Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Rahmat Abdullah
"Kelelahan kerja merupakan salah satu faktor yang berpotensi meningkatkan terjadinya kecelekaan kerja pada bidang konstruksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan kerja pekerja konstruksi pada pekerjaan rigid pavement jalan tol PT XYZ. Metode penelitian yang digunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel yang diambil sebanyak 110 yang merupakan pada pekerja konstruksi jalan tol pekerjaan rigid pavement PT XYZ. Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu faktor fisik, faktor emosional dan faktor sosial, sedangkan variabel dependen kelelahan kerja. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, dengan teknik analysis data yaitu univariate dan bivariate. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 84 orang atau 76% mengalami kelelahan ringan, sedangkan sebanyak 26 orang atau 24% mengalami kelelahan sedang. Terdapat hubungan kecenderungan hubungan antara faktor fisik yaitu variabel lama perjalanan dan stres kerja dengan kelelahan kerja. Terdapat kecenderungan hubungan antara faktor emosional yaitu kualitas tidur dengan kelelahan kerja. Terdapat kecenderungan hubungan antara faktor sosial variabel tekanan pekerjaan, komunikasi yang buruk, penindasan dan intimidasi, hubungan rekan kerja, tuntutan pekerjaan dengan kelelahan kerja.

Work fatigue is one of the factors that has the potential to increase the occurrence of work accidents in the construction sector. The aim of this research is to find out what factors are related to construction workers' work fatigue on the job rigid pavement PT XYZ toll road. The research method used is a quantitative method with an approach cross sectional study. The samples taken were 110 who were toll road construction workers rigid pavement PT XYZ. The variables in this study consist of independent variables, namely physical factors, emotional factors and social factors, while the dependent variable is work fatigue. Data collection was carried out by distributing questionnaires, using data analysis techniques, namely univariate and bivariate. The research results showed that 84 people or 76% experienced mild fatigue, while 26 people or 24% experienced moderate fatigue. There is a tendency for the relationship between physical factors, namely the length of travel and work stress variables with work fatigue. There is a tendency for a relationship between emotional factors, namely sleep quality, and work fatigue. There is a tendency for a relationship between social factors such as work pressure, poor communication, bullying and intimidation, co-worker relationships, job demands and work fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Amalia
"Kelelahan merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk kondisi kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi proyek pembangunan jalan tol layang Y oleh PT X khususnya pada saat pekerjaan pier head. Faktor risiko yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah faktor risiko terkait pekerjaan (durasi kerja, durasi lembur, masa kerja dan heat index) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, indeks masa tubuh, status merokok, konsumsi air minum, konsumsi minuman berkafein, kuantitas tidur, kualitas tidur, pekerjaan sampingan, waktu tempuh). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan kuesioner gejala kelelahan subjektif Fatigue Assessment Scale for Construction Workers (FASCW). Dari hasil penelitian ini diketahui sebanyak 86,9% pekerja mengalami kelelahan dan 13,1% pekerja lainnya tidak mengalami kelelahan. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel durasi lembur, masa kerja, heat index dan kualitas tidur dengan kelelahan.

Fatigue is one of factors that can lead to the workplace accidents in construction workers. This study aims to determine the risk factors associated with fatigue in construction workers of elevated toll road Y, project by PT. X especially during pier head activity. Risk factors that focus of this study are work-related factors (duration of work, duration of overtime, work period and heat index) and non-work-related factors (age, body mass index, smoking status, water consumption, caffeinated consumption, quantity of sleep, quality of sleep, side jobs, and commuting time). This study is quantitative with a cross-sectional design study using subjective fatigue questionnaire symptom The Fatigue Assessment Scale for Construction Workers. It was found that 86,9% of workers experienced fatigue and 13,1% of other workers did not experience fatigue. The result of this study indicate there is a relationship between the duration of overtime, work period, heat index and quality of sleep with fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Kusuma Wardhana
"Pertambangan sangat rentan terhadap peningkatan prevalensi kelelahan dibanding pekerjaan pada industri lain, disebabkan banyaknya faktor di lingkungan pertambangan yang dapat mempengaruhi kelelahan. Penelitian ini mengkaji kelelahan pekerja tambang bawah tanah di PT XYZ, Indonesia, menggunakan pendekatan kuantitatif cross-sectional. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran kelelahan dan hubungan antara kelelahan (variabel dependen) dengan faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan fisik (variabel independen). Sampel terdiri dari 119 responden dari total 300 pekerja bagian development, dengan data primer diperoleh melalui kuesioner IFRC dan data sekunder dari literatur serta data pendukung perusahaan. Hasil menunjukkan kelelahan berhubungan signifikan dengan waktu perjalanan (p value=0.042 (pelemahan aktivitas)); (p value=0.043 (pelemahan motivasi)); (p value=0.012 (pelemahan fisik)), kuantitas tidur (p value=0.000 (kelelahan umum)); (p value=0.001 (pelemahan aktivitas)); (p value=0.000 (pelemahan motivasi)); (p value=0.016 (pelemahan fisik)), shift kerja (p value=0.033 (kelelahan umum)), lama jam kerja (p value=0.023 (pelemahan aktivitas)); (p value=0.049 (pelemahan motivasi)), dan suhu (p value=0.016 (pelemahan fisik)), namun tidak berhubungan dengan usia, IMT, status perkawinan, masa kerja, kebisingan, pencahayaan, dan kelembaban. Peneliti merekomendasikan peninjauan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengelola faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan untuk meminimalkan risiko kelelahan kerja.

