Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ropika Ningsih
"Latar belakang: Manajemen kinerja adalah suatu program yang harus dijalankan, yang merupakan suatu teknik untuk menilai kinerja sumber daya manusia yang ada. Satu di antara banyak cara untuk meningkatkan kinerja adalah dengan membuat suatu sistem penilaian kinerja, yang bertujuan untuk memberikan motivasi kepada karyawan dan meningkatkan kinerja. Seiring dengan hal tersebut, untuk mendapatkan kinerja perawat yang bagus diperlukan supervisi yang optimal, salah satu cara agar supervisi berjalan optimal dan kinerja perawat meningkat dibuatlah model e-Pika. Diharapkan e-Pika dapat mengoptimalkan supervisi dan kinerja perawat meningkat. Tujuan: Diidentifikasinya model e-Pika untuk perawat klinik di rawat jalan dan efektivitasnya terhadap kinerja klinik perawat rawat jalan. Metodologi: Desain penelitian ini adalah riset pengembangan atau Research and Development. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap. Purposive sampling digunakan dalam pengambilan sampel. Tahap satu dengan 30 responden perawat dan kepala ruangan di rawat jalan, tahap dua melibatkan 4 orang pakar, dan tahap tiga melibatkan 100 orang responden. Hasil: Pada tahap satu diidentifikasi lima tema yang menjadi dasar pengembangan model. Tema tersebut adalah diidentifikasi kebutuhan dari perawat rawat jalan dalam pelaksanaan kinerjanya, yaitu pengetahuan kepala ruangan terhadap kinerja adalah tanggung jawab yang harus dikerjakan perawat dan dapat diukur produktivitasnya, metode penilaian kinerja dengan menggunakan indikator kinerja individu melalui log book, supervisi dan ronde keperawatan, sedangkan supervisor merasakan perasaan kecewa, acuh tak acuh tetapi tetap merasa berguna dirasakan oleh partisipan saat melakukan supervisi. . Tersusun empat modul sebagai penjelasan model dan pedoman implementasi. Hasil menunjukkan adanya pengaruh dari intervensi model e-Pika terhadap pengetahuan, motivasi dan kinerja, dengan hasil pengetahuan (p <0,001), motivasi (p <0,001) dan kinerja (p <0,001). Simpulan: Model e-Pika mampu meningkatkan skor pengetahuan, motivasi dan kinerja pada perawat di rawat jalan.

Background: Performance management is a program that essential to be implemented, which is a technique to evaluating the performance of human resources. One effective approach to enhancing the performance is create a performance appraisal system, which aims to motivate employees and improve performance. In nursing, optimal supervision is required to achieve good nurses performance. To ensure that supervision is optimal and nurse performance improves, the e-Pika model was developed. The e-Pika model has been developed to optimize supervision and enhance nurse performance, with the goal of improving the overall effectiveness of nursing services. Objective: This study aims to identify the e-Pika model for outpatient nurses and its effectiveness on the performance of outpatient clinic nurses. Methodology: The design of this research is research and development. The research was conducted using a research and development approach in three phases. Sampling was done purposively. In phase one, 30 nurse respondents and room heads participated, phase two involved feedback from 4 experts, and phase three had 100 respondents. Results: In the first stage, five key themes were identified forming the foundation for the model development. he theme is to identify the needs of outpatient nurses in the implementation of their performance, namely the knowledge of the head of the room to performance is a responsibility that must be done by nurses and can be measured in productivity, a performance assessment method using individual performance indicators through log books, supervision and nursing rounds, while supervisors feel disappointed, indifferent but still feel useful felt by participants when doing Supervision Four modules were created to explain the model and provide implementation guidelines. The study found that e-Pika model significantly improved knowledge, motivation and performance, with the outcomes of knowledge (p <0,001), motivation (p
<0,001) and performance (p <0,001). Conclusion: The e-Pika model effectively improved the knowledge, motivation and performance scores of outpatient clinic nurses
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Setiawan
"Supervisi konsisten mempengaruhi kinerja perawat tetapi pelaksanaannya pada pelayanan keperawatan di Indonesia cenderung bersifat pengawasan dan kurang memberikan upaya-upaya untuk mendidik, memotivasi, melatih, dan memberi arahan. Model supervisi klinik educative, supportive and Administrative Cycle (ESA-C) dibuat untuk meningkatkan nilai positif dari supervisi. Model ini disintesa dari model supervisi Kadushin, Proctor dan mengintegrasikannya dengan teori interpersonal relationships Peplau serta nilai caratif Watson.
