Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15339 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Butterworths, 1986
616.129 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Asyrofi
"Pasien heart failure sering mengalami masalah intoleransi aktifitas dan keletihan yang membutuhkan intervensi manajemen energi untuk menghasilkan toleransi aktifitas, ketahanan, konservasi energi, dan self-care activity daily living. Penelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan manajemen energi pasien heart failure. Desain cross sectional, sampel 132 responden, teknik consecutive sampling.
Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara pengetahuan, ansietas, dan dukungan sosial dengan manajemen energi, dan ansietas menjadi faktor dominan. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan ansietas, dan meningkatkan dukungan sosial pasien heart failure, sehingga diharapkan dapat meningkatkan manajemen energi pasien heart failure.

Patients with heart failure often experienced activity intolerance and fatique which need energy management intervention in order to gain activity tolerance, endurance, energy conservation, and self-care; activity daily living. This research aims was analyzing the factors dealing with energy management of the patients with heart failure. This research was using cross-sectional design and consecutive sampling technique with 132 respondents.
The finding of this research showed a significant association between knowlege, anxiety, and social support factors with energy management, among these variables anxiety becomes the dominant factor. This study recommends to improve knowledge, reduce anxiety and improve social support of the heart failure patients, which is expected to improve energy management of the heart failure patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinawati
"Gagal jantung merupakan istilah yang menunjukkan karakteristik gejala klinis yang dimanifestasikan dengan kelebihan volume cairan, tidak adekuatnya perfusi jaringan dan intoleransi aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien gagal jantung dalam manajemen perawatan diri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionaldengan melibatkan 43 responden.
Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik menunjukkan ketidakpatuhan dalam manajemen perawatan diri pada sebagian besar responden. Pada program pengobatan, sebagian besar responden menunjukkan kepatuhan, yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan untuk manajemen cairan, aktifitas, diet, dan psikososialmayoritas responden menunjukkan ketidakpatuhan. Perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi pasien gagal jantung yang dirawat diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekambuhan pasien.

Heart failure is a term that indicates the characteristic clinical symptoms manifested by excess fluid volume, inadequate tissue perfusion and activity intolerance. This study aims to describe the level of compliance in heart failure patient’s self-care management. This study used cross-sectional method by involving 43 respondents.
The results of univariate analysis according to characteristics indicated most of the respondents had non-compliance in self-care management. In term of medical treatment, the majority of respondents (74.4%) indicated compliance.However in term of fluids restriction, activity, diet, and psychosocial managements majority of respondents were non-compliance. The improvement of health education for heart failure patients will be expected to reduce the recurrence rate of heart failure patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinas Yudha Kusuma
"ABSTRAK
Tujuan: mendapatkan kuesioner Minnesota Living with Heart Failure MLHFQ versi bahasa Indonesia yang sahih dan handal untuk digunakan di Indonesia. Metode: studi ini merupakan studi potong lintang dengan 85 subyek rerata usia 58 11, pria 55 pasien gagal jantung kronik di poli kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kesahihan diuji dengan menilai kesahihan konstuksi multitrait multimethod analysis dan kesahian eksternal dengan membandingkan dengan kuesioner SF-36. Keandalan dinilai dengan menggunakan cronbach ?, dan intraclass coefficient correlation ICC . Hasil: MLHFQ bahasa Indonesia memiliki korelasi sedang-kuat antara domain dan item pertanyaan r 0,571-0,748, ABSTRACT
Aim to obtain a valid and reliable Indonesian version of MLHFQ for Indonesian application. Methods This cross sectional study enroled 85 patients mean age 58 11, male 55 with chronic heart failure of of cardiology clinic Ciptomangunkusumo Central Hospital Jakarta. Validity of MLHFQ was evaluated by measuring construct validity using multitrait multimethod analysis and by compairing MLHFQ with SF 36. Reliability of MLHFQ was evaluated by calculating Intraclass Correlation Coefficient ICC and by calculating cronbach to determine internal consistency Results Indonesian version of MLHFQ has moderated strong correlation item to domain correlation r 0,571 0,748, p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Mentari
"Jumlah penduduk kota yang semakin banyak akan menyebabkan banyak hal salah satunya ancaman dari penyakit tidak menular yang begitu banyak terjadi. Salah satu penyakit menular yang banyak terjadi adalah gagal jantung. Gagal jantung yang merupakan penyakit kronik akan menimbulkan masalah psikologis salah satunya ketidakberdayaan. Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan analisis asuhan keperawatan ketidakberdayaan pada klien dengan gagal jantung. Penulis melakukan asuhan keperawatan psikososial khususnya ketidakberdayaan selama tiga hari.Evaluasi hasil implementasi menunjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan tanda dan gejala yang terjadi pada klien. Perlu dilakukan kolaborasi intervensi generalis dan spesialis agar didapatkan hasil yang lebih optimal.

