Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166660 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Diefghina Raflesia
"Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang. Remaja sebagai kelompok yang sedang mengalami perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan kognitif memerlukan metode edukasi kesehatan yang efektif. Video storytelling sebagai media audiovisual memungkinkan penyampaian informasi yang melibatkan lebih banyak indera sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Penggunaan WhatsApp yang efisien dan mudah diakses dapat menjadi sarana yang tepat untuk memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada remaja. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas video storytelling melalui WhatsApp untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut remaja. Metode: Randomized Controlled Trials dengan teknik Purposive Sampling. Total sampel adalah 114 siswa dengan 57 kelompok intervensi dan 57 kelompok kontrol. Pengukuran penelitian dengan kuesioner pre-test post-test. Intervensi berupa video storytelling sebanyak 1 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Hasil: Analisis dengan Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan mean pengetahuan, sikap, dan praktik yang signifikan pada kelompok intervensi dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Analisis dengan Uji T tidak berpasangan dan Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan mean pengetahuan, sikap, dan praktik yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian intervensi berupa video storytelling melalui WhatsApp efektif meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik remaja mengenai kesehatan gigi dan mulut.

Background: Dental and oral health problems such as dental caries are related to a person's knowledge, attitudes, and practices. Adolescents as a group who are experiencing intellectual, social, emotional, and cognitive development require effective health education methods. Video storytelling as an audiovisual media allows the delivery of information that involves more senses so that it is easier to understand and remember. The use of efficient and easily accessible WhatsApp can be the right means to provide dental and oral health education to adolescents. Objectives: To evaluate the effectiveness of video storytelling via WhatsApp to improve knowledge, attitudes and practices regarding dental and oral health in adolescents. Methods: Randomized Controlled Trials with Purposive Sampling technique. The total sample was 114 students with 57 intervention groups and 57 control groups. The research measurement was with a pre-test post-test questionnaire. The intervention was in the form of video storytelling once a week for 4 weeks. Results: Analysis with the Wilcoxon Test showed a significant increase in mean knowledge, attitudes, and practices in the intervention group with a p-value = 0.000 (p <0.05). Analysis with the independent T-test and Mann-Whitney showed that there was a significant difference in the mean of knowledge, attitudes, and practices between the intervention group and the control group with a p-value = 0.000 (p <0.05). Conclusion: Intervention in the form of video storytelling via WhatsApp is effective in increasing adolescent knowledge, attitudes and practices regarding dental and oral health.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Diefghina Raflesia
"Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang. Remaja sebagai kelompok yang sedang mengalami perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan kognitif memerlukan metode edukasi kesehatan yang efektif. Video storytelling sebagai media audiovisual memungkinkan penyampaian informasi yang melibatkan lebih banyak indera sehingga lebih mudah dipahami dan diingat. Penggunaan WhatsApp yang efisien dan mudah diakses dapat menjadi sarana yang tepat untuk memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada remaja. Tujuan: Mengevaluasi efektivitas video storytelling melalui WhatsApp untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut remaja. Metode: Randomized Controlled Trials dengan teknik Purposive Sampling. Total sampel adalah 114 siswa dengan 57 kelompok intervensi dan 57 kelompok kontrol. Pengukuran penelitian dengan kuesioner pre-test post-test. Intervensi berupa video storytelling sebanyak 1 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Hasil: Analisis dengan Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan mean pengetahuan, sikap, dan praktik yang signifikan pada kelompok intervensi dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Analisis dengan Uji T tidak berpasangan dan Mann-Whitney menunjukkan terdapat perbedaan mean pengetahuan, sikap, dan praktik yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p-value = 0,000 (p<0,05). Kesimpulan: Pemberian intervensi berupa video storytelling melalui WhatsApp efektif meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik remaja mengenai kesehatan gigi dan mulut.

