Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retha Soraya Athirah
"Penelitian ini menganalisis kewajiban dokter dalam menjaga rahasia medis pasien dan konsekuensi hukum atas pelanggaran tersebut di media sosial, dengan fokus pada kasus dokter di Indonesia. Latar belakang menunjukkan bahwa fenomena ini meningkat seiring dengan penggunaan media sosial dalam komunikasi kesehatan. Pembukaan rahasia medis melanggar Pasal 177 dan Pasal 274 UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan serta Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Penelitian menggunakan bentuk penelitian doktrinal dan menemukan bahwa pembukaan rahasia medis dapat dibenarkan dalam kondisi tertentu, seperti izin pasien atau ketentuan hukum. Kasus dr. J, yang membagikan informasi pasien Covid-19 tanpa izin, mencerminkan pelanggaran serius terhadap KODEKI dan UU Kesehatan, berpotensi mengakibatkan sanksi administratif atau pencabutan izin praktik. Kasus dr. S yang melakukan siaran langsung persalinan tanpa persetujuan juga menunjukkan lemahnya penegakan sanksi di Indonesia. Di sisi lain, dr. R di USA menghadapi konsekuensi berat setelah menyiarkan prosedur bedah tanpa izin pasien, termasuk denda dan pencabutan izin praktik. Perbandingan kasus ini menyoroti perbedaan penegakan hukum antara Indonesia dan USA, dimana USA menerapkan sanksi lebih ketat. Penelitian merekomendasikan pembaruan aturan terkait pembukaan rekam medis dalam situasi darurat, peningkatan program pelatihan etika bagi SDM kesehatan, dan penegakan sanksi yang lebih transparan untuk melindungi hak privasi pasien. Dalam era media sosial, pemahaman dan kepatuhan terhadap kewajiban menjaga kerahasiaan informasi medis menjadi kunci dalam praktik kedokteran yang etis dan profesional.

This research analyzes doctors' obligations to maintain patient medical confidentiality and the legal consequences of breaching it on social media, focusing on cases involving doctors in Indonesia. The background highlights that this phenomenon has increased alongside the use of social media in healthcare communication. Disclosing medical secrets violates Articles 177 and 274 of Law No. 17 of 2023 on Health, as well as the principles in the Indonesian Medical Code of Ethics (KODEKI). The research uses doctrinal research and found that disclosing medical information can be justified under certain conditions, such as patient consent or legal provisions. The case of dr. J, who shared Covid-19 patient information without permission, represents a serious violation of KODEKI and the Health Law, potentially resulting administrative sanctions or license revocation. Also, the case of dr. S, who live-streamed a childbirth without consent, highlights weak enforcement of sanctions in Indonesia. By contrast, dr. R in the United States of America faced severe consequences, including fines and license revocation, after broadcasting a surgical procedure without patient consent. This comparison highlights differences in legal enforcement between Indonesia and the U.S.A, where U.S.A imposing stricter penalties. This research recommends update of regulations related to the disclosure of medical records in emergency situations, enhancing ethics training programs for healthcare workers, and implementing more transparent enforcement of sanctions to protect patients' privacy rights. In this social media era, understanding and adhering obligations regarding medical confidentiality are the key to maintain ethical and professional medical practices. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Sarah Florentina
"Perlindungan atas rahasia medis pasien merupakan salah satu hak pokok pasien dalam pelayanan medis yang wajib dipatuhi oleh setiap tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan. Hak atas rahasia medis merupakan bagian dari hak privasi pasien sebagai manusia yang tidak dapat dilanggar dan wajib dipenuhi. Dalam berlangsungnya pelayanan medis, pasien tidak selalu merasa puas dengan proses yang berlangsung. Saat pasien merasa ada haknya yang dilanggar, salah satu cara pasien meminta pertanggungjawaban tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan adalah dengan menuntut rumah sakit dan menyampaikan tuntutannya melalui media massa. Saat menyampaikan tuntutan, pasien turut pula ditanggapi oleh pihak lain di media massa sehingga dapat menyebabkan terbukanya rahasia medis pasien. Penelitian ini akan membahas implikasi hukum yang timbul saat situasi tersebut terjadi serta pengaruhnya terhadap tanggung jawab dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan. Pembahasan dilakukan dengan menganalisis Putusan Nomor 130/Pdt.G/2016/Pn.Tng. Dengan mengacu kepada latar belakang tersebut, metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, yaitu penelitian yang menekankan pada penggunaan norma hukum secara tertulis serta didukung dengan hasil wawancara dengan narasumber. Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dimana penulis akan mengumpulkan data kemudian memaparkan hasil yang diperoleh secara deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam menjaga rahasia medis. Namun dalam beberapa pengecualian, dokter dan rumah sakit diperkenankan untuk membuka rahasia medis pasien. Salah satu bentuk pengecualian yang dimaksud adalah saat pasien telah mempublikasikan sengketa medis yang dialaminya di media massa. Respons yang ditunjukkan tenaga kesehatan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan dengan mengungkapkan rahasia medis pasien dalam hal ini disebut hak jawab.

