Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 225914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Faiq Fayyadh
"Kondisi lingkungan termal merupakan faktor penting dalam merancang ruang yang nyaman, khususnya dalam kondisi termal non-steady-state. Fenomena thermal alliesthesia menarik perhatian sebagai konsep yang menawarkan penjelasan terkait bagaimana persepsi termal individu dapat terbentuk berbeda-beda, tergantung pada kondisi internal subjek yang mengalaminya. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan parameter suatu lingkungan terhadap persepsi kenyamanan termal dalam kondisi lingkungan termal dinamis. Proses identifikasi dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang memengaruhi persepsi termal, dengan tujuan meningkatkan kenyamanan termal yang dialami oleh penggunanya. Penulisan berfokus pada analisis hubungan antara respons terhadap penilaian subjektif dengan parameter objektif. Pendekatan kuantitatif dilakukan, dengan mengintegrasikan data lapangan dengan metode perhitungan dan simulasi objektif. Fenomena thermal alliesthesia terbukti signifikan dalam konteks lingkungan dinamis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi lingkungan bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi persepsi termal; faktor psikologis dan fisiologis individu juga memiliki peran penting. Dalam kondisi non-steady-state, fenomena thermal alliesthesia didapati lebih signifikan, di mana fluktuasi kecil pada stimulus lingkungan dapat menyebabkan pengalaman termal yang lebih dinamis. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan desain lingkungan termal yang adaptif, dengan pendekatan yang lebih  mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu.

Thermal environmental conditions represent a pivotal factor in the design of comfortable spaces, particularly in non-steady-state thermal condition. The phenomenon of thermal alliesthesia has drawn interest as a concept that offers an explanation of how individual thermal perceptions can form in varied ways, depending on the internal state of the subject experiencing it. The present study aims to identify the effect of changes in environmental parameters on the perception of thermal comfort under dynamic thermal environmental conditions. The identification process is conducted to assess the factors influencing thermal perception, with the objective of enhancing the thermal comfort experienced by its occupants. This study focuses on the analysis of the relationship between responses to subjective assessments with objective parameters. A quantitative approach was employed, integrating field data with calculation method and objective simulation. The phenomenon of thermal alliesthesia proved significant in the context of a dynamic environment. The analysis reveals that environmental conditions are not the only factors influencing thermal perception; individual psychological and physiological factors play a significant role as well. In non-steady-state condition, the phenomenon of thermal alliesthesia is more significant, where minor fluctuations in the environmental stimulus lead to a more dynamic thermal experience. These findings lay the foundation for the development of adaptive thermal environment design, which must take a more nuanced approach to individual needs and preferences. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Chairuna Arifayahya
"Eco house atau rumah ramah lingkungan merupakan salah satu usaha manusia untuk menyelamatkan dampak negatif pembangunan bangunan hunian terhadap bumi karena dengan semakin banyaknya manusia, semakin sedikit pula lahan untuk pembangunan sehingga harus terus mengorbankan lahan hijau yang ada untuk pembangunan hunian. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap ekosistem alam. Selain itu, material bangunan dapat memberikan dampak negatif pula jika dalam pembuatannya dapat menghasilkan karbon yang dapat memanaskan permukaan bumi. Naskah ringkas ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Eco house terhadap kenyamanan termal didalam rumah. Penulisan ini menganalisis Rawhaus, sebuah rumah yang menggunakan styrofoam (EPS) daur ulang sebagai objek studi kasus dengan mengukur suhu udara di luar dan di dalam ruangan serta bagaimana suhu tersebut berhubungan dengan kenyamanan fisik dan mental manusia. Hasil studi kasus menunjukan bahwa Rawhaus merupakan Eco house yang memiliki kenyamanan termal yang baik pada wilayah sejuk, namun perlu adanya penyempurnaan desain jika akan dibangun di wilayah panas.

