Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Ada dua hal yang akan disampaikan, pertama akan disampaikan asal-usul perkembangan dan kepopuleran cerita kancil secara ringkas, kemudian kedua akan disampaikan garis besar pemikiran mistik Jawa sebagai ungkapan ringkas yang melatar belakangi isi yang terkandung di dalam teks episode ajaran Keyong kepada Kancil, Serat Kancil Saloka Darma.
Karya tulis ini bertujuan menganalisa episode ajaran Keyong kepada Kancil di dalam Serat Kancil Saloka Darma, dengan merekonstruksikan motif ajaran yang serupa di dalam Serat Cabolek (motif ajaran Bima-sucinya), Serat Wedhatama dan Serat Wirid."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Triana Lolitasari
"Perkembangan teknologi digital di Korea Selatan secara tidak langsung mempengaruhi kesusastraan mereka. Salah satu contohnya adalah digitalisasi karya sastra, khususnya cerita rakyat. Perubahan media cerita tentunya menyebabkan perubahan isi maupun cara penyampaian. Penelitian ?DIGITALISASI CERITA RAKYAT KOREA KONGJWI dan PATJWI: SEBUAH PERBANDINGAN? bertujuan untuk menjelaskan digitalisasi cerita rakyat di Korea yang menyebabkan cerita tidak lagi disampaikan hanya melalui bentuk teks melainkan telah mengalami penambahan efek suara, gerak, dan penyederhanaan cerita dalam bentuk digital. Bentuk digital ini dipublikasikan dan dapat diakses secara bebas. Pemaduan dari berbagai media dalam cerita digital membuat cerita tersajikan dengan lebih baik dan memberikan kesan lebih kepada penonton.

The advancement of digital technology in South Korea indirectly has affected Korean Literature. One of the examples is digitalization of Korean folklore. The digitalization give effects to the folklore itself and creates a new way in storytelling by using digital medias. A research about ?Digitalization Korean Folklore Kongjwi and Patjwi: A Comparison" has a purpose to explain the whole things about the folklore itself. The Digitalization of Korean folklore made the story of it to be no longer only be submitted through a text but has experienced the addition of sound effects, motion, and simplification of the story which is then presented in digital form. This digital form has been published and can be freely accessed by anyone. The proper integration of various medias in the digitalized story makes the story more interactive and gives more impression to the audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmah Az Zahra
"Penelitian ini mengkaji perbandingan penokohan dan tema dalam cerita rakyat Namukkunkwa Seonyeo dari Korea dengan cerita rakyat Jaka Tarub dari Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan analisis penokohan dan tema dalam cerita rakyat dilihat dari pengaruh kebudayaan masyrakat tempat kedua cerita rakyat berasal. Hasil dari penelitian ini adalah perbedaan penokohan dalam kedua cerita rakyat dipengaruhi oleh nilai dan kebudayaan pada masyarakat sumber cerita rakyat berasal, sedangkan persamaan yang ada dalam kedua dongeng dipengaruhi oleh struktur geografis tempat kedua cerita rakyat berasal yang cenderung mirip sehingga menimbulkan beberapa persamaan nilai kebudayaan dalam masyarakat tempat cerita rakyat berasal.

This research is focused on comparing the characters and themes between Korean folklore Namukkunkwa Seonyeo with Indonesian folklore Jaka Tarub. The method that used in this thesis is close reading method with analysist about the characters and themes of folklores judging from culture of people in folklores origin place. The result of the study is the difference between this two folklore affected by the value and culture of people in the origin place where this two folklores came, whilst the equation between this two folklore affected by the similarity in geographic where the origin places of this two folklore so as some of the culture between the origin places have similarity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Kaloka Putri
"Film yang beredar pada zaman sekarang banyak yang merupakan hasil adaptasi dari suatu karya lain, entah itu dari dongeng, novel, atau bahkan sesama film. Dongeng Frau Holle karya Grimm bersaudara, pada tahun 2008 difilmkan oleh Produsen Antaeus Filmproduktion GmbH untuk stasiun tv Berlin RBB/ARD dengan tujuan sebagai sarana edukasi untuk anak. Selain itu film ini beserta beberapa film adapatasi dari dongeng lainnya masuk dalam pameran Film, serta dibuat dalam bentuk DVD oleh Goethe Institut. Hal semacam ini dalam bidang kebudayaan dinilai sebagai suatu bentuk cara melestarikan kebudayaan suatu negara. Film adaptasi dongeng ini disajikan dengan cerita yang sama dengan bentuk dan nilai moral yang baru. Perbedaan yang ada pada cerita dalam film merupakan bentuk baru dari dongeng dengan judul yang sama, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan nilai-nilai sosial-budaya abad 21.