The protection of medical confidentiality of patients is one of the fundamental rights of patients in medical services that must be obeyed by every health care personnel and health care facilities. The right to medical confidentiality is part of the patient’s right to privacy as a human being that cannot be violated and must be fulfilled. In the course of medical services, patients are not always satisfied with the process. When patients feel that their rights have been violated, one of the ways for patients to hold health workers and health care facilities accountable is to sue the hospital and talks about their lawsuit through the mass media. While talking about the lawsuits, patients are also responded to by other parties in the mass media so that it can lead to the disclosure of the patient's medical secrecy. This research will discuss the legal implications that arise when the situation occurs as well as their impacts on the responsibilities of doctors and healthcare facilities. The discussion was conducted by analyzing the Decision No. 130/Pdt.G/2016/Pn.Tng. Referring to this background, the research method in this writing uses juridical-normative research methods, i.e. research that emphasizes the use of legal norms in writing and is supported by the results of interviews with informants. The type of research used is descriptive in which the authors will collect data and then describe the results obtained descriptively. The results obtained from this research are that healthcare workers and health care facilities are responsible for keeping medical secrecy. However, with some exceptions, doctors and hospitals are allowed to open patient medical secrecy. One of the form of exceptions is when the patient has published a medical dispute he has experienced in the mass media. The response shown by health care personnel and/or health care facilities by revealing the medical secrecy of the patient in this case is called the right to reply."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tassa Shafira Shielva
"Perlindungan rahasia medis dan rekam medis merupakan suatu kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Saat ini, penggunaan aplikasi layanan kesehatan di Indonesia semakin menjadi suatu tren kesehatan baru di masyarakat oleh karena pasien dapat mendapat layanan kesehatan, khususnya berkonsultasi dengan dokter, sesuai dengan permasalahan kesehatan yang sedang diderita. Aplikasi layanan kesehatan bukan merupakan penyelenggara jasa kesehatan sehingga sampai saat ini  belum ada peraturan khusus yang mengatur tanggung jawab perlindungan rahasia medis dan rekam medis oleh aplikasi layanan kesehatan. Hal ini menimbulkan potensi risiko hukum yang dapat mengakibatkan terlanggarnya kerahasiaan data dan riwayat kesehatan pasien pengguna aplikasi layanan kesehatan. Melalui metode penelitian yuridis normatif, penulis akan mengumpulkan data melalui studi pustaka yang hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif. Dalam penelitian ini, berdasarkan Terms and Conditions dari masing-masing aplikasi layanan kesehatan, penulis menyimpulkan sampai saat ini perlindungan rahasia medis dan rekam medis pada aplikasi layanan kesehatan Halodoc, Alodokter, KlikDokter, dan Good Doctor belum diterpakan sebagaimana ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu, pengaturan perlindungan rahasia medis dan rekam medis yang berlaku pada saat ini masih hanya sebatas mewajibkan kepada kesehatan saja. Tanggung jawab dari aplikasi layanan kesehatan dalam perlindungan rahasia medis dan rekam medis pasiennya seharusnya diatur dalam pengaturan khusus.

