Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Carla Atsiilah Mayandina
"Seribu Hari Pertama Kehidupan mencakup 270 hari kehamilan dan 730 hari pertama setelah kelahiran anak. Perkembangan psikososial anak merujuk pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam aspek psikologis dan sosial. Perkembangan emosi, kognitif, sosial, dan perilaku anak dengan berjalannya seiring waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan terhadap perkembangan psikososial anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, sampel penelitian berjumlah 211. Metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner perkembangan psikososial anak usia 0 - 24 bulan yaitu Bayley Scales Infant and Toddler Development (BSID) edisi III skala sosial emosional 24 item. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden Ibu berusia 30 tahun, tingkat pendidikan terakhir lulusan SMA (62,1%), pekerjaan Ibu rumah tangga (75,4%), berpendapatan kurang dari Rp.5.000.000 per bulan sebanyak (81%), kelahiran anak normal (69,2%), dan status gizi anak normal (98,1%). Hasil penelitian ini mengidentifikasi bahwa pengetahuan ibu tentang 1000 HPK dalam kategori baik dengan prevalensi (41,2%) dan perkembangan psikososial anak berdasarkan usia 0 – 24 bulan memiliki perkembangan psikososial yang normal sebanyak 175 anak (82,94%).

The First Thousand Days of Life covers the 270 days of pregnancy and the first 730 days after the birth of a child. Child psychosocial development refers to the process of child growth and development in psychological and social aspects. Children's emotional, cognitive, social and behavioral development over time. This study aims to identify a picture of mothers' knowledge about the first 1000 days of life on children's psychosocial development. This research is quantitative research with a descriptive approach, the research sample is 211. Purposive sampling method. This study used a questionnaire on the psychosocial development of children aged 0 - 24 months, namely the Bayley Scales Infant and Toddler Development (BSID) III edition, social emotional scale, 24 items. The results showed that the majority of respondents were mothers aged 30 years, the highest level of education was a high school graduate (62.1%), occupation was housewife (75.4%), income was less than IDR 5,000,000 per month (81%), birth normal children (69.2%), and normal children's nutritional status (98.1%). The results of this study identified that mothers' knowledge about 1000 HPK was in the good category with prevalence (41.2%) and the psychosocial development of children based on age 0 - 24 months had normal psychosocial development as many as 175 children (82.94%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Putri Fitriani
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang perkembangan psikososial anak terhadap kemampuan adaptasi anak prasekolah di Taman Kanak-Kanak kelurahan Ciracas. Metoda yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi yang diambil secara cross sectional. Studi dilakukan kepada 70 orang Ibu yang merniliki anak prasekolah di dua Taman Kanak-kanak di kelurahan Ciracas. Dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan p value 0,005 yang menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang perkembangan psikososial anak terhadap kemampuan adaptasi anak prasekolah di Taman Kanak-Kanak. Penelitian ini sangat merekomendasikan untuk menggunakan desain penelitian yang lebih kompleks dengan jumlah responden yang lebih besar pada penelitian selanjutnya untuk memberilcan hasil yang lebih memuaskan.

This research aim to prove existence of relation between level of knowledge in mother about about children psychosocial development with Preschool Adaptation Ability in Sub-district nursery school Ciracas. Method applied is descriptive design of correlation taken in cross sectional. Study done to 70 mother having preschool child in two Nursery schools in sub-district Ciracas. By using test Chi Square got p value 0,005 showing existence of relation between level of knowledge in mother about about children psychosocial development with Preschool Adaptation Ability in Sub-district nursery school Ciracas. This research hardly recommends to apply research design which more complex and with larger number of responders at research hereinafter to give more gratifying result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5777
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Hestini
"Pemerintah menetapkan adanya Pembatasan Sosial berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penyebaran pandemic COVID 19 pada semua sector. Pada sektor pendidikan diberlakukan proses pembelajaran jarak jauh (PPJJ). Kegiatan PJJ ini menyebabkan anak tidak secara bebas berinteraksi dengan teman di sekolah yang dapat berdampak pada perkembangan psikososialnya Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perkembangan psikososial pada anak usia sekolah selama PJJ dimasa pademi COVID 19. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan 231 orang tua / wali yang memiliki anak dengan usia sekolah (usia 7 sampai 11 tahun) sebagai respondennya. Responden dipilih secara consecutive sampai kuota terpenuhi berdasarkan kehadiran orangtua ke sekolah (SDN 1 BabakanMadang, Kabupaten Bogor) saat pengumpulan tugas belajar anak. Hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner Pediatric Symptom Checklist 17 (PSC 17) didapatkan hampir seluruh sampel penelitian (97%) memiliki perkembangan psikososial yang normal, hal tersebut mungkin terjadi karena pelaksanaan PJJ masih memungkinkan murid dapat berinteraksi dengan teman atau gurunya saat datang ke sekolah untuk mengumpulkan tugas. Kepada pihak sekolah, guru, orang tua dan masyarakat luas dapat berperan aktif dalam memantau tumbuh kembang anak dan mengembangkan kreativitas anak selama PJJ sesuai dengan sumber daya dan prasarana yang ada.