Mining is highly susceptible to increased prevalence of fatigue compared to other industries due to numerous factors in the mining environment that can affect fatigue. This study examines the fatigue of underground mine workers at PT XYZ, Indonesia, using a quantitative cross-sectional approach. The objective is to obtain an overview of fatigue and analyze the relationship between fatigue (dependent variable) and individual factors, job-related factors, and physical environmental factors (independent variables). The sample consists of 119 respondents out of a total of 300 development workers, with primary data obtained through IFRC subjective questionnaires and secondary data from literature and company supporting data. The results show that fatigue significantly correlates with travel time (p value=0.042 (reduce activity)); (p value=0.043 (reduce motivation)); (p value=0.012 (physical fatigue)), sleep quantity (p value=0.000 (general fatigue)); (p value=0.001 (reduce activity)); (p value=0.000 (reduce motivation)); (p value=0.016 (physical fatigue)), shift work (p value=0.033 (general fatigue)), long working hours (p value=0.023 (reduce activity)); (p value=0.049 (reduce motivation)), and temperature (p value=0.016 (physical fatigue)), but not with age, BMI, marital status, length of service, noise, lighting, and humidity. The researchers recommend reviewing company policies to manage fatigue-related factors to minimize the risk of work fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Tommy Christian
"Kegiatan industri pertambangan emas merupakan industri yang padat modal, padat karya, dan padat teknologi. Interaksi yang tidak harmonis diantara ketiga aspek tersebut dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang erat kaitannya dengan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi kelelahan pada pekerja di PT. X Tahun 2017.
Desain studi cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER dengan target penelitian sejumlah 288 responden yang berasal dari semua departemen di PT. X. Diketahui prevalensi kelelahan pekerja di PT. X yaitu sebanyak 136 pekerja mengalami kelelahan 36,8 dan sebanyak 182 pekerja tidak mengalami kelelahan 63,2 . Dari hasil uji statistik ditemukan dua variabel yang signifikan antara lain, variabel kepuasan kerja p-value=0,003; OR=2.140 , dan variabel stres kerja p-value=0,000.
Kesimpulannya, faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan merupakan faktor risiko psikososial. Sebagai upaya penanganan maka perlu dibentuk sistem manajemen penanggulangan kelelahan yang berkelanjutan, pengadaan dialog terbuka mengenai penanganan bahaya psikososial di tempat kerja, dan menerapkan komunikasi yang efektif dan budaya kerja yang kooperatif di setiap jenjang organisasi perusahaan.