Penelitian bertujuan menguji efektifitas model supervisi klinik ESA-C dalam meningkatkan kinerja perawat, menggunakan desain kuasi eksperimen pre-post test pada dua kelompok. Dua rumah sakit dirandom dari 5 rumah sakit umum, sampel diambil secara random sebanyak 90 perawat dan 270 pasien secara purposif.
Hasil penelitian menunjukkan model supervisi klinik ESA-C mampu meningkatkan kinerja perawat secara signifikan (p Value < 0.05) pada dimensi task performance: keterampilan teknis sebesar 2%, pemberian edukasi 9%, pemberian dukungan emosionl kepada pasien 14%, dan contextual performance: pemberian bantuan bagi pasien dan keluarga 21%. Model ini disarankan digunakan pada pelayanan keperawatan terutama di rumah sakit dalam upaya meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

Supervision is a consistent variable that affect to job performance. Unfortunately, the supervision that had done only just controlled rather than an effort to educating, coaching, directing, and nurse potential reinforcement. ESA-C clinical supervision model that developed is to eliminate negative side of supervision these times. Educative, supportive, and administrative cycle of clinical supervision model was a result from synthesize of Kadushin's, Proctor's, Heron's, Faugier's, and Experimental's models. The ESA-C model was synthesizing with interpersonal relationship from Peplau's and carative value from Watson's. ESA-C clinical supervision model use a group approach in an educative supervision and individual approach for supportive and administrative supervision.
The purpose of this research is to determine the effect of ESA-C clinical supervision model to increasing nurses' job performance. This research used quasi experiment design with intervention and control group. The sample of this research use a random method to 90 nurses (each group has 45 nurses) and 270 patients (each group has 135 patients).
The result of this research revealed that ESA-C clinical supervision model can increase nurses' job performance including task performance dimension (clinical skill, patient education, emotional support) and contextual job performance (assisting patient and the family). This research recommended the using of ESA-C model in hospital to increasing nurses' job performance in giving of nursing care to the patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D1958
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarsih
"Rumah sakit berkembang melalui pasien yang puas di mana pasien tidak hanya akan kembali untuk membeli pelayanan tetapi juga dapat menjadi marketer yang dapat membawa keluarga atau teman-teman lainnya. Minat konsumen untuk membeli atau memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh pengalaman kepuasanya terhadap pelayanan yang telah diperoleh sebelumnya. Kepuasan pasien merupakan nilai subyektif terhadap mutu pelayanan yang diberikan dan diterima oleh pasien, meskipun nilai subjektif ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keadaan emosional dan lingkungan pasien, kepuasaan pasien tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan objektif yang dialami oleh pasien pada saat menerima pelayanan rumah sakit. Pelayanan rawat jalan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan citra rumah sakit. Tujuan penelitian ini untuk melihat variabel karakteristik dan kepuasan pasien yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data primer, pendekatan cross sectional, populasi adalah pasien rawat jalan, sampel dihitung berdasar beda dua proporsi didapatkan 150 sampel pengambilan sampel dengan tekhnik Quota sampling. Di analisis komputer menggunakan regresi multivariat. Hasil tidak ada hubungan antara karakteritik pasien dengan minat kunjungan ulang nilai P value >0,05 : jenis kelamin (p value=0,169), usia (p value= 0,539) pendidikan (p value=0,622), pekerjaan (p value=0,319), pengalaman berkunjung sebelumnya (p value=0,352), ada hubungan antara kepuasan pasien dengan minat kunjungan ulang (p value=0,0001). Variabel yang paling dominan berhubungan dengan minat kunjungan ulang adalah kepuasan pasien dengan p value=0,0001, OR= 16,626. Artinya pasien yang memiliki kepuasan baik akan mempunyai peluang sebesar 16,626 lebih tinggi melakukan kunjungan ulang dibandingkan pasien yang memiliki kepuasan kurang baik, setelah di kontrol oleh variabel jenis kelamin, variabel umur dan variabel pekerjaan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Stany Yonathan
"Rumah sakit merupakan suatu sarana yang memberikan pelayanan dibidang kesehatan bagi masyarakat luas, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memiliki pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjaga kualitas layanan yang diberikan. Pemerintah telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam Keputusan Mentri Kesehatan No.129 Tahun 2008 sebagai suatu acuan dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit. Instalasi Rawat Jalan  Rumah Sakit Vania merupakan pelayanan prioritas bagi Rumah Sakit Vania karena volume kunjungan pasien terbanyak. Poliklinik Dokter Spesialis Penyakit dalam merupakan layanan spesialistik dengan jumlah pasien tertinggi selama tahun 2019 hingga tahun 2022 dengan rata-rata jumlah kunjungan 1500-1700 pasien per bulan. Dari hasil laporan capaian  mutu dan observasi didapatkan bahwa waktu tunggu proses pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Vania belum mencapai standar sesuai dengan acuan Standar Pelayanan Minimal bahwa waktu tunggu rawat jalan maksimal ≤60 menit  sedangkan waktu tunggu pelayanan resep yaitu ≤30 menit untuk obat non racikan dan ≤60 menit obat racikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis waktu tunggu rawat jalan Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam dengan pendekatan Lean Hospital untuk dapat memperbaiki mutu layanan.
