Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murni Widyastuti
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Widyastuti
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Woro Retno Mastuti
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Tanjung Turaeni
"Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks yang dapat diinterpretasikan secara beragam. Selain kebudayaan universal dikenal pula kebuayaan lokal yang menyimpan kearifan lokal. Sementara kearifan lokal yang kesemuanya merupakan sebuah kompleksitas kebudayaan. Salah satu budaya tradisi lisan seperti cerita rakyat juga mengandung kearifan lokal dalam isi ceritanya. Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilaku masyarakat. Demikian pula halnya denan cerita rakyat yang berkembang di Bali. Apabila digali lebih jauh, cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral, seperti nilai moral individual, nilai moral so sial, dan nilai moral religi. Berdasarkan hal tersebut, Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan niai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Bali, dan akan didiskripsikan melalui proses kajian hermeneutik Ricoeur. Proses itu dapat mengupas secara saksama perihal nilai moral individu, nilai moral sosial dan nilai moral ketuhanan melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, khususnya cerita rakyat Bali."
Balai Bahasa Provinsi Bali, 2016
400 BEB 3:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Handayani Hasan
"ABSTRAK
Dalam khazanah sastra lisan, cerita rakyat merupakan bentuk yang menarik untuk diteliti. Terkadang terdapat persamaan motif cerita rakyat di satu daerah dengan cerita rakyat di daerah lainnya. Hal tersebut merupakan hal yang menarik untuk diteliti baik dari segi unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita, maupun ditelusuri asal-usul dan penyebarannya. Salah satu bentuk motif yang sering muncul dalam cerita rakyat di Indonesia yaitu motif tentang penipuan terhadap suatu tokoh. Motif ini muncul pada cerita rakyat Jaka Tarub yang berasal dari Jawa Barat, dan Air Tukang yang berasal dari Maluku. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam kedua cerita tersebut. Melalui perbandingan kedua cerita tersebut, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara kedua cerita rakyat yang berbeda latar belakang wilayahnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu bersifat kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian yaitu cerita Jaka Tarub dan Air Tukang memiliki persamaan pada segi tema, amanat, alur dan latar; dan perbedaan dari kedua cerita muncul pada segi penokohan dan latar."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Renny S. Azwar
"ABSTRAK
Sampai sekarang ini, Jakarta telah berkembang menjadi kota metropolitan dengan penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan kebudayaan. Mereka menempati tempat-tempat pemukiman yang tersebar di seluruh wilayah kota Jakarta. Ditinjau dari segi penyebaran geografis, proses asimilasi antara kelompok-kelompok sosial telah terjadi di Jakarta, yang menjadikannya kota dengan bermacam-macam kelompok minoritas tanpa kebudayaan yang dominan, sehingga Jakarta disebut sebagai "melting pot" dari bermacam-macam suku bangsa.1
Mungkin pernyataan itu tidak sepenuhnya benar, karena di tengah-tengah penduduk kota Jakarta yang dianggap memiliki "metropolitan super culture" ini,2 terdapat suatu kelompok kecil masyarakat yang berbeda dari penduduk di sekitarnya dari segi sejarah, tradisi dan adat-istiadatnya. Masyarakat Jatinegara Kaum ini masih tetap berusaha untuk menjaga keaslian mereka.
Masyarakat Jatinegara Kaum menyatakan sebagai keturunan asli Pangeran Jayakarta, berasal dari Banten yang kemudian menetap di Jakarta. Dikelilingi oleh berbagai macam suku bangsa yang menggunakan dialek Jakarta, masyarakat ini, yang sebagian besar pemakai bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari dalam keluarga, seakan-akan terisolasi dari dunia luar, bagaikan "suatu pulau di tengah laut". Kekhasannya inilah yang mendorong untuk mengetahui lebih jauh tentang masyarakat tersebut.
Salah satu usaha untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengenal sastra lisan masyarakat ini (terutama cerita-cerita rakyatnya), karena dipandang dari sudut antropologi, sastra lisan mencerminkan semacam otobiografi suatu masyarakat.3
Dikemukakan selanjutnya bahwa sastra lisan memberikan suatu Cara untuk mengenal suatu kebudayaan dari dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam. Di samping itu, sastra lisan dapat menunjukkan bagaimana suatu masyarakat memandang dirinya sendiri. Pandangan atas diri sendiri ini penting bagi siapa pun yang ingin mengenal dan memahami suatu masyarakat.
