Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febryana Puspa Wardani
"Peran sektor perpajakan sangat penting dalam perekonomian negara. Dalam beberapa tahun terakhir, target penerimaan pajak terus meningkat seiring dengan kebutuhan pembiayaan negara yang semakin besar. Untuk mencapai target tersebut, Otoritas Pajak Pusat perlu menjaga reputasi yang baik demi mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui strategi employee advocacy, yaitu strategi di mana pegawai secara aktif mempromosikan nilai-nilai dan citra positif organisasi kepada publik. Berdasarkan berbagai literatur, terdapat beberapa hal yang dapat mendorong perilaku employee advocacy yaitu ethical culture, servant leadership, dan transparent communication. Sebagai tambahan, penelitian ini juga menggunakan variabel perceived relationship investment sebagai mediator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ethical culture, servant leadership, transparent communication, dan perceived relationship investment terhadap employee advocacy pada organisasi sektor publik. Data penelitian dikumpulkan melalui survei secara daring terhadap pegawai pada Otoritas Pajak Pusat di Indonesia. Data sebanyak 762 sampel telah berhasil dikumpulkan, adapun data akhir responden sebanyak 586 sampel selanjutnya dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling menggunakan LISREL. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ethical culture, servant leadership, dan perceived relationship investment memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap employee advocacy. Ethical culture, servant leadership, dan transparent communication memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap employee advocacy melalui peran mediasi perceived relationship investment. Penelitian ini memberikan kontribusi di bidang manajemen sumber daya manusia terkait faktor-faktor yang perlu diperhatikan oleh organisasi sektor publik untuk dapat meningkatkan perilaku employee advocacy

The role of the tax sector is crucial in a country’s economy. In recent years, tax revenue targets have continuously increased in line with the growing financial needs of the state. To achieve these targets, the Central Tax Authority must maintain a positive reputation to sustain and enhance public trust through an employee advocacy strategy, where employees actively promote the organization’s values and positive image to the public. Based on various literature, several factors can encourage employee advocacy behavior, namely ethical culture, servant leadership, and transparent communication. Additionally, this study includes perceived relationship investment as a mediator variable. The aim of this research is to examine the influence of ethical culture, servant leadership, transparent communication, and perceived relationship investment on employee advocacy in public sector organizations. Research data were collected through an online survey of employees at the Central Tax Authority in Indonesia. A total of 762 responses were received, with a final sample size of 586 being analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with LISREL. The results indicate that ethical culture, servant leadership, and perceived relationship investment have a positive and significant impact on employee advocacy. Ethical culture, servant leadership, and transparent communication also positively and significantly influence employee advocacy through the mediating role of perceived relationship investment. This research contributes to the field of human resource management by highlighting the factors public sector organizations should consider to enhance employee advocacy behavior."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspanidra
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kinerja pegawai negeri sipil
terutama dalam pengelolaan lingkungan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap masalah
pengelolaan lingkungan perlu meningkatkan kinerja agar lingkungan bersih dan
terawat dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Peningkatan kinerja dapat
dipengaruhi oleh faktor iklim komunikasi organisasi dan perilaku organisasi,
dimana iklim komunikasi yang baik dapat menghasilkan kepuasan kerja
karyawan/individu dalam organisasi. Karyawan/individu yang memiliki kepuasan
kerja cenderung meningkat kinerjanya. Peningkatan kinerja individu pada
akhirnya meningkatkan produktivitas organisasi. Perilaku organisasi dapat
meningkatkan kemampuan para manajer/atasan dalam memahami orang lain. Juga
dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas pekerja dengan cara menunjukkan
pada para atasan bagaimana memberdayakan mereka, merancang dan
mengimplementasikan program-program perubahan, meningkatkan pelayanan,
dan membantu pekerja mengatasi konflik hidup-pekerjaan dan membentuk iklim
kerja yang sehat dan beretika. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklim komunikasi dan perilaku
organisasi terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang bersifat eksplanantif, dengan metode survei, yaitu menyebarkan kuesioner
dengan menggunakan tehnik sampling jenuh atau sensus. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang positif antara iklim
komunikasi organisasi dan perilaku organisasi, baik secara parsial maupun
simultan terhadap kinerja pegawai. Sehingga, dalam rangka meningkatkan kinerja
pegawai di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, iklim komunikasi dan
perilaku organisasi juga perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
This research is based on the poor performance of government employee,
especially in enviromental management. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor as the government institution responsible for enviromental issues that need
to improve the enviromental quality so can be enjoyed by all the citizen. Employee
performance can be affectted by organizational communication climate and
organizational behavior, where a good communication climate can result in job
satisfaction of employee. Employees who have job satisfaction tends to increase
its performance. Improved performance of the individual in the end can increase
