Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanah Anggun Prabandari
"Kecamatan Gunung Putri merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor yang memiliki nilai strategis karena kedekatannya dengan Kota Jakarta dan beberapa kota lainnya yang berdampak pada peningkatan jumlah penduduk. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk menjadi salah satu faktor peningkatan alih fungsi lahan dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Peningkatan lahan terbangun berdampak pada peningkatan suhu permukaan daratan/Land Surface Temperature (LST). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan lahan terbangun dan pengaruhnya terhadap LST tahun 2004-2024, mensintesa pemodelan lahan terbangun dan LST tahun 2044 serta menganalisis kesesuaian prediksi lahan terbangun terhadap RTRW di Kecamatan Gunung Putri. Prediksi lahan terbangun dan LST tahun 2044 menggunakan metode Cellular Automata Artificial Neural Network (CA-ANN) melalui plugin MOLUSCE pada perangkat lunak QGIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2004-2024 lahan terbangun di Kecamatan Gunung Putri mengalami peningkatan sebesar 972,27 Ha dan berdampak pada peningkatan LST. Model prediksi penutup lahan tahun 2044 menunjukkan bahwa lahan terbangun mengalami peningkatan menjadi 4.130,98 Ha atau 67,8% dari luas Kecamatan Gunung Putri. Model prediksi LST tahun 2044 menunjukkan bahwa kelas suhu 45°C - 50°C mendominasi wilayah Kecamatan Gunung Putri dengan luas 2.836,59 Ha (58,60%). Sementara itu prediksi lahan terbangun tahun 2044 menunjukkan bahwa 92,25% luas lahan terbangun telah sesuai dengan peruntukan pola ruang RTRW sementara 7,75% berada pada lokasi tidak sesuai yaitu berada pada kawasan sempadan perairan.

Gunung Putri District is a district in Bogor Regency that has strategic value because of its proximity to Jakarta and several other cities that have an impact on increasing population. On the other hand, increasing population is one of the factors that increase land conversion from non-built-up area to built-up area. The increase in built-up area has an impact on increasing Land Surface Temperature (LST). This study aims to analyze the development of built-up area and its effect on LST in 2004-2024, synthesize the modelling of built-up area and LST in 2044 and analyze the suitability of built-up area predictions with spatial plans in Gunung Putri District. Predictions of built-up area and LST in 2044 use the Cellular Automata Artificial Neural Network (CA-ANN) method through the MOLUSCE plugin in QGIS software. The results of this study indicate that during the period 2004-2024 built-up area in Gunung Putri District increased by 972.27 Ha and had an impact on increasing LST. The land cover prediction model in 2044 shows that built-up area will increase to 4,130.98 Ha or 67.8% of the area of ​​Gunung Putri District. The LST prediction model in 2044 shows that the temperature class of 45°C - 50°C dominates the Gunung Putri District area with an area of ​​2,836.59 Ha (58.60%). Meanwhile, the prediction of built-up area in 2044 shows that 92.25% of the built-up area is in accordance with the spatial plans, while 7.75% is in an unsuitable location, namely in the water boundary area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Purwanti
"Kecamatan Cibinong merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling tinggi di Kabupaten Bogor sehingga menyebabkan kebutuhan akan ketersediaan lahan selalu meningkat setiap tahunnya yang akan memberikan dampak pada perubahan penutup lahan dari semula lahan vegetasi menjadi lahan terbangun. Alih fungsi lahan akan memberikan pengaruh terhadap suhu permukaan daratan dan menyebabkan terjadinya fenomena surface urban heat island (SUHI). Tujuan penelitian ini adalah melihat dinamika perkembangan lahan terbangun di Kecamatan Cibinong pada tahun 2015, 2019, dan 2023 menggunakan citra satelit tegak resolusi sangat tinggi World View 3.0, dan fenomena SUHI menggunakan citra satelit Landsat-8 TIRS Level 2 serta melakukan prediksi terhadap perkembangan lahan terbangun dan fenomena SUHI di tahun 2031 menggunakan metode Celullar Automata – Artificial Neural Network (CA-ANN) menggunakan plug-in MOLUSCE. Hasil penelitian menunjukan perkembangan lahan terbangun mengalami kenaikan sebesar 5,12% yang didominasi oleh kawasan permukiman, dan wilayah yang terdampak fenomena SUHI bertambah sebesar 0,72% yang umumnya terjadi di kawasan industri, perdagangan, dan perkantoran pada tahun 2023. Model prediksi penutup lahan dan SUHI tahun 2031 menunjukan lahan terbangun mengalami peningkatan meliputi 62% dari luas wilayah Kecamatan Cibinong, dan wilayah yang terdampak fenomena SUHI meliputi 35,4% luas wilayah Kecamatan Cibinong.

