dllakukan di plant.
Bagi distributor dcngan metode sling bag tidak dibutuhkan banyak tenaga manusia pada saat bongkar muat di pelabuhan namun membutuhkan kerja mesin seperti forklift. Maka dengan diminimalkanya aktivitas manusia pada saat bongkar muat diharapkan biaya yang dikeluarkan oleh distributor dapat dikurangi, serta tingkat
kerusakan bagged semen pun berkurang.

This research could use for divine problems then make some solution start from loading on the plant to the port and analyze the cost and activity that happened on the duty. And also analyze some control process.
As the result of this research, compairing with other methods, sling bag method has advantages such as potential damage of bagged has been decreased as the impact of efficiency or loading process and the loding process could do at the factory, so that if bagged was broke could be replace with the new one.
Benefits for distributor sling hag method no need many work force to applied at the plant and port of Tanjung Priok, but need machinery to load from ground to the ship. So if the humman activity could be minimize, the cost should be decresae and level of damage will decrease.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27075
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Garry Fajri Garcia
"Pada pengoperasian kapal pengangkut batu bara diperlukan suatu sistem yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan peralatan pada kapal tersebut. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya masalah yang dapat merugikan kapal, seperti breakdown pada peralatan dan sebagainya. Selain itu sistem pemeliharaan yang dilakukan secara terencana dan berkala, juga dapat memperpanjang usia pakai suatu kapal sehingga dapat mencegah penurunan produktivitas kapal tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pada semua komponen yang terdapat di suatu kapal, juga telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code). Oleh karena itu dibuatlah Planned maintenance system pada peralatan di kapal. Dalam hal ini komponen-komponen peralatan Self unloading pada kapal pengangkut batu bara MV. Sartika Baruna yang akan dijadikan objek penelitian untuk pembuatan sistem pemeliharaan tersebut.

In the operation of coal carrier ship, it is essential to have a system that regulates the maintenance of the equipments of the ship. This is necessary to avoid the problems that can inhibit the ship performance, such as the breakdown in the equipments of the ship and so on. Moreover, a maintenance system which is done in a well-planned and regular period can also extend the life of a ship and resist the decline in productivity of the ship. Things related to the maintenance of all components contained in a ship also have been regulated in the International Safety Management Code (ISM Code). Accordingly, it becomes necessary to arrange a Planned maintenance system (PMS) for the equipments on ship. In this case the components in the Self unloading Equipment on coal carrier ship MV. Sartika Baruna will be the object of research for the production of the maintenance system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Roissul
"Tol Laut adalah program pemerintah yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, dengan cara meningkatkan kapasitas ekonomi nasional dan menurunkan disparitas ekonomi antar daerah. Mulai 2021 pembuatan jaringan berdasarkan hub and spoke mulai dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan mengurangi biaya total dengan memanfaatkan economies of scale. Penelitian ini dilakukan untuk membuat design jaringan yang optimal dalam segi total biaya pengiriman dengan memanfaatkan genetika algoritma, pada penilitian ini terdapat dua kasus yang dinyatakan dalam bentuk model hub and spoke yaitu model tipe single allocation model dan model dengan hub tier satu dan hub tier dua. Pada kedua model tersebut dilakukan perhitungan dimana dipertimbangkan faktor diskon dengan yang tidak, kemudian perbandingan hasil biaya pelayaran dari kedua kasus tersebut dilakukan. Hasil penelitian ini memberikan desain jaringan dengan biaya pengiriman terminimum pada kedua kasus.