the productivity of the organization. Organizational behavior can improve the
ability of the manager/supervisor in understanding other/the employess. Also can
improve the quality and productivity of employee with a way to show employer
how to empower them, to design and implement change programs, improving
service and helping employees cope with work-life conflict and establish a healthy
working climate. Accordingly, this study aims to determine the extent of the
influence of communication climate and organizational behavior on employees
performance. This research is quantitative, using survey method, which is
distributing questionnaires using saturated sampling technique or census. The
result showed that there are positive relationship between organizational
communication climate and organizational behavior, either partially or
simultaneously on employee performance. So, in order to improve the employee
performance in Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, communication
climate and organizational behavior also needs to improved."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Hermawan
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kinerja aparatur negara, terutama dalam hal profesionalisme dan kualitas pelayanan publik. Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia perlu untuk meningkatkan kinerja pegawai agar kinerja mereka dapat optimal. Peningkatan kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor iklim komunikasi organisasi dan Budaya Organisasi, dimana iklim komunikasi yang baik dapat membuat pegawai meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dan Budaya Organisasi yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga berdampak pada Peningkatan Kinerja Pegawai. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklim komunikasi Budaya Organisasi terhadap kinerja.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanantif, dengan metode survei, yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang signifikan dan positif antara iklim komunikasi dan Budaya Organisasi baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja. Sehingga, dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai di Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, iklim komunikasi dan Budaya Organisasi yang diterapkan perlu ditingkatkan.

This research is based on the lack of government employee?s performance, especially in professionalism and public service quality. The National Board of Placement and Protection Of Overseas Worker as one of government institution which is in acceleration process of Reformation of Bureaucracy, need to increase employee?s performance in order to make their performance more optimum. This increase can be influenced by organizational communication climate and Organitational Culture, where a good communication climate and an good Organitational Culture support employees to work better.
This research is quantitative-explanative approach, used survey method by spreading questionnaires. Data analysis found that there organizational communication climate and Organitational Culture give positive and significant influence to employee?s performance, either partially or simultaneously. In order to improve the performance of employees in the The National Board of Placement and Protection Of Overseas Worker, communication and leadership climate that is applied at The National Board of Placement and Protection Of Overseas Worker need to be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enno Rizkya Farahzehan
"Perubahan terjadi pada organisasi. Guna menyukseskan perubahan, organisasi perlu memerhatikan komitmen individu untuk berubah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh komunikasi perubahan dan kepercayaan pada organisasi terhadap komitmen untuk berubah, serta untuk melihat perbedaan pengaruh diantara kedua faktor tersebut terhadap komitmen untuk berubah. Pengukuran komitmen untuk berubah menggunakan Commitment to Change Inventory Herscovitch dan Meyer, 2002 . Sementara itu, pengukuran komunikasi perubahan menggunakan Change Communication Questionnaire Harp, 2011 dan kepercayaan pada organisasi menggunakan Organizational Trust Inventory Cummings dan Bromiley, 1996 . Penelitian dilakukan pada 238 karyawan perusahaan perbankan dan non-perbankan asuransi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komunikasi perubahan terhadap komitmen untuk berubah ? = .236, p = .000, p

Changes occur in the organization. In order to succeed the change, organization need to pay attention to individual commitment to change. This study was conducted with the aim of seeing the effect of change communication and organizational trust on commitment to change, and which of the two factors that have greater effect. Measurement of commitment to change using Commitment to Change Inventory Herscovitch and Meyer, 2002 . Meanwhile, the measurement of change communication using Change Communication Questionnaire Harp, 2011 and organizational trust using Organizational Trust Inventory Cummings and Bromiley, 1996 . The study was conducted on 238 employees of banking and non banking insurance companies in Jakarta. The results of the study indicate the effect of change communication on commitment to change .236, p .000, p"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Widya Sari
"Tesis ini berupaya untuk mengisi kesenjangan literatur dengan mereplikasi penelitian terdahulu terkait perilaku komunikasi pegawai (Employee Communication Behavior) berupa megaphoning yakni pembagian informasi secara sukarela pegawai tentang pencapaian organisasi (megaphoning positif) dan kelemahan organisasi (megaphoning negatif) pada instansi pemerintah, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada situasi krisis. Penelitian ini berdasarkan komunikasi organisasi dalam membangun dan memelihara hubungan yang dapat memengaruhi perilaku publik yakni perilaku pegawai sebagai publik internal. Karena komunikasi saja tidak dapat menjamin hubungan yang baik dalam jangka panjang, diperlukan strategi yang dapat membangun hubungan secara menyeluruh. Strategi manajemen hubungan dalam penelitian ini berupa keaslian organisasi (organizational authenticity), pemberdayaan pegawai (employee empowerment), kualitas hubungan pegawai organisasi (employee-organization relationship) untuk membangun hubungan antara organisasi dan pegawai. Penelitian ini dilakukan karena belum ada yang menguji tentang Employee Communication Behavior pada lembaga pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada pegawai di Sekretariat DJP, sebanyak 202 data terkumpul untuk diolah menggunakan metode SEM-PLS. Hasilnya, variabel yang memiliki keterkaitan signifikan dengan megaphoning positif maupun negatif secara langsung ialah organizational authenticity dan employee-organization relationship. Sedangkan employee empowerment tidak signifikan secara langsung berkaitan dengan megaphoning positif maupun negatif. Employee-organization relationship terbukti signifikan memediasi hubungan organizational authenticity dan employee empowerment dengan megaphoning positif maupun negatif.