Background: Dental and oral health problems such as dental caries are related to a person's knowledge, attitudes, and practices. Adolescents as a group who are experiencing intellectual, social, emotional, and cognitive development require effective health education methods. Video storytelling as an audiovisual media allows the delivery of information that involves more senses so that it is easier to understand and remember. The use of efficient and easily accessible WhatsApp can be the right means to provide dental and oral health education to adolescents. Objectives: To evaluate the effectiveness of video storytelling via WhatsApp to improve knowledge, attitudes and practices regarding dental and oral health in adolescents. Methods: Randomized Controlled Trials with Purposive Sampling technique. The total sample was 114 students with 57 intervention groups and 57 control groups. The research measurement was with a pre-test post-test questionnaire. The intervention was in the form of video storytelling once a week for 4 weeks. Results: Analysis with the Wilcoxon Test showed a significant increase in mean knowledge, attitudes, and practices in the intervention group with a p-value = 0.000 (p <0.05). Analysis with the independent T-test and Mann-Whitney showed that there was a significant difference in the mean of knowledge, attitudes, and practices between the intervention group and the control group with a p-value = 0.000 (p <0.05). Conclusion: Intervention in the form of video storytelling via WhatsApp is effective in increasing adolescent knowledge, attitudes and practices regarding dental and oral health.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amandita Parameswari
"Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada dengan keterbatasan pendengaran. Untuk meningkatkan kemandirian dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, diperlukan sebuah metode edukasi kesehatan gigi yang efektif. Penelitian bertujuan untuk menguji metode edukasi penayangan video bahasa isyarat dan permainan kartu interaktif terhadap pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut anak disabilitas rungu.
Metode: 40 anak disabilitas rungu pada sebuah sekolah khusus tunarungu dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 mendapatkan intervensi edukasi penayangan video bahasa isyarat dan kelompok 2 mendapatkan intervensi edukasi permainan kartu interaktif. Pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut anak disabilitas rungu dinilai dengan kuesioner, dan status kebersihan gigi dan mulut dinilai dengan indeks Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) sebelum dan sesudah intervensi dilakukan.
Hasil: Terdapat hasil signifikan pada peningkatan sikap dan praktik pada kelompok penayangan video, dan hasil signifikan pada peningkatan pengetahuan, sikap, praktik dan penurunan skor OHI-S pada kelompok permainan kartu dalam interval 1 bulan.
Kesimpulan: Kedua jenis intervensi dapat digunakan sebagai metode edukasi pada anak disabilitas rungu. Edukasi interaktif lebih signifikan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, praktik kesehatan gigi dan mulut serta menurunkan skor OHI-S.

Background: Oral health is one thing that needs to be considered in children with hearing impairments. To increase independence in maintaining oral and dental health, an effective dental health education method is needed. The aim of the study was to test education with video and interactive games method on the increase of oral health knowledge, attitudes and practices of children with hearing disabilities.
Method: 40 children with hearing disabilities in a special school were randomly divided into two groups. Group 1 received a one-way educational intervention by showing video with sign language and group 2 received an interactive educational intervention by playing cards game. Oral health knowledge, attitudes practices of children with hearing disabilities were assessed by a Knowledge-Attitude-Practice questionnaire, and oral hygiene status was assessed by the Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) index before and after the intervention was carried out.
Results: There were significant results in increasing attitudes and practices in the video group, and significant results in increasing knowledge, attitudes, practices and decreasing OHI-S scores in the interactive card game group after 1 month interval.
Conclusion: Both type of interventions can be used as educational methods for children with hearing disabilities. Interactive education is more significant in increasing knowledge, attitudes, dental and oral health practices and decreasing OHI-S scores.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prida Sulistyarsi
"Latar Belakang: Trauma gigi permanen anak sering terjadi di sekolah pada rentang usia 8-12 tahun. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat dapat dilakukan guru di tempat kejadian sebelum mendatangi fasilitas kesehatan gigi. Hal ini dapat meningkatkan prognosis pasca-trauma dental. Penelitian sebelumnya menyatakan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar terhadap penanganan trauma dental masih rendah. Buku elektronik merupakan media edukasi visual berbasis digital dengan kemudahan akses pada pengguna gawai yang terhubung internet.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca buku elektronik “Trauma Gigi Permanen Anak”.