The government has established Large-scale Social Restrictions (PSBB) to break the chain of spreading the COVID-19 pandemic in all sectors. In the education sector, distance learning process (PPJJ) is applied. This PJJ activity causes children not to freely interact with friends at school which can have an impact on their psychosocial development. This study aims to look at the description of psychosocial development in school-age children during PJJ during the COVID- 19 pandemic. The research method uses a quantitative descriptive approach with 231 parents/guardians who have children of school age (ages 7 to 11 years) as respondents. Respondents were selected consecutively until the quota was met based on the attendance of parents to school (SDN 1 Babakan Madang, Bogor Regency) when collecting children's study assignments. The results of the study using the Pediatric Symptom Checklist 17 (PSC 17) questionnaire found that almost all of the study samples (97%) had normal psychosocial development, this may be because the implementation of PJJ still allows students to interact with their friends or teachers when they come to school to collect information. Duty. Schools, teachers, parents and the wider community can play an active role in monitoring children's growth and development and developing children's creativity during PJJ in accordance with existing resources and infrastructure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Thalia
"Studi literatur menunjukkan bahwa perundungan dapat diturunkan jika para siswa yang menjadi saksi perundungan bersedia menolong korban. Kesediaan menolong korban perundungan sangat tergantung pada efikasi diri maupun efikasi komunitas mereka. Namun dampak bagi saksi siswa yang bersedia menolong masih kontradiktif; ada studi yang menunjukkan bahwa saksi penolong korban akan meningkat self esteemnya, dan ada studi-studi lain yang menunjukkan bahwa saksi penolong dan pendukung pelaku yang akan mengalami kesulitan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model terbentuknya permasalahan psikososial yang dapat menjelaskan peranan keyakinan efikasi diri, keyakinan efikasi komunitas dan perilaku menolong saksi. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 239 siswa. Dari pengihitungan SEM didapatkan bahwa kesulitan psikososial akan meningkat dengan menurunnya keyakinan efikasi diri melalui mediator perilaku mendukung pelaku. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku mendukung pelaku lebih rentan mengalami kesulitan psikososial dibandingkan perilaku menolong korban.

Literature studies show that bullying can be reduced if students who bystander bullying are willing to help the victims. Willingness to help victims of bullying is very dependent on their self-efficacy and collective efficacy. But the impact for student bystander who are willing to help is still contradictory; some studies show that the self-esteem of defender will be increased, and other studies show that defender and prepetrator supporter will experience psychosocial difficulties. This study aims to find a model for the formation of psychosocial problems that can explain the role of self-efficacy beliefs, collective efficacy beliefs, and bystander’s helping behavior. This study was conducted by a survey method using a questionnaire. Participants in this study were 239 students. From the SEM calculation found that psychosocial difficulties would be increased with the decrease of self-efficacy beliefs through mediators of behavior of supporting perpretrator. Based on this result, it can be concluded that the behavior of supporting prepetrator is more prone to experiencing psychosocial difficulties than the behavior of helping the victim."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T54525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mylynda Puteri
"Wilayah Jakarta Timur memiliki angka kekerasan anak tertinggi dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta lainnya. Kekerasan yang dialami anak akan mempengaruhi perkembangan psikososialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan psikososial remaja yang pernah mengalami kekerasan di wilayah Jakarta Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian merupakan remaja berusia 11-20 tahun yang pernah mengalami kekerasan berjumlah 385 responden menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan kuesioner ICAST versi Bahasa Indonesia dan Y-PSC 35 yang disebarkan secara daring. Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja yang pernah mengalami kekerasan di wilayah Jakarta Timur mayoritas tidak mengalami gangguan perkembangan psikososial, tetapi angka remaja yang mengalami gangguan perkembangan psikososial cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat terutama orang tua perlu lebih peka terhadap paparan kekerasan pada anak yang akan berpengaruh pada perkembangan psikososialnya. Pelayanan isu kesehatan mental anak juga perlu ditingkatkan untuk mengurangi risiko terganggunya perkembangan psikososial anak.

