Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhea Syalsabilla Maharani
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nilai oswestry disability index (ODI) pada pekerja kantoran dengan non specific low back pain. Gangguan ini disebabkan oleh durasi duduk yang lama dan postur duduk yang salah. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desai pre-ekperimental. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 orang pekerja kantoran yang mengalami keluhan non specific low back pain. Intervensi dilakukan selama 12 sesi dengan frekuensi tiga kali seminggu. Menggunakan parameter ODI yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai ODI menurun dari 27,25% sebelum intervensi menjadi 11% setelah dilakukan intervensi, dengan nilai p<0,001, menunjukkan perbedaan signifikan. Penurunan ini menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional dalam aktivitas sehari-hari. Penelitian ini memberikan bukti bahwa core stability exercise efektif dalam mengurangi nyeri dan disabilitas, serta meningkatkan kualitas hidup pekerja kantoran yang mengalami masalah low back pain. Hasil ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk intervensi fisioterapi dalam manajemen non specific low back pain di lingkungan kerja, serta meningkatkan kesadaran trentang pentingnya kenyamanan dan aktivitas fisik dalam mengurangi risiko low back pain.

This study aims to analyze the effect of core stability exercise on reducing the oswestry disability index (ODI) value in office workers with non-specific low back pain. This disorder is caused by long sitting duration and incorrect sitting posture. The method used is quantitative with pre-experimental design. The sample in this study were 16 office workers who experienced non-specific low back pain complaints. The intervention was carried out for 12 sessions with a frequency of three times a week. Using ODI parameters carried out before and after the intervention. The results showed that the average ODI value decreased from 27.25% before the intervention to 11% after the intervention, with a p value <0.001, indicating a significant difference. This decrease indicates an increase in functional ability in daily activities. This study provides evidence that core stability exercise is effective in reducing pain and disability, as well as improving the quality of life of office workers who experience low back pain problems. These results are expected to be a reference for physiotherapy interventions in the management of non-specific low back pain in the work environment, as well as increasing awareness of the importance of comfort and physical activity in reducing the risk of low back pain."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Fiter
"Latar belakang: Nyeri punggung bawah NPB pada perawat di RSUD tempat penelitian menyebabkan perawat yang menderita NPB menjadi kurang produktif karena nyeri dan disabilitas. Hal ini juga mengakibatkan tingginya angka absensi dan tingginya angka berobat ke klinik pegawai. Dipikirkan cara yang efektif, murah, mudah dan aman untuk mengatasi NPB pada perawat RSUD, yaitu dengan latihan punggung. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek latihan punggung terhadap tingkat nyeri dan nilai disabilitas pada perawat yang menderita NPB nonspesifik subakut dan kronik di RSUD tersebut.
Metode: Desain penelitian ini adalah eksperimental kuasi. Sampel berjumlah 20 orang dan diberikan intervensi berupa latihan punggung sebanyak dua kali seminggu dengan durasi 30 menit selama empat minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tingkat nyeri menggunakan Visual Analog Scale VAS dan nilai disabilitas menggunakan Roland Morris Disability Questionnaire RMDQ sebelum dan sesudah intervensi. Variabel lain yang ikut diteliti adalah faktor umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, adanya kecenderungan gangguan mental emosional dan masa kerja.
Hasil: Tingkat nyeri sebelum intervensi latihan adalah 3,4 0,8 sedangkan tingkat nyeri sesudah intervensi latihan adalah 0,5 0-5,6. Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna tingkat nyeri sebelum dan sesudah intervensi p < 0,001. Nilai disabilitas sebelum intervensi adalah 6,8 2,1 sedangkan nilai disabilitas sesudah intervensi adalah 1,0 0-6,0. Hasil uji statistik terdapat perbedaan bermakna nilai disabilitas sebelum dan sesudah intervensi p < 0,001. Terdapat hubungan bermakna antara kecenderungan gangguan mental emosional terhadap perubahan nilai disabilitas p < 0,05.
