Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 237776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Ardhi Fareza
"Job performance atau kinerja pegawai dianggap penting karena dapat berkontribusi terhadap efektivitas organisasi. Salah satu cara untuk mengoptimalkan kinerja adalah dengan merancang penilaian kinerja yang benar dan melaksanakannya dengan baik sehingga karyawan akan termotivasi dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawabnya. Terdapat beberapa model pengukuran kinerja pegawai, salah satunya yaitu Forced Distribution Rating System (FDRS). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh FDRS terhadap job performance yang di mediasi oleh effort, stress, procedural justice, dan distributive justice. Data awal penelitian diperoleh melalui kuesioner secara daring maupun luring kepada 500 responden, setelah dilakukan cleansing dan filter awal didapatkan 380 responden. Pengolahan data metode kuantitatif dengan menggunakan Covariance-Based Structural Equation Modeling (CBSEM) dengan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan aplikasi LISREL 8.8. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Forced Distribution Rating System (FDRS) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap effort , procedural justice, dan distributive justice. Effort terbukti berpengaruh signifikan terhadap job performance, sedangkan procedural justice dan distributive justice juga memiliki hubungan positif yang kuat dengan job performance. Effort secara signifikan memediasi hubungan antara FDRS dan job performance, sementara procedural justice dan distributive justice juga menjadi mediator penting. Sebaliknya, FDRS tidak berpengaruh signifikan terhadap stress, dan stress tidak memediasi hubungan antara FDRS dan job performance. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan berbasis keadilan dalam implementasi sistem evaluasi seperti FDRS untuk mendukung kinerja karyawan secara optimal.

Job performance or employee performance is considered important because it can contribute to organisational effectiveness. One way to optimise performance is to design the right performance appraisal and carry it out properly so that employees will be motivated in doing their work and responsibilities. There are several models of measuring employee performance, one of which is the Forced Distribution Rating System (FDRS). The main purpose of this study is to assess the effect of FDRS on job performance mediated by effort, stress, procedural justice, and distributive justice. Initial research data was obtained through online and offline questionnaires to 500 respondents, after cleansing and initial filters, 380 respondents were obtained. Quantitative method data processing using Covariance-Based Structural Equation Modelling (CBSEM) with Confirmatory Factor Analysis (CFA) method using LISREL 8.8 application. The test results show that the Forced Distribution Rating System (FDRS) has a significant positive effect on effort, procedural justice, and distributive justice. We have proven that effort significantly influences job performance, and that procedural justice and distributive justice also have a strong positive relationship with job performance. Effort significantly mediates the relationship between FDRS and job performance, while procedural justice and distributive justice are also important mediators. In contrast, FDRS does not have a significant effect on stress, and stress does not mediate the relationship between FDRS and job performance. These findings underscore the importance of a justice-based approach in implementing an evaluation system such as FDRS to support optimal employee performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Eka Gonda Sukmana
"Persoalan penilaian kinerja secara tradisional sering dipandang oleh perusahaan sebagai sekedar persoalan pengukuran. Penelitian terdahulu yang mendukung pandangan ini umumnya memusatkan perhatiannya pada topik pengembangan skala, bentuk-bentuk skala atau bagaimana mengurangi bias penifai dan alat ukur (Murphy & Cleveland, 1991). Walaupun sistem penilaian kinerja umumnya telah diperhitungkan indeks reliabilitas dan validitasnya, sekarang ini perlu ditambahkan lagi mengenai reaksi terhadap penilaian kinerja bagi yang menggunakannya dan ini merupakan hal penting untuk kesuksesan penetapan dan kelangsungan penilaian kinerja itu sendiri (Hedge and Teachout, 2000). Dengan demikian penilaian kinerja saat ini orientasinya sudah bukan lagi pada pengukuran, tetapi lebih pada perspektif ilmu sosial - psikologis. Pandangan penilaian kinerja kini lebih ditujukan kepada proses sosial dan komunikasi, bukan sekedar pada alat pengukurannya saja.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelaksanaan penilaian kinerja terhadap reaksi karyawan khususnya Pegawai Muda Direktorat Pengawasan Bank di Bank Indonesia. Pelaksanaan penilaian kinerja ditinjau dari tiga kriteria yaitu keterlibatan karyawan terhadap penetapan target, diskusi dalam penilaian kinerja dan tindak lanjut terhadap hasil penilaian. Reaksi karyawan dilihat dari keyakinan karyawan akan manfaat penilaian dan kepuasan terhadap hasil penilaian (Ed Snape dkk, 1998; Lee & Son, 1998). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows v 11.0. Berdasarkan penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara ketiga variabel babas (penetapan sasaranltarget kinerja, diskusi penilaian kinerja dan tindak lanjut hasil penilaian kinerja) dengan dua variabel tergantung (keyakinan akan manfaat penilaian dan kepuasan terhadap hasil penilaian kinerja). Semakin jelas target yang ada, semakin mendalam diskusi yang dilakukan, dan semakin jelas tindak lanjut yang diberikan, maka reaksi karyawan semakin positif terhadap pelaksanaan penilaian kinerja ini. Dengan demikian karyawan semakin merasa yakin akan manfaat penilaian dan ini juga ternyata dapat meningkatkan kepuasan karyawan akan penilaian tersebut. Secara umum dari hasil penelitian ini karyawan di Direktorat Pengawasan Bank sudah memahami pelaksanaan penilaian kinerja, menerima adanya proses penilaian dan merasakan adanya tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Hal ini tercermin pada hasil korelasi yang signifikan antara pelaksanaan penilaian kinerja dengan reaksi karyawan dalam bentuk keyakinan akan manfaat penilaian dan kepuasan terhadap hasil penilaian kinerja.

Traditionally, performance appraisal is attempted by companies only as a matter of measurement. Previous researches, which support this paradigm, generally concern (focussed) on scale development, scale forms, or how to reduce bias by appraiser and measurement tools (Murphy and Cleveland, 1991). Even though performance evaluation system generally has taken into account on the realibility index and validity, for the present the user reaction on performance evaluation is important to be considered towards the successful of implementation and continuity of the evaluation (Hedge and Teachout, 2000). Therefore currently performance evaluation is no longer measure -oriented, but more concerned on social-psychology perspective. The current paradigm is focusing on social and communication process rather than measurement tools.
The objective of the research is to figure out the influence of implementation of performance evaluation toward the reaction on employees' reactions, especially, Junior Employees in Directorate of Banking Supervision in Bank Indonesia. The implementation perceived from three criteria, i.e. involvement of employee on goal (target) setting, discussion on performance evaluation and follow up of the evaluation result. Employees' reactions can be seen from their confidence on benefit of the evaluation and satisfaction on evaluation result (Ed Snape, 1998; Lee & Son, 1998). Then, the obtained data is processed by Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows v 11.0. The result of the research found the positive and significant correlation between three independent variables (goal setting, discussion on performance evaluation and follow up of the evaluation result) and two dependent variables (confidence on benefit of the evaluation and satisfaction on evaluation result). The more detail the target, the deeper discussion. The better the follow up the evaluation result, the more positive the employee reaction on the evaluation. Therefore, employee will be more confident on benefit of the evaluation and satisfy on the result of the evaluation. Generally, the result of the research is the employee in Directorate of Banking Supervision has understand about implementation of the performance evaluation, accept the evaluation process and feel the follow up of the evaluation. It is represented by significant correlation result between implementation of performance evaluation and employee reaction in confidence on benefit of evaluation and satisfaction on evaluation result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T14172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deky Lioman
"[Masih rendahnya kinerja PNS adalah suatu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, penilaian negatif dari masyarakat, rendahnya efektifitas birokrasi menjadi sorotan dari kinerja PNS. Berbagai penelitian terdahulu baik secara akademis maupun praktis menunjukkan bahwa work engagement dapat menjadi faktor dalam meningkatkan kinerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh job resources (organizational support, coworker support, job control) terhadap work engagement (vigour, dedication, absorption) serta konsekuensinya terhadap job performance (task performance, contextual performance) di Kantor Pusat Badan Kepegawaian Negara. Jenis penelitian adalah eksplanatory dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpul data berupa kuesioner terhadap 165 responden. Teknik Structural Equation Modelling (SEM) digunakan dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian mengkonfirmasi secara empiris bahwa (1) job resources berpengaruh positif dan signifikan terhadap work engagement. (2) work engagement berpengaruh positif dan signifikan terhadap job performance. Kuat lemahnya work engagement dipengaruhi oleh job resources sebesar 26%. Sedangkan kuat
lemahnya job performance dipengaruhi work engagement sebesar 60%.