The East Jakarta region has the highest rate of child violence compared to other DKI Jakarta regions. Violence experienced by children will affect their psychosocial development. This research aims to determine the psychosocial development of adolescents who have experienced violence in the East Jakarta area. The research method used is descriptive quantitative with a cross sectional study design. The research sample was adolescents aged 11-20 years who had experienced violence totaling 385 respondents using purposive sampling techniques. The research used the Indonesian version of the ICAST questionnaire and Y-PSC 35 which were distributed online. The research results show that the majority of adolescentswho have experienced violence in the East Jakarta area do not experience psychosocial development disorders, but the number of adolescents who experience psychosocial development disorders is quite high. Based on research results, society, especially parents, need to be more sensitive to children's exposure to violence which will affect their psychosocial development. Services for children's mental health issues also need to be improved to reduce the risk of disrupting children's psychosocial development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Metta Hestiany
"Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan adanya hubungan antara penggunaan parental management language dan executive function EF , namun hingga saat ini masih belum ada penelitian yang secara khusus menyoroti domain hot EF dan menghubungkannya dengan penggunaan parental management language. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kontribusi dari penggunaan direction management language dan suggestion management language dalam memprediksi kemampuan hot EF anak usia 48 ndash;72 bulan. Pengukuran parental management language dilakukan dengan menggunakan alat ukur Maternal Control yang telah diadaptasi dari Schaffer dan Crook 1979 . Sementara itu, pengukuran hot EF diukur dengan menggunakan tes Gift Delay yang telah diadaptasi oleh Hendrawan dan kawan-kawan 2015 dari Carlson dan kawan-kawan 2014 . Metode statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah interrater reliability dan hierarchical multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukan hanya direction management language yang dapat memprediksi hot EF anak usia 48 ndash;72 bulan dengan mengontrol variabel jenis kelamin anak dan SES keluarga. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pembuatan bahan edukasi kepada para orang tua ketika memberikan ujaran kepada anak dalam rangka mengoptimalkan perkembangan EF-nya.

Few researches had found correlation between parental management language and executive function EF , though there had no research that focus on parental management language and hot EF. This research was conducted to investigate the contribution of direction management language and suggestion management language in predicting hot EF in 48 72 months old children. Parental management language was measured using Maternal Control test that have been adapted from Schaffer and Crook 1979 . In other hand, EF was measured using Gift Delay task that have been adaptaed from Carlson et al. 2014 by Hendrawan et al. 2015 . Inferential statistic method used in this research were interrater reliability and hierarchical multiple rmegression. The result showed only direction management language that could predict hot EF in 48 ndash 72 months old children while controlling child gender and family SES. This study could give some advice for parent's intervention in order to optimize their EF development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasywa Salwa Rosydiwo
"Skripsi ini membahas gambaran faktor psikososial pada pekerja di PT X tahun 2023 yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor psikososial yang mencakup konten dan konteks pekerjaan, mengingat belum adanya upaya manajemen risiko psikososial di PT X sebagai perusahaan konsultan lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada 39 pekerja di PT X selama bulan Juni 2023. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan metode campuran (mix method) yang mencakup pengisian kuesioner dan pelaksanaan wawancara mendalam yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 variabel karakteristik yang diteliti, seluruhnya berada pada kateogori baik yang dibuktikan dengan nilai mean >3,50. Karakteristik yang dipersepsikan paling baik adalah hubungan interpersonal di tempat kerja (5,14), sedangkan karakteristik yang memerlukan perhatian khusus—meskipun masih ada pada kategori baik—yaitu pengembangan karir (3,62), beban dan kecepatan kerja (3,91), dan jadwal kerja (4,00). Selain itu, berbagai upaya pengendalian psikososial juga sudah terimplementasi di PT X, tetapi perlu dikembangkan lebih lanjut agar bisa lebih sistematis sesuai dengan model manajemen risiko psikososial di tempat kerja

This thesis discusses the description of psychosocial factors among workers at PT X in the year 2023, aiming to obtain understanding of the psychosocial factors encompassing content of work and context to work, given the absence of psychosocial risk management efforts at PT X as environmental consultant firm. The research was conducted among 39 workers at PT X during the month of June 2023. The study design employed was a descriptive study with a mixed-method approach, involving the administration of questionnaires and conducting in-depth interviews, which were subsequently analyzed using univariate analysis. The research findings indicate that out of the 10 characteristic variables studied, all of them fall within the good category, as evidenced by mean scores >3.50. The characteristic perceived most positively is interpersonal relationships in the workplace (5.14), while characteristics that require special attention—even though still in the good category—are career development (3.62), workload and work pace (3.91), as well as work schedule (4.00). Additionally, various psychosocial control measures have been implemented at PT X, but further development is needed to make them more systematic in accordance with the psychosocial risk management model in the workplace."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Detia Rini
"Usia dini merupakan masa emas tumbuh kembang anak yang sangat perlu diperhatikan, terutama oleh ibu sebagai orang tua. Salah satu aspek perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan bicara dan bahasa anak. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pengetahuan ibu tentang perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian ini berjumlah 106 orang dari wilayah RW 09 Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Insrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 43 pertanyaan seputar perkembangan bicara dan bahasa anak. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 67% responden (71 orang) memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang perkembangan bicara dan bahasa anak usia dini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penyusunan materi dalam pendidikan kesehatan tentang perkembangan bicara dan bahasa anak sehingga diharapkan kejadian gangguan bicara pada anak dapat diminimalkan dan dideteksi lebih dini.