The activities of the gold mining industry are capital intensive, labor intensive, and technology intensive industries. The unharmonious interactions between these three aspects can lead to work accidents and occupational diseases that are closely related to fatigue. The purpose of this study is to determine the factors associated with the prevalence of fatigue in workers at PT. X Year 2017.
A cross sectional study design was used in this study using the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery OFER questionnaire with a target of 288 respondents from all departments at PT. X. It is known that the prevalence of worker fatigue at PT. X as many as 136 workers experiencing fatigue 36.8 and as many as 182 workers did not experience fatigue 63.2 . From the statistical test results found two significant variables i.e. job satisfaction variables p value 0.003, OR 2.140 , and job stress variables p value 0,000.
In conclusion, the most influential factor for fatigue is psychosocial risk factors. In order to solve this problem, it is necessary to establish a sustainable fatigue management management system, to establish an open dialogue on the management of psychosocial hazards in the workplace, and to implement effective communication and cooperative working culture at every level of the organization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Adytra
"Pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini sedang banyak berkembang, khususnya pembangunan gedung yang dapat memfasilitasi kebutuhan berbagai sektor industri maupun pemerintahan. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan tersebut, aspek keselamatan dan kesehatan kerja juga naik sebagai isu utama yang menjadi perhatian dan memicu penelitian ini dilakukan. Hal ini juga didasari bahwa dalam dekade terakhir terjadi sederetan insiden dan kecelakaan kerja dengan berkaitan dengan kelelahan yang terjadi di sektor konstruksi gedung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja subyektif di proyek gedung PT X di DKI Jakarta dan wilayah satelitnya. Penelitian ini didesain secara potong lintang dan dilakukan terhadap 124 orang responden melalui pengisian kuesioner yang dikelola sendiri untuk menilai karakteristik individu dan status gizi. Kelelahan subyektif diukur dengan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang yang berisi 30 butir pertanyaan. Kondisi tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk kualitas tidur dan kuesioner Sleep Hygiene Index (SHI) untuk sleep hygiene. Faktor psikososial diukur menggunakan kuesioner Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku merokok, jenis pekerjaan, Indeks Massa Tubuh, kualitas tidur, sleep hygiene, dan faktor psikososial terhadap kelelahan kerja subyektif. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja subyektif dengan usia, status pernikahan, riwayat penyakit, perilaku olahraga, masa kerja, perilaku konsumsi air putih, perilaku konsumsi kopi, perilaku konsumsi gorengan, dan perilaku konsumsi minuman energi.

The construction of infrastructure in Indonesia has been developing lately, especially building construction which support the needs of various industrial and governmental sectors. Furthermore, alingside that development, occupational safety and health rise up to be one of the main issues of concern which prompts this research to be done. This is also based on the fact that in the last decade there has been a lot of work incidents and accidents related to worker fatigue that happened in building construction. This research aims on finding the factors associated with subjective work fatigue of PT X in DKI Jakarta and its satellite areas. The design of this research was cross sectional on 124 individuals through self-administered baseline questionnaire to measure individual characteristics and nutritional status. Subjective work fatigue was measured by Japanese Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) 30-item questionnaire. Sleep condition was measured using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire to measure sleep quality and Sleep Hygiene Index (SHI) questionnaire to measure sleep hygiene. Psychosocial factors were measured using the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) III. Results showed that there was a significant relationship between subjective work fatigue and each of smoking behavior, type of work, Body Mass Index, sleep quality, sleep hygiene, and psychosocial factors. However, there was no significant relationship between subjective work fatigue and age, marital status, disease history, exercise habit, length of work, water consumption habit, coffee drinking habit, fried food consumption habit, and energy drink consumption habit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Medy Ana
"ABSTRACT
Kelelahan kerja merupakan bahaya yang penting dalam berbagai sektor industri karena dampaknya yang memengaruhi kemampuan pekerja untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan aman. Sektor manufaktur, yang umumnya menerapkan sistem produksi 24 jam memiliki risiko kelelahan pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kelelahan pekerja dan menganalisis faktor-faktor yang dapat memengaruhinya di sektor manufaktur. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 110 orang pekerja pada bagian produksi di Stamping Plant milik PT. XYZ. Pengumpulan data akan dilakukan secara subjektif dengan menggunakan kuesioner. Tingkat kelelahan pekerja akan diukur menggunakan Subjective Self Rating Test dari IFRC, data kualitas dan kuantitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, data beban kelelahan akan menggunakan kuesioner NASA-TLX, sedangkan untuk data kebisingan akan menggunakan data sekunder perusahaan. Hasil penelitian didapatkan 47,3 dari seluruh responden mengalami kelelahan terkait dengan durasi kerja, beban kerja, kualitas tidur, dan kuantitas tidur.