The highest population in Bogor is located in Cibinong District and causing the need for land availability to always increase every year. This condition lead to the land conversion from vegetation to built up area that will influence the increasing of land surface temperature and causing the surface urban heat island (SUHI) phenomenon. This research aims to analyze the dynamics of development of built-up area in Cibinong District in 2015, 2019 and 2023 using World View 3.0 and the SUHI phenomenon using Landsat-8 TIRS Level 2 satellite imagery and make predictions about the development of built-up area and the SUHI phenomenon in 2031 using the Celullar Automata - Artificial Neural Network (CA-ANN) method in MOLUSCE. The research results show that the development of built-up area has increased by 5.12%, which is dominated by residential areas, and areas affected by the SUHI phenomenon have increased by 0.72%, which generally occurs in industrial, commercial and office areas in 2023. Land cover prediction model and SUHI in 2031 shows that built-up land has increased, covering 62% of the area of Cibinong District, and the area affected by the SUHI phenomenon covers 35.4% of the area of Cibinong District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Surviawati
"Pertumbuhan penduduk di Kota Bogor semakin meningkat semenjak dibangunnya aksesibilitas yang memudahkan penduduk luar kota masuk dan keluar dari wilayah Kota Bogor. Semakin padatnya penduduk, semakin meningkat pula permintaan akan pembangunan lahan vegetasi menjadi lahan terbangun di Kota Bogor yang menyebabkan suhu cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial Local Climate Zone (LCZ) sebagai klasifikasi tutupan lahan, pola spasial Land Surface Temperature (LST), dan menganalisis hubungan kedua variabel di Kota Bogor. Data-data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu Citra Landsat, Google Earth Imagery, dan survey lapang. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis dengan analisis spasial dan uji regresi linier dengan dummy variabel. Kota Bogor memiliki 13 klasifikasi LCZ dan didominasi oleh LCZ 6 (Open Low-rise) yang berada pada kerapatan bangunan tinggi dan kerapatan vegetasi yang rendah. Adapun distribusi LST di Kota Bogor didominasi oleh suhu tinggi yang tersebar di wilayah permukiman padat. Penelitian ini menunjukkan bahwa LCZ tipe bangunan akan meningkatkan nilai LST, sedangkan LCZ tipe tutupan lahan natural akan menurunkan nilai LST.

Population growth in the Bogor City has increased since the construction of accessibility which makes it easier for out-of-town residents to enter and exit the Bogor City area. The denser the population, the higher the demand for the development of vegetation land into built-up land in Bogor City, which causes temperatures to tend to increase. This study aims to determine the spatial pattern of the Local Climate Zone (LCZ) as a land cover classification, the spatial pattern of Land Surface Temperature (LST), and to analyze the relationship between the two variables in Bogor City. The data used in this study are Landsat imagery, Google Earth Imagery, and field surveys. The results of data processing were then analyzed by spatial analysis and linear regression test with dummy variables. Bogor City has 13 LCZ classifications and is dominated by LCZ 6 (Open Low-rise) which is at high building density and low vegetation density. The distribution of LST in Bogor City is dominated by high temperatures which are spread in densely populated residential areas. This study shows that the LCZ of the building type will increase the LST value, while the LCZ of the natural land cover type will decrease the LST value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: BPPT, 1994
R 621.3678 DIR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sila Sakti
"Bogor (Kabupaten dan Kota Bogor) dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi akan berdampak pada semakin berkembangnya lahan terbangun dan semakin berkurangnya tutupan vegetasi. Berkurangnya tutupan vegetasi akan berdampak secara langsung pada suhu permukaan daratan yang semakin panas karena semakin banyak panas matahari yang diserap oleh permukaan. Suhu permukaan daratan yang semakin tinggi menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena perubahan suhu permukaan daratan di Bogor serta kaitannya dengan perubahan kerapatan vegetasi. Data suhu permukaan diperoleh dari pengolahan citra landsat TM. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial) untuk menganalisis perubahan suhu permukaan daratan dan pendekatan ekologi untuk menganalisis hubungan suhu permukaan daratan dengan kerapatan vegetasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan suhu permukaan daratan di Bogor memiliki pola menyebar dengan pusat di Kota Bogor. Perubahan suhu permukaan daratan sejalan dengan perubahan tutupan vegetasi. Semakin rendah kerapatan tutupan vegetasi semakin tinggi suhu permukaan daratan. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi kerapatan tutupan vegetasi semakin rendah suhu permukaan daratan.