Metode Penelitian ini adalah operasional research dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2022 di Instalasi Rawat Jalan dengan bservasi langsung. Sampel yang diambil berjumlah 41sampel dari berbagai jaminan. Dilanjutkan dengan wawancara dengan informan dan telaah dokumen.
Hasil : Pasien dengan cara bayar Jaminan Kesehatan Nasional yang melakukan pendaftaran online memiliki Lead Time sebesar 1 jam 47 menit 59 detik, dengan Value Added  35%, Non Value Added 65 %, pasien dengan cara bayar Jaminan Kesehatan Nasional yang melakukan pendaftaran onsite/manual memiliki Lead Time sebesar 2 jam 12 menit 21 detik, dengan Value Added 32%, Non Value Added 68 %, Pasien Non Jaminan Kesehatan Nasional yang melakukan pendaftaran onsite/manual memiliki Lead Time sebesar 1 jam 12 menit 30 detik, dengan Value Added 74%, Non Value Added 26 %. Pada analisis kegiatan non value added terdapat 13 kegiatan yang dinilai sebagai waste, tertinggi ada pada kategori waste waiting. Root cause analysis dilakukan dengan metode 5 why’s
Kesimpulan : Dengan metode lean hospital dapat mengetahui capaian waktu tunggu pelayanan rawat jalan dan resep, waste dan akar penyebab masalah hingga desain rancangan perubahan sebagai upaya perbaikan dan

The hospital is a facility that provides services in the health sector for the wider community, therefore hospitals are required to have quality services in accordance with established standards to maintain the quality of services provided. The government has set Minimum Service Standards for Hospitals in the Decree of the Minister of Health No.129 of 2008 as a reference in the implementation of hospital services. The Vania Hospital Outpatient Installation is a priority service for Vania Hospital because of the highest volume of patient visits. The Internal Medicine Specialist Polyclinic is a specialist service with the highest number of patients from 2019 to 2022 with an average number of visits of 1500-1700 patients per month. From the results of the quality achievement report and observations, it was found that the waiting time for the outpatient service process at Vania Hospital had not reached the standard according to the Minimum Service Standard reference that the maximum outpatient waiting time was 60 minutes while the waiting time for prescription services was 30 minutes for non-concoction drugs. and 60 minutes of concoction drugs. This study aims to analyze the outpatient waiting time of the Internal Medicine Specialist Polyclinic with a Lean Hospital approach to improve service quality.
Methods: This research is operational research with a qualitative approach. Data collection was carried out in June 2022 at the Outpatient Installation with direct observation. The samples taken amounted to 41 samples from various guarantees. Followed by interviews with informants and reviewing documents.
Results: Patients by paying for the National Health Insurance who register online have a Lead Time of 1 hour 47 minutes 59 seconds, with Value Added 35%, Non Value Added 65%, patients by paying Health Insurance Nationals who register onsite/manual have a Lead Time of 2 hours 12 minutes 21 seconds, with Value Added 32%, Non Value Added 68%, Non-National Health Insurance Patients who register onsite/manual have a Lead Time of 1 hour 12 minutes 30 seconds, with Value Added 74%, Non Value Added 26%. In the analysis of non-value added activities there are 13 activities that are considered as waste, the highest is in the category of waste waiting. Root cause analysis was carried out using the 5 why's method. Conclusion: With the lean hospital method, we can find out the achievement of waiting time for outpatient and prescription services, waste and root causes of problems to design changes as an effort to improve and future state mapping.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiyah Tsabita Maulana
"Penelitian ini membahas waktu pelayanan pasien rawat jalan di RSU Hasanah Graha Afiah pada tahun 2014 menggunakan pendekatan Six sigma. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran waktu pelayanan rawat jalan dan menganalisis penyebab lamanya waktu pelayanan rawat jalan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara mandalam.
Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata waktu pelayanan rawat jalan adalah 102,95 menit. Proses yang paling lama adalah pada saat menunggu rekam medis, menunggu panggilan poli, dan menunggu obat. Penyebab lamanya waktu menunggu tersebut dikarenakan jumlah pasien meningkat, sistem booking, lamanya waktu pemeriksaan, dan kurangnya SDM di unit farmasi.

This research discusses about outpatient service time in General Hospital Hasanah Graha Afiah in 2014 using six sigma approach. Purposes of this research are to determine the overview of outpatient service time and to uncover the root causes of long service time. This research uses both quantitative and qualitative method by using observation and in-depth interview.
The research reveals an average service time of 102.92 minutes. The longest processes are medical record waiting time, poly waiting time, and medication waiting time. The causes of the long waiting time are increased patient number, booking system, length of examination, and lack of human resources in pharmacy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahavira Annisa Suyatman
"Waktu tunggu merupakan indikator yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Dari hasil observasi dan survey di lapangan didapatkan waktu tunggu rawat jalan ≥ 60 menit sehingga ditemukan banyak keluhan pasien dalam keterlambatan pelayanan serta mengakibatkan mutu pelayanan menurun. Tujuan penelitian melakukan analisis dan usulan perbaikan mutu proses pelayanan di instalasi rawat jalan RS Mata BEC dengan metode Lean. Penelitian kualitatif dengan analisis data metode lean hospital. Pendekatan kuantitatif untuk menghitung waktu tunggu secara aktual. Populasi penelitian adalah jumlah kunjungan pasien instalasi rawat jalan bulan Juni 2023 sebesar 1704 pasien dan didapatkan jumlah sampel sebesar 323 pasien. Alat yang digunakan data kuantitatif dengan lembar observasi dan stopwatch. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan Current State Map untuk pelayanan rawat jalan RS Mata BEC didapatkan setiap pasien akan membutuhkan waktu untuk dapat dilayani oleh dokter dengan (lead time) sebesar 158,2 menit dan didapatkan 134,2 menit atau prosentase 80% merupakan kegiatan yang dianggap waste (non-value added), serta 24 menit non-value added atau hanya 15% yang merupakan kegiatan yang benilai. Faktor penyebab terbesar waktu tunggu adalah faktor man. Hasil perhitungan menunjukkan belum terpenuhinya standar waktu tunggu pelayanan di rawat jalan yaitu ≤ 60 menit.

Waiting time is an indicator that affects service quality and patient satisfaction. From the results of observations and surveys in the field, it finds that the lead-time outpatient is ≥ 60 minutes, so that many patient complaints were found regarding delays in service and resulted in a decrease in service quality. The aim of the study is to analyze and propose to improve the quality of the service process in the BEC Eye Hospital outpatient installation using the Lean method. Qualitative research with data analysis using the lean hospital method. Quantitative approach to calculate the actual of leading time. The study of population is the number of outpatient patient who visits in June 2023 is 1704 patients and the number of samples is 323 patients. The tools that used in quantitative data is observation sheets and stopwatches. Based on the results of the study it can be concluded that the calculation results of the Current State Map for BEC Eye Hospital outpatient services tell that each patient will need time to be served by a doctor with a (lead time) of 158.2 minutes and obtained 134.2 minutes. It can be called that a percentage of 80% activities are considered waste (non-value added), and 24.4 minutes of non-value added or only 15% which are valued activities. The biggest factor causing waiting time is the man factor. These ratio shows that BEC Eye Hospital is included in Un-Lean and the results of these calculations indicate that the standard leading time for outpatient services has not been standardized, in this case ≤ 60 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghamal Ahmad Pramana
"Unit rawat jalan adalah suatu bagian dari rumah sakit. Unit rawat jalan memiliki peran penting karena merupakan pintu atau media pertama untuk kontak dan berinteraksi dengan pengguna jasa atau pasien. Rawat jalan juga merupakan salah satu pintu masuk bagi layanan rawat inap lainnya. RSUD Kepulauan Seribu sebagai rumah sakit satu-satunya di wilayah Kepulauan Seribu masih belum mencapai standar pelayanan minimal rawat jalan yang diwajibkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu rawat jalan RSUD Kepulauan Seribu dengan kriteria Malcolm Baldrige. Kriteria  ini mengevaluasi organisasi berdasarkan tujuh kriteria yaitu kepemimpinan, perencanaan strategi, fokus pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, fokus staff, fokus proses, serta hasil kinerja. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil  yang dianalisis melalui data kuesioner, wawancara mendalam, dan telaah dokumen dengan menggunakan Malcolm Baldrige Criteria menunjukan bahwa unit rawat jalan RSUD Kepulauan Seribu meraih skor sebesar 379,83  dari maksimal 1000 berada pada predikat average dan termasuk dalam kategori Early Improvement (skala poin 376-475). Early improvement berarti berada dalam posisi peningkatan tahap awal di sektor layanan kesehatan. Untuk itu direkomendasikan agar RSUD Kepulauan seribu Kepulauan seribu membangun kepimpinan yang kuat dan kerjasama tim yang baik agar dapat menentukan rencana strategis yang tepat.