Metode Penelitian: Penelitian dilakukan pada 117 guru di sekolah dasar negeri di Jakarta Timur. Subjek penelitian memiliki gawai yang terhubung internet dan mampu mengoperasikannya. Buku elektronik dan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah membaca buku elektronik, dibagikan melalui link. Desain penelitian ini adalah membandingkan nilai sebelum dan sesudah membaca buku elektronik "Trauma Gigi Permanen Anak".
Hasil: Nilai median sebelum intervensi 6 (tingkat pengetahuan kurang) dan sesudah intervensi menjadi 13 (tingkat pengetahuan baik). Uji Wilcoxon pada skor sebelum dan sesudah membaca buku elektronik menghasilkan nilai p≤0,05.
Kesimpulan: Buku elektronik “Trauma Gigi Permanen Anak” merupakan media edukasi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan guru sekolah dasar mengenai trauma gigi permanen anak.

Background: The majority of dental trauma in children aged 8–12 years occurs in schools. Teachers should take proper and immediate emergency management before visiting a dental health center. Previous studies have shown that elementary school teachers still have poor knowledge of how to manage dental trauma. Electronic books are digital-based visual educational media with easy access for internet-connected device users.
Objectives: This study compared the knowledge level of primary school teachers before and after reading the new innovation electronic book "Trauma Gigi Permanen Anak".
Research Methods: The study was conducted on 117 teachers at public elementary schools in East Jakarta. Electronic books and questionnaires that were given before and after reading the book, were shared via a link. The contents of the electronic book are kind of trauma, emergencies, and preventive action, which are explained with appealing illustrations.
Result: The median score before the intervention was 6 (poor), and after it was 13 (good). The Wilcoxon test on scores before and after reading e-books resulted in a value of p≤0.05.
Conclusion: The electronic book "Trauma Gigi Permanen Anak" is innovative, effective educational media, and high impact for increasing the knowledge of dental trauma among primary school teachers.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Eszwara
"Kesehatan gigi dan mulut merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang merata di Indonesia, memengaruhi individu dari berbagai kelompok usia. Kesehatan gigi yang buruk tidak hanya mengurangi kualitas hidup tetapi juga meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. Tingginya prevalensi masalah gigi seperti karies, kehilangan gigi, dan penyakit gusi menunjukkan perlunya strategi promosi kesehatan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak berbagai metode edukasi dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Dengan menilai efektivitas pendekatan ini, penelitian ini bertujuan memberikan wawasan dalam meningkatkan praktik kebersihan gigi dan kesehatan umum pasien.

Oral health is a pervasive public health issue in Indonesia, affecting individuals across all demographics. Poor oral health not only diminishes quality of life but also exacerbates risks for systemic diseases such as cardiovascular conditions and diabetes. The prevalence of dental problems like cavities, tooth loss, and gum disease underscores the urgent need for effective health promotion strategies. This study focuses on evaluating the impact of various educational methods on enhancing patients' knowledge of dental and oral health at the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia Dental Hospital. By assessing the effectiveness of these approaches, the research aims to contribute insights into improving oral hygiene practices and overall health outcomes among patients."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Almasyhur
"Latar Belakang: Kondisi kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari individu dan mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Usia 7-9 tahun merupakan masa yang krusial dalam pertumbuhan gigi karena gigi susu mulai rontok satu per satu dan gigi permanen pertama telah tumbuh. Pencegahan melalui pendidikan kesehatan perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya karies gigi.
Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media buku cerita dan powerpoint dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dan menurunkan skor plak pada anak usia 7-9 tahun.
Metode: Penelitian eksperimen semu dengan desain non-equivalent group pretest posttest design menggunakan convenience sampling sebagai metode pengambilan sampel. Subyek penelitian berasal dari 4 SD di Kecamatan Cipinang Besar Utara yang berjumlah 197 anak yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi yang diberikan pendidikan kesehatan gigi melalui media buku cerita dan powerpoint, sedangkan kelompok kontrol diberikan pendidikan melalui media powerpoint. media power point. Pendidikan kesehatan gigi diberikan seminggu sekali selama 4 minggu. Subyek diperiksa plakat awal dan akhir, pengisian angket pre-test dan post-test, pengisian angket evaluasi guru dan pengisian angket sosiodemografi oleh orang tua subjek.