Bogor (Bogor Regency and City) with high population growth will have an impact on the development of land up and the reduction in vegetation cover. Reduced vegetation cover will have a direct impact on land surface temperature getting hotter as more and more solar heat is absorbed by the surface. High land surface temperatures cause inconvenience to the public.
This study aims to look at the phenomenon of the land surface temperature changes in Bogor and its relation to changes in vegetation density. Surface temperature data derived from Landsat TM imagery processing. This study uses a spatial approach (spatial) to analyze changes in land surface temperatures and ecological approach to analyze the relationship between land surface temperature with vegetation density.
Results of this study indicate that changes in land surface temperatures in Bogor has a diffuse pattern in the center of the city of Bogor. Land surface temperature changes in line with changes in vegetation cover. The lower the density of vegetation cover higher land surface temperature. The higher the density the lower the vegetation cover land surface temperature.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Fitrah
"ABSTRAK
Curve Number (CN) merupakan parameter empiris yang digunakan untuk memprediksi limpasan permukaan berdasarkan tata guna lahan pada suatu kelompok tanah hidrologi dalam kondisi kelengasan tanah tertentu pada suatu daerah aliran sungai (DAS), sehingga tingkat kedetailan suatu peta tata guna lahan akan mempengaruhi perhitungan nilai CN-terbobot. Sistem Informasi Geografis memungkinkan untuk menggabungkan dan menganalisis data-data spasial tersebut. Dalam perhitungan nilai CN pada DAS Ciliwung orde 2 yang terdiri dari 14 sub-DAS digunakan peta tata guna lahan skala 1:250.000, dan dalam perhitungan nilai CN pada DAS Ciliwung orde 3 yang terdiri dari 126 sub sub-DAS digunakan peta tata guna lahan skala 1:25.000. Perbandingan kedua nilai CN yang dibobotkan pada setiap sub-DAS menunjukkan tingkat perbedaan yang tidak signifikan yaitu dengan persentase perbedaan 0% sampai 6%.

ABSTRACT
Curve Number (CN) is an empirical parameter used to predict runoff based on land use, hydrologic soil group, and soil moisture conditions, so the scale of the land use map will affect the value of the CN calculations. With Geographic Information System makes it possible to combine and analyze the spatial data. In calculating the value of the CN in 2nd order Ciliwung watershed which consists of 14 sub-watersheds are using land use map scale of 1: 250,000, and in 3rd Ciliwung watershed which consists of 126 sub sub-watersheds are using land use map scale of 1: 25.000. Both comparison of weighted-CN value on each sub-watershed do not show any significant differences with the deviation of 0% to 6%.
"
2015
S60122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dety Novia Utami
"Keberadaan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman membuat lahan pertanian subur sehingga menjadi daya tarik bagi manusia untuk menempati wilayah tersebut. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan tuntutan penduduk akan ketersediaan lahan terbangun tinggi pula, sehingga membuat daya dukung lingkungan pada Kabupaten Sleman menurun. Akan tetapi, aktivitas vulkanik Gunung Merapi menjadi sebuah ancaman bagi masyarakat yang bermukim di kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. Prediksi terhadap ketersediaan lahan serta kaitannya dengan kawasan rawan bencana, dan daya dukung lingkungan perlu untuk dilakukan. Data kependudukan 2007-2017 dan citra Landsat 7 ETM 2007, 2012, dan Landsat 8 OLI 2017 akan digunakan dalam penelitian ini sebagai variabel dalam model dinamika spasial. Sedangkan, data fisik serta data aksesibilitas seperti kemiringan lereng, bentuk medan, jarak dari sungai, jarak dari kawasan lindung, jarak dari jalan, dan jarak dari pusat pertumbuhan ekonomi akan digunakan sebagai faktor pembatas wilayah terbangun. Daya dukung lingkungan dapat diamati melalui model sistem dinamis hubungan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan lahan dalam kurun waktu tahun 2007-2100, kemudian dijadikan model dinamika spasial untuk diketahui perilaku spasialnya. Prediksi hasil dari model ini, menunjukkan bahwa lahan terbangun semakin meningkat tiap tahunnya, memadati wilayah yang sesuai untuk lahan terbangun, dan kemudian berkembang pada wilayah yang kurang sesuai untuk lahan terbangun serta menempati kawasan rawan bencana Gunung Merapi.