Eco house or eco-friendly house is one of the human efforts to save the negative impact of residential building construction on earth because with the increasing number of people, there is also less land for development so they must continue to sacrifice existing green land for residential development. This can give negative impacts on natural ecosystems. In addition, the building materials can also give negative impacts if they are producing carbon when manufactured which can rise the heat of the earth's surface. This journal aims to determine the quality of the Eco house on thermal comfort in the house. This paper analyzes Rawhaus, a house that uses recycled Styrofoam (EPS) as a case study object by measuring the air temperature outside and inside the room and how this temperature relates to human physical and mental comfort. The results of the case study show that Rawhaus is an Eco house that have good thermal comfort in cool location, but need to improve the design if it is to be built in hot location.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Naziladinka
"ABSTRAK
Kenyamanan termal bagi atlet memiliki kondisi yang khusus karena berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan sangat berat sehingga membutuhkan udara yang lebih sejuk di dalam bangunan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui standar dan faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal atlet serta melihat hubungan antara desain bangunan terhadap kualitas kenyamanan termal bagi atlet. Skripsi ini membahas dua bangunan olahraga yang terletak di Kota DKI Jakarta dan keduanya digunakan untuk kegiatan olahraga bola basket secara rutin, namun berada pada kondisi lingkungan mikro yang berbeda. Dengan kondisi tersebut dapat dilihat adanya perbedaan desain bangunan yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal bagi atlet saat beraktivitas olahraga di dalamnya. Perbedaan desain tersebut terlihat pada persentase bukaan dan letak bukaan yang tidak memenuhi kriteria yang ada.

ABSTRACT
Thermal comfort for athletes has a special condition because it is related with very heavy activities that require cooler air inside the building. This thesis aims to determine the standards and factors that affect on the thermal comfort of athletes as well as see the relationship between the design of the building and the quality of thermal comfort for athletes. This thesis discusses about two sports buildings which both are usually used by athletes to basketball and both are located in Jakarta City, but the two sports buildings have different micro environment conditions. Due to the conditions can be seen the differences in building design that affects on the thermal comfort for athletes when during sports activities in it. Design differences are seen in the percentage of openings and the location of openings that do not meet the existing criteria."
2017
S67772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Maharani Eka Buana
"Setiap manusia membutuhkan kenyamanan untuk menunjang aktivitas kesehariannya di dalam ruangan. Kenyamanan khususnya dalam arsitektur dapat dilihat melalui beberapa indikator yang saling terkait, seperti kenyamanan termal dan akustik. Tingkat kenyamanan setiap manusia berbeda-beda, tak terkecuali bagi para lansia, khususnya di panti werdha. Di panti werdha, beberapa faktor kenyamanan dianggap menjadi pertimbangan lebih berkaitan dengan penurunan atau perubahan yang terjadi pada lansia itu sendiri. Untuk memahami kriteria kenyamanan termal dan akustik di panti werdha, maka dilakukan studi kasus di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. Penelitian dalam studi kasus ini dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur dan menghitung parameter secara langsung. Kemudian dilakukan simulasi untuk mendukung data pengukuran dan menilai keefektivitasnya. Berdasarkan hasil kunjungan studi ditemukan masih terdapat beberapa kondisi ruangan yang belum memenuhi standar kenyamanan termal dan akustik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti material yang digunakan, orientasi bangunan, sistem bukaan atau ventilasi, buffer zone, dan aktivitas di dalamnya. Dalam menanggapi hasil ini, tiga hal yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan termal dan akustik, yaitu jenis material, bukaan, dan penghalang (barriers).

Every human being needs comfort to support their daily activities in the room. Comfort, especially in architecture, can be seen through several interrelated indicators, such as thermal and acoustic comfort. The comfort level of every human being is different, not least for the elderly, especially in panti werdha. In panti werdha, several comfort factors are considered more related to the decline or changes that occur in the elderly themselves. In a way to understand the criteria for thermal and acoustic comfort in panti werdha, a case study was conducted at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. The research in this case study was conducted by conducting study visits. The observations were made by measuring and calculating parameters directly. Then, simulations are carried out to support the measurement data and assess its effectiveness. Based on the results of the study visit, it was found that there were still some room conditions that did not meet the thermal and acoustic comfort standards. In this case, there are influencing factors such as the material used, the orientation of the building, the opening or ventilation system, the buffer zone, and the activities in it. Three things can be considered to increase thermal and acoustic comfort in response to these results: the type of material, openings, and barriers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Prakoso