The Sea Highway is a government program that aims to make Indonesia the world's maritime axis, by increasing national economic capacity and reducing economic disparities between regions. Starting in 2021, the government will start making networks based on hub and spokes with the aim of reducing total costs by taking advantage of economies of scale. This research was conducted to create an optimal network design in terms of total shipping costs by utilizing genetic algorithms, in this study there are two cases expressed in the form of a hub and spoke model, namely the single allocation model and the model with tier one hub and tier two hub. In both models, a calculation is carried out with and without the discount factor, then the results of the shipping costs from the two cases are compared. The results of this study provide a network design with the minimum shipping cost for both cases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Lesmana
"Kapal memiliki peran yang sangat penting pada perekonomian dunia sebagai alat pengangkutan barang baik antar daerah ataupun antar negara. Lebih dari tujuh miliar ton barang dikirim melalui jalur laut setiap tahunnya. Sebagian besar biaya operasional kapal berasal dari pemakaian bahan bakar dan harga bahan bakar sangat bervariasi pada setiap pelabuhan. Pemilihan rute kapal yang tepat merupakan hal yang sangat krusial dalam upaya meminimalisir biaya operasional. Penelitian ini mengimplementasikan metode optimasi dengan mempergunakan algoritma heuristik untuk pemilihan rute kapal dengan tujuan meminimalisir biaya operasional. Data jarak mil laut antar pelabuhan, kecepatan kapal, daya mesin, dan harga bahan bakar pada tiap pelabuhan diolah menjadi sebuah model Asymmetric Travelling Salesman Problem (ATSP). Penerapan 3 algoritma heuristik, yaitu : Nearest Neighbor Algorithm, Simulated Annealing, dan Algoritma Genetika dipergunakan untuk menyelesaikan model ATSP yang dibuat dengan fungsi objektif biaya bahan bakar yang seminimum mungkin. Variasi pada destinasi awal/akhir dari pemilihan rute juga dilakukan sebagai parameter uji tambahan dari setiap algoritma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma genetika memberikan rute dengan biaya bahan bakar yang lebih rendah dari kedua algoritma lain pada setiap pemilihan rute yang dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa algoritma genetika lebih efektif dalam menentukan rute kapal dengan biaya bahan bakar yang paling rendah.

Ships have a very important role in the world economy as a means of transporting goods between regions and between countries. More than seven billion tons of goods are shipped by sea each year. Most of the ship's operating costs come from the use of fuel and fuel prices vary widely at each port. Selection of the right ship route is very crucial to minimize operational costs. This study implements an optimization method using a heuristic algorithm for selecting ship routes with the aim of minimizing operational costs. Data on the distance of nautical miles between ports, ship speed, engine power and fuel prices at each port are processed into an Asymmetric Traveling Salesman Problem (ATSP) model. The application of 3 heuristic algorithms, namely: Nearest Neighbor Algorithm, Simulated Annealing, and Genetic Algorithm are used to solve the ATSP model created with the minimum fuel cost objective function. The results showed that the genetic algorithm provides a route with lower fuel costs than the other two algorithms at each route selection made. This proves that the genetic algorithm is more effective in determining the route of ships with the lowest fuel cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutma Pujiwat
"ABSTRAK
Sistem transportasi barang dari lokasi industri menuju pelabuhan msih didominasi oleh truk. Dengan trend kenaikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong serta lapangan penumpukan yang terbatas akan mengakibatkan kemacetan di zona pelabuhan sehingga waktu tempuh dari dan menuju pelabuhan semakin bertambah yang menyebabkan biaya logistik meningkat. Konsep Dry port sebagai perpanjangan pelabuhan, akan meningkatkan efektifitas dan konektivitas transportasi barang dari dan menuju pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatan lokasi dry port dengan biaya total minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikriteria hybrid AHP-TOPSIS untuk mendapatkan bobot kriteria pemilihan dan perangkinan lokasi serta Uncapacitated Fixed Location Problem untuk mendapatkan lokasi dry port dengan biaya total optimum. Hasil AHP menunjukkan bahwa bobot  kriteria penentu adalah kedekatan dengan rel (0,174), kedekatan dengan industri (0,163), kedekatan dengan tol (0,151), harga tanah (0,12), upah minimum (0,112), kedekatan dengan sumber energi (0,094), pertumbuhan industri (0,08), kedekatan dengan jalan arteri (0,058), topografi (0,033), PDRB (0,015). Sedangkan hasil TOPSIS menunjuukan bahwa urutan rangking lokasi dry port adalah Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto dan jember. Selanjutnya hasil analisis Uncapacitated Fixed Location Problem menunjukkan bahwa lokasi dry port dengan total biaya minimum adalah Kandangan.

