Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahmadiana
"Penelitian ini menginvestigasi pengaruh financial integration terhadap market-value leverage di emerging market dengan dikontrol variabel ukuran perusahaan, asset tangibility, growth opportunities, dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan menemukan bahwa pada 200 perusahaan non finansial dan non utilitas Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand pada tahun 2005-2010 menunjukkan bahwa integrasi pasar ekuitas lebih signifikan mempengaruhi market-value leverage dibandingkan integrasi pasar kredit. Ukuran perusahaan, asset tangibility, growth opportunities, dan profitabilitas mempengaruhi market-value leverage. Semakin tinggi tingkat integrasi, perusahaan high-growth akan menggunakan pendanaan ekuitas dibandingkan perusahaan low-growth.

This research investigates the impact of financial integration toward market-value leverage in emerging market, controlled by firm size, asset tangibility, growth opportunities, and profitability. This research use ordinary least square (OLS) method and find that in 200 non financial and non utilities firms in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand in 2005-2010, equity market integration more affects firm's market-value leverage than credit market integration. Size, asset tangibility, growth opportunities, and profitability affect market-value leverage significantly. As integration proceeds to higher level, high-growth firms use equity financing than low-growth firms."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Maryati
"Lembaga asuransi syariah umum merupakan salah satu lembaga yang bertujuan untuk mengurangi risiko-risiko yang dihadapi masyarakat, dengan metode berbagi risiko dengan akad utama berdasarkan akad tolong menolong. Menurut Laporan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), industri asuransi umum syariah telah mengalami peningkatan baik dari premi yang diperoleh maupun dari segi kekayaan yang dimiliki perusahaan asuransi umum syariah.
Berdasarkan laporan perkembangan tersebut, salah satu yang menjadi perhatian dari badan pengawas asuransi yaitu Bapepam LK adalah tingkat kesehatan keuangan asuransi umum syariah. Salah satu pengukuran dari tingkat kesehatan keuangan tersebut adalah dengan melihat tingkat solvabilitas dari perusahaan asuransi umum syariah. Sedangkan faktor internal yang diduga berpengaruh terhadap kesehatan keuangan asuransi umum syariah adalah firm size, investment performance, operating margin, premium growth, surplus growth, combined ratio dan liquidity.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor internal apa saja yang berpengaruh terhadap kesehatan keuangan asuransi umum syariah dengan menggunakan model regresi logit. Berdasarkan hasil analisa regresi logit, diperoleh bahwa faktor yang menjadi penentu kesehatan keuangan asuransi umum syariah di Indonesia adalah faktor firm size, investment performance, operating margin dan liquidity.

Sharia general insurance (takaful) is an institution that aims to reduce the risks faced by the community, by sharing risk method with a major contract by risk sharing contract. According to reports of Badan pepam LK, the general insurance industry has increased both from premiums earned and the wealth owned by the general Islamic insurance companies.
According to the progress report, one concern of the Bapepam LK is the health of Islamic finance general insurance. One measure of the level of financial health is to look at the level of solvability of the Islamic general insurance company.
This study aims to determine what internal factors that affect the financial health Takaful seen from the ratio of solvability. Meanwhile internal factor that affect the financial health of general insurance company are firm size, investment performance, operating margin, premium growth, surplus growth, combined ratio and liquidity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Wiratama
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel ekonomi makro (inflasi, kurs, IHSG, SBI), volume perdagangan, time to maturity, price variability, dan peringkat utang terhadap variabel terikat yaitu yield SBSN di pasar sekunder. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan program EVIEWS. Penelitian ini mengolah data secara bulanan dengan urutan waktu atau time series dari September 2008 sampai dengan Oktober 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada α=5%, variabel volume trading, inflasi, kurs, dan IHSG berpengaruh negatif namun tidak signifikan. Sedangkan time to maturity berpengaruh positif yakni jika terjadi penurunan selama 1tahun pada time to maturity maka akan menyebabkan penurunan sebesar 0,0889% pada yield SBSN di pasar sekunder, SBI berpengaruh positif yakni jika terjadi kenaikan sebesar 1% pada SBI maka akan menyebabkan kenaikan sebesar 0,3861% pada yield SBSN di pasar sekunder, price variability berpengaruh positif yakni jika terjadi kenaikan sebesar 1% price variability maka akan menyebabkan kenaikan sebesar 0,5310% pada yield SBSN di pasar sekunder, dan peringkat utang berpengaruh positif yakni jika terjadi kenaikan sebesar 1 grade peringkat utang maka terdapat kenaikan sebesar 0,0363% pada yield SBSN di pasar sekunder.