The low performance of civil servants is a problem faced by Indonesia, a negative assessment of the community, the low effectiveness of the bureaucracy in the spotlight of the performance of civil servants. Various previous studies both academically and practically showed that work engagement may be a factor in improving employee performance. This study aimed to analyze the effect of job
resources (organizational support, coworker support, job control) to work engagement (vigor, dedication, absorption) as well as the consequences for job performance (task performance, contextual performance) at the Head Office of
National Civil Service Agency. This type of research is explanatory with quantitative approach. Instrument data collectors in the form of a questionnaire to 165 respondents. Techniques Structural Equation Modelling (SEM) was used in data processing and hypothesis testing. The results of empirical studies confirm that (1) job resources is a significant positive effect on work engagement. (2) work engagement is a significant positive effect on job performance. Weak strong work engagement is influenced by job resources by 26%. While the strength of the work engagement is affected by job performance by 60.;The low performance of civil servants is a problem faced by Indonesia, a negative
assessment of the community, the low effectiveness of the bureaucracy in the
spotlight of the performance of civil servants. Various previous studies both
academically and practically showed that work engagement may be a factor in
improving employee performance. This study aimed to analyze the effect of job
resources (organizational support, coworker support, job control) to work
engagement (vigor, dedication, absorption) as well as the consequences for job
performance (task performance, contextual performance) at the Head Office of
National Civil Service Agency. This type of research is explanatory with
quantitative approach. Instrument data collectors in the form of a questionnaire to
165 respondents. Techniques Structural Equation Modelling (SEM) was used in
data processing and hypothesis testing. The results of empirical studies confirm
that (1) job resources is a significant positive effect on work engagement. (2)
work engagement is a significant positive effect on job performance. Weak strong
work engagement is influenced by job resources by 26%. While the strength of
the work engagement is affected by job performance by 60, The low performance of civil servants is a problem faced by Indonesia, a negative
assessment of the community, the low effectiveness of the bureaucracy in the
spotlight of the performance of civil servants. Various previous studies both
academically and practically showed that work engagement may be a factor in
improving employee performance. This study aimed to analyze the effect of job
resources (organizational support, coworker support, job control) to work
engagement (vigor, dedication, absorption) as well as the consequences for job
performance (task performance, contextual performance) at the Head Office of
National Civil Service Agency. This type of research is explanatory with
quantitative approach. Instrument data collectors in the form of a questionnaire to
165 respondents. Techniques Structural Equation Modelling (SEM) was used in
data processing and hypothesis testing. The results of empirical studies confirm
that (1) job resources is a significant positive effect on work engagement. (2)
work engagement is a significant positive effect on job performance. Weak strong
work engagement is influenced by job resources by 26%. While the strength of
the work engagement is affected by job performance by 60]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hemas Sunan Haryanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan dari variabel organizational invesment in social capital (OISC) pada komitmen dan kinerja, dengan unit analisis frontliner BNI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa OISC pada kinerja tidak dapat terhubung secara langsung, hal ini dibuktikan dengan hasil yang positif namun tidak signifikan. Oleh karena itu perlunya mediator dalam hubungan OISC pada kinerja sangatlah penting

ABSTRACT
The focus on this study is to know the positive and significant variable of influence Organizational Investment on Social Capital (OISC) in service employee commitment and job performance, with focus on BNI’s frontliner. The research is qualitative and quantitave descriptive interpretive. The data show thats OISC is positive but not significant with job performance, thus the result must with indirrect line. Therefore OISC is crucial need mediator to connect with job performance"
2014
S54459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darajat Muhammad Jaelani
