Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Situmorang, Cahaya
"Skripsi ini mengevaluasi pelaksanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Tandun tahun 2018-2021, yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Pertanyaan penelitian adalah “Mengapa target program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Tahun 2018-2021 di Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau tidak tercapai?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan dengan fokus dua indikator dengan teori A Model of The Policy Implementation Process oleh van Meter dan van Horn (1975) berdasarkan dua indikator yaitu komunikasi antar lembaga dan penguatan kegiatan pelaksana dan kondisi ekonomi, sosial dan politik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi literatur, melibatkan empat informan yang berasal dari petani rakyat, pemerintah daerah, asosiasi petani, dan akademisi. Hasil temuan dapat dikategorikan kedalam tiga faktor: 1) masalah legalitas dan status lahan; 2) adanya ego sektoral antara Dinas Perkebunan, Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Agraria dan Tata Ruang; 3) partisipasi petani rendah karena alasan ekonomi. Kombinasi dari ketiga kendala ini menyebabkan target PSR tidak tercapai di kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau tahun 2018-2021. Keberhasilan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, sangat bergantung pada kolaborasi erat antara pemerintah, organisasi petani seperti Apkasindo, dan para petani sawit itu sendiri.

This thesis evaluates the implementation of the People's Palm Oil Replanting (PSR) Program in Tandun District in 2018-2021, which did not achieve the set targets. The research question is “Why was the target of the 2018-2021 People's Palm Oil Replanting (PSR) program in Tandun District, Rokan Hulu Regency, Riau Province not achieved?”. To answer this question, two indicators were used with a focus on the theory of A Model of The Policy Implementation Process by van Meter and van Horn (1975) based on two indicators, namely communication between institutions and strengthening implementing activities and economic, social and political conditions. This research used qualitative methods through in-depth interviews and literature studies, involving four informants from smallholder farmers, local government, farmer associations and academics. The findings can be categorized into three factors: 1) legality and land status issues; 2) sectoral ego between the Plantation Office, Environment Office and Agrarian and Spatial Office; 3) low farmer participation due to economic reasons. The combination of these three constraints caused the PSR target not to be achieved in Tandun sub-district, Rokan Hulu district, Riau province in 2018-2021. The success of the People's Palm Oil Replanting Program (PSR) in Tandun Sub-district, Rokan Hulu Regency, depends heavily on close collaboration between the government, farmer organizations such as Apkasindo, and the oil palm farmers themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Maharani
"Penelitian ini membahas mengenai peran kelembagaan lokal yaitu kelompok tani kelapa sawit dalam pelaksanaan program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat (PSR). Program PSR merupakan program yang bertujuan dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan Perdesaan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit. Peran kelompok tani dalam program PSR sangat penting, dimana sebagai penerima dan pengelola hibah sebesar 25 juta/ha sehingga berhasil tidaknya program juga tergantung pada kelompok tani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan purposive sampling. Penelitian ini mewawancarai 20 informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, petani mampu mengambil keputusan dengan baik berdasarkan prinsip musyawarah. Kedua, komunikasi dan koordinasi kelompok tani dengan pihak internal dan eksternal berjalan dengan baik, kecuali dengan kemitraan. Ketiga, peningkatan mobilisasi sumberdaya, namun masih rendahnya pengelolaan kelompok tani. Keempat, dalam mediasi masalah, kelompok tani menyelesaikan masalah melalui mediasi dengan bantuan mediator. Selain itu, ada faktor pendukung pada program PSR, yaitu anggota kelompok yang solid, bibit yang berkualitas, dan strategi pemasaran. Sedangkan faktor penghambatnya adalah sarana dan prasarana yang belum memadai, faktor alam, akses
KUR (pinjaman usaha) dan, tidak adanya subsidi pupuk.