"Tumbuh berkembangnya DKI Jakarta untuk pemenuhan fasilitas perkotaan yang diikuti dengan alih fungsi lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menyebabkan terjadinya penurunan kondisi lingkungan fisik kritis perkotaan seperti peningkatan suhu udara dan kebisingan perkotaan. Kondisi tersebut dapat diminimalkan dengan keberadaan hutan kota, melalui keberadaan vegetasi yang menghasilkan jasa ekosistem salah satunya adalah Hutan Kota Srengseng (HKS). Sehingga, riset ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis kondisi vegetasi, iklim mikro, kebisingan, kenyamanan audial-termal, dan merumuskan strategi prioritas untuk pengelolaan hutan kota berbasis pemilihan jenis. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui observasi lapangan dan penyebaran kuisoner kepada para ahli untuk penentuan prioritas pengelolaan. Analisis yang dilakukan dalam riset ini adalah melalui analisis vegetasi, analisis deskriptif dengan menggunakan instrument baku mutu serta Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil yang diperoleh adalah jenis Kapuk (Ceiba pentandra) dan Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) adalah jenis yang berperan pada masing-masing tingkat pertumbuhan yaitu semai, pancang, tiang dan pohon karena memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi. Keberadaan vegetasi di HKS mampu memberikan efek pendinginan suhu udara serta peningkatan kondisi kelembaban sebesar 2,44⁰C dan 12,27%. Kemampuan reduksi kebisingan yang dihasilkan oleh HKS adalah sebesar 31,28 dB(A). Di lain sisi, HKS belum mampu memberikan kenyamanan audial-termal pada kategori nyaman. Prioritas pengelolaan HKS untuk mencapai kenyamanan audial-termal adalah melalui pengayaan jenis dengan komposisi 47,42% (audial) dan 55,28% (termal). Jenis prioritas yang ditanam secara berturut-turut adalah Tanjung (Mimustop elengi) dan Kirai Payung (Felicium decepiens).

The growth of DKI Jakarta for the fulfillment of urban facilities followed by land conversion of Green Open Space (GOS) has led to a decline in urban critical physical environmental conditions such as an increase in air temperatures and urban noise. This condition can be minimized by the presence of urban forests, through the presence of vegetation that produces ecosystem services, one of which is Srengseng Urban Forest (SUF). Thus, this research aims to analyze the analysis of vegetation conditions, microclimate, noise, audial-thermal comfort, and formulate priority strategies for urban forest management based on species selection. This research uses quantitative methods through field observations and distributing questionnaires to experts to determine management priorities. The analysis conducted in this research is through vegetation analysis, descriptive analysis using quality standard instruments and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results obtained are the type of Ceiba pentandra and Swietenia macrophylla are the types that play a role in each level of growth, namely seedlings, saplings, poles and trees because they have the highest Importance Value Index (IVI). The presence of vegetation was able to provide a cooling temperature effect and an increase in humidity conditions of 2,44 ⁰C and 12,27%. The ability to reduce noise produced by SUF is 31,28 dB(A). On the other hand, SUF has not been able to provide audial-thermal comfort in the comfortable category. The priority of SUF management to achieve audial-thermal comfort is through species enrichment with a composition of 47,42% (audial) and 55,28% (thermal). Priority types planted consecutively are Mimustop elengi and Felicium decepiens."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Halida Ibrahim
"Peninjauan ini bertujuan untuk mempelajari faktor optik pada kaca pada laminasi yakni nilai-U, nilai SHGC, serta penambahan lapisan kaca pada kaca laminasi terhadap perubahan suhu dalam bangunan. Metode yang dilakukan adalah pengkajian literatur yang kemudian dijadikan landasan untuk melakukan observasi pada Bangunan FISIP yang terletak di Depok, sebagai salah satu contoh kasus bangunan yang terletak pada daerah beriklim tropis. Kemudian dilakukan simulasi untuk melihat perubahaan suhu ruangan dengan menggunakan jenis kaca laminasi dengan nilai optik yang berbeda. Dari hasil simulasi, ditemukan bahwa penggunaan teknologi tunggal pada kaca laminasi bening mampu menghasilkan suhu ruangan dengan rentang 30.2oC - 31.4 oC, sedangkan pada jenis kaca laminasi berwarna menghasilkan suhu dengan rentang 29 oC -30.2 oC. Pada penggunaan teknologi ganda terjadi penurunan suhu yang tinggi, dimana suhu tersebut berada pada rentang 27,1 oC - 28,5 oC. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi ganda mampu menciptakan performa termal yang baik pada bangunan. Tetapi, dari hasil pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan, penggunaan teknologi ganda tidak boleh digunakan pada seluruh bidang pada bangunan tinggi di iklim tropis