"Pelayanan kepada masyarakat yang semakin beruntun dan memuaskan merupakan indikator tingkat efisiensi dan efektifitas kerja organisasi publik. Peranan dan fungsi Pemerintah sangat strategis kepada tingkat kemajuan suatu negara, terutama di bidang ekonomi, yaitu sebagai pelaksana pembangunan (agent of development). Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka profesionalisme merupakan tuntutan yang utama bagi aparatur pemerintah baik di lingkungan aparatur departemen maupun di lembaga pemerintah non departemen (Badan Pertanahan Nasional). Pendidikan dan pelatihan merupakan satu-satunya sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai, khususnya pelaksanaan kegiatan organisasi dalam upaya meningkatkan kinerja, serta produktivitas hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kinerja yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah prestasi kerja atau pencapaian kerja ataupun hasil kerja, atau unjuk kerja atau penampilan kerja yang ditujukan seseorang dalam menangani tugas-tugas pekerjaannya. Jadi jenis kinerja pegawai yang dapat diukur dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan yang terkait dengan pengukuran serta penggambaran, yang didapat dibuat standar kinerjanya bagi pegawai-pegawai bagian pengukuran dan pemetaan. Jenis pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan kinerja pegawai dimaksud adalah jenis diktat yang berhubungan dengan pengukuran dan penggambaran yaitu: Diktat Petugas Ukur dan Pemetaan (KPUP). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 80 responden yang dipilih secara acak, yang diambil dari unit kerja pengukuran dan pemetaan di tingkat kantor pusat Badan Pertanahan Nasional sebanyak 20 orang, dan pegawai Badan Pertanahan Nasional tingkat daerah sebanyak 60 orang. Dilihat dari jabatan : 6 orang manajer bawah (eselon IV) di kantor pusat Badan Pertanahan Nasional dan 14 orang manajer bawah (eselon V) di kantor daerah Badan Pertanahan Nasional. Hasil analisis terhadap keterampilan, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan keterampilan pegawai sebelum diktat dan sesudah diktat, yaitu sebesar 38,14 menjadi 52,00. Dan tingkat hubungan keterampilan sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0,691) sebesar 38,94 menjadi 52,00. Dan tingkat hubungan keterampilan sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0,691). Hasil analisis terhadap pengetahuan, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan pengetahuan pegawai sebelum diktat dan sesudah diktat yaitu sebesar 22,73 menjadi 36,71. Dan tingkat hubungan pengetahuan sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0,717). Hasil analisis terhadap sikap, menujnukkan bahwa tidak terjadi kenaikan sikap pegawai sebelum diktat dan sesudah diktat, yaitu sebesar 39,62 menjadi 32,37. Dan tingkat hubungan sikap sebelum dan sesudah diktat adalah kuat (r = 0.750).
Analisis dengan menggunakan Uji - Z untuk membuktikan hipotesis adalah sebagai berikut :
1.Hipotesis pengetahuan, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan pengetahuan sangat efektif (Uji Z = -5,350).
2.Hipotesis keterampilan, menunjukkan bahwa peran diklat dalam meningkatkan keterampilan sangat efektif (Uji Z = -7,082).
3.Hipotesis sikap, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan sikap tidak efektif (Uji Z = 1,748).
4.Hipotesis kinerja ukur, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan kinerja ukur sangat efektif (Uji Z = -7,54).
5.Hipotesis kinerja gambar, menunjukkan bahwa peran diktat dalam meningkatkan kinerja gambar sangat efektif (Uji Z = -7,77).
"
2000
T3331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kadaryati
"P.T. BSP belum melaksanakan analisis jabatan sehingga keseluruhan
sistim manajemen sumber daya manusianya belum berjalan secara optimal.
Sistim rekrutmen dan seleksi , sistim penilaian kinerja, sistim evaluasi jabatan
dan penggajian, serta sistim pelatihan dan pengembangan karyawannya belum
didasarkan pada kriteria-kriteria dan standar yang obyektif, tetapi masih lebih
pada pertimbangan pimpinan yang subyektif.
Langkah langkah yang perlu dilakukan untuk melaksanakan program
analisis jabatan yang menghasilkan suatu uraian dan spesitikasi jabatan
adalah: (1) langkah persiapan yang meliputi: (a) kegiatan untuk meyakinkan
P.T. BSP akan pentingnya program analisis jabatan, (b) menetapkan
penanggung jawab dan pelaksana program analisis jabatan, (c) menetapkan
tujuan program analisis jabatan, (cl) menetapkan informasi jabatan yang akan
dianalisis, (e) menetapkan metode yang akan digunakan, (f) memilih pejabat
yang representatif dari setiap jabatan untuk dilakukan analisis; (2) tahap
implementasi, yang meliputi kegiatan: (a) sosialisasi program analisis jabatan
pada para pejabat, (b) pengumpulan data dengan cara mempelajari dokurnen
dan infomasi yang relevan, membagikan kuisioner, melakukan wawancara
dan observasi; (3) serta tahap analisis dengan melakukan: (a) kaji ulang
informasi yang diperoleh dengan pemegang jabatan maupun dengan atasan
langsungnya, (b) menyusun informasi dan data tentang jabatan-jabatan secara
sistematis dalam bentuk uraian dan spesifikasi jabatan.