This study discusses the role of local institutions that is oil palm farmer groups in the implementation of the People's Oil Palm Rejuvenation program (PSR). The PSR program is useful in supporting Rural Sustainable Development which has an impact on improving the welfare of oil palm farmers. The role of farmer groups in the PSR program is very important, whereas the beneficiary and manager of the grant amounting to 25 million/ha. This study used a qualitative method with purposive sampling. This study interviewed 20 informant. The results in this study indicate that: First, farmers are able to make decisions well, based on the principle of deliberation. Second, communication and coordination of farmer groups with internal and external parties are running well, except with partnerships. Third, increased resource mobilization, but still low management of farmer groups. Fourth, in problem mediation, farmer groups solve problems through mediation using the help a mediator. Also, there are supporting factors of the PSR program, namely solid group members, quality seeds, and marketing strategies. While the inhibiting factors are inadequate facilities and infrastructure, natural factors, access to KUR and the absence of fertilizer subsidies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik Ambar Suharyanti
"Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia dalam target pencapaian ISPO yaitu perkebunan kelapa sawit yang telah tertanam di lahan gambut, baik untuk perkebunan swasta maupun perkebunan rakyat. Beberapa permasalahan diantaranya terkait produktivitas, lingkungan, ekonomi dan sosial. Riset ini bertujuan untuk membangun model perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan membuat sintesis perbaikan. Metode riset adalah analisis statistik dynamic multivariate regression, analisis keekonomian (NPV dan IRR) serta pemodelan system dynamics. Hasil riset pada perkebunan kelapa sawit swasta, urutan variabel yang paling berpengaruh yaitu OER CPO, kerapatan tanam, TMAT dan pemupukan. Untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, urutan variabel teknis yang berpengaruh adalah kebakaran, periode panen, pemupukan dan umur tanaman. Kesimpulan riset menyatakan, model pengelolaan perkebunan kelapa sawit swasta dibangun dengan intervensi skenario optimis yaitu peningkatan persentase OER CPO 20%, kerapatan tanam 15%, pemupukan 15% dan TMAT 100%. Untuk perkebunan kelapa sawit rakyat, kunci utamanya adalah kebakaran dan kelembagaan agar dapat mencapai target keberlanjutan.

One of the challenges faced by Indonesia in achieving the ISPO target is oil palm plantations existing planted on peatlands, both for private plantations and smallholder. Some of these problems are related to productivity, environment, economy, and social. This study aims to build a model of sustainable oil palm plantations and synthesize improvements. The research methods used are dynamic multivariate regression statistical analysis, economic analysis (NPV and IRR), and system dynamics modeling. The research results on private oil palm plantations, the order of the most influential variables are OER CPO, planting density, groundwater level, and fertilization. For smallholder, the technical variables influence fire, harvest time, fertilization, and plant age. The study's conclusion stated that the private oil palm plantation model was built with an optimistic scenario intervention, namely an increase in the percentage of OER CPO 20%, planting density 15%, fertilization 15%, and groundwater level 100%. For smallholder, the key is fire and institutions to achieve sustainability targets."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan  informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya aset penghidupan yang juga sangat penting bagi petani kelapa sawit dalam mendukung aktivitas yang dilakukan. Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir akibat dari peremajaan kelapa sawit yang dilakukan.