Outpatient Analysis of Seribu Islands Hospital. The outpatient unit is a part of the hospital. The outpatient unit has an important role because it is the first door or medium for contact and interaction with service users or patients. Outpatient care is also an entry point for other inpatient services. Seribu Islands Regional General Hospital as the only hospital in the Thousand Islands region has not yet reached the required minimum outpatient service standard. This study aims to analyze the quality of outpatient care at Seribu Islands Hospital with the criteria of Malcolm Baldrige. The criteria for evaluating organizations are based on seven criteria, namely leadership, strategic planning, customer focus, measurement, analysis, and knowledge management, staff focus, process management, and performance results. This study uses a descriptive analytic research design with quantitative and qualitative approaches. The data collected was obtained through questionnaires, in-depth interviews, and document review. The results of the study using the Malcolm Baldrige Criteria showed that Seribu Islands Hospital won a score of 379.83 out of a maximum of 1000. This means that for hospital performance assessment based on MBNQA, Kepulauan Seribu Hospital won the average title and was included in the Early Improvement category (point scale 376-475 ). Early improvement means that Seribu Islands Hospital is in a position of early stage improvement in the health service sector. For this reason, it is recommended that the Thousand Islands Hospital develop strong leadership and good teamwork in order to determine the right strategic plan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Sri Mulya Wati
"ABSTRAK
Kepuasan pelanggan menjadi aspek yang sangat penting sehingga harus dikelola
dengan baik. Rendahnya kepuasan dalam suatu proses layanan rumah sakit dapat
berdampak tidak terselesaikannya pembayaran oleh pasien (minggat), yang berimbas
pada pasien tidak akan datang kembali atau terjadi kehilangan pelanggan. Beberapa
masalah yang masih sering dikeluhkan oleh pasien adalah lamanya waktu tunggu.
Waktu tunggu dicari dengan melakukan pengamatan terhadap pasien yang melakukan
proses pelayanan di rawat jalan, kemudian diukur kepuasannya, dan ditanyakan pula
mengenai niat kunjugan ulangnya. Disimpulkan bahwa waktu tunggu pelayanan
rawat jalan rata-rata masih diatas standar yang ditetapkan dan adanya hubungan
signifikan antara kepuasan dan niat kunjungan ulang

ABSTRACT
Customer satisfaction become a very important aspect so that it must be managed by
well, because it is as promotion media for hospitals (mouth to mouth).
Dissatisfaction in the process of hospital services have affect on do not completion of
the payment by the patient who run away, that it will have impact on patients will not
come back or losing customers. Some problems was still frequently complained by
the patient is the waiting time is too long. The waiting time was analyzed by observe
on the patients who was undergoing outpatient services, and then measured their
satisfaction, and also asked about their intentions to re-visit. It can be concluded that
the waiting time was still above average standards and there is significant correlation
between satisfaction and re-visit intentions"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Muthi Manahan
"Proses pelayanan pasien rawat jalan di poliklinik spesialis RS Hermina Daan Mogot masih belum optimal, ditunjukan dengan beberapa penyelenggaraan yang belum sesuai dengan peraturan, serta waktu tunggu pasien poli spesialis belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis proses pelayanan pasien rawat jalan di poliklinik spesialis dengan metode lean six sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research, dengan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian digambarkan dengan value stream mapping yang memperlihatkan lead time proses pelayanan pasien rawat jalan sebesar 149,66 menit dengan value added 17,87 menit (11,94%) dan non value added 141,54 menit (88,06%). Proses paling lama (bottleneck) yaitu kegiatan menunggu dipanggil masuk ke ruang poli. Waste paling besar yaitu waste waiting sebesar 91,84 menit atau 69,69% dari total waste yang ditemukan. Berdasarkan analisis fishbone diagram diketahui bahwa akar penyebab masalah yang paling banyak berasal dari kategori man. Berdasarkan analisis tersebut diberikan usulan berupa pembuatan standarisasi kerja, perhitungan pola ketenagaan, memaksimalkan ketepatan datang dokter, dan pemberian reward.