Bagi P.T. BSP program analisis jabatan yang telah direncanakan dan
disusun oleh penulis, apabila dilaksanakan tahap demi tahap secara konsisten
akan dapat memberikan pengetahuan tentang isi dan syarat-syarat jabatan
yang tertuang menjadi suatu uraian jabatan dan persyaratan jabatan yang dapat
dipergunakan untuk berbagai tujuan peningkatan efektivitas pengelolaan
sumber daya manusia (SDM)."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Mulatsih Fauziah
"Tantangan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks sehingga peran regulator industri keuangan menjadi sangat penting karena kebijakan yang diambil berdampak pada seluruh rakyat dan kredibilitas pemerintah. Dalam melaksanakan peran tersebut diperlukan karyawan yang kompeten sehingga harus dipastikan pengembangan karyawan melalui talent development dilakukan dengan perencanaan dan strategi yang baik. Pelaksanaan talent development dan persepsi keadilan yang dirasakan karyawan dapat mempengaruhi job satisfaction, task performance, dan affective commitment karyawan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh implementasi talent development terhadap job satisfaction, task performance, dan affective commitment dengan distributive justice sebagai mediator dan procedural justice sebagai moderator di Lembaga Regulator Industri Keuangan (LARIK) Indonesia dengan Stuctural Equation Modeling (SEM). Data penelitian didapatkan dari 464 karyawan LARIK dengan kuesioner online. Penelitian menemukan bahwa talent development berpengaruh positif terhadap job satisfaction, task performance, dan affective commitment. Penelitian juga mengungkapkan bahwa distributive justice memediasi parsial pengaruh dimaksud. Hasil lainnya yaitu procedural justice memoderasi hubungan distributive justice terhadap job satisfaction, task performance, dan affective commitment. Selanjutnya, implikasi manajerial dan praktikal dari temuan tersebut didiskusikan.

The challenges of the Indonesian economy are currently increasingly complex, so the role of the financial industry regulator is very important because the policies taken have an effect on all people and the credibility of the government. In carrying out this role, competent employees are needed so it must be ensured that employee development through talent development is carried out with good planning and strategy. The application of talent development and perceptions of employee fairness can effect job satisfaction, task performance, and affective commitment. This research purposes to determine the impact of talent development implementation on job satisfaction, task performance, and employee affective commitment with distributive justice as a mediator and procedural justice as a moderator in the Indonesian Financial Industry Regulatory Institution (LARIK) with structural equation modeling. The research data were obtained from 464 LARIK employees using an online questionnaire. Research has found that talent development has a positive effect on job satisfaction, task performance, and affective commitment. Research also reveals that distributive justice mediates this partial effect. Another result is procedural justice moderating the relationship of distributive justice to job satisfaction, task performance, and affective commitment. Next, the managerial and practical implications of these findings are discussed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Okta Pretylia
"Saat ini industri jasa keuangan didorong untuk memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi dan diharapkan dapat menggunakan teknologi khususnya internet secara bijaksana dan profesional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh private demands yang dimediasi oleh cyberloafing terhadap job stress dan work performance karyawan milenial di industri jasa keuangan Indonesia. Penelitian ini memfokuskan pada peran cyberloafing yang masih jarang diteliti di Indonesia. Responden dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 203 orang yang merupakan karyawan milenial yang bekerja di industri jasa keuangan. Pengolahan data dilakukan melalui metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cyberloafing berperan sebagai partial mediation yang memediasi hubungan antara private demands dengan job stress, dan private demands dengan work performance. Sebagai penutup, penelitian ini menjelaskan implikasi manajerial terkait private demands, cyberloafing, job stress, dan work performance.