Early childhood is golden period for child development which need full attention, especially from mother as parents. One aspect of child development mentioned here is speak and language development. Because of that, this research is doing exploration mother?s knowledge about speak and language development of early childhood. There were 106 respondents participate this research from RW 09 Kelurahan Tugu. Sampling technique used was purposive sampling. Questionare with 43 questions about speak and language development of early childhood was used as instrument of this research. Result of univariat analys showed that 67% respondent has gained high level of knowledge about speak and language development of early childhood. The result of this research can be used as reference to arrange curriculum for health education programm about speak and language development of early childhood, so parents especially mother can detect the problem earlier and decrease amount of speak and language disorder."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1653
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tumbuh kembang menunjukkan suatu kesatuan dan memperlihatkan jumlah dari banyaknya perubahan yang terjadi selama kehidupan manusia Judul penelitian ini adalah ”Gambaran Tingkat Perkembangan Psikososial Remaja Dengan Orang Tua Tunggal di RW 02 Srengseng Sawah Jakarta Selatan“. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat perkembangan psikososial remaja dengan orang tua tunggal. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif sederhana, dengan jumlah sampel 30 yang diperoleh melalui metode simple random sampling yang dilakukan pada remaja dengan orang ma tunggal RW 02 Srengseng Sawah Jakarta Selatan dengan usia 12-22 tahun. Pengumpulan data melalui pertanyaan terstruktur atau kuesioner penelitian yang terdiri dari data demografi dan data tingkat perkembangan psikososial. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan metode distribusi frekuensi dengan ukuran presentase atau proporsi dengan pengukuran dan tendensi sentral yang disajikan dalam tabel dan diagram pie. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa remaja dengan orang tua tunggal sebagian besar responden memiliki tingkat perkembangan psikososial yang berkembang dengan normal (60,0%). Rekomendasi penelitian ini adalah dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak responden."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5562
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yefta Primasari
"Tugas perkembangan anak usia sekolah berlangsung selama anak berada di tahapan usia 6-12 tahun, pada usia ini anak memasuki tahapan tugas perkembangan psikososial Industry versus inferiority. Anak usia sekolah yang menjadi korban Bullying berdampak pada terganggunya tugas perkembangan psikososial anak. Intervensi yang digunakan adalah Terapi Kelompok Terapeutik anak usia sekolah dan Psikoedukasi Keluarga. Aplikasi TKT anak usia sekolah dan Psikoedukasi Keluarga dapat membantu meningkatkan dan mengoptimalkan tugas perkembangan psikososial anak usia sekolah korban Bullying. Analisa dilakukan pada 30 klien anak usia sekolah korban Bullying. Hasil analisa menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tugas perkembangan psikososial anak usia sekolah korban Bullying. Saran dari Karya Ilmiah Akhir ini adalah penerapan terapi kelompok terapeutik (TKT) anak usia sekolah dengan ditambah dengan intervensi lain untuk meningkatkan kemampuan asertif pada perilaku Bullying baik untuk korban Bullying dan pelaku Bullying.

The developmental tasks of school-age children take place during the age stage of 6-12 years, at this age children enter the stage of the psychosocial developmental task of Industry versus inferiority. School-age children who are victims of Bullying have an impact on the disruption of children's psychosocial developmental tasks. The interventions used are Therapeutic Group Therapy for school-age children and Family Psychoeducation. The application of TKT for school-age children and Family Psychoeducation can help improve and optimize the psychosocial developmental tasks of school-age children who are victims of Bullying. Analysis was conducted on 30 school-age child clients who were victims of Bullying. The results of the analysis show that there is an increase in the psychosocial developmental tasks of school-age children who are victims of Bullying. The suggestion of this Final Scientific Work is the application of therapeutic group therapy (TKT) for school- age children coupled with other interventions to improve assertive skills in Bullying behavior for both Bullying victims and Bullying perpetrators."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>