The process of outpatient service at specialist polyclinic RS Hermina Daan Mogot is not optimal enough, indicated by the process is not in accordance with existing regulations, and the waiting time of specialist polyclinic patients is not in accordance with the prescribed standards. The aim of this research is to get an analysis result of outpatient service at specialist polyclinics with lean six sigma method. This type of research is operational research, with quantitative and qualitative research design. The results of this research are described with the value stream mapping that showed lead time of outpatient service process for 149,66 minutes, with value added 17,87 minutes (11,94%) and non value added 141,54 minutes (88,06%). The longest process occurs on waiting to be called into the polyclinic room. The biggest waste is waiting for amount 91,84 minutes or 69,69% of the total waste. Based on fishbone diagram analysis, it is known that the root causes of the problem are mostly from the man category. Based on the analysis, an improvement proposal will be given in the form of work standardization, calculation of workforce patterns, maximize the accuracy of coming doctors and giving rewards."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Oktarina Rony
"Dari kondisi yang ada pada Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang diketahui bahwa pemanfaatan kapasitas terpakai hanya 33% dari kapasitas terpasang. Ini menyebabkan jumlah pendapatan rumah sakit dari bagian ini tidak optimal. Untuk itu perlu dipikirkan suatu upaya untuk mengatasi masih rendahnya kunjungan pada Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang tersebut.
Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui strategi meningkatkan kunjungan Rawat .ialan RS Pelabuhan Palembang, berikut factor ekstemal dan internal yang mempengaruhi.
Metodotogi yang digunakan datam penelitian ini adalah metode telaah kasus, dengan pendekatan deskriptif analitik. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Febniari 2003. Metoda pengumpulan data diperoleh melalui data primer lewat wawancara indepth interviewdan melakukan diskusi kelompok. Serta data sekunder melalui penelusuran data rekam medis rumah sakit dan data dari Badan Pusat Statistika kota Palembang.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa peluang utama Bagian Rawat Jalan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang adalah mengembangkan pasar dan produk yang ada. Dengan ancaman yang ditakutkan adalah larinya pasien, dokter spesialis dan perusahaan pelanggan ke rumah sakit lain.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan, bahwa rendahnya kunjungan dikarenakan fungsi internal marketing rumah sakit belum berjalan optimal, jumlah dokter di poli spesialis tidak merata, kecepatan layanan di masing-masing poli tidak sama, waktu tunggu yang lama serta sarana bagian rawat jalan yang kurang memadai. Oleh karena itu disarankan kepada pihak rupiah sakit untuk melakukan peningkatan profesionalisme SDM bagian pemasaran, mengkaji ulang kembali beberapa poli spesialis yang masih dapat ditingkatkan kunjungan pasiennya, mcningkatkan kecepatan layanan, memperpendek waktu tunggu dan memperbaiki sarana pelayanan bagian rawat jalan.
Daftar Pustaka : 24 (1979-2001)

From the existing conditions of the outpatient clinic of Pelabuhan Palembang, it is apparent that it is operating at only 33% of its full capacity. This causes the output of the outpatient clinic to be less than optimal. Therefore, it is necessary to consider a strategy for increasing the low number of visits to the outpatient clinic of Pelabuhan Hospital, Palembang.
The purpose of this research is to know how increasing the number of visits to the outpatient clinic of Pelabuhan Hospital. Palembang, as well as Ending external and internal influential factors.
This research was carried out with case study methods at January-February 2003.
The primary data was obtained through indepth interviews and group discussionswith hospital administrators. Secondary data was obtained through examining hospital records and data from the Center for Health Statistics in Palembang.
From this research, it appears that the main opportunity for increasing the number of visits to the outpatient clinic of Pelabuhan Hospital, Palembang is by giving priority to develop the market and product. One existing problem is that patients seek treatment from other specialists and other treatment centers.
In Conclusion, the low number of patients seeking treatment at the outpatient clinic, is caused by there is not enough promotion and information from the hospital, limited number of specialists, service time, waiting time and facilities still poor. It is advisable that the hospital increase to improve the quality of the marketing human resources, reevaluate the some of the specialists that can be increase in the number of patient visits, and improve the following:
- Service time.
- Waiting time.
- Facilities of the outpatient clinic.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>