The existence of Mount Merapi in Sleman Regency makes the agricultural land so fertile and that becomes the attraction for humans to occupy the region. A high population growth will lead to the residents demand of the availability built up land higher, that makes the environmental carrying cappacity in Sleman Regency decrease. However, the volcanic activity of Mount Merapi becomes a threat to the people who live in the area of Disaster Prone Areas of Mount Merapi. Predictions on the availability of land as well as the relation to the disaster prone areas, and the carrying capacity of the environment needs to be done. 2007 ndash 2017 population data and Landsat 7 ETM 2007, 2012, and Landsat 8 OLI 2017 imagery will be used in this research as variable in the spatial dynamics model. Meanwhile, physical and accesibility data such as slope, landform, distance from the river, distance from protected area, distance from road, and distance from the center of economic growth will be used as limiting factor of built up land. Environmental carrying capacity can be observed through a dynamic system model of the relationship between population growth and land availability within the period of 2007 2100, then made into the spatial dynamics model to know its spatial stance. The results of this model show that built up land increasing every year, packed areas that are suitable for built up land first, then encroach on areas which not suitable for built up land and Mount Merapi Disaster Prone Areas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Pratama Nugraha
"Posisi geografis Indonesia yang terletak di antara 2 benua dan samudra sesungguhnya selain strategis, juga menyimpan risiko besar mengalami berbagai bencana. Perubahan iklim dan kerawanan lokasinya yang dikelilingi lempeng dan patahan-patahan geologis di kerak Bumi mengakibatkan Indonesia menjadi wilayah rawan gempa Bumi dan deformasi tanah/longsor. Selain itu kebakaran hutan, banjir, pembalakan liar, degradasi lahan pertanian, polusi air dan udara, pencurian ikan oleh kapal-kapal asing, gunung meletus, hingga bergesernya garis pantai dan batas negara, menjadi masalah krusial untuk dipecahkan. Untuk mencari solusi yang paling menyeluruh, diperlukan data spasial yang dapat memantau Bumi Indonesia melalui satelit Penginderaan Jauh (PJ). Salah satu hal yang dapat dideteksi dengan penginderaan jauh adalah terjadinya kebakaran hutan. Dengan penginderaan jauh, lokasi terjadinya kebakaran akan terdeteksi sebagai hotspot. Dalam penelitian ini data hotspot didapatkan dengan menerapkan algoritma yang digunakan oleh Z. Li (CCRS). Algoritma ini mendeteksi hotspot dari data satelit NOAA/AVHRR dengan menggunakan nilai suhu kecerahan pada kanal 3, 4 dan 5 dan nilai reflektansi pada kanal 2 untuk mengenali piksel potensial hotspot. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari sistem penerimaan data HRPT satelit NOAA dan data yang diambil dari internet. Setelah data hotspot didapatkan, data tersebut akan ditampilkan dalam web-GIS beserta data yang lain seperti garis pantai, garis lintang dan bujur dan data citra satelit NOAA. Dari hasil data hotspot yang didapatkan, pada musim kemarau terdapat banyak hotspot dan pada musim penghujan hanya terdapat sedikit hotspot.

