Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Schneider, Hans Julius
Abstrak :
By exploring the significance of Wittgenstein's later texts relating to the philosophy of language, Wittgenstein's Later Theory of Meaning offers insights that will transform our understanding of the influential 20th-century philosopher.Explores the significance of Wittgenstein's later texts relating to the philosophy of language, and offers new insights that transform our understanding of the influential 20th-century philosopherProvides original interpretations of the systematic points about language in Wittgenstein's later writings that reveal his.
Singapore: Markono Print Media Pte Ltd, 2014
192 HAN w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 28-SJ.10
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Boswell, James, 1740-1795
London: Everyman`s Library, 1996
R 823.7 BOS l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Barnhart, Clarence L.
New York: Random House, 1951
RB 427.73 B 38 a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Mumpuni
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang bagaimana unsur-unsur leksikal kelas kata adjektiva, nomina dan verba dalam mendukung tema cerita Typhoon karya Joseph Conrad. Tema cerita ini adalah sebagai berikut: Tindakan yang tepat dalam mengatasi suatu kesulitan atau cobaan berat adalah menghadapinya dengan semangat pantang menyerah dan sikap yang tenang. Tujuan skripsi ini adalah memperlihatkan sejauh mana unsur-unsur leksikal tersebut mendukung tema cerita. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan statistika, yaitu pendekatan yang didasari pada intuisi terhadap teks yang akan dianalisis, kemudian mengumpulkan data-data kongkret untuk mendukung intuisi tersebut. Teori yang digunakan adalah teori gramatika, yaitu teori gramatika fungsional dan teori gramatika tradisional. Dari hasil analisis Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemilihan unsur-unsur leksikal oleh pengarang sangat mendukung tema cerita. Dengan demikian apa yang penulis asumsikan tentang peranan penggunaan unsur-unsur leksikal adjektiva, nomina dan verba dalam menunjang penyampaian tema cerita terbukti.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Graver, B.D.
Oxford : Walton Street , 1987
425 GRA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriz Dianita
Abstrak :
Permasalahan pertama dalam skripsi ini adalah tentang bagaimana deskripsi pergantian gaya bahasa, baik secara situasional maupun secara metaforikal, dalam drama Pygmalion. Permasalahan kedua adalah tentang sejauh mana pilihan dan pergantian gaya bahasa tersebut dipengaruhi oleh konteks situasi komunikasi (meliputi latar, topik, dan hubungan peran di antara partisipan), dan perubahan motivasi dalam diri pembicara. Korpus data diambil dari drama Pygmalion, karya George Bernard Shaw. Drama tersebut dijadikan korpus penelitan skripsi ini karena ketika membacanya penulis temukan sejumlah pergantian gaya bahasa, dan penulis merasa ditantang untuk melakukan analisis dari sudut sosiolinguistik. Dasar teoretis yang dipakai dalam analisis korpus adalah teori klasifikasi gaya bahasa yang dikemukakan Martin Joos, yaitu bahwa gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi lima tingkat formalitas: gaya bahasa beku (frozen), gaya bahasa resmi (formal), gaya bahasa konsultatif (consultative), gaya bahasa santai (casual), dan gaya bahasa akrab (intimate). Penentuan gaya bahasa ujaran itu dapat dilihat dari pilihan variasi linguistik ujaran, yang meliputi variasi fonologis, leksikal, morfologis, dan sintaksis. Dasar teoretis lain yang digunakan adalah pendapat Muriel Saville-Troike yang menyatakan bahwa pergantian gaya bahasa dipengaruhi oleh variabelkonteks situasi (latar, partisipan dan hubungan peran, serta topik) dan variabel motivasi dalam diri pembicara. Berdasarkan pengamatan terhadap pergantian-pergantian gaya bahasa dalam korpus data, penulis menemukan bahwa pergantian gaya bahasa yang paling banyak dipakai adalah penaikan gaya bahasa santai menjadi gaya bahasa konsultatif (24,48%) dan penurunan gaya bahasa konsultatif menjadi gaya bahasa santai (23,97%). Sedangkan pergantian gaya bahasa yang paling sedikit muncul adalah penaikan gaya bahasa akrab menjadi gaya bahasa resmi (0,51%) dan penurunan gaya bahasa resmi menjadi gaya bahasa akrab (0,51%). Pergantian gaya 'bahasa secara metaforikal (90,30%) jauh lebih banyak daripada pergantian gaya bahasa secara situasional (9,70%). Pergantian gaya bahasa secara metaforikal umumnya dipengaruhi oleh perubahan psikologis atau motivasi dalam diri partisipan. Adapun pergantian gaya bahasa secara situasional disebabkan oleh pergantian partisipan dan hubungan peran atau perubahan topik pembicaraan. Gaya bahasa resmi biasanya dipergunakan apabila hubungan solidaritas belum terjalin baik, topik pembicaraan tergolong scrius, dan lain-lain. Gaya bahasa usaha biasanya dipergunakan dalam pembicaraan biasa, dan apabila pembicara ingin bersikap netral. Gaya bahasa santai dipilih apabila kekuasaaan pembicara lebih besar daripada kekuasan pendengar, ada solidaritas yang besar, topik pembicaraan tergolong ringan. Adapun gaya bahasa akrab cenderung dipergunakan apabila hubungan solidaritas di antara partisipan sangat tinggi, atau ketika pembicara tidak dapat melakukan kontrol terhadap emosinya dengan baik (dalam keadaan marah, gembira, dan sebagainya).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Tapip Malaysiaty
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini adalah penelaahan struktural sajak The Waste Land lewat pendekatan Eksponensial untuk memperlihatkan susunan sajak.