This thesis attempts to fill the gap in the literature by replicating previous research to employee communication behavior, megaphoning, the voluntary sharing of information by employees about organizational achievements (positive megaphoning) and organizational weaknesses (negative megaphoning) in government, the Directorate General of Taxes (DJP) in crisis situations. This research is based on organizational communication in building and maintaining relationships that can influence employee behavior as internal public. Communication cannot guarantee a good relationship in long term, a strategy is needed that can build relationships as a whole. The relationship management strategy in organizational authenticity, employee empowerment, and the quality of employee-organization relationships to build relationships between the organization and employees. This research was conducted because no one had tested employee communication behavior in government institutions. This research using a quantitative approach through a survey of employees at the DJP, 202 data were collected to be processed using the SEM-PLS method. Variables that have a significant relationship with positive or negative megaphoning directly are organizational authenticity and employee-organization relationship. Meanwhile, employee empowerment is not directly related to megaphoning positive or negative. Employee-organization relationship is proven to significantly mediate the relationship between organizational authenticity and employee empowerment with megaphoning positive and negative."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid K Rahardaya
"Employee engagement atau keterlibatan karyawan merupakan salah satu persoalan yang sering dihadapi oleh perusahaan. Suatu perusahaan dapat mencapai tujuan dan kesuksesannya, salah satunya karena kinerja karyawan. Maka dari itu, perusahaan harus berupaya untuk dapat mempertahankan karyawannya agar tetap loyal dengan membuat karyawan merasa terlibat. Dalam mencapai employee engagement, terdapat beberapa factor yang diduga mempengaruhinya, yaitu internal communication satisfaction, corporate culture, perceived organizational support, dan employer branding. Penelitian ini meneliti mengenai bagaimana keterlibatan keempat factor tersebut dalam mempengaruhi employee engagement. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara online. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling dengan subjek merupakan karyawan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) yang berjumlah 266 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa hanya internal communication satisfaction dan corporate culture yang berpengaruh positif signifikan terhadap employee engagement sedangkan perceived organizational support dan employer branding tidak berpengaruh terhadap employee engagement. Selain itu, pada uji koefisien determinasi, keseluruhan variabel independen terbukti memiliki kontribusi pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 62,9%, sedangkan lainnya sebanyak 37,1% dipengaruhi faktor lain di luar variabel independen dalam penelitian ini

Employee engagement is one of the problems that are often faced by companies. A company can achieve its goals and success, one of which is because of employee performance. Therefore, companies must strive to be able to keep their employees loyal by making employees feel involved. In achieving employee engagement, there are several factors that are thought to influence it, namely internal communication satisfaction, corporate culture, perceived organizational support, and employer branding. This study examines how the involvement of these four factors in influencing employee engagement. This research is a quantitative research by distributing online questionnaires. The sampling technique used was convenience sampling with the subject being PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) employees, totaling 266 respondents. The results showed that only internal communication satisfaction and corporate culture had a significant positive effect on employee engagement, while perceived organizational support and employer branding had no effect on employee engagement. In addition, in the coefficient of determination test, all independent variables proved to have an influence contribution to the dependent variable by 62.9%, while 37.1% were influenced by other factors outside the independent variables in this study."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Hendra Permana
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh transformational leadership, organizational climate, dan organizational culture terhadap innovation performance, serta menguji peran organizational climate, dan organizational culture sebagai mediator dalam dinamika pengaruh transformational leadership terhadap innovation performance. Penelitian ini dilakukan pada organisasi layanan publik. Data primer diperoleh melalui kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 241 responden yang bekerja di DJPK (95 responden) dan SETJEN (146 responden). DJPK dan SETJEN merupakan unit eselon I pada Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Hipotesis penelitian dirumuskan dari penelitian-penelitian sebelumnya dan diuji menggunakan structural equation model (SEM).