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers in the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palms replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with  informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmerss adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmerss adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor- faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUDMakmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Beberapa tahun terakhir, petani kelapa sawit Di Desa Toman yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian kelapa sawit berada pada posisi yang rentan. Di tengah kondisi kerentanan tersebut, mereka harus menghadapi proses peremajaan kelapa sawit yang membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan sumber pendapatan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan strategi adaptasi petani kelapa sawit dalam mempertahankan mata pencahariannya selama masa peremajaan kelapa sawit dengan menganalisa aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam melakukan strategi adaptasi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan wawancara mendalam dengan informan yang terdiri dari pemerintah desa, KUD Makmur, dan petani kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi pada petani kelapa sawit dilakukan melalui aktivitas produksi dan aktivitas konsumsi. Aktivitas produksi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti nelayan, buruh pabrik dan buruh tani, berternak, bertani sayuran, dan membuka usaha kecil-kecilan, sedangkan aktivitas konsumsi yang dilakukan petani kelapa sawit seperti meminimalisir pengeluaran dan meminjam uang dengan memanfaatkan jaringan sosial. Kemudian adanya faktor-faktor pada petani kelapa sawit dalam melakukan strategi adaptasi yaitu faktor pendukung internal (istri, anak, dan keluarga lainnya), faktor pendukung eksternal (tetangga, pemerintah desa, KUD Makmur, dan PT. PI, serta faktor penghambat (masalah finansial dan minimnya pengetahuan petani kelapa sawit). Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada pihak pemerintah desa, petani kelapa sawit, dan KUD Makmur untuk lebih memperhatikan petani kelapa sawit dengan meminimalisir faktor penghambat pada petani kelapa sawit selama masa peremajaan kelapa sawit

In recent years, the economic sustainability of oil palm farmers In the Toman village who have depended on the oil palm agriculture sector is in vulnerable state because of their low income. In addition to that difficult situation, the farmers have to face another issue which is replanting oil palm that took place simultaneously. This research aims to describe the adaptation strategy by the oil palm farmers during the oil palm’s replanting program to maintain their livelihood, by analyzing the supporting and inhibiting factors of the adaption strategy. This research conducted by qualitative approach and applies descriptive research. The data collection conducted through observation and in-depth interview with informants who were composed of the local government, the local cooperative (KUD Makmur), and the oil palm farmers. The result shows that two form of oil palm farmers’s adaptation strategy persist during replanting program to sustain their livelihood which are; first, production activities and second, consumption activities. Production and income activities done by oil palm farmers such as working as fishermen, factory workers and farm laborers, livestock raising, vegetable farming, and opening small businesses; while consumption activities done by oil palm farmers such as reducing expenses and borrowing money by utilizing their social networks. Furthermore, there are contributing factors of oil palm farmers’s adaptation strategy, namely, livelihood asset. The results of this research also suggest the local government, oil palm farmers, and local cooperative (KUD Makmur) to give more attention by minimizing inhibiting factors for oil palm farmers during the replanting program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octa Fredi
"Isu lingkungan khususnya deforestasi telah menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia yang kemudian merespon dengan keluarnya kebijakan moratorium hutan dan gambut di tahun 2011. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra terkait trade off antara lingkungan dan ekonomi khususnya pada studi kasus sektor kelapa sawit. Penyelamatan lingkungan melalui kebijakan moratorium harus dihadapkan dengan potensi dampak melambatnya kontribusi ekonomi dari kelapa sawit sebagai komditas andalan baik di level regional dan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan moratorium terhadap daerah sentra kelapa sawit, Riau. Analisis penelitian menggunakan metode sistem dinamik selama periode aktual 2008-2016 dan dilanjutkan dalam proyeksi hingga 2026 dengan membandingkan skenario kondisi moratorium, tanpa moratorium dan moratorium berjangka. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan moratorium memberikan dampak positif terhadap perlambatan penurunan luas hutan namun di satu sisi juga memberikan dampak negatif terhadap perlambatan kontribusi ekonomi yang ditandai dengan perlambatan laju ekspansi lahan kelapa sawit, produksi kelapa sawit dan volume ekspor kelapa sawit yang kemudian berujung pada kontirbusi nilai ekspor kelapa sawit baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Environmental issues, especially deforestation, have become the world's attention, including Indonesia, which then responded with the release of forest and peat moratorium policies in 2011. This policy raises the pros and cons of trade-offs between the environment and the economy especially on the case study of the palm oil sector. Saving the environment through moratorium policies should be faced with the potential impact of slowing economic contributions from oil palm as a reliable commodity both at regional and national levels. This study aims to analyze the impact of moratorium policy on the area of ​​oil palm center, Riau. The research analysis used dynamic system method during the actual period of 2008-2016 and continued in projection up to 2026 by comparing scenario of moratorium condition, without moratorium and futures moratorium. The results of the research indicate that the moratorium policy has a positive impact on the decline in forest area but on the one hand it also negatively impacts the slowdown of economic contribution which is marked by the slowing of the expansion rate of oil palm, palm oil production and export volume of palm oil which then lead to the contribution of value export of palm oil both in short and long term."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelliza Putri