The population of the town that more and more will cause a lot of things one of them the threat of non-communicable diseases. One of non-communicable diseases which are heart failure. Heart failure is a chronic disease that will lead to psychological problems is one of powerlessness. The author conducted a powerlessness psychosocial nursing care for three days. Evaluation of the results of implementation shows that there is a slight decrease in the signs and symptoms that occurred on the client. Need to do interventions collaboration generalists and specialists to get optimal results for patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Farida Rachmi
"Self-care merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien gagal jantung. Self-care adalah pengambilan keputusan secara natural oleh individu dalam berperilaku untuk mempertahankan kestabilan fisiologis tubuhnya dan sebagai respon terhadap tanda dan gejala yang terjadi pada diri individu. Keadekuatan individu dalam melakukan self-care dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal dari individu. Identifikasi faktor tersebut menjadi bagian penting untuk memberikan asuhan keperawatan mengenai self-care yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, lama diagnosis, tingkat pengetahuan, tingkat depresi, serta dukungan sosial terhadap self-care. Desain penelitian menggunakan cross sectional survey pada 120 responden yang diambil dengan tehnik purposive sampling di Poliklinik Jantung. Penelitian menggunakan kuesioner SCHFI (self-care heart failure index) dalam mengukur self-care responden.
Hasil penelitian menunjukan pekerjaan (p=0,055; CI 95%), pendidikan (p=0,232; CI 95%), dan penghasilan (p=0,027; CI 95%) mempengaruhi self-care individu secara signifikan. Responden yang bekerja, berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan lebih dari Rp. 2.000.000 memiliki self-care yang lebih adekuat.

Adherence to self-care is important for heart failure patients to improve their quality of life. Self-care defined as individual naturalistic decision making process that's patients use in the choice of behaviors that maintain physiological stability and as a respons to underlying sign and symptoms. Understanding the factors that enable or inhibit self-care is essential in developing effective health care interventions.
The Aim of study was to analyze and identified factors (characteristic, functional class, comorbidity, time was diagnosed, knowledge, depression, and social support) influencing self-care. Cross sectional design used in this study to measure 120 outpatients using Self-Care Heart Failure Index (SCHFI) Indonesian version questioner.
The result of the study indicated employe/e patients (p=0,055; CI 95%), have education higher than junior high school (p=0,232; CI 95%), and have income higher than Rp. 2.000.000 (p=0,027; CI 95%) showed more adequate in self-care behaviour. Self-care strategies for HF should targeted for patient with lower education, unemployed, and have an income lower than Rp. 2.000.000 to improve their quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Jumaiyah
"ABSTRAK
Heart Failure merupakan penyakit jantung kronik yang menimbulkan gangguan pada
semua sistem tubuh. Akibatnya kemampuan untuk self care berkurang termasuk
pemenuhan kebutuhan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan dimensi religi dengan self care pada penderita Heart Failure. Metode
penelitian menggunakan analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sempel 75 responden. Metode pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia 61 tahun, berjenis kelamin wanita 53,3%,
berpendidikan rendah 54,5%, berpenghasilan diatas UMR 56%, status kesehatan dengan
klasifikasi kelas II 60%. Analisis penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna
antara dimensi religi dengan self care (p value= 0,001; α = 0,05). Analisis lebih lanjut
menunjukan bahwa dimensi religi merupakan faktor yang dominan yang berhubungan
dengan self care. Rekomendasi peneliti adalah peningkatan peran perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan spiritual pada penederita Heart Failure dan
dikembangkan strategi self care practice.