Legal protection of medical confidentiality and medical records is an obligation in the administration of health services. Nowadays, the utilizarion of health service apps in Indonesia is increasingly becoming a new health trend in society since patients will able to receive health services, particularly consulting with the doctors, based health problems being suffered. Health service apps are not health service providers, then until now there are no specific regulation about the responsibility of protecting medical secrets and medical records by health service applications. This raises potential legal risks that can result in breaches of confidentiality of data and medical history of patients that using the health service apps. Through normative juridical research methods, the writer will collect data through a literature study whose results will be presented descriptively. In this study, based on the Terms and Conditions of each health service apps, the author concludes that until now the protection of medical confidentiality and medical records on Halodoc, Alodokter, KlikDokter, and Good Doctor health service apps has not been applied as stipulated in the current regulation. In addition, currently the regulation of the protection of medical confidentiality and medical records is still limited to requiring health. The responsibility of the application of health services in the protection of medical secrets and medical records of patients should be regulated in a specific regulation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S20346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hidayanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pemanfaatan informasi rekam medis di bagian penunjang
medis dan bagian marketing RS Satya Negara Jakarta Tahun 2011, bertujuan
memperoleh gambaran pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh bagian rekam
medis untuk membuat perencanaan, evaluasi maupun pengambilan keputusan di
bagian penunjang medis dan bagian marketing. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan pengamatan untuk
memperoleh data primer, sedangkan untuk memperoleh data skunder dengan
melakukan telaah dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bagian
penunjang medis tidak memanfaatkan informasi rekam medis untuk membuat
perencanaan di bagiannya. Sedangkan oleh bagian marketing, informasi rekam medis
sudah dapat dimanfaatkan dengan baik untuk membuat perencanaan dan evaluasi
program. Penulis menyarankan agar bagian penunjang medis memanfaatkan
informasi yang dihasilkan oleh bagian rekam medis untuk membuat perencanaan di
bagian penunjang medis.

ABSTRACT
This study discusses about the utilization of the medical record information by the
medical support division and marketing division in Satya Negara Hospital Jakarta
2011. The objective of this research is to get the description of utilization of
information that generated by the medical record division to make program planning,
evaluation and decision making in the medical support division and marketing
division. This study used qualitative research method with in-depth interview
technique and observation to get primary data, anddocument review to get secondary
data. This paper states that medical support divission does not use medical
information to make the program planning, while the marketing division, uses
medical record information to make the program planning and evaluation. The author
suggested that the medical support division utilizes information generated by the
medical record to make planning in their division."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
R. Moch. Kukuh Amin Santoso
"Rumah sakit sebagai suatu organisasi yang unik dan kompleks karena merupakan institusi padat karya. Dengan meningkatnya pendidikan dan sosial ekonomi serta kompleksnya penyakit dan pelayanan, maka tuntutan mutu tentunya semakin diperhatikan oleh pelanggan. Untuk itu salah satu upaya yang menentukan dalam mutu adalah rekam medis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Peran Tenaga Pengisi terhadap Kelengkapan, Keakuratan, dan Memenuhi Aspek Hukum Rekam Medis Rawat hap Umum di RSU Bhakti Yudha Depok.
Metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Variabel penelitian terdiri dari tenaga pengisi rekam medis yakni dokter, perawat, dan bagian admisi yang berhubungan dengan rawat inap umum serta mutu rekam medis dinilai melalui indikator kelengkapan, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan hukum.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap rekam rnedis untuk melihat kelengkapan, keakuratan ,dan memenuhi persyaratan hukum. Data tenaga pengisi dilakukan dengan kuesioner dan wawancara mendalam untuk menggali lebih dalam tentang rekam medis. Analisa dilakukan berdasarkan persentase tanpa dilakukan uji statistik dan dibandingkan dengar. kemampuan dari tenaga pengisi.
Pada penelitian ditemukan bahwa rekam medis yang ada kurang lengkap dan kurang akurat dibandingkan dengan kemampuan tenaga pengisi yang ada , maka keadaan ini memunglcinkan terjadinya keadaan tersebut. Guna meningkatkan mutu tersebut, maka upaya yang dimungkinkan adalah menambah tenaga, meningkatkan kualitas dari tenaga yang ada dengan pelatihan secara terus menerus, panitia rekam medis lebih diaktifkan lagi . Selanjutnya sangsi terhadap tenaga pengisi terutama dokter lebih dipertegas.

Hospital is a unique and complex organization. With the improvement of education and social economic level along with the complexity of diseases and the health care, customers become more aware with the quality of hospital care. One of the parameter value the quality of hospital care is medical record.
This research aims to know about the role of medical record filler in the improvement of medical record quality at the In Patient Care Department in RSU Bhakti Yudha.
This research use descriptive methodology research with quantitative and qualitative approach . The independent variables are doctors, nurses and admissions work at the in - patient care department. The dependent variable is medical record quality.