Kesimpulan dan saran: Ada perbedaan bermakna tingkat nyeri dan nilai disabilitas pada perawat yang menderita NPB non-spesifik subakut dan kronik sebelum dan sesudah intervensi. Perlu dilakukan latihan punggung secara teratur bagi perawat yang menderita NPB nonspesifik subakut dan kronik sebagai tatalaksana NPB yang efektif, murah, mudah dan aman. Kata kunci: NPB, nyeri punggung bawah nonspesifik, tingkat nyeri, disabilitas, perawat, latihan punggung

Background: Low back pain LBP in nurses led them to become less productive due to pain and disability. It also affects nurse rsquo s absenteeism and increases clinic visits. Therefore, it is necessary to find the exact strategy to overcome this problem by applying back exercise. The purpose of this study was to prove the effect of back exercise on level of pain and disability in subacute and chronic non specific LBP on ward hospital nurses.
Method: The design of this study was quasi experimental with 20 samples. Subjects were given back exercise intervention about 30 minutes of duration, twice in a week for four weeks. Data were obtained by Visual Analog Scale VAS and Roland Morris Disability Questionnaire RMDQ before and after back exercise intervention. Other variables that come under study were age, gender, body mass index, regular exercise habit, tendency of mental emotional disorder, and years of working.
Result: Level of pain before back exercise intervention was 3.4 0.8 while level of pain after back exercise intervention was 0.5 0 5.6. The difference was statistically significant p 0,001. Disability score before back exercise intervention was 6.8 2.1 while disability score after back exercise intervention was 1.0 0 6.0. The difference was statistically significant p 0.001. There was a significant relationship between the tendency of mental emotional disorder to the change of disability score p 0.05.
Conclusion and recommendation: There was significant difference on level of pain and disability in subacute and chronic non specific LBP nurses before and after back exercise intervention. Doing back exercise regularly are recommended. Key words LBP, nonspecific low back pain, level of pain, disability, nurses, back exercise.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Prima Oktarina
"Latar belakang: Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan kerja yang dilaporkan sebagai alasan umum ketidakhadiran operator dump truck di Industri Pertambangan PT.X. Operator alat berat memiliki risiko untuk terjadi NPB karena aktivitas pekerjaan. Sementara latihan peregangan membantu mencegah NPB dengan meningkatkan fleksibilitas neuromuskuler dan mengurangi rasa nyeri. Manfaat latihan peregangan untuk operator alat berat khususnya dump truck belum banyak diteliti dan perlu dilakukan intervensi berupa latihan peregangan terhadap operator dump truck yang mengalami NPB.
Tujuan: Mengetahui efek latihan peregangan saat bertugas terhadap NPB pada operator dump truck di industri pertambangan PT.X
Metode: Penelitian quasi experiment dengan pendekatan control group pretest-posttest melibatkan 76 operator yang mengalami NPB, masing-masing 38 operator dipilih secara purposive sampling untuk kelompok kontrol dan intervensi. Kelompok kontrol hanya menerima video edukasi pencegahan NPB dan kelompok intervensi menerima intervensi standar dan Latihan Peregangan Punggung Bawah. Penelitian dilakukan selama 4 minggu. Tingkat nyeri dan fleksibilitas diukur setiap minggunya. Tingkat nyeri dan fleksibilitas punggung bawah dinilai dengan Numeric Rating Scale (NRS) dan V-Sit and Reach Test. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan general linear model (GLM).
Hasil Penelitian: Selama latihan peregangan, terdapat penurunan signifikan tingkat nyeri dan peningkatan fleksibilitas setiap minggunya. Pada akhir intervensi, terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat nyeri punggung bawah dan fleksibilitas pada kelompok kontrol dan intervensi (p<0,001). Tidak ada hubungan signifikan antara penurunan nyeri dan peningkatan fleksibilitas selama latihan peregangan.
Kesimpulan: Latihan peregangan punggung bawah secara signifikan dapat mengurangi tingkat nyeri dan meningkatkan fleksibilitas pada NPB. Latihan peregangan ini dapat digunakan sebagai salah satu program latihan peregangan di tempat kerja untuk pencegahan NPB. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh latihan peregangan pada operator alat berat lainnya.

Background : Lower Back Pain (LBP) is an occupational health problem that is reported as a common reason for the absence of dump truck operators in the mining industry of PT.X. Heavy Eequipment Vehicle (HEV) operators are at risk for LPB due to work activities. Stretching exercises help prevent LBP by increasing neuromuscular flexibility and reducing pain. The benefits of stretching exercises for HEV operators, especially dump trucks, haven’t been studied yet and interventions need to be carried out regarding the effects of stretching exercises on dump truck operators who experience LBP
Purpose: Determine the effect of stretching exercises especially pain level and flexibility in lower back while on duty towards low back pain in dump truck operators at the coal mining industry PT.X.