ABSTRACT
Heart failure is a chronic heart disease causing disturbances in all systems of the body.
As a result, the ability to self care is diminished including fulfilling spiritual needs. The
purpose of this research is to find out the relationship between religious dimension and
self care in people with heart failure. The Research used correlative analytical methods
with cross sectional approach. The total sample of 75 respondents. The sample
collection method used a purposive technique sampling. Research results showed the
average age of 61 years; 53,3 % the female sex; 54,5 % educated low; 56 % earns
higher than regional minimum wage and health status with the classification class II 60
%. The finding showed that there is a relationship between religious dimension with
meaningful self care (p value=0,001; α=0,05). Further analyses showed that religious
dimension is a dominant factor associated with self care. Recommendations of the
research is improving role of nurses in providing spiritual care to patients with heart
failure and developing strategy of self care practice."
2013
T35504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mandey, Neila Mona Anita Grace
"Gagal jantung telah menjadi masalah yang terus berkembang diseluruh dunia dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi untuk penyakit kardiovaskular. Klasifikasi New York Heart Association (NYHA) digunakan sebagai pembagian fungsional untuk menentukan progresifisitas gagal jantung berdasarkan derajat keterbatasan gejala. Interleukin 1 (IL-1) memiliki anggota reseptor yaitu reseptor interleukin-1 (IL-1R) atau yang biasanya dikenal dengan nama interleukin-1 receptor like 1 (IL-1RL1) dan reseptor interleukin-18 (IL-18R). Tahun 1989 beberapa peneliti berhasil mengidentifikasi salah satu reseptor dari IL-1 yaitu ST2. Kadar ST2 yang tinggi di jantung menandakan bahwa pada pasien tersebut sedang berlangsung proses kerusakan jantung atau sedang terjadi proses remodeling. Pada pasien gagal jantung, kadar ST2 berkorelasi kuat dengan memberatnya penyakit dan mortalitas. Peningkatan kadar ST2 sesuai keadaan hipertrofi jantung, fibrosis dan disfungsi ventrikel. Penelitian longitudinal pre post tes ini terdiri dari 23 orang pasien gagal jantung klasifikasi NYHA III 70% dan IV 30%. Penderita laki-laki lebih banyak dari perempuan (51.4% vs 48.6%). Median usia NYHA III 52 tahun dan rerata usia NYHA IV 58 tahun. Penyebab gagal jantung terbanyak adalah CAD 52% dan non CAD 48%. Kadar ST2 pada awal hari perawatan lebih tinggi bermakna dibandingkan pada akhir hari perawatan 31.4 (14 – 129.2) ng/mL vs 18.4 (7.6 - 77.8) ng/mL, dengan p=0.001. Hasil ini menunjukkan dengan adanya perbaikan klinis penderita, terjadi penurunan kadar ST2 yang bermakna. Kadar ST2 berkorelasi dengan usia dan lama perawatan, namun tidak berkorelasi dengan jenis kelamin dan faktor penyebab gagal jantung. Disimpulkan bahwa ST2 dapat digunakan sebagai petanda untuk menentukan perbaikan klinis gagal jantung NYHA III & IV.

Heart failure has become a problem that continues to grow around theworld and causing high morbidity and mortality rate for cardiovascular disease Classification of New York Heart Association NYHA functional division isused to determine progressivity of heart failure based on the degree of symptomslimitation Interleukin 1 IL 1 has family of receptors that are interleukin 1 receptor IL 1R or commonly known as interleukin 1 receptor like 1 IL 1RL1 andinterleukin 18 receptor IL 18R In 1989 some researchers had identified thatone of the IL 1 receptor was ST2 ST2 levels were high in patient that haveongoing process of cardiac damage or remodelling process In heart failurepatients ST2 levels correlate strongly with disease and mortality Increased ST2levels was observed in circumstances such as cardiac hypertrophy fibrosis andventricular dysfunction This longitudinal pre post test study consists of 23 heart failure patientsNYHA classification III 70 and IV 30 was conducted There were moremale patients compare to female 51 4 vs 48 6 Median age of NYHA IIIwas 52 years and mean age of NYHA IV was 58 years The main cause of heartfailure was CAD 52 and non CAD 48 ST2 levels in the early days oftreatment was significantly higher than at the end of treatment 31 4 14 ndash 129 2 ng mL vs 18 4 7 6 ndash 77 8 ng mL p 0 001 These results indicate that patientswith clinical improvement showed significant decrease in ST2 level ST2 levelscorrelated with age and length of care but did not correlated with sex and cause ofheart failure It was conclude that ST2 can be used as a marker for assessment ofclinical improvement NYHA III IV of heart failure
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Saptono Fahrurodzi
"Gagal jantung memiliki angka bertahan hidup yang rendah. Sekitar 26 juta orang dewasa hidup dengan gagal jantung di dunia. Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi gagal jantung berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,13. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Indonesia berusia ge;18 tahun. Diagnosis gagal jantung decompensatio cordis berdasarkan diagnosa dokter. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 655.192 orang. Analisis data menunjukkan prevalensi gagal jantung terdiagnosis sebesar 0,1 . Faktor risiko yang paling besar terhadap kejadian gagal jantung di Indonesia adalah penyakit jantung koroner POR=42,578; 95 CI=35,982-50,383;p.