Hasil: Terdapat 138 subjek berusia 7-9 tahun yang diteliti dengan kelompok intervensi (n=70) dan kelompok kontrol (n=68). Ada 59 subjek yang dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria usia (n=7), tidak mengumpulkan informed consent (n=11), tidak berpartisipasi dalam semua kegiatan (n=41). Hasil uji wilcoxon pada masing-masing kelompok sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan gigi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan (p=0,00). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan pengetahuan setelah pendidikan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0,05). Hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi menunjukkan perbedaan yang signifikan pada skor plak akhir (p = 0,02) sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0,994).
Kesimpulan: Edukasi kesehatan gigi dan mulut melalui media buku cerita dan powerpoint serta melalui media powerpoint dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-9 tahun di Cipinang Besar Utara. Tidak terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Terjadi penurunan skor plak pada kelompok intervensi.

Background: The condition of dental and oral health is an integral part of the individual and affects overall well-being. The age of 7-9 years is a crucial period in the growth of teeth because the baby teeth begin to fall out one by one and the first permanent teeth have grown. Prevention through health education needs to be done to avoid dental caries.
Objective: To determine the effectiveness of using storybooks and powerpoint media in increasing oral health knowledge and reducing plaque scores in children aged 7-9 years.
Methods: Quasi-experimental research with non-equivalent group pretest posttest design using convenience sampling as the sampling method. The research subjects came from 4 elementary schools in Cipinang Besar Utara District, totaling 197 children who were divided into two groups, namely the intervention group who were given dental health education through storybooks and powerpoint media, while the control group was given education through powerpoint media. powerpoint media. Dental health education is given once a week for 4 weeks. Subjects were checked for initial and final plaques, filling out pre-test and post-test questionnaires, filling out teacher evaluation questionnaires and filling out sociodemographic questionnaires by subject's parents.
Results: There were 138 subjects aged 7-9 years studied with the intervention group (n=70) and the control group (n=68). There were 59 subjects who were excluded because they did not meet the age criteria (n=7), did not collect informed consent (n=11), did not participate in all activities (n=41). Wilcoxon test results in each group before and after dental health education showed an increase in knowledge (p = 0.00). The results of the Mann Whitney test showed that there was no significant difference between the increase in knowledge after education in the intervention group and the control group (p>0.05). The results of the Wilcoxon test in the intervention group showed a significant difference in the final plaque score (p = 0.02) while in the control group there was no significant difference (p = 0.994).
Conclusion: Dental and oral health education through storybooks and powerpoint media as well as through powerpoint media can increase dental and oral health knowledge in children aged 7-9 years in Cipinang Besar Utara. There was no significant difference in the increase in knowledge of oral and dental health between the intervention group and the control group. There was a decrease in plaque scores in the intervention group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Kurniawan
"Terdapatnya suatu jaminan kesehatan baru yang menggantikan jaminan kesehatan sebelumnya dapat membawa kebaikan ataupun keburukan bagi pengguna. Oleh sebeb itu, perlu adanya survei kepuasan kepada peserta pengguna tentang pelayanan yang diberikan oleh masing-masing jaminan kesehatan JPKM Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ataupun JKN Jaminan Kesehatan Nasional di kota Sawahlunto.
Tujuan : Mengetahui hubungan dan membandingkan antara sistem jaminan kesehatan JPKM dan JKN terhadap kepuasan peserta dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di kota Sawahlunto.
Metode : menggunakan cross-sectional, dengan sampel pada penelitian ini diberikan kuesioner ServQual yang terdiri atas harapan dan kinerja. Subjek : Masyarakat yang pernah atau sedang menggunakan JPKM dan JKN, jumlahnya adalah 182 orang.
Analisa : Kepuasan pengguna dilihat dengan menganalisa gap antara kinerja dan harapan pada status sosiodemografi dan uji komparasi Mann Whitney test untuk melihat perbedaan kepuasan JPKM dan JKN.