Methods: A nonrandomized controlled trial with a pretest-posttest control group approach involved 76 dump truck operators who experienced LBP, each of which 38 operators were selected by purposive sampling for the control and intervention groups. The control group only received LBP prevention education videos and the intervention group received standard intervention and Lower Back Stretching Exercises. This study were performed for 4 weeks. Pain and flexibility levels were measured at the start of the program, weekly, until the end of the program. Low back pain and flexibility were assessed using the Numeric Rating Scale (NRS) and the V-Sit and Reach (VSR) test. The data obtained were analyzed using univariate, bivariate, and general linear models (GLM).
Results: During stretching exercises, there was a significant reduction in pain levels and a significant increase in flexibility each week. At the end of the intervention, there was a significant difference between the level of pain and flexibility on LBP in the control and intervention groups (p<0.001). There is no significant relationship between reduced pain and increased flexibility during stretching exercises.
Conclusion: Lower back stretching exercises can significantly reduce pain levels and increase flexibility in LBP. This stretching exercise can be used as one of the stretching programs at work for the prevention of LBP. Further research is needed on the effect of stretching exercises on other heavy equipment operators.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santody Hasan
"Latar belakang dan tujuan: Pekerja informal umumnya bekerja tanpa mempertimbangkan sisi ergonomi yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa gangguan tulang dan otot/musculoskeletal disorders (MSDs) seperti Nyeri Punggung Bawah (NPB). Gerakan Fleksi William adalah salah satu jenis gerakan latihan fisik untuk mencegah NPB. Penelitian ini bertujuan menilai efektifitas gerakan Fleksi William dalam menurunkan prevalensi NPB dan skor pada nyeri Visual Analog Scale (VAS).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cluster-Randomized Controlled Trial (RCT) dengan 200 orang responden (100 orang kelompok eksperimen; 100 orang kelompok kontrol). Intervensi berupa latihan gerakan Fleksi William yang dilakukan selama dua minggu pada Januari 2017 dengan pembanding/kontrol tanpa latihan. Penilaian atas prevalensi NPB (melalui proses diagnosis klinis yaitu anamnesis dan pemeriksaan fisik) dan keluhan nyeri dengan pengukuran skor nyeri VAS di tempat kerja sebelum dan setelah intervensi pada pekerja informal bengkel sepatu di Ciomas Kabupaten Bogor.
Hasil: Terdapat penurunan bermakna prevalensi NPB pada kelompok yang diberikan intervensi gerakan Fleksi William dibandingkan dengan yang tidak (76% menjadi 16% versus 68% menjadi 28%; p = 0,041). Terdapat penurunan bermakna pada rerata skor nyeri setelah intervensi dengan skala VAS pada kelompok eksperimen yang diberikan intervensi gerakan Fleksi William selama dua minggu bila dibandingkan dengan yang tidak (skor VAS 4 menjadi 2 versus 3 menjadi 2; p = 0,028). Didapatkan Number Needed to Treat (NNT) = 8 yaitu gerakan Fleksi William dapat menambah penurunan prevalensi NPB satu orang pada pekerja informal bengkel sepatu dengan delapan orang yang mengikuti gerakan tersebut.
Kesimpulan: Gerakan Fleksi William efektif menurunkan NPB pada pekerja informal bengkel sepatu.

Background and objectives: Informal workers generally work without considering the ergonomic side that can lead to occupational health problems such as bone and muscle disorders/musculoskeletal disorders (MSDs) such as Lower Back Pain (NPB). William's Flexion movement is one type of physical exercise to prevent LBP. This study aims to assess the effectiveness of William's Flexion movement reducing the prevalence of NPB and Visual Analog Scale pain score (VAS) in the group given the intervention.
Method: This study used Cluster-Randomized Controlled Trial (RCT) design with 200 respondents (100 experimental group, 100 control group). The intervention was a two-week exercise of the William's Flexion movement in January 2017 with a comparison/control without the training. Assessment of the prevalence of LBP (through the diagnostic process of history taking and physical examination) and pain complaints by measurement of VAS pain scores in their place before and after intervention in informal shoe production workshop in Ciomas Bogor District.