Data is collected by measuring the completeness, the accuracy , and the accurate time returning medical record to medical record department , and the legal aspect of medical record . Data is collected from the filler by filling questioners and doing in depth interview to get more information about medical record. The data analyzed by percentage , without statistical test, and then compare it with the capability of medical filler.
The results are : only 9 % of 100 medical records have been completed , and only 68 %, of 100 medical records are accurate . This may caused by the quality of medical record filler . As for the accurate time returning medical record to medical record department, can not be measured. Improving the quality of medical record can be done by adding human resources, improving the quality of human resource available in RSU Bhakti Yudha, train the filler continuously, and activate medical record committee. One thing that should not be forgotten is giving punishment explicitly to the medical record filler, especially doctors, who do not fill the medical record properly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T8221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasnu Rizki Pradhana
"Catatan medis menjelaskan perjanjian kerahasiaan medis di Indonesia dan Amerika Serikat; Perjanjian Implementasi Telemedicine di Indonesia dan Amerika Serikat; dan menganalisis undang-undang tentang kerahasiaan rekam medis elektronik dalam penerapan telemedicine di Indonesia dan Amerika Serikat menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Dari hasil penelitian yang diakui (1) Kerahasiaan rekam medis di Indonesia dilindungi oleh berbagai peraturan seperti Hukum dan Peraturan Menteri sementara di Amerika Serikat, kerahasiaan pasien dalam rekam medis yang didukung oleh peraturan nasional, HIPAA, serta peraturan dan keputusan pengadilan negara; (2) Implementasi telemedicine di Indonesia belum diatur oleh pemerintah Amerika Serikat yang peraturannya telah diatur baik di tingkat nasional maupun negara bagian dan keputusan pengadilan dalam memastikan tata kelola telemedicine yang baik. Rekam medis pada sistem telemedicine, baik di Indonesia dan Amerika Serikat rekam medis dalam pelaksanaan telemedicine dalam bentuk ESDM dan bersama-sama didukung oleh hukum Amerika Serikat selain sanksi untuk kerahasiaan rekam medis elektronik juga memberikan insentif keuangan untuk kerahasiaan rekam medis menurut peraturan masing-masing negara berbeda dalam hal pengecualian terhadap kerahasiaan rekam medis seperti yang ditampilkan di negara bagian Alaska dan
Hawaii. Hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Menteri Kesehatan segera membuat pengaturan untuk pedoman terkait telemedis dalam implementasi telemedis tingkat nasional dengan menyediakan pengaturan yang dapat digunakan sebagai referensi dalam hal catatan medis elektronik seperti standar enkripsi yang digunakan.

Medical records explain medical confidentiality agreements in Indonesia and the United States. Telemedicine Implementation Agreement in Indonesia and America Union and analyzing the law on the confidentiality of electronic medical records in the application of telemedicine in Indonesia and the United States using normative juridical research methods. From the results of research that are recognized (1) The confidentiality of medical records in Indonesia is protected by various regulations such as Law and Ministerial Provisions in the United States, the confidentiality of patients in medical records supported by national regulations, HIPAA, and regulations and decisions of state courts; (2) The implementation of telemedicine in Indonesia has not been regulated by the United States government whose regulations have been set at both the national and state levels and court decisions in ensuring good telemedicine governance; Medical records on the telemedicine system, both in Indonesia and the United States. Medical records on the implementation of telemedicine in the form of EMR and together supported by United States law in addition to sanctions for the confidentiality of electronic medical records also provides financial incentives for the confidentiality of medical records according to the regulations of each different country in terms of exceptions to the confidentiality of medical records as displayed in the state of Alaska and Hawaii. The results of the study, researchers proposed the Minister of Health immediately make arrangements for guidelines relating to telemedicine in the implementation of national telemedicine by providing arrangements that can be used as a reference in terms of electronic medical records such as the encryption standards used."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rise Nurhasanah
"Rekam Medis merupakan kumpulan informasi tentang kesehatan dan perawatan medis yang mempunyai kegunaan sangat luas, mencakup aspek administrasi, hukum, keuangan, riset, medis dan dokumentasi. Meskipun rekam medis dirasakan penting tetapi masih banyak keluhan mengenai kelengkapan rekam medis. Penelitian ini diselenggarakan di RS. Siaga Raya pada bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Juni 2008. Penelitian ini dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan rekam medis rawat jalan RS. Siaga Raya dan menganalisis kuesioner yang disi oleh petugas kesehatan di RS. Siaga Raya. Kuesioner ini berisi tentang pengetahuan rekam medis dan penilaian petugas kesehatan RS. Siaga Raya mengenai mutu pelayanan rekam medis di RS. Siaga Raya. Desain penelitian ini menggunakan desain study cross sectional dengan melihat perbedaan nilai dua sampel yang independen yaitu pengetahuan petugas kesehatan dan mutu pelayanan rekam medis yang terdiri dari Standard Operating Procedure (administrasi, pengelolaan dan kebijakan rekam medis); fasilitas dan peralatan rekam medis; pengembangan staf dan program pendidikan rekam medis dengan timbulnya variabel dependen (kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan).