The aim of this article was to observe and analyze factors that may affected optic glass including U-value, SHGC value, and additional layer application of laminated glass (double glazing technology) in building temperature changes. This article represents a synthesis of an extensive literature review then became a baseline to observe FISIP buildings, located in Depok, as one of the buildings sample for tropical climates. In addition, we also did the stimulation test to observe alteration in room temperature by using 2 types of laminated glasses with different optical values. We found that single glazing technology application on clear laminated glass adjusted room temperature from 30.2oC to 31.4 oC. Whereas single color laminated glass application, set the room temperature ranges between 29 oC to 30.2 oC. Interestingly, the application of double glazing reduced the indoor temperature between 27.1 oC to 28.5 oC. These results showed that the significance of thermal performance of buildings can be accomplished by application of double glazing technology. Nevertheless, double glazing technology were not suggested to apply in all of edge of tropical building design due to the high cost issues."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Nyoman Titin Trisnadewi
"Phase Change Material (PCM) adalah material yang dapat digunakan sebagai solusi untuk masalah krisis energi yang dihadapi dunia. Kesesuaian jenis PCM yang digunakan dan ketahanan material selama beroperasi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas termal PCM dengan melakukan pengujian siklus termal. Karakterisasi PCM meliputi beberapa pengujian yaitu DSC, FTIR, KD2, SEM-EDS dan viscometer. Pengembangan metode alat uji siklus termal untuk menguji stabilitas termal PCM telah dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan termoelektrik sebagai media pemanas dan pendingin. Sampel PCM yang digunakan pada penelitian ini adalah palm wax, soy wax dan paraffin wax.
Hasil pengujian karakteristik material menunjukkan bahwa palm wax memiliki kandungan O2 paling tinggi yaitu 18,6%. Konduktivitas termal yang dimiliki palm wax adalah 0,162 W/m°C pada suhu 65°C. Palm wax memiliki nilai panas laten pemanasan tertinggi sebesar 149.1721 J/g. Desain baru alat uji siklus termal berbasis termoelektrik dapat mengurangi waktu pengujian dan memiliki bentuk yang sederhana sehingga mempermudah mobilitas alat uji. Hasil pengujian selama 1 jam menunjukkan bahwa palm wax, soy wax dan paraffin wax memperoleh jumlah siklus terturut-turut yaitu 20, 13, 60 siklus. Karakterisasi PCM hasil uji siklus termal menunjukkan bahwa palm wax mengalami degradasi paling sedikit dibandingkan dengan material lain setelah mengalami 1000 siklus.

Phase Change Material (PCM) is a material that can be used as a solution to the problem of the energy crisis facing the world. The suitability of the type of PCM used and material resistance during operation are important factors that must be considered. The purpose of this study was to determine the characteristics and thermal stability of PCM by conducting thermal cycle testing. PCM characterization includes several tests namely DSC, FTIR, KD2, SEM-EDS and viscometer. The development of thermal cycle test method to test the thermal stability of PCM has been carried out in this study by using thermoelectric as a heating and cooling media. The PCM samples used in this study were palm wax, soy wax and paraffin wax.
The results of the testing of material characteristics showed that palm wax had the highest O2 content of 18.6%. The thermal conductivity of palm wax is 0.162 W/m°C at 65°C. Palm wax has the highest heating latent heat value of 149.1721 J/g. The new design of thermoelectric-based thermal cycle test equipment can reduce testing time and has a simple shape so as to facilitate test mobility. Test results for 1 hour showed that palm wax, soy wax and paraffin wax obtained a number of consecutive cycles of 20, 13, 60 cycles. PCM characterization results of the thermal cycle test showed that palm wax experienced the least degradation compared to other materials after experiencing 1000 cycles.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tusdianto
"Perkembangan kota besar menimbulkan kawasan strategis yang berpengaruh terhadap keterbatasan lahan strategis. Kondisi tersebut menyebabkan bermunculannya bangunan-bangunan bertingkat tinggi dengan segala aturan yang mengikat, Akibatnya timbul puia basemen sebagai bagian yang menunjang kegiatan manusia yang terjadi di dalam bangunan bertingkat tinggi.
Basemen tersebut tentunya memerlukan pengudaraan sebagai pelengkap guna menjalankan fungsi ruang dan mendukung aktifitas pengguna ruang tersebut.