Dalam kehidupan sastra, sastra lisan tidak dapat diabaikan sebab merupakan bagian dari keseluruhan kehidupan sastra. Sastra lisan mempunyai kemungkinan untuk berperan sebagai kekayaan budaya, khususnya kekayaan sastra, sebab sastra lisan telah membimbing anggota masyarakat ke arah apresiasi, pemahaman gagasan dan peristiwa puitis berdasarkan praktek yang telah menjadi tradisi selama berabad-abad. Selain itu juga sebagai dasar komunikasi antara pencipta dan masyarakat, dalam arti ciptaan yang berdasarkan sastra lisan akan lebih mudah diganti sebab ada unsurnya yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Setiap masyarakat di dunia memiliki kebudayaan. Batasan tentang kebudayaan sangat beraneka ragam, tergantung dari sudut pandang yang dipengaruhi minat dari masing-masing perumus batasan. Di antara perumusan-perumusan batasan tentang kebudayaan, sebagaimana yang telah dikumpulkan oleh Kroeber dan Kluckhohn, dapat dikemukakan pendapat Tylor yang banyak mempengaruhi pandangan-pandangan ilmuwan lain tentang kebudayaan, yaitu bahwa "Kebudayaan atau peradaban adalah satu keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, seni, hukum, moral, adat istiadat, kemampuankemampuan dan kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat."5 Dari sudut pandang bahasa, Voegelin dan Harris menyatakan bahwa : "Bahasa adalah bagian?"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suripan Sadi Hutomo
"ABSTRAK
Karangan ini berisi studi tentang sastra. Dengan istilah sastra lisan yang dimaksud ialah karya sastra yang diciptakan dan disampaikan secara lisan dengan mulut, baik di dalam sesuatu pertunjukan seni maupun di luarnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan guna atau fungsi dari cerita kentrung pada umumnya dan cerita Sarahwulan pada khususnya. Berhubung guna atau fungsi terpenting adalah pendidikan, maka di dalam penelitian ini juga diungkapkan pesan dan nilai budaya yang ditanamkan oleh dalang kentrung kepada para p"
1987
D1153
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Puspayanti
"ABSTRAK. Skripsi mengetengahkan proses kedewasaan yang secara tersirat diperlihatkan oleh lima dongeng yang saya pilih, yaitu Aschenputtel, Bruederchen and Schwesterchen, Der Froschkoenig oder der eiserne Heinrich, dornroeschen, dan Schneewittchen. Proses ini baru terungkap setelah to_koh dan kejadian dalam dongeng melewati analisis simbolik. Untuk keperluan itu digunakan metode deskriptif dengan pen_dekatan psikologis. Skripsi memaparkan dongeng secara global meliputi batasan, ciri-ciri, dan fungsi dongeng dengan pe-nekanan fungsi psikologis, konsepsi Carl Gustav Jung mengenai proses kedewasaan yang disebutnya sebagai Individuasi, pengertian simbolisme, dan simbol-simbol yang dapat digali dari kelima dongeng tersebut. Individuasi adalah proses pengembangan dan realisasi diri menjadi individu sebagai pribadi yang utuh dan matang. Berhasil merealisasikan diri berarti berhasil menerima dan memadukan semua aspek dalam dirinya, negatif maupun positif, sadar maupun tak sadar. Pencapaian kedewasaan dalam lima dongeng disimbolkan dengan keberhasilan tokoh utama menjadi raja. menjadi raja berarti berhasil membina keharmonisan dengan diri, sesama, alam sekitar dan keagungan kuasa Sang Pencipta. Selain itu, juga ditunjukkan oleh kebahagiaan menempuh hidup perkawinan. Skripsi ditutup dengan kesimpulan bahwa simbolisme me_ngenai kedewasaan dalam dongeng erat kaitannya dengan fungsi psikologis dongeng bagi penemuan identitas diri dan pengem_bangan kualitas kemanusiaan seorang individu sebagai seorang pribadi yang utuh dan matang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>