ABSTRACT
The transportation system of goods from industrial locations to seaport is still dominated by trucks. With the rising trend of loading and unloading activities at Surabaya Container Terminal and Teluk Lamong Terminal and limited container yard cause congestion in the port zone so that travel time to and from the port increases as well as logistics costs. The concept of Dry port as an extension of seaport, will increase the effectiveness and connectivity of transportation to and from seaport. This study aims to obtain dry port location with a minimum total cost. The method used in this research is AHP-TOPSIS hybrid multi-criteria to weight location criteria and to rank location then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem is used to get the location with optimum total cost. AHP show that the weighting of the criteria: proximity to rail (0.174), proximity to industry (0.163), proximity to highway (0.151), land price (0.12), minimum wage (0.112), proximity to energy sources (0.094) , industrial growth (0.08), proximity to arterial roads (0.058), topography (0.033), PDRB (0.015). While TOPSIS shows the location ranking as follows: Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto, Jember then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem analysis shows that the optimum dry port location is Kandangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Hans Gurning
"Terminal merupakan unsur utama yang paling penting dari Pelabuhan dalam melayani kapal dalam melaksanakan bongkar muat barang. Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan bongkar muat barang disesuaikan dengan jenis barang, kemasan barang yang akan ditangani dan jenis kapal yang akan dilayani. Namun di Pelabuhan memiliki kendala dalam dwelling time. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai dwelling time. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi pemodelan sistem dinamik untuk mengurangi dwelling time di Pelabuhan Jakarta Internasional Container Terminal dan penerapan Ekosistem Logistik Nasional. Metode yang digunakan dengan sistem dinamik akan menunjukkan faktor utama dalam mengurangi dwelling time. Selain itu juga, dilakukan penerapan ekosistem logistik nasional dalam mengurangi dwelling time di pelabuhan JICT. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan bahwa pengaruh terbesar dari dwelling time di Pelabuhan JICT adalah aspek kepabeanan dan infrastruktur. Pengembangan model berdasarkan dari dwelling time, arus kontainer ke yard dan kuantitas bongkar yang telah di validasi mendapatkan mean error kurang dari 5% dan error variance kurang dari 30% sehingga dapat dilanjutkan dalam penerapan ekosistem logistik nasional. Pada dwelling time terjadi penurunan dari 3,52 hari menjadi 1,50 hari atau sekitar 57%. Peningkatan kuantitas bongkar dari 88.878 TEU’s/Bulan menjadi 96.712 TEU’s/Bulan, serta pada arus kontainer terjadi penurunan dari 161.722 Kontainer/Bulan menjadi 159.019 Kontainer/Bulan. Sehingga penerapan ekosistem logistik nasional dapat diterapkan di Pelabuhan JICT untuk mengurangi dwelling time dan meningkatkan kuantitas bongkar.