Heart Failure has a low survival rates. Approximately, 26 millions of adults live with heart failure in the world. According to Riskesdas 2013, the prevalence of heart failure based on doctor's diagnose was 0,13 . This research uses Riskesdas 2013 data with cross sectional study design. The sample were the ge 18 years people. Heart failure decompensatio cordis was based on doctor's diagnose. Total samples that were used in this research was 655.192. Data analysis shows the prevalence of heart failure based on doctor's diagnose was 0,1 . Coronary heart disease has the biggest risk of heart failure POR 42,578 95 CI 35,982 50,383."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Theresia Sri Rezeki
"Latar belakang: Rehospitalisasi 30 hari pada gagal jantung menyebabkan perburukan prognosis dan paling sering terjadi karena kongesti hemodinamik yang ditandai oleh tekanan pengisian ventrikel kiri (left ventricular end diastolic pressure/LVEDP) persisten tinggi. Oleh karena itu, dekongesti komplit harus dipastikan sebelum pasien pulang dari perawatan. Salah satu modalitas yang potensial adalah skor SAFE melalui evaluasi 3 komponen kongesti hemodinamik, yaitu: pompa (ejection fraction/EF), pipa (internal jugular vein collapsibility index/IJVCI dan inferior vena cava/IVC) dan jaringan interstisial (B-lines). Pada studi ini, rerata E/e’ ditambahkan pada skor SAFE dengan pertimbangan nilai prognostik rerata E/e’ dalam memprediksi kejadian rehospitalisasi.
Tujuan: Membandingkan skor SAFE dan skor SAFE+rerata E/e’ dalam memprediksi rehospitalisasi 30 hari terkait gagal jantung akut.
Metode: Dilakukan studi kohort prospektif dengan melibatkan 82 orang pasien gagal jantung akut yang dirawat di RSJPDHK. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan untuk membandingkan kemampuan prediksi skor SAFE dan skor SAFE+rerata E/e’ terhadap rehospitalisasi 30 hari terkait gagal jantung akut.
Hasil: Insidensi rehospitalisasi 30 hari terkait gagal jantung akut mencapai 19,5%. Kurva Kaplan-Meier menunjukkan rehospitalisasi lebih rendah pada kondisi euvolemia daripada hipervolemia (p 0,003). Skor SAFE+rerata E/e’ memiliki kemampuan prediksi rehospitalisasi 30 hari yang lebih baik daripada skor SAFE (AUC 0,77 [95% CI: 0,64 – 0,89] vs AUC 0,74 [95% CI: 0,62 – 0,85]).
Kesimpulan: Skor SAFE+rerata E/e’ memiliki kemampuan prediksi rehospitalisasi 30 hari terkait gagal jantung akut yang lebih baik daripada skor SAFE.

Background: Short-term-rehospitalization worsens prognosis and frequently occurs due to persistently high LVEDP (hemodynamic congestion) among patients with heart failure (HF). Therefore, it is necessary to ascertain complete decongestion prior to hospital discharge. SAFE score is a potential scoring system to do so because it measures 3 main components of hemodynamic congestion: pump (EF), pipe (IJVCI and IVC) and interstitial tissue (B-lines). In this study, average E/e’ is added to SAFE score considering its clinically significant prognostic value in predicting risk of rehospitalization among patients with HF.
Aim: To compare SAFE score and SAFE score+average E/e’ in predicting 30-day-acute HF (AHF)- related-rehospitalization.
Methods: A prospective cohort study was conducted by involving 82 patients admitted with AHF in National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK). Bivariate and multivariate analysis were done to find out which of the 2 models: SAFE score and SAFE score+average E/e’ could better predict risk of 30-day-AHF-related-rehospitalization.
Results: The incidence of 30-day-AHF-related-rehospitalization in this study was 19,5%. By using Kaplan-Meier curve, we identified significantly lower 30-day-AHF-related-rehospitalization in patients discharged with euvolemia than those with hypervolemia (p 0,003). SAFE score+average E/e’ had better predictive properties than SAFE score regarding 30-day-AHF-related-rehospitalization (AUC 0,77 [95% CI: 0,64 – 0,89] vs AUC 0,74 [95% CI: 0,62 – 0,85]).
Conclusion: SAFE score+average E/e’ had better predictive properties than SAFE score regarding 30- day-AHF-related-rehospitalization.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>