Untuk analisa data penelitian ini menggunakan analisis univariat dan uji signifikansi dua sampel yang independen yaitu uji Mann-Whitney. Hasil penelitian ini menununjukan bahwa pada derajat kepercayaan 95% adanya perbedaan yang signifikan antara nilai kelengkapan rekam medis dengan nilai pengetahuan rekam medis Petugas Kesehatan RS. Siaga Raya. Adanya perbedaan yang signifikan antara nilai kelengkapan rekam medis dengan mutu pelayanan rekam medis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan RS. Siaga Raya cukup lengkap, pengetahuan petugas RS. Siaga Raya mengenai rekam medis baik, Mutu pelayanan Rekam Medis RS. Siaga Raya kurang baik, adanya perbedaan yang signifikan/ berpengaruh antara nilai kelengkapan rekam medis dengan nilai pengetahuan rekam medis petugas rumah sakit, adanya perbedaan yang signifikan/ berpengaruh antara nilai kelengkapan rekam medis dan mutu pelayanan rekam medis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pratama Setia Eka Brata
"Penelitian ini mengangkat permasalahan yang sering terjadi berupa kelalaian dalam pelayanan kesehatan dan mengenai kepemilikan rekam medis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan metode pengumpulan data kepustakaan dan wawancara profesi yang berkaitan dengan penelitian ini, yakni dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta praktisi hukum. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat unsur-unsur yang harus terpenuhi untuk dapat menggolongkan apakah tindakan seseorang merupakan kelalaian atau tidak, selain itu pasien berhak untuk mengakses isi atau ringkasan atau copy dari isi atau ringkasan rekam medis berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun 2008.

This study examined the problems that often occur in health service, these are negligence in health services and the ownership of medical records. This study uses normative juridical research method with library data collection method and professional interview related to this research, that are obstetric and gynecology specialist and a law practitioner. The conclusions of this study indicate that there are elements that must be met to be able to classify whether a person 39 s actions are negligent or not, other than that the patient is entitled to access the contents or summary or copy of the contents or summary of the medical record under Article 12 of the Minister of Health Regulation no. 269 Year 2008.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S68120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Magellanica
"Skripsi ini membahas pengelolaan Rekam Medis rawat inap di RSUD Kota Bekasi pada tahun 2012. Proses pengelolaan rekam medis rawat inap yang terdiri dari yang terdiri dari pencatatan, pengelolaan data medis, penyimpana RM, dan pengembalian RM. Proses tersebut digunakan untuk menghasilkan informasi yang cepat dan lengkap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif (univariat). Sampel yang digunakan adalah 100 berkas rekam medis rawat inap. Adapun hasil data yang diperoleh waktu pengembalian berkas rekam medis periode Januari-Oktober 2012 dari ruangan perawatan adalah Tepat Waktu sebesar 20% (8961 RM) dan Tidak Tepat Waktu sebesar 80% (4892 RM). Sedangkan hasil evaluasi kelengkapan berkas rekam medis rawat inap periode Januari-Oktober 2012 adalah Lengkap sebesar 84% (84 RM) dan Tidak Lengkap 16% (16 RM).

This thesis discusses the management of inpatient Medical Record Bekasi District Hospital in 2012. Process management of inpatient medical records consisting of consisting of records, medical records management, RM last save, and return RM. The process used to produce information quickly and completely. The research was conducted using qualitative and quantitative research (univariate). The samples used were 100 inpatient medical record file. The results of the data obtained medical record file payback period January to October 2012 from the treatment room is the Right Time by 20% (8961 Medical Record) and Not the Right Time by 80% (4892 Medical Record). While the results of the evaluation of the completeness of the medical record file hospitalization period January to October 2012 is a full 84% (84 Medical Record) and Incomplete 16% (16 Medical Record). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>