Many films now days are adaptations from another works, which folkstale, novel, or even film. A folktale, Frau Holle or Mother Holle in english, by Brothers Grimm has filmed by Manufacturer Antaeus Filmproduktion GmbH Berlin in 2008 for the TV station RBB / ARD with purpose as an educational tool for children. Moreover, this film along with several other folktales adaptation movies showed in the exhibition, as well as in the form DVD made by Goethe Institute. This kind of thing in the field of culture is considered as a way to preserve the country's culture. The film adaptation of the folktale is presented with the same story with the new form and a new moral values. The differences in the movie are new form of the folktale yet with the changes in the social values, so that fit in 21 century.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Tanjung Turaeni
"Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks yang dapat diinterpretasikan secara beragam. Selain kebudayaan universal dikenal pula kebuayaan lokal yang menyimpan kearifan lokal. Sementara kearifan lokal yang kesemuanya merupakan sebuah kompleksitas kebudayaan. Salah satu budaya tradisi lisan seperti cerita rakyat juga mengandung kearifan lokal dalam isi ceritanya. Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilaku masyarakat. Demikian pula halnya denan cerita rakyat yang berkembang di Bali. Apabila digali lebih jauh, cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral, seperti nilai moral individual, nilai moral so sial, dan nilai moral religi. Berdasarkan hal tersebut, Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan niai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Bali, dan akan didiskripsikan melalui proses kajian hermeneutik Ricoeur. Proses itu dapat mengupas secara saksama perihal nilai moral individu, nilai moral sosial dan nilai moral ketuhanan melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, khususnya cerita rakyat Bali."
Balai Bahasa Provinsi Bali, 2016
400 BEB 3:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Handayani Hasan
"ABSTRAK
Dalam khazanah sastra lisan, cerita rakyat merupakan bentuk yang menarik untuk diteliti. Terkadang terdapat persamaan motif cerita rakyat di satu daerah dengan cerita rakyat di daerah lainnya. Hal tersebut merupakan hal yang menarik untuk diteliti baik dari segi unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita, maupun ditelusuri asal-usul dan penyebarannya. Salah satu bentuk motif yang sering muncul dalam cerita rakyat di Indonesia yaitu motif tentang penipuan terhadap suatu tokoh. Motif ini muncul pada cerita rakyat Jaka Tarub yang berasal dari Jawa Barat, dan Air Tukang yang berasal dari Maluku. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam kedua cerita tersebut. Melalui perbandingan kedua cerita tersebut, maka dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara kedua cerita rakyat yang berbeda latar belakang wilayahnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu bersifat kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi pustaka. Hasil dari penelitian yaitu cerita Jaka Tarub dan Air Tukang memiliki persamaan pada segi tema, amanat, alur dan latar; dan perbedaan dari kedua cerita muncul pada segi penokohan dan latar."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia, dahulu disebut Nusantara, sangat kaya dengan ragam budaya dan etnis. Dari kekayaan itu, banyak sekali cerita dan legenda yang berkembang di masyarakat, disampaikan dari lisan ke lisan dan terawat hingga kini. Cerita-cerita tersebut sarat dengan pesan moral, etika, spiritualitas, dan kearifan lokal.
Di antara cerita-cerita itu ada yang sangat populer, misalnya cerita Malin Kundang, Jaka Tarub, Tangkuban Perahu, Danau Toba, Timun Emas, Bawang Merah Bawang Putih, dan lain-lain. Namun, masih banyak pula cerita-cerita menarik yang selama ini tak diketahui dan hampir terlupakan. Cerita-cerita itu hampir ada di seluruh daerah di Indonesia.
Inilah buku yang menguak cerita-cerita Nusantara yang selama ini tersembunyi dan belum banyak diketahui. Ditulis oleh para pencerita ulung yang berpengalaman dan malang-melintang di berbagai media cetak, juga dengan riset serius, terungkaplah cerita-cerita baru tentang kekayaan budaya dan kearifan Nusantara di berbagai daerah di Indonesia"
Jakarta: PT Pustaka Alvabet, 2017
398 IND
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Wayah Buyut Jamsar
Jakarta: UNJ Press, 2023
398 KIW w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Razio Rahmatdana Rizal
"Tenki no Ko adalah film animasi drama romantis Jepang yang dirilis pada tahun 2019 dan disutradarai oleh Makoto Shinkai. Film tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena Makoto Shinkai banyak menggunakan folklor Jepang yang terkait dengan bencana alam dalam narasi film tersebut. Penelitian ini membahas bentuk penggambaran folklor Jepang serta kaitannya dengan bencana alam yang terjadi di Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan menganalisis teks dan visual dalam film yang mengandung unsur folklor. Dalam analisis tersebut, penulis menggunakan konsep folklor C. Scott Littleton, konsep intertekstualitas Gillian Rose, konsep bencana alam Satou dkk., dan mise-en-scène David Bordwell, dkk. Berdasararkan analisis yang telah dilakukan, Tenki no Ko banyak menggunakan folklor Jepang dalam narasinya. Folklor-folklor tersebut mengandung tema yang bervariasi, yaitu pengorbanan, hubungan timbal balik antara keputusan dan konsekuensi, serta tema iyashikei (memberikan rasa tentram ketika menontonnya). Selain sesuai dengan dua dari tiga fungsi folklor menurut Littleton (2002), ditemukan juga bahwa folklor dalam Tenki no Ko dapat berfungsi sebagai “pelarian” dalam bentuk pengalihan tanggung jawab dan optimisme.

Tenki no Ko is a Japanese animated romantic fantasy film that released in 2019 and directed by Makoto Shinkai. This film uses Japanese folklore a lot in its narrative. This research will discuss the form of depiction of Japanese folklore as well as the relationship between folklore and natural disasters that occurred in Japan. The research used analytical descriptive method by analyzing texts and visuals containing folklore elements using the folklore concept by C. Scott Littleton, intertextuality concept by Gillian Rose, the natural disaster concept by Satou, et al., and the mise-en-scène concept by David Bordwell, et al. Based on the analysis, Tenki no Ko uses many Japanese folklore in its narrative. These folklores contain various themes, namely sacrifice, hope, the reciprocal relationship between decisions and consequences; and iyashikei theme (gives a sense of peace when watching it). In addition to conforming to two of the three functions of folklore according to Littleton (2002), it is also found that folklore in Tenki no Ko can function as an "escape" in the form of shifting responsibility and optimism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , 1995
398.3 CER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>