Hasil penelitian ini menegaskan kembali bahwa transformational leadership, organizational climate, dan organizational culture memiliki pengaruh signifikan terhadap innovation performance dan terdapat peran mediasi parsial organization culture dan organization climate pada dinamika pengaruh transformational leadership terhadap innovation performance pada DJPK dan SETJEN.

ABSTRACT
This study analyze the impact of transformational leadership, organizational climate, and organizational culture on innovation performance And tested the role of organizational climate, and organizational culture as a mediator in the dynamics of the influence of transformational leadership on innovation performance.
This research was conducted at public service organizations. Primary data were obtained through a questionnaire with a total of 241 respondents who worked at the DJPK (95 respondents) and SETJEN (146 respondents). DJPK and SETJEN are echelon I units in the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia. The research hypothesis was formulated from previous studies and tested using the structural equation model (SEM).
The results of this study reaffirm that transformational leadership, organizational climate, and organizational culture had a significant influence on innovation performance and there is a partial role of organizational culture and organizational climate mediation on the dynamics of the influence of transformational leadership on innovation performance on DJPK and SETJEN.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Said Credenda Arismunandar
"Iklim Komunikasi dalam Organisasi sangat tergantung dari Pimpinan Organisasi, demikian pula kondisi yang ada di Organisasi Kemasyarakatan seperti KOSGORO. KOSGORO berdiri sejak tahun 1957, menjadi Organisasi Kemasyarakatan yang besar dan terpandang, dikarenakan Iklim Komunikasi yang demokratis, dan berorientasi kepada Pengabdian kepada Bangsa & Rakyat Indonesia dengan pengembangan rasa Solidaritas, Regenerasi dan sistem Pengkaderan yang baru. Iklim Komunikasi dan Kepemimpinan yang ada harus saling menunjang. "The climate of organization is more crucial than are communication skills or Techniques (taken by themselves) in creating an effective Organization". Dan kepemimpinan adalah relational, process, kemampuan mempengaruhi.
Pada tahun 1964 KOSGORO bersama beberapa KINO lain membentuk Sekber GOLKAR, dengan kondisi yang berkembang, GOLKAR menjadi pemeran Politik yang dominan di Indonesia. Pada era Reformasi, KOSGORO mengambil keputusan strategis untuk menjadi Organisasi Independen dan menjaga jarak dengan semua Partai dan Kekuatan Politk. Sebagai Simbol Organisasi, maka Ketua Umum KOSGORO oleh sebagian anggota diharuskan Non Partisan, tetapi ada yang menganggap tidak perlu, terlebih anggota anggota yang aktif di Partai GOLKAR. Konflik timbul, karena perbedaan diantara kelompok internal, penanganan yang dilakukan oleh KOSGORO masih mengandalkan cara lama, yaitu yakin dengan Iklim Komunikasi dan kekuatan Pengaruh Pimpinan, ini bisa saja dilakukan, bila bentuk konflik adalah bersifat Interpersonal, sesaat dan dilingkup Intern.
Dengan adanya 2 organisasi KOSGORO (KOSGORO dan KOSGORO 1957), maka yang dihadapi adalah Konflik antar Organisasi, yang bersifat struktural, ini bukan sesuatu yang mudah untuk ditangani. Perlu porgram PR yang bersifat mediasi yang berfokus pada dialog, dan mencari terobosan penyelesaian.