Nowadays the financial industry supports high-competitiveness of human resources and is expected to use techonology such as intenet wisely and professionally. Private demands are mediated by cyberloafing on job stress and work performance in the Indonesian financial services industry. This study focuses on the role of cyberloafing that remains under explored in Indonesia. The sample in this study are 203 millenials employee who work in the financial services industry. The data were processed by using Structural Equation Modeling (SEM) method. The results of this study indicate that cyberloafing partially mediates the relationship between private demands on job stress, and private demands on work performance. The closing of this study explains the managerial implications of private demands, cyberloafing, job stress, and work performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Wikansari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara stres kerja dan kinerja pegawai, dengan mempertimbangkan dukungan sosial sebagai variabel moderator. Pendekatan yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan metode pemilihan sampel nonprobabilitas-purposif dan melibatkan 132 pegawai ASN di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui survei secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang terdiri dari komponen konflik peran, ambiguitas peran, beban kerja, dukungan sosial, kinerja, dan informasi demografis responden. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, uji korelasi, dan regresi bertingkat. Penelitian ini menemukan stres kerja memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja ASN, sedangkan dukungan sosial memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kinerja ASN. Efek moderasi dukungan sosial terhadap hubungan antara stres kerja dan kinerja ASN juga ditemukan dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan konsep lsquo;matching hypothesis rsquo; dimana keberadaan dukungan sosial dalam lingkungan kerja dapat memoderasi hubungan faktor-faktor penyebab stres dalam pekerjaan dengan kinerja pegawai di kantor. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman akan pentingnya kesadaran pegawai ASN terhadap stres dalam pekerjaan dan pentingnya dukungan sosial dalam lingkungan pekerjaan guna menjaga kinerja.

ABSTRACT
This study examined the relationship between job stress and job performance, considering social support as a moderating variable. A descriptive quantitative approach, with nonprobability purposive sampling method was used to investigate these relationships among 132 public sector employees of Ministry of Research, Technology, and Higher Education. Data were collected in a direct survey using structured questionnaire, which included role conflict scale, role ambiguity scale, workload scale, social support scale, perceived job performance scale, and demographic form. Descriptive statistics, Pearson product moment correlations, and hierarchical multiple regression techniques were used to analyze the data. Results indicated a negative and significant relationship between job stress and job performance, while a positive and significant relationship found between social support and job performance. This study also found an evidence for the buffering effect of social support, which in line with the lsquo matching hypothesis rsquo as work related stressors and job performance were affected by social support in the workplace. The findings provide us an understanding of the importance of employees rsquo awareness on work related stress and social support in the workplace in order to maintain job performance."
2017
T47322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Fitriana Nastiti
"Skripsi ini membahas mengenai analisis penerapan sistem penilaian kinerja pegawai yang menggunakan Laporan Kinerja Bulanan (LKB) di Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. LKB telah diterapkan di Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi KDPDTT selama 2 tahun belakangan ini disamping Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Skripsi ini mengangkat dua pertanyaan penelitian yaitu bagaimana penerapan penilaian kinerja pegawai yang menggunakan LKB di Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi KDPDTT dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam penerapan sistem penilaian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik analisis data kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori sistem penilaian kinerja oleh S.W. Gilliland dan J. C Langdon sebagai acuan pengukuran dalam perolehan informasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan LKB di Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi belum berjalan dengan maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hambatan, diantaranya belum adanya peraturan tersendiri yang mengatur tentang pelaksanaan Laporan Kinerja Bulanan dan masih adanya bias-bias penilaian.

This thesis discusses about the analysis of employee performance appraisal systems implementation that using the Monthly Performance Report (LKB) at the Directorate General of Transmigration Region Development of the Ministry of Village, Development of Disadvantaged Regions, and Transmigration. LKB has been implemented at the Directorate General of Transmigration Region Development for the past 2 years in addition to the Employee Work Target (SKP). This thesis raises two research questions, namely how to apply the performance appraisal of employees that using LKB at the Directorate General of Transmigration Region Development and what obstacles are faced in the implementation of this assessment system. This study uses a post-positivist approach with qualitative data analysis techniques through in-depth interviews and literature studies. This study uses the theory of performance appraisal systems by S.W. Gilliland and J. C Langdon as reference measurements in the acquisition of research information. The results of this study indicate that the application of LKB at the Directorate General of Transmigration Region Development has not run optimally. This is caused by several obstacles, including the absence of separate regulations governing the implementation of the Monthly Performance Report and the existence of assessment biases."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>