Kesimpulan hasil : terdapat perbedaan kepuasan pada dimensi assurance JKN kelompok usia, semakin muda tingkat kepuasannya semakin tinggi. Pada kelompok profesi PNS/pensiunan memiliki persepsi kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok profesi lainnya. Kemudian, dimensi assurance dan reliability memberikan pengaruh signifikan pada kepuasan total pengguna JPKM dan JKN. Selanjutnya, pengguna JPKM memiliki nilai hampir mendekati kepuasan dibandingkan JKN.

The new health insurance which change the old insurance it doesn rsquo t absolutely have a goodness. Therefore, we need observe user satisfaction in dental health service which have been given to users by JPKM Sub regional Community Health Insurance and JKN National Health Insurance in Sawahlunto city.
Purpose to see the relationship and compare between JPKM system and JKN system to user satisfaction in dental health service.
Method it was cross sectional study, the subject for this study were given expectation ServQual questionnaire and perception ServQual questionnaire. Subject all users had experiences using JPKM and JKN or were current users in Sawahlunto city, a total are 182 people.
Analysis user satisfaction was identified by analizing gap between perception and expectation on sosiodemographic status and comparison test Mann Whitney test to see significantly differences.
Conclusion of findings on JKN assurance dimention there are differences of satisfaction based on age variable. On profession variables, PNS pensiunan group has higher satisfaction than other professions. Then, reliability and assurance dimentions give signifficant effect to total satisfaction, and JPKM user have higher satisfaction than JKN user.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marianti Enikawati
"Latar Belakang : Trauma di rongga mulut memiliki prevalensi yang tinggi, terutama pada anak-anak. Avulsi gigi merupakan kasus trauma di rongga mulut yang paling berat dan sering terjadi di sekolah. Sekitar 64,5% kasus avulsi gigi tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena kurangnya pengetahuan guru sekolah terhadap pertolongan pertama avulsi gigi. Oleh karena itu, guru sekolah membutuhkan edukasi untuk meningkatkan prognosis perawatan pada anak. Salah satu media edukasi yang dapat digunakan yaitu poster. Penelitian mengenai pengaruh poster edukasi terhadap perubahan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar mengenai pertolongan pertama mandiri avulsi gigi belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi “Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi pada Anak” Metode Penelittian : Penelitian ini dilakukan di 13 sekolah dasar negeri di Jakarta Pusat, dengan total 54 guru yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah mengisi informed consent, pengetahuan awal diukur dengan menggunakan kuesioner kemudian guru membaca poster edukasi mengenai pertolongan pertama avulsi gigi. Setelah membaca poster, guru mengisi kembali kuesioner yang berisi pertanyaan yang sama. Perbedaan total skor pengetahuan sebelum dan sesudah membaca poster edukasi diuji secara statistik. Hasil : Nilai median total skor sebelum membaca poster adalah 5 sedangkan nilai median setelah membaca poster adalah 10. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p=0.000 yang menandakan terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi “Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi pada Anak” yang menandakan poster edukasi merupakan media edukasi yang efektif. 

Background : Oral trauma has a high prevalence, especially in children. Dental avulsion is the most severe type of oral trauma and school is the common place where dental avulsion occurs. Arround 64.5% of dental avulsion cases did not get proper treatment due to inadequate teachers’ knowledge about first aid management of dental avulsion; therefore, teachers need education to improve the prognosis of treatment. One of the educational media that can be used is poster. Research on educational poster’s effect on the knowledge of elementary school teachers regarding first aid management of dental avulsion has never been done in Indonesia. Objective: The purpose of this study is to analyse the difference of level on the knowledge of Elementary School Teachers Before and After Reading Educational Posters “First Aid Management Of Dental Avulsion on Children” Methods : This study was conducted in 13 public primary schools in central Jakarta, with a total of 54 teachers who met the inclusion criteria. After filling out the informed consent, initial knowledge was measured using a questionnaire, then the teacher read an educational poster about the first aid management of dental avulsion. After reading the poster, the teachers answered the questionnaire, which included the same questions as the first questionnaire. The difference between total knowledge scores before and after reading the educational poster was statistically counted. .Results : The median of total score before reading the poster was 5 while the median of total score after reading the educational poster was 10. The Wilcoxon test showed a significant difference (p=0.000) between the level of knowledge of elementary school teachers before and after reading the educational poster. Conclusion : There is a difference in the level of knowledge of elementary school teachers before and after reading the educational poster "Independent First Aid for Children's Avulsion Teeth" which indicates that the educational poster is an effective educational tool. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of this activity was to give problem solving of dental health promotion to kindergarten parents by simple innovation method including students and their parents, so that they both could be joining active emotionally. Until nowadays, dental health education to the kindergarten children doesn't do much. As we know, decay in this age can make many problems related with nutrition intake that will influence their growth. It's needed to make an effective education method to the kindergarten children that we hope it can make better dental health awareness since early. This paper describes a simple innovation method named the TOOTH FAN (KIPAS GIGI) which is a recording system shaped like a fan where each piece represents each tooth element that informing the dental health status. Data in KIPAS GIGI is written in a simple language casily understood, eg. decay, filling and missing. Using KIPAS GICI is reported can be done well and effective in Trisula Kindergarten and Mutiara Kindergarten in Kecamatan Kutoarjo and also Widodo Kindergarten in Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo. It shows increasing knowledge and awareness in parents as the object of education. Therefore, KIPAS GIGI method is a prospective undertaking to be used in Kindergarten to increase their dental health awareness."