"Biaya logistik secara signifikan dapat mempengaruhi harga TKKS sebagai bahan baku bioethanol generasi kedua, dimana bahan baku itu sendiri merupakan bagian terbesar komponen biaya operasional. Untuk itu diperlukan studi yang secara spesifik merancang rantai pasok biomassa serta mengkuantifikasi biaya transportasi. Pada penelitian ini, telah dikembangkan rancangan logistik untuk beberapa cluster yang masing-masing terdiri dari beberapa PKS (Pabrik Kelapa Sawit) untuk mensuplai pabrik bioethanol berkapasitas 50 kta di Provinsi Riau. Selanjutnya juga dilakukan kuantifikasi biaya logistik dengan mempertimbangkan jarak, jenis kendaraan, kondisi jalan, dan kondisi sumber TKKS. Biaya logistik terdiri dari harga TKKS (dari sumber), biaya transportasi dan biaya pra-perlakuan. Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan skema supply network yang optimal dan biaya yang layak dalam mendukung pengembangan bisnis bioethanol generasi kedua berbasis TKKS yang layak secara komersial. Skema tersebut adalah lokasi pabrik bioethanol harus berdekatan dengan pasokan bahan baku terbesar. Didapatkan 3 calon lokasi pabrik bioethanol berkapasitas 50kta di provinsi riau yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri hilir. Lokasi tersebut menghasilkan biaya transportasi terendah calon lokasi pabrik 2 sebesar Rp 156.000 dengan jarak ke terminal BBM sejauh 282 km dan yang termahal terletak di calon lokasi pabrik 1 yaitu dengan biaya transportasi sebesar Rp189.000 dengan jarak ke TBBM sebesar 120 km.

Logistics costs can significantly affect the price of OPEFB as a second generation bioethanol raw material, where the raw material itself is the largest component of the operational costs. For this reason, studies are needed that specifically design biomass supply network and quantify transportation costs. In this study, we developed a design supply network for several clusters, each consisting of 15 PKS to supply a 50kta bioethanol plant in Riau Province. Furthermore, logistics cost quantification is also carried out by considering the distance, type of vehicle, road conditions, and conditions of the OPEFB source. Logistics costs consist of the OPEFB price (from source), transportation costs and pre-treatment costs. The results of this study are expected to be able to provide an optimal supply network scheme and a reasonable cost to support the development of a commercially viable second-generation bioethanol business based on EFB. The scheme is that the location of the bioethanol plant must be close to the largest supply of raw materials. There were 3 candidate locations for bioethanol factories with a capacity of 50kta in Riau province, which are located in Pelalawan and Indragiri downstream districts. This location generates the lowest transportation costs for prospective factory location 2 of Rp. 156,000 with a distance to the BBM terminal as far as 282 km and the most expensive is located in the prospective factory location 1, with a transportation cost of Rp.189,000 with a distance to TBBM of 120 km."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewa Putu Ekayana
"Perkembangan industri sawit di Indonesia memberikan dampak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Namun, dampak industri sawit pada aspek sosial, dan ekonomi lebih dominan dibandingkan dengan dampak pada aspek lingkungan dalam artian sawit lebih memberikan manfaat positif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dibandingkan untuk peningkatan luas tutupan hutan, penurunan konflik kepemilikan lahan, dan potensi penurunan emisi. Intervensi pemerintah dalam bentuk penetapan kebijakan diperlukan untuk menyeimbangkan dampak industri sawit pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Intervensi kebijakan pemerintah semestinya komprehensif dan akurat maka dari itu perlu dirumuskan ke dalam bentuk model kebijakan sawit pemerintah dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara berimbang dengan tujuan mewujudkan sawit yang berkelanjutan. Permodelan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan sawit yang berkelanjutan dengan system dynamicsbertujuan untuk menganalisis dampak intervensi kebijakan pemerintah pada industri sawit yang selanjutnya memberikan dampak pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Berdasarkan hasil permodelan, intervensi kebijakan sawit pemerintah memberikan dampak positif pada aspek sosial, dan lingkungan dalam industri sawit namun memberikan dampak negatif pada aspek sosial, dan ekonomi. Selanjutnya, ditetapka intervensi kebijakan lanjutan (counter policy) pemerintah untuk meminimalisir dampak negatif intervensi kebijakan sawit pemerintah pada aspek sosial, dan ekonomi dalam industri sawit. Intervensi kebijakan lanjutan berhasil memberikan dampak positif pada aspek sosial, dan ekonomi dalam industri sawit yang sebelumnya mengalami penurunan akibat intervensi kebijakan sawit pemerintah. Permodelan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan sawit yang berkelanjutan berhasil menganalisis dampak intervensi kebijakan sawit pemerintah dan kebijakan lanjutan pemerintah pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam industri sawit sehingga dapat mewujudkan sawit yang berkelanjutan.