Results: There was a significant decrease in the prevalence of NPB in the group given the intervention of the William's Flexion movement compared with those not (76% to 16% versus 68% to 28%; p = 0.041). There was a significant decrease in the mean pain scores after intervention with VAS scale in the experimental group given William's Flexion intervention for two weeks when compared with those not (VAS score 4 to 2 versus 3 to 2; p = 0.028). Obtained Number Needed to Treat (NNT) = 8 or number of worker in informal shoe production workshops who need to be treated to avoid one additional event with William's Flexion movement are eight people.
Conclusion: William's Flexion movement effectively decreases NPB in informal shoe production workshops.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andari Elsa Dwi Putri
"Pendahuluan: Low back pain adalah penyakit musculoskeletal yang disebabkan oleh gangguan akibat kerja. Kejadian nyeri punggung bawah di Dunia mencapai 15-45% dengan berbagai variasi diantaranya ialah 33% penduduk di beberapa Negara berkembang mengalami nyeri persisten. Persentase penderita lowback pain di Indonesia sebanyak 18 %, yang terjadi akibat berbagai faktor seperti kegemukan, gangguan musculoskeletal, usia >35 tahun, genetik, perokok aktif, dan gangguan akibat beban kerja. Teknik slow stroke back massage memberikan efek relaksasi pada vaskularisasi, saraf, dan muscular sehingga dapat menjadi intervensi mengurangi nyeri Teknik ini diberikan 12-15 kali pijatan selama 3-5 menit , penelitian ini juga memberikan kombinasi William flexion exercise merupakan latihan bagi kasus nyeri akibat low back pain Teknik yang dilakukan bisa untuk mengatasi nyeri, menstabilakan lower stability hamstring trunk untuk mengaktifkan abdominal muscle, gluteus maksimus, menjadikan fleksibility hip muscle dan lowerback. Latihan ini diberikan sebanyak 3-4 kali selama satu minggu untuk menurunkan intensitas nyeri low back pain.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi slow stroke back massage dan William flexion exercise terhadap nyeri low back pain pada perawat kamar operasi rumah sakit An-Nisa Tangerang.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental pretest dan posttest dengan control group. Sampel dalam penelitian ini ialah 40 orang 20 orang kelompok intervensi dan 20 orang kelompok kontrol.
Hasil: Pada penelitian ini menunjukkan hasil uji statistic wilxocon Asym.sig. sebesar 0,000 (nilai p), maka dapat ambil keputusan bahwa jika nilai p<0,05 dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi.
Kesimpulan:kompinasi slow stroke back massage dan William flexion exercise memiliki pengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri low back pain pada perawat kamar operasi.

Introduction: Low back pain is a musculoskeletal disease caused by work-related disorders. The incidence of low back pain in the world reaches 15-45% with various variations including 33% of the population in several developing countries experiencing continuous pain. The percentage of low back pain sufferers in Indonesia is 18%, which occurs due to various factors such as obesity, musculoskeletal disorders, age > 35 years, genetics, active smokers, and workload-related disorders. The slow stroke back massage technique has a relaxing effect on vascularization, nerves and muscles so that it can reduce pain intervention. This technique is given 12-15 massages for 3-5 times. low back pain, the technique can be used to treat pain, stabilize the lower hamstring trunk stability to activate the abdominal muscles, gluteus maximus, make the hip and lower back muscles flexible. This exercise is given 3-4 times a week to reduce the intensity of low back pain.
Purpose: This study aims to determine the effect of a combination of slow stroke back massage and William flexion exercise on low back pain in operating room nurses at An-Nisa Hospital, Tangerang.
Methods: This study used a quasi- experimental design with pretest and posttest with a control group. The sample in this study were 40 people, 20 people in the intervention group and 20 people in the control group.
Results: In this study, the results of the Wilxocon Asym.sig statistical test were shown. of 0.000 (p value), then it can be concluded that if the p value <0.05 it can be said that there is a significant difference before and after the intervention.