Journal of Dentistry Indonesia, 2003
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Latar belakang : Trauma gigi pada kalangan anak-anak sering terjadi di sekolah dengan prevalensi 1 dari 14 murid menderita injuri di sekolah setiap tahunnya. Strategi perawatan dan pertolongan pertama yang tepat dapat menentukan prognosis gigi yang terkena trauma. Guru merupakan wali orang tua di sekolah yang dapat berperan dalam kasus trauma gigi yang terjadi di sekolah. Berdasarkan literatur, pengetahuan guru masih kurang mengenai trauma gigi anak. Sikap dan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal seperti atribut fisiologis berupa jenis kelamin, pengalaman, dan pekerjaan. Studi mengenai pengukuran sikap dan pengetahuan guru mengenai trauma gigi anak menggunakan kuesioner telah banyak dilakukan dengan populasi berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah menganalis hubungan jenis kelamin, lama pengalaman mengajar, dan bidang studi terhadap sikap dan pengetahuan guru sekolah dasar mengenai trauma gigi anak berdasarkan populasi di Indonesia. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah analitik korelasi. Sebanyak 90 guru sekolah dasar negeri (SDN) dari 14 SDN di Jakarta Pusat yang dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan uji korelasi Kendall. Hasil : Terdapat hubungan bermakna antara pengalaman mengajar dengan sikap guru mengenai trauma gigi anak (p<0.05) dengan korelasi linier negatif yang lemah. Namun, variabel-variabel lainnya tidak memiliki hubungan bermakna pada sikap maupun pengetahuan. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara lama pengalaman mengajar dengan sikap guru terhadap trauma gigi pada anak, sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara variabel-variabel lainnya. Secara umum didapati sikap guru sekolah dasar terhadap trauma gigi anak baik, sedangkan pengetahuan guru terhadap trauma gigi anak buruk.

Background : Dental trauma occur frequently in children with 1 of 14 students suffered from injury in school per year. Treatment strategy and proper immediate management could improve the prognosis of an injured tooth. Teacher has an important role providing first aid management in dental trauma case. However, there is still lack of knowledge from teacher about dental trauma in children. There are few factors that can affect attitude and knowledge such as gender, experience, and occupation. Evaluation of attitude and knowledge through questionnaire has been widely used in many countries. The purpose of this research was to analyze the relationship between gender, teaching experience, and school subject toward elementary school teacher’s attitude and knowledge about dental trauma in children based on Indonesia population. Methods : This is a correlation analysis research. Subjects were 90 teachers from 14 public elementary schools in Central Jakarta who were chosen randomly to fill in a questionnaire. Data is analyzed with Kendall correlation. Results : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude (p<0.05) with a weak negative linear correlation. There is no significant correlation between other variables. Conclusion : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude toward dental trauma in children. In the other hand, there are no significant relationship between other variables to teacher’s attitude and knowledge. In general, teacher’s attitude is positive toward dental trauma in children while there was an insufficient knowledge of teacher about dental trauma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>