The development of the palm oil industry in Indonesia has had an impact on social, economic, and environmental aspects. However, the impact of the palm oil industry on social and economic aspects is more dominant than the impact on environmental aspects in the sense that oil palm provides more positive benefits for increasing people's welfare and economic growth compared to increasing the area of ??forest cover, reducing land ownership conflicts, and reducing potential emissions. Government intervention in the form of establishing policies is necessary to balance the impact of the palm oil industry on economic, social, and environmental aspects. Government policy interventions should be comprehensive and accurate, and therefore need to be formulated in the form of a government palm oil policy model that pays attention to social, economic, and environmental aspects in a balanced way with the goal of realizing sustainable palm oil. Modeling government policies to realize sustainable palm oil with a dynamic system aims to analyze the impact of government policy interventions on the palm oil industry which in turn has an impact on social, economic, and environmental aspects. Based on the modeling results, the government's palm oil policy intervention has a positive impact on social and environmental aspects in the palm oil industry but has a negative impact on social and economic aspects. Furthermore, the government's counter policy intervention was established to minimize the negative impact of the government's palm oil policy intervention on social and economic aspects in the palm oil industry. Follow-up policy interventions have succeeded in having a positive impact on the social and economic aspects of the palm oil industry, which previously experienced a decline due to the government's palm oil policy interventions. Modeling government policies to realize sustainable palm oil has succeeded in analyzing the impact of government palm oil policy interventions and government follow-up policies on social, economic, and environmental aspects in the palm oil industry so that sustainable palm oil can be realized"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almegi
"Kabupaten Tanjung Jabung Barat Bagian Hulu merupakan salah satu sentral utama kelapa sawit di Indonesia dengan tingkat ketergantungan ekonomi yang yang sangat tinggi, sehingga berpotensi menerima ancaman dan rentan terhadap penurunan harga CPO dunia. Indikator keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptif dikelompokan dengan metode cluster dan pembobotan menggunakan metode AHP untuk mendapatkan indeks kerentanan yang selanjutnya diverifikasi melalui survey lapangan.
Hasil analisis keruangan menunjukkan kerentanan wilayah dengan hierarchical cluster cenderung lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan k-means cluster, namun memperlihatkan pola keruangan yang cenderung sama. Wilayah dengan pola perkebunan PIR-Trans cenderung memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan pada pola perkebunan swadaya.
Berdasarkan kondisi faktual dan uji statistik, penerapan metode hierarchical cluster lebih sesuai untuk menggambarkan kerentanan wilayah terhadap penurunan harga CPO dunia di Tanjung Jabung Barat dibandingkan dengan menggunakan metode k-mean cluster.

Tanjung Jabung Barat Regency in the hilly part is one of the central oil palm in Indonesian with a high dependence of economic changing, therefore potentially affected by threat and susceptible to the decreasing of World?s price of CPO. Indicators of exposure, sensitivity and adaptive capacity are grouped by cluster method and weighting with AHP method to get an index of vulnerability which further verified through field survey.
Spatial analysis of the results showed the vulnerability of the region to the hierarchical cluster tend to be higher with grades k-means, but the spatial patterns that tend to exhibit similar trend. The region with PIR-Trans plantation patterns tends to have higher levels of vulnerability than that of self-reliant plantation patterns.
Based on factual conditions and statistical test, applications of hierarchical cluster method is more appropriate to illustrate the vulnerability of the region to the world?s CPO price decline in Tanjung Jabung Barat compared to that of using k-means method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>