Indonesia`s geographic position which is located between two continent and two ocean, although strategic, it also contain big risk of disaster happening. Climate changes and its insecure position which is surrounded by earth`s plates and geological fracture on earth`s crust results in Indonesia becoming an area which is prone to earthquake and land deformation. Furthermore, forest fire, flood, illegal logging, farm land degradation, water and air polution, fish theft by foreign ship, volcanoes, and the shift of coastline and country border, becomes a crucial problem to be solved. To find a comprehensive solution, spatial data is needed to monitor Indonesia by using remote sensing satellite. One of the things that can be detected by remote sensing is forest fire. With remote sensing, the place where forest fire occurs will be detected as hotspot. In this research, hotspot data is obtained by using the algorithm used by Z. Li (CCRS). This algorithm detects hotspot from NOAA/AVHRR satellite data by using brightness temperature value of channel 3, 4 and 5, and reflectance value of channel 2 to recognize hotspot potential pixel. Data used in this research is obtained from NOAA satellite HRPT data capture system and data obtained from internet. After hotspot data is obtained, the data will be displayed in web-GIS along with other data like coastline, graticules, and NOAA satellite image. From the obtained hotspot data, it is found that on dry season there ara many hotspots and on rainy season there are only a few hotspots."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : Taylor and Francis, 2002
363.702 ENV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nafiriair Yufan Madakarah
"ABSTRAK
Universitas saat ini bisa disebut sebagai small cities mengacu kepada ukuran luasan, populasi dan berbagai macam aktifitas yang berada di dalam kampus. Institut Pertanian Bogor adalah sebuah kampus yang dapat mewakili sebuah kota dalam lingkup yang lebih kecil. Institut Pertanian Bogor berupaya mewujudkan cita-cita menjadi kampus hijau yang ramah lingkungan dengan membuat program IPB Menuju Green Campus 2020. Untuk mewujudkan dirinya sebagai Green Campus, Ruang Terbuka Hijau (RTH) terus menjadi perhatian IPB sebagai salah satu variasi tutupan lahan. Variasi tutupan lahan mempengaruhi adanya variasi suhu permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial variasi suhu permukaan daratan di area kampus IPB dramaga Bogor. Penelitian ini menggunakan analisis spasial untuk menganalisis variasi suhu permukaan daratan dengan tutupan lahan dan analisis statistik untuk menganalisis keterkaitan antara suhu permukaan daratan dengan kerapatan vegetasi (NDVI) dan kerapatan bangunan (NDBI). Data dihasilkan dari pengolahan citra penginderaan jauh dengan menggunakan citra Landsat 8 disertai dengan survey lapangan untuk proses validasi. Hasilnya menunjukkan suhu minimum dan maksimum sebesar 23,9 ºC dan 29,1 ºC pada tahun 2013 dan mengalami peningkatan menjadi 27,8 ºC dan 34,8 ºC pada tahun 2018. Variasi suhu permukaan sejalan dengan jenis tutupan lahannya. Variasi suhu membentuk pola spatial dimana suhu tertinggi cenderung terletak pada wilayah tengah kampus berupa lahan terbangun dan suhu terendah cenderung terletak pada wilayah utara berupa hutan kampus. Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada wilayah yang mengalami perubahan tutupan lahan dari lahan vegetasi menjadi lahan terbangun sebesar 7 ºC lebih besar dari peningkatan suhu pada tutupan lahan yang sejenis sebesar 4,7 ºC. Semakin tinggi kerapatan vegetasi maka semakin rendah suhu permukaan daratan, begitu sebaliknya semakin tinggi kerapatan bangunan maka semakin tinggi pula suhu permukaan daratannya.

ABSTRACT
At present time university can be called as small cities due to their size of the area, population and various kinds of activities. Bogor Agricultural University is a campus that can represent a city in a smaller scope with a high variety of land cover. Bogor Agricultural University seeks to realize the ideals of being a green campus that is eco-friendly by making program IPB toward Green Campus in 2020. To realize itself as a Green Campus, Green Open Space to be the focus of IPB as one of the variations in land cover. Further, the variation of a land cover will affects the surface temperature variation. This study aims to determine the spatial pattern of land surface temperature variation and the relationship with land cover and changes, vegetation density (NDVI) and building density (NDBI). The data use in this study generated from Landsat 8 imagery and field surveys, then analize using the spatial and statistic analysis tools. The results show the minimum and maximum temperatures are 23.9 ºC and 29.1 ºC in 2013 and increased to 27.8 ºC and 34.8 ºC in 2018. The temperature have a spatial pattern associated with the land cover. Where the highest temperature tends to be located in the central region in the form of built-up area and the lowest temperature tends to be located in the northern region in the form of forest area. The highest increase in temperature tends to appeared in the area that show a changes from vegetation to built-up area. More over this study also found that this phenomena only appear with temperature value were 7ºC greater than the increase in temperature on a similar land cover with value 4.7 ºC. Finally, this study prove that the higher vegetation density will create a lower the temperature of the land surface, while the higher the building density create a higher land surface temperature.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>