Tujuan Penelitian ini adalah peran dan fungsi PR di organisasi dapat membantu menangani konfik yang ada didalam organisasi kemasyarakatan yang mempunyai iklim komunikasi dan kepemimpinan yang khas, seperti yang diuraikan diatas.
Dari hal ini, dilakukan Penelitian dengan methode Kualitatif, memakai strategi penelitian Studi Kasus, yang berfokus pada suatu kejadian dengan waktu tertentu, berbentuk Single Case Design (R. K.Yin), banyak menggunakan data Primer, salah satunya wawancara mendalam dari nara sumber yang terlibat langsung.
Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa dengan konflik yang berkembang di KOSGORO peran Iklim komunikasi dan kepemimpinan dalam Organisasi tidak akan mudah menyelesalkan konflik yang terlanjur menjadi konflik antar Organisasi, dan bersifat struktural walaupun segala program PR dijalankan, baik PR yang menempel kefungsi Pimpinan atau PR Profesional dalam bagian yang khusus, mulai dengan Penelitian Format ( Formative Research ), mengenai analisa situasi, penganalisaan Organisasi, analisa Public, selanjutnya tahapan Strategi, tahapan taktik termasuk media yang digunakan dan evaluasi.
Untuk itu diperlukan adanya tambahan strategi dari KOSGORO, dengan dimasukannya Departemen khusus Public Relations dengan jabatan setingkat Ketua. Ketua yang menangani PR bertanggung jawab langsung ke Ketua Umum PPK. KOSGORO.
Hasil penelitian ini tidak merupakan hal yang mutlak harus diikuti dan peran PR bukan harus menjadi sesuatu yang dominan dalam penyelesaian konflik, tetapi berperan sebagai mediator yang netral. Perlu diperhatikan bahwa konflik yang masih bersifat interpersonal harus segera diselesaikan dengan tuntas dan berbentuk solusi Win Win.
Masukan ini dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan struktur organisasi dimasa yang akan datang, dimana profesionalisme suatu bidang harus benar diperhatikan.

Communication Climate in an Organization depends on organization leader, like KOSGORO. KOSGORO is established in year 1957. Become a big mass organization because they have a Democratic Communication Climate and Oriented to Indonesian Nation and People with Solidarity and a good regeneration system and cadre for a becoming leader. Communication and Leadership is to reciprocal support and subsidy each other. The Climate of organization is more crucial than communication skills or techniques (taken by themselves) in creating an effective Organization. Leadership is a relational, process and persuade.
In 1964 KOSGORO and some other KIND made SEKBER GOLKAR with condition that prosper GOLKAR, become a Dominant political institution in Indonesia. In Reformation era KOSGORO took a strategic decision to become an Independent Organization and took neutral position with all Political party.
To Symbolize organization, there some people want the Chairman must be non partisan, but the other its not ( mostly who an active in GOLKAR party). Conflict raise because of a difference perception in internal group. KOSGORO handle that conflict with the old fashioned way, that believe Communication Climate and Leader influence can be done when the conflict interpersonal, short term and internal.
With 2 (two ) KOSGORO organization (KOSGORO and KOSGORO 1957) therefore for facing an inter organizational conflict, this is not to easy to manage and need a PR program with the mediation program and to be focused on a Dialogue and find a new way.
The aim of the research is the Function of PR in Organization which is can be help to handle conflict in the mass Organization with a special climate Communication & special leader, as mention above.
This' Research used a Qualitative method, Case Study with focused in a Single Case Study, a Primary data such as depth interview with reliable sources.
Conclusion from the research found that conflict in KOSGORO can't easily manage by Organization, what ever the condition of Climate communication or leadership influence, if the conflict become an Inter organizational. Conflict and structural.
Although implement a Public Relations Program has been done, PR included in Chairman Function or hired a professional PR.
Therefore is needed to have more policy from KOSGORO, to develop a Special PR Department who handle all PR Function as professional and proper, directly responsible to Chairman.
This research its not absolute to be followed and PR's role is not dominant to manage a conflict in organization but only to be a neutral mediator.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barrett, Deborah J.
Boston: McGraw-Hill , 2006
658.45 BAR l (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Barrett, Deborah J.
New York: McGraw-Hill , 2014
658.45 BAR l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>