The terminal is the most important main element of the Port in serving ships in carrying out loading and unloading of goods. The facilities needed in the loading and unloading activities of goods are adjusted to the type of goods, the packaging of the goods to be handled and the type of ship to be served. But in the Port has obstacles in dwelling time. A lot of research has been done on dwelling time. In this study, a simulation of dynamic system modeling was conducted to reduce dwelling time at the Port of Jakarta International Container Terminal and the implementation of the National Logistics Ecosystem. The methods used with dynamic systems will show the main factors in reducing dwelling time. In addition, the implementation of national ecosystem logistics is carried out in reducing dwelling time at JICT ports. Based on the results of processing, it was obtained that the biggest influence of dwelling time at JICT Port was the customs and infrastructure aspects. The development of models based on dwelling time, container flow to yards and quantity of unloading that has been validated gets a mean error of less than 5% and error variance of less than 30% so that it can be continued in the implementation of national ecosystem logistics. At dwelling time there was a decrease from 3.52 days to 1.50 days or about 57%. Increased unloading quantity from 88878 TEU's /Month to 96712 TEU's/Month, and in container flows there was a decrease from Container 161722/Month to 159019 Container/Month. So that the implementation of national ecosystem logistics can be applied at JICT Port to reduce dwelling time and increase the quantity of unloading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calista Rahma Dhia Atrasina
"Integrated Port Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kapal dimulai dari kapal sampai ke area pelabuhan, melakukan bongkar muat, hingga kapal keluar dari area pelabuhan. Setiap pelabuhan memiliki masing-masing standar yang harus dipenuhi setiap bulannya yaitu Integrated Port Time (IPT) Baseline. Pada Pelabuhan operasional PT. XYZ, terdapat banyak pelabuhan yang memiliki IPT diatas IPT Baseline dikarenakan waktu yang dibutuhkan kapal untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat memakan waktu yang cukup lama dan kinerja pelabuhan yang mengalami penurunan dari rata-rata Integrated Port Time tahun sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau penyebab utama dari penyimpangan Integrated Port Time Pelabuhan operasional PT. XYZ. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Fault Tree Analysis untuk mengetahui akar permasalahan dari tingginya Integrated Port Time pada Pelabuhan operasional PT. XYZ yang memiliki IPT diatas IPT Baseline dimana peneliti mengambil salah satu pelabuhan yang memiliki Integrated Port Time tinggi dan memiliki waiting time terbanyak pada bulan Januari 2023 yaitu Pelabuhan BI. Dari penelitian ini, diketahui bahwa tingginya Integrated Port Time disebabkan karena beberapa faktor, yaitu faktor manusia, faktor teknis, faktor alam, maupun penjadwalan. Kurangnya kedisiplinan, kehandalan, dan ketelitian pekerja, kondisi alat-alat bantu yang kurang baik, penumpukan muatan yang diakibatkan karena keterlambatan pendistribusian muatan oleh distributor, dan cuaca buruk menjadi penyebab tingginya Integrated Port Time pada Pelabuhan BI. Usulan perbaikan untuk mengurangi Integrated Port Time yaitu dengan memperbaiki manajemen sumber daya manusia, melakukan pengecekan rutin terhadap alat-alat bantu, memberi peringatan terhadap distributor yang terlambat mengambil muatan pada tangki penyimpanan darat.

Integrated Port Time is the time needed by a ship starting from the ship arrival at the port area, loading and unloading, until the ship leaves the port area. Each port has its own standard that must be met every month, it is the Integrated Port Time (IPT) Baseline. At the operational port of PT. XYZ, there are many ports that have an IPT above the Baseline IPT because of the time needed for ships to carry out loading and unloading activities takes a long time and port performance has decreased from the previous year's average Integrated Port Time. This research was conducted to review the main causes of the deviation of the Integrated Port Time of the operational port of PT. XYZ. In this study, the authors used the Fault Tree Analysis method to find out the root causes of the high Integrated Port Time at the operational port of PT. XYZ which has an IPT above the IPT Baseline where researchers take one of the ports that has a high Integrated Port Time and has the most waiting time on January 2023, it is BI Port. From this research, it is known that the high Integrated Port Time is caused by several factors, those are human factors, technical factors, natural factors, and scheduling. Lack of discipline, reliability and accuracy of the workers, the condition of the equipment that is lacking, the accumulation of cargo caused by delays in the distribution by the distributors, and bad weather are the causes of the high Integrated Port Time at the Port of BI. Proposed improvements to reduce Integrated Port Time are by improving human resource management, routine checks on auxiliary equipment, giving warnings to distributors who are late picking up cargo from onshore storage tanks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>