ABSTRACT
Work related fatigue is a significant hazard in many industrial sectors for the impact it caused to workers rsquo ability to do their jobs safely. Workers in manufacture sector, which often applies 24 hour production system, are at risk for work related fatigue. This study aimed to review manufacturing workers rsquo fatigue level and analyze factors that may influence it. Cross sectional was used as a design study to determine the relationship between the independent and dependent variables investigated in this study. Sample of this study were 110 workers from production department in PT. XYZ Stamping Plant. Data collecting was done subjectively by using questionaire. Workers rsquo fatigue level was rated by Subjective Self Rating Test from IFRC, sleep quantity and quality by Pittsburgh Sleep Quality Index, and NASA Task Load Index was used to rate workload. Meanwhile, noise level used were from the companys secondary data. The result showed that 47,3 of total 110 repondents were experiencing fatigue in the last week and it was related significantly to their work duration, workload, sleep quantity and quality."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faridl Wicaksono
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja pertambangan khususnya operator dan mekanik Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ pada tahun 2004. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desian studi potong lintang. Responden penelitian berjumlah 464 yang termasuk ke dalam operator dan mekanik Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tuntutan kerja terhadap kelelahan umum, kelalahan fisik, pengurangan aktivitas, pengurangan motivasi, maupun kelelahan mental; terdapat hubungan yang signifikan antara waktu perjalanan terhadap kelelahan umum; kuantitas dan kualitas tidur terhadap kelelahan umum dan kelelahan fisik; serta suhu kerja terhadap gejala kelelahan fisik, pengurangan aktivitas, dan pengurangan motivasi. Peneliti menyarankan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap pengelolaan kelelahan kerja sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat kelelahan kerja.

This research discusses factors related to work fatigue in mining workers, especially operators and mechanics Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ in 2004. This study is a quantitative research with a cross-section study design. The research respondents 464 who were included in the operators and mechanics Mine Ore Flow-Fixed Plant PT XYZ. The results of the study showed that there was a significant relationship between work demands with general fatigue, physical fatigue, reduced activity, reduced motivation, and mental fatigue; travel time with general fatigue; quantity and quality of sleep with general fatigue and physical fatigue; as well as working temperature with physical fatigue, reduced activity, and reduced motivation. Researchers suggest making continuous improvements to work fatigue management so that it can reduce the risk of accidents due to fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Masruri Syaaf
"Berkembangnya sektor Jasa Konstruksi yang semakin kompleks dan tingginya persaingan, seringkali menuntut pekerja bekerja maksimal sehingga kesehatan pekerja terabaikan. Hal ini berdampak pada kelelahan kerja, yang dapat memicu kecelakaan kerja. Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara faktor risiko kelelahan dengan kejadian kelelahan pada pekerja konstruksi di PT. X tahun 2022. Data terkait faktor diluar pekerjaan (usia, status gizi/IMT, dan masa kerja), dan faktor pekerjaan (durasi kerja, beban kerja, dan suhu lingkungan kerja) terhadap terjadinya kelelahan pekerja proyek PT. X diteliti menggunakan kuesioner, dengan desain penelitian analitik semi- kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Data kuesioner dianalisis untuk melihat gambaran kelelahan kerja dan hubungan dua variabel menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 33% responden mengalami kelelahan kerja sedang dan 67% kelelahan kerja rendah. Dari uji diferensial, terdapat hubungan antara status gizi (IMT), durasi kerja dan beban kerja (p 0,000) terhadap kelelahan kerja. Sedangkan faktor usia (p 0.426), masa kerja (p 0.412) dan suhu lingkungan kerja (p 1,000) tidak berhubungan dengan kelelahan. Kesimpulan penelitian ini bahwa beberapa variabel yang diteliti terbukti berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi di PT. X. Rekomendasi terkait fatigue management perlu dijalankan oleh manajemen dan pekerja guna meminimalisir dan mengendalikan kelelahan serta meningkatkan produktifitas kerja di tempat kerja.

The development of Construction Services sector which is increasingly complex and high competition, often demands workers to work optimally so that their health is neglected. This has an impact on fatigue, which can lead to work accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue risk factors and fatigue in construction workers at PT. X 2022. The data of non-work related factors (age, BMI, and years of service), and work-related factors (work duration, workload, and work temperature) on the occurrence of fatigue was examined using a questionnaire, with a semi-quantitative analytic research design with a cross sectional study approach. Data were analyzed using chi-square for the description of fatigue and relationship between two variables. The results showed 33% of respondents’ experienced moderate fatigue and 67% low fatigue. Inferential tests revealed a fatigue relationship between BMI, work duration, and workload (p 0.000). While the age (p 0.426), years of service (p 0.412) and working temperature (p 1.000) were not related to fatigue. The conclusion is several studied variables are proven related to fatigue in construction workers at PT. X. Recommendations related to fatigue management need to be carried out by management and workers to minimize and control fatigue and increase productivity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Atara Trisyani
"Skripsi ini membahas tentang analisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada pekerja konstruksi di Proyek Y PT.X Tahun 2024. Kelelahan kerja (fatigue) adalah suatu kondisi dimana terjadi perasaan lelah dan penurunan fungsi mental dan fisik yang menyebabkan berkurangnya semangat kerja sehingga menurunkan efektivitas dan efisiensi kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kauntitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah prurposive sampling. Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48,9% responden mengalami kelelahan kerja. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan faktor risiko terkait pekerjaan seperti beban kerja, durasi kerja, durasi lembur, jenis pekerjaan dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan, seperti konsumsi minuman berkafein, konsumsi air mineral, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan pekerjaan sampingan.