The purpose of this research is to analyze the effect of macroeconomy variable (inflation, exchange rate, IHSG, interest rate of bank indonesia certificates (SBI)), trading volume, time to maturity, price variability, and credit rating on the dependent variable is SBSN/Sukuk Negara in the secondary market. This research used multiple linear regression analysis with EVIEWS. This research process data on a monthly basis with the time sequence or time series from September 2008 until October 2012.
The results showed at α=5%, volume trading, inflation, exchange rate, IHSG has negative influence but not significant to SBSN yield. Time to maturity has positif influence which is indicated if the time to maturity decrease 1 year, would decrease by 0.0889% the yield of SBSN in the secondary market, SBI has positif influence which is indicated if the SBI increase 1%, would increase by 0.3861% the yield of SBSN in the secondary market, price variability has positif influence which is indicated if the price variability increase 1%, would increase by 0.5310% the yield of SBSN in the secondary market, credit rating has positif influence which is indicated if the credit rating increase 1%, would increase by 0.0363% the yield of SBSN in the secondary market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raubun, Paul
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui jalur mekanisme transmisi kebijakan moneter yang dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan Vecfor Error Correcrion Model (VECM) yang terdixi atas tiga alat estimasi yaitu (I) hubungan antar variabel, (2) impuls respon, dan (3) varian dekomposisi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jalur suku bunga pendekatan cost of capira/, jalur harga aset via inveslasi, dan jalur kredit bank untuk konsumsi Iebih dominan dalam mcntransmisikan suku bunga SBI terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T34275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, A. Prabu S.M.
"Dalam teori diketahui bahwa besar money supply dibentuk dari besar monetary base dan nilai money multiplier, di mana nilai money multiplier disusun dari nilai currency ratio dan reserve ratio. Perubahan monetary base, perubahan currency ratio, dan perubahan reserve ratio dapat membuat perubahan pada money supply. Mengetahui bahwa M1 dan M2 di Indonesia meningkat selama krisis 1997-1998, maka fokus penelitian ini adalah untuk mencari tahu perubahan pada variabel manakah (di antara ketiga variabel tersebut) yang menjadi sumber terbesar peningkatan M1 dan M2 di Indonesia selama krisis. Mengikuti model perhitungan matematika yang pernah dipakai Friedman dan Schwartz (1963) dan Stauffer (2006) ketika meneliti kasus Great Depression di Amerika Serikat, penulis mendapatkan jawaban bahwa perubahan monetary base di Indonesia selama krisis 1997-1998 merupakan penyebab terbesar peningkatan M1 dan M2 saat itu. Hasil ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan di literatur-literatur.

It is theoretically known that money supply is made from monetary base and its money multiplier process, where money multiplier is composed by currency ratio and reserve ratio. The change of monetary base, currency ratio, and reserve ratio therefore could make the change in money supply. Knowing that M1 and M2 in Indonesia is increasing during 1997-1998 crisis, then this research aim to find out which one of those three factors that becomes the biggest source of change of M1 and M2 in Indonesia during that crisis. By applying mathematical equation models used by Friedman and Schwartz (1963) and Stauffer (2006) in analyzing Great Depression in United States, the author found that the change of monetary base in Indonesia during 1997-1998 crisis has become the biggest source of increasing M1 and M2 in that period. This result is consistent with the statements in other literatures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brena Dwita Budiarti
"Berakhirnya krisis keuangan global tahun 2008 yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi khususnya pada negara-negara maju membuat bank sentral negara-negara maju tersebut mengambil tindakan kebijakan moneter non konvensional atau quantitative easing. Seiring dengan penerapan quantitative easing tersebut, beberapa indikator perekonomian Indonesia cenderung mengalami peningkatan hingga akhirnya pada bulan Juni 2013 indikator perekonomian tersebut mulai menurun paska pengumuman rencana pemberhentian (ttapering) kebijakan quantitative easing Amerika Serikat.
Analisis ini menemukan bahwa terdapat korelasi langsung yang positif antara quantitative easing dengan indikator perekonomian Indonesia, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Real Effective Exchange Rate, dan cadangan devisa. Korelasi positif yang signifikan ditemukan antara quantitative easing dengan IHSG dan cadangan devisa. Sedangkan korelasi tidak langsung yang dilihat melalui korelasi antara quantitative easing dengan aliran modal menunjukan hubungan yang positif namun sangat lemah.
Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia kurang antisipatif dalam menghadapi quantitative easing selama ini, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kebijakan-kebijakan khusus terkait quantitative easing. Kebijakan yang diterapkan oleh keduanya hanya bersifat responsif ketika tejadi gejolak perekonomian dalam pasar.

The end of the 2008 global financial crisis which caused the lagging of economic growth especially to the developed countries, motivated the central banks of developed nations to take non conventional monetary measures in the form of quantitative easing. Along with the implementation of quantitative easing, a few Indonesian economic indicators tend to show a hike tll the end of June 2013, where the indicators showed a decline following the announcement of the tapering-off of the quantitative easing policy in the United States by the Governor of the Federal Reserve.
The analysis has shown that there is a positive direct correlation between quantitative easing and the indicator of Indonesian economy, namely the Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Real Effective Exchange Rate, and the reserves. Meanwhile, there is a positive yet very weak interaction between the indirect correlation of quantitative easing with capital flows.
To date, The Indonesian Ministry of Finance and Bank of Indonesia are less anticipative towards the quantitative easing policy, which is shown by the lack of any specific policies concerning the quantitative easing itself. The policies implemented by both parties are more of a responsive nature, where such policies are only executed when there is an economic market shock.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Samsul
Yogyakarta: Liberty , 1988
332.412 SAM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Blenda De Eerste Wijoyo
"ABSTRAK
Pencapaian stabilitas nilai tukar dan peningkatan kondisi neraca perdagangan dapat dipengaruhi oleh monetary policy shock suatu negara dan transmisi kebijakan moneter negara tersebut. Penelitian untuk kasus Indonesia dengan periode 2000 sampai 2013 menggunakan metode Vector Error Correction Model, menemukan bahwa adanya shock bersifat kontraktif mengakibatkan nilai tukar terapresiasi dan menurunnya neraca perdagangan, begitu pun sebaliknya. Hasil penelitian juga menunjukkan transmisi kebijakan moneter melalui pendekatan harga lebih efektif dibandingkan melalui pendekatan kuantitas.

ABSTRACT
Achieving exchange rate stability and improvement of trade balance can be influenced by a shock on monetary policy and transmission mechanism of monetary policy. This study were conducted in Indonesia for period 2000 to 2013. By using Vector Error Correction Model (VECM), contractionary monetary policy shocks causes exchange rate of rupiah to appreciate and trade balance to worsen. During the period analysis, this study finds that transmission mechanism of monetary policy with price approach is more effectitve rather than quantity approach of monetary policy."
2014
S55523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library