Pengudaraan pada basemen umumnya diolah dengan pengudaraan buatan, pemanfaatan udara alami masih sangat kurang. Pemakaian udara buatan selain memerlukan biaya yang besar, juga belum tentu memberikan nilai pengudaraan yang pas bagi pengguna ruang sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan pengguna. Pengolahan bukaan, pengaturan jumlah luasan bukaan, serta memperhatikan sifat dasar pergerakan udara memungkinkan pemanfaatan pengudaraan alami pada basemen.
Penyusunan skripsi dengan pokok bahasan di atas adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengudaraan alami pada basemen bertingkat serta pengaruhnya terhadap tingkat kenyamanan thermal manusia. Pembahasan kondisi lapangan melalui studi kasus dan mengkaitkannya dengan teori yang ada dalam buku-buku serta saran individu-individu yang berpengalaman di bidang tersebut, ditunjang dengan hasil kuisioner terhadap pengguna basemen, penulis mendapatkan gambaran mengenai pengetahuan pengudaraan alami pada basemen dan pengaruhnya terhadap tingkat kenyamanan thermal manusia."
2000
S47893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhelphiona Arwen
"Penutup atap bangunan merupakan elemen yang sangat berpengaruh pada kondisi termal dalam bangunan, karena merupakan bagian yang secara langsung berhubungan dengan iklim dan lingkungan luar sekitar bangunan. Jenis material penutup atap yang digunakan pada bangunan sangat mempengaruhi kondisi termal yang diperoleh dalam bangunan. Pada penelitian ini material genteng beton flat dicoba sebagai bahan penelitian yang dipilih untuk mengetahui material mana yang mempunyai efisien energi untuk mendapatkan temperatur yang rendah dalam bangunan. Genteng beton flat yang paling banyak digunakan pada perumahan saat ini adalah genteng Cisangkan, Monier, dan Cengkareng Permai. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah secara eksperimen yaitu melakukan pengujian material di laboratorium dan pengukuran lapangan dengan menggunakan alat ukur HOBO.

Closing the roof of the building is a highly influential element in the thermal conditions in buildings, because these parts are directly related to climate and external environment surrounding the building. Type of roof covering materials used in building influence gained thermal conditions in the building. In this study a flat concrete roof tile materials tested as selected research material to determine which materials have energy efficient to obtain low temperatures in the building. Flat concrete roof tiles are the most widely used in housing today is Cisangkan tiles, Monier, and Cengkareng Permai. The method carried out in this study is to experimentally test the material in the laboratory and field measurements using a measuring instrument HOBO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26734
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fietrysia Leonita
"Permasalahan kondisi Iingkungan sekitar tidak dapat dipisahkan dari perancangan bangunan karena kondisi dalam ruang juga dipengaruhi oleh Iingkungan sekitar. Perancang berusaha memodifikasi kondisi Iingkungan sekitar untuk menciptakan kondisi dalam ruang yang nyaman. Salah satunya yaitu kenyamanan thermal di dalam ruang. Upaya perancang untuk menciptakan ruang yang nyaman secara thermal adalah dengan melakukan pengolahan elemen bangunan sehingga dapat memanfaatkan faktor iklim pada lingkungan semaksimal mungkin.
Pasar sebagai tempat berkumpulnya banyak orang untuk melakukan kegiatan jual beli, merupakan fasilitas kota yang penting bagi masyarakat. Sebagai tempat berkumpulnya orang banyak faktor kenyamanan thermaI perlu diperhatikan agar orang merasa nyaman saat berada di dalam pasar. Pasar tradisional umumnya menggunakan sistem pengudaraan alami untuk memberikan aliran dalam ruang. Oleh karena itu pengolahan elemen bangunan sangat menentukan pencapaian kenyamanan thermal dalam ruang.
Untuk mengetahui kondisi thermal pada pasar, maka dilakukan pengukuran temperatur dan RH, pencatatan arah aliran angin, dan penyebaran kuesioner pada beberapa pengguna pasar. Proses tersebut akan menghasilkan data-data yang digunakan dasar untuk mengetahui tingkat kenyamanan thermal pada pasar dan faktor apa yang menyebabkannya.
Dari hasil analisis yang diIakukan, penulis membuat studi banding elemen bangunan yang menjadi faktor positif dan negatif pada kedua kasus. Sehingga pada perancangan berikutnya dapat dilakukan perbaikan pada elemen yang kurang menguntungkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>