Work fatigue (fatigue) is a condition where there is a feeling of fatigue and a decrease in mental and physical function which causes a decrease in morale, thereby reducing work effectiveness and efficiency. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional design. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis in this study was carried out using two ways, namely chi square. The results of this study showed that 48.9% of respondents experienced job fatigue. There is a significant relationship between fatigue and work-related risk factors such as workload, work duration, overtime duration, type of work and non-work-related risk factors, such as caffeinated beverage consumption, mineral water consumption, sleep quality, sleep quantity, and side jobs"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makhrus Shofi
"Hubungan antara kelelahan dengan sekelompok aspek psikososial dalam industri hulu migas sampai sekarang relatif belum banyak diteliti. Sejak akhir tahun 2019, terdapat beberapa kebijakan terkait pandemi COVID-19, yang berdampak pada aspek psikologis pekerja dalam merespon kondisi-kondisi yang berubah secara acak tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan aspek psikososial dengan kelelahan multidimensi akibat kerja diantara pekerja instalasi migas baik onshore maupun offshore selama pendemi Covid-19 tahun 2020-2021. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan disain studi potong lintang. Penelitian dilakukan di salah satu instalasi hulu migas di Kalimantan Timur, Indonesia. Aspek psikososial diukur menggunakan kuesioner 3rd Version of Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III), sedangkan kelelahan akibat kerja diukur dengan Multidimensional Fatigue Inventory-20 (MFI-20). Analisis regresi linier multivariabel digunakan untuk menganalisa hubungan dan interaksi pada keduanya. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh aspek psikososial kepuasan dipersepsikan baik (tinggi) oleh pekerja. Sedangkan untuk aspek psikososial ketidakpuasan berada pada tingkat menengah saat Pandemi Covid-19, sementara itu tingkat kelelahan multidimensi akibat kerja cenderung berada pada tingkat rendah. Setelah mengendalikan variabel perancu, penghargaan, kepuasan kerja, dan konflik keluarga-pekerjaan ditemukan berhubungan dengan kelelahan total di area onshore, sedangkan aspek kepuasan kerja merupakan satu satunya aspek psikososial yang berhubungan dengan kelelahan total di area offshore. Perusahaan perlu memusatkan program pencegahan kelelahan di masa depan yang terkait dengan pengurangan konflik pekerjaan dan keluarga serta peningkatan hal-hal yang dapat membangun makna kepuasan dalam bekerja.

The relationship between fatigue and psychosocial aspects in the upstream oil and gas industry is still relatively not widely studied. Since end of 2019, there have been several policies related to the COVID-19 pandemic, which impact to the psychological aspects of the workers in response to those unexpected changing situations. The aim of this study was to determine the relationship between psychosocial aspects and the multidimensional work-related fatigue both onshore and offshore upstream oil and gas during the 2020-2021 Covid-19 pandemic. This study is a quantitative analytic study with a cross sectional study design. This study was conducted at one of the upstream oil and gas in East Kalimantan, Indonesia. Psychosocial aspects were measured by using the 3rd Version of Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) questionnaire, whilst work-related fatigue were measured by using the Multidimensional Fatigue Inventory-20 (MFI-20). Multivariable linear regression analysis was used to examine the associations and interactions. The result of study revealed all satisfaction subscales of psychosocial aspects were perceived as good (high level) by workers. Meanwhile dissatisfaction subscales were at medium level during the COVID-19 pandemic. The work-related fatigue tended to be at low level. After the confounding variables were controlled, the Recognition, Job Satisfaction and Work Life Conflict aspects were found to have association with total fatigue in Onshore, whereas the job satisfaction is the only psychosocial aspect that is related to the total fatigue in offshore area. Company is encouraged to concentrate the future fatigue prevention programs particularly on reducing the Work Life Conflicts and developing proactive measures which may improve the meaning of satisfaction at work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>