Conclusion: the combination of slow stroke back massage and William flexion exercise has an effect on reducing the intensity of low back pain in operating room nurses.Keywords: Slow Stroke Back Massage, William Flexion Exercise, Low Back Pain, Nurse, Operating Room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharp, Elizabeth
Shaftesbury: Element, 1993
617.564 SHA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Nafisah
"Low Back Pain atau LBP adalah nyeri pada daerah punggung bagian bawah, yang dapat menimbulkan nyeri dengan frekuensi nyeri yang bervariasi. LBP pada tenaga kesehatan paling sering terjadi pada perawat, hal ini karena beban kerja perawat yang tinggi, dan beberapa jenis tindakan seperti angkat pasien, melakukan mobilisasi, ambulasi dan transfer pasien yang dilakukan secara berulang-ulang. Nyeri LBP yang ditimbulkan akan mempengaruhi kualitas hidup dan juga pekerjaan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hot herbal compress terhadap penurunan skala nyeri LBP pada perawat di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain quasi exsperiment dengan pre dan postest design dengan melibatkan 34 responden yang dikelompokan menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Pemilihan responden penelitian dengan tehnik consequtive sampling. Penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan rerata skala nyeri setelah pemberian hot herbal compress antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol (p=0,001).Terdapat perbedaan rerata penurunan skala nyeri LBP dengan diberikan terapi hot hot herbal compress daripada kelompok yang tidak diberikan terapi. Terdapat pengaruh yang signifikan hot herbal compress untuk mengatasi nyeri LBP pada perawat. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan hot herbal compress sebagai salah satu alternatif intervensi yang dapat digunakan dalam menurunkan nyeri LBP pada perawat.

Low Back Pain (LBP) is pain in the lower back that can have varying pain frequencies. LBP in health workers is most common in nurses, owing to their high workload and a variety of repetitive actions such as lifting patients, mobilization, ambulation, and patient transfers. The pain caused by LBP will have an impact on one's quality of life as well as the work of nurses in providing care to patients. The purpose of this study is to see how Hot Herbal compress  affect the LBP pain scale in nurses at Fatmawati Hospital in South Jakarta. Methods: This study employed a quasi-experimental design with pre and post test designs, with 34 participants divided into intervention and control groups. The technique of consecutive sampling was used to select research participants. Result: The findings of this study revealed a significant difference in the mean pain scale after giving Hot Herbal compress to the intervention and control groups (p=0.000). Conclusion: There is a difference in the average decrease in LBP pain scale by giving hot herbal compress therapy compared to the group that was not given therapy. There is a significant effect of herbal compress balls to treat LBP pain in nurses. As a result, researchers recommend herbal compresses as an alternative intervention for reducing LBP pain in nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofiyah Izdihar Binauf
"Persepsi kinesiophobia merupakan ketakutan berlebihan dan tidak rasional terhadap gerakan disebabkan oleh penghindaran rasa sakit yang berakhir memperburuk prognosis pada lansia dengan nyeri punggung bawah kronik non-spesifik (NSCLBP). Ketakutan untuk bergerak ini dapat menghambat proses penyembuhan dan memperburuk disabilitas fungsional. Latihan core stability yang spesifik telah terbukti efektif dalam menangani keluhan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh latihan core stability dalam mengurangi persepsi kinesiophobia pada lansia dengan NSCLBP. Penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 24 subjek lansia perempuan dengan NSCLBP berusia 55-74 tahun dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Kelompok intervensi menerima latihan core stability dengan rancangan khusus bagi lansia selama 12 sesi (30-45 menit/set) disertai edukasi leaflet. Sedangkan, kelompok kontrol hanya menerima edukasi leaflet satu kali. Evaluasi dilakukan menggunakan TAMPA Scale for Kinesiophobia (TSK), Visual Analog Scale (VAS), Sahrmann Core Stability Test (SCST), dan Oswestry Disability Index (ODI) dengan analisis data menggunakan paired t-test, independent t-test, dan uji PROCESS macro. Hasil menunjukkan adanya penurunan yang signifikan pada kelompok intervensi terhadap TSK (p=0,000), VAS (p=0,000), dan ODI (p=0,000), serta peningkatan SCST (p=0.006). Perbandingan antar kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan, kecuali pada VAS (p=0,096). Analisis peran mediator tidak menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik terhadap efek tidak langsung dalam pengurangi persepsi kinesiophobia. Kesimpulannya, latihan core stability efektif dalam mengurangi persepsi kinesiophobia pada lansia dengan NSCLBP. Intervensi ini direkomendasikan sebagai pendekatan fisioterapi yang komprehensif, mencakup aspek fisik dan psikologis dalam proses rehabilitasi lansia.