Penulisan ini berangkat dari pendapat bahwa dalam penciptaan suatu karya pengarang mempunyai ide yang ingin disampaikannya. Untuk itu ia memilih alat dan cara penyampaian tersebut. Pengetahuan pembaca akan cara-cara itu akan mempermudah mencapai pengertian atas karya.

Sementara itu dalam sajak-sajak Eliot saya melihat pengertian dan apresiasi sulit dicapai. Saya mengira ini disebabkan cara penyampaian yang khas dan susunan tersendiri pula. Maka di sini saya pilih sajak The Waste Land karena lewat tatap muka saja kerumitan sudah terlihat.

Saya menarik masalah bahwa yang harus dijelaskan adalah susunan sajak yang mengandung unsur-unsur yang tersusun secara relatif rumit. Masalah lain yang muncul apakah dengan susunan semacam itu masih terdapat keterkaitan antar unsur sehingga sajak merupakan kesatuan.

Untuk tujuan ini saya mencari pola-pola persajakan yang membentuk susunan sajak. Pola-pola ini terbangun dari unsur-unsur terpilih. Unsur-unsur inilah yang akan saya bahas dengan referensi bolak-balik dengan pola-pola tematis yang sudah terlebih dahulu diperkirakan. Cara ini disebut The Exponential Approach.

Ternyata tema sajak adalah sebuah paradoks mengenai kehidupan dan kematian: bahwa kehidupan tanpa makna sama dengan kematian, sedangkan kematian jika merupakan penyerahan diri dapat melahirkan hidup. Orang-orang The Waste Land adalah orang-orang yang mati dalam hidupnya. Penyebabnya adalah keringnya spirit manusia. Pencegahannya adalah dengan menyiram spirit itu dengan sikap memberi, simpati dan kontrol yang dicapai Iewat perenungan.

Konsep ini dijabarkan lewat fragmen-fragmen yang mengandung citraan visual dengan mengedepankan pola persilangan paralelisme dan kontras yang saling mengatasi sehingga menghasilakan ironi bertingkat. Dengan cara ini dapat dikatakan subyek lirik menunjukkan pikiran yang kacau dengan memperlihatkan pikiran itu sendiri. Dengan kerumitan yang meliputi hampir semua unsur persajakan terdapatlah kepaduan antara bentuk dan isi.
1989
S14203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang M. Najmuddin
Abstrak :
Menurut teori tindak tutur, jika seorang penutur menyampaikan ujaran yang membuat pendengarnya merasa terhina, dapat dikatakan bahwa penutur tersebut melakukan perlokusi menghina. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pemerian dan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa perlokusi menghina terjadi dalam 10 data korpus yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah (problem-salving) dan teknik analisis heuristik. Hasil yang didapatkan memperlihatkan bagaimana keterkaitan aspek-aspek situasi tutur (aspects of speech situation) menurut Leech dalam mempengaruhi penafsiran pendengar atas ujaran penutur sehingga ia menafsirkan ujaran tersebut sebagai tindakan yang menghinanya. Dua faktor diketahui sebagai penyebab ditafsirkannya ujaran penutur oleh pendengar sebagai tindakan yang menghinanya: Faktor eksternal yang berkenaan dengan petunjuk yang ditemukan pendengar dari kaitan antara ujaran penutur dan aspek-aspek situasi tutur. Faktor internal, yang berkenaan dengan pengaruh psikologis yang ada dalam diri pendengar ketika menafsirkan ujaran yang di dengarnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freeborn, Dennis
London: Macmillan, 1992
420.9 FRE f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>