Kinesiophobia is an excessive and irrational fear of movement caused by pain avoidance, which can worsen the prognosis in elderly individuals with non-specific chronic low back pain (NSCLBP). This fear of movement may hinder the healing process and increase functional disability. Specific core stability exercises have been shown to be effective in improving this condition. This study aimed to analyse the effect of core stability exercises on reducing the perception of kinesiophobia among elderly with NSCLBP. This research used a quasi-experimental design with a quantitative approach. 24 female elderly subjects with NSCLBP aged 55 - 74 years were randomly assigned into two groups. The intervention group received a specifically designed core stability exercises for older adults over 12 sessions (30-45 minutes/set) along with leaflet-based education, while the control group received only a single session of leaflet education. Outcome measure using the TAMPA Scale for Kinesiophobia (TSK), Visual Analog Scale (VAS), Sahrmann Core Stability Test (SCST), and Oswestry Disability Index (ODI). Data were analyzed using paired t-test, independent t-test, and PROCESS macro for mediator. The results revealed a significant reduction in TSK (p=0.000), VAS (p=0.000), and ODI (p=0.000) in the intervention group, along with improvement in SCST (p=0.006). Between-group comparisons showed significant difference in all variables, except for VAS (p=0.096). The role of mediators analysis showed no statistically significant results for the indirect effect in reducing the perception of kinesiophobia. In conclusion, core stability exercises are effective in reducing the perception of kinesiophobia in elderly indivuduals with NSCLBP. This intervention is recommended as a comprehensive physiotherapeutics approach that addresses both physical and psychological aspects of rehabilitation in older people."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Natasya Moulina
"Selama masa kehamilan tubuh wanita hamil mengalami perubahan fisiologis untuk mendukung dan memelihara janin, mempersiapkan persalinan dan menyusui. Perubahan fisiologis yang nyata terjadi pada wanita hamil yaitu relaksasi sendi panggul akibat peningkatan hormon relaksin dan ukuran uterus yang semakin besar sehingga membuat perubahan pada pusat gravitasi tubuh. Hal ini yang menyebabkan nyeri punggung bawah pada wanita hamil. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar wanita hamil pada trimester III mengeluhkan nyeri punggung bawah. Hal ini yang memunculkan masalah keperawatan nyeri akut pada punggung bawah. Apabila nyeri punggung bawah saat hamil tidak diberikan intervensi dengan baik nyeri yang dirasakan dapat berlanjut sampai bayi lahir. Intervensi yang digunakan untuk mengontrol nyeri punggung bawah pada wanita hamil yaitu dengan penerapan back-stretch exercise secara rutin. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada wanita hamil trimester III yang mengalami nyeri punggung bawah dengan penerapan back-stretch exercise. Karya ini menggunakan metode case study pada salah satu pasien Puskesmas Kecamatan Ciracas. Hasil evaluasi dari penerapan back-stretch exercise secara rutin adalah menurunnya skala nyeri punggung bawah yaitu dari skala sedang menjadi skala ringan. Oleh karena itu, karya tulis ini menganjurkan pemberian intervensi back-stretch exercise pada wanita hamil yang mengalami nyeri punggung bawah.

During pregnancy, the body of a pregnant woman undergoes physiological changes to support and nurture the fetus, prepare for childbirth, and breast-feeding. Significant physiological changes that occur in pregnant women are relaxation of the hip joints due to an increase in the hormone relaxin and the size of the uterus which getting bigger so that it makes changes in the body's centre of gravity. This is what causes low back pain in pregnant women. Based on the results of the research, most pregnant women in the third trimester complained about low back pain. This causes a nursing problem of acute pain in the lower back. If low back pain during pregnancy is not given a good intervention, the pain can continue until the baby is born. The intervention that was used to control low back pain in pregnant women was the application of back-stretch exercise on a regular basis. This paper aims to analyze the nursing care in third trimester pregnant women who experienced low back pain with the application of back-stretch exercise. This study used a case study method on a patient at the Ciracas district health center (Puskesmas Kecamatan Ciracas). The evaluation of the back-stretch exercise implementation on a regular basis showed that there was a decrease in the scale of low back pain, from a moderate scale to a mild scale. Therefore, this paper recommends providing back-stretch exercise interventions to pregnant women who have experienced low back pain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>