Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yessy Tapip Malaysiaty
"ABSTRAK
Skripsi ini adalah penelaahan struktural sajak The Waste Land lewat pendekatan Eksponensial untuk memperlihatkan susunan sajak.
Penulisan ini berangkat dari pendapat bahwa dalam penciptaan suatu karya pengarang mempunyai ide yang ingin disampaikannya. Untuk itu ia memilih alat dan cara penyampaian tersebut. Pengetahuan pembaca akan cara-cara itu akan mempermudah mencapai pengertian atas karya.
Sementara itu dalam sajak-sajak Eliot saya melihat pengertian dan apresiasi sulit dicapai. Saya mengira ini disebabkan cara penyampaian yang khas dan susunan tersendiri pula. Maka di sini saya pilih sajak The Waste Land karena lewat tatap muka saja kerumitan sudah terlihat.
Saya menarik masalah bahwa yang harus dijelaskan adalah susunan sajak yang mengandung unsur-unsur yang tersusun secara relatif rumit. Masalah lain yang muncul apakah dengan susunan semacam itu masih terdapat keterkaitan antar unsur sehingga sajak merupakan kesatuan.
Untuk tujuan ini saya mencari pola-pola persajakan yang membentuk susunan sajak. Pola-pola ini terbangun dari unsur-unsur terpilih. Unsur-unsur inilah yang akan saya bahas dengan referensi bolak-balik dengan pola-pola tematis yang sudah terlebih dahulu diperkirakan. Cara ini disebut The Exponential Approach.
Ternyata tema sajak adalah sebuah paradoks mengenai kehidupan dan kematian: bahwa kehidupan tanpa makna sama dengan kematian, sedangkan kematian jika merupakan penyerahan diri dapat melahirkan hidup. Orang-orang The Waste Land adalah orang-orang yang mati dalam hidupnya. Penyebabnya adalah keringnya spirit manusia. Pencegahannya adalah dengan menyiram spirit itu dengan sikap memberi, simpati dan kontrol yang dicapai Iewat perenungan.
Konsep ini dijabarkan lewat fragmen-fragmen yang mengandung citraan visual dengan mengedepankan pola persilangan paralelisme dan kontras yang saling mengatasi sehingga menghasilakan ironi bertingkat. Dengan cara ini dapat dikatakan subyek lirik menunjukkan pikiran yang kacau dengan memperlihatkan pikiran itu sendiri. Dengan kerumitan yang meliputi hampir semua unsur persajakan terdapatlah kepaduan antara bentuk dan isi.

"
1989
S14203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang M. Najmuddin
"Menurut teori tindak tutur, jika seorang penutur menyampaikan ujaran yang membuat pendengarnya merasa terhina, dapat dikatakan bahwa penutur tersebut melakukan perlokusi menghina. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendapatkan pemerian dan penjelasan mengenai bagaimana dan mengapa perlokusi menghina terjadi dalam 10 data korpus yang dianalisis. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah (problem-salving) dan teknik analisis heuristik.
Hasil yang didapatkan memperlihatkan bagaimana keterkaitan aspek-aspek situasi tutur (aspects of speech situation) menurut Leech dalam mempengaruhi penafsiran pendengar atas ujaran penutur sehingga ia menafsirkan ujaran tersebut sebagai tindakan yang menghinanya. Dua faktor diketahui sebagai penyebab ditafsirkannya ujaran penutur oleh pendengar sebagai tindakan yang menghinanya: Faktor eksternal yang berkenaan dengan petunjuk yang ditemukan pendengar dari kaitan antara ujaran penutur dan aspek-aspek situasi tutur. Faktor internal, yang berkenaan dengan pengaruh psikologis yang ada dalam diri pendengar ketika menafsirkan ujaran yang di dengarnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freeborn, Dennis
London: Macmillan, 1992
420.9 FRE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Palfremen, David
London: Pitman, 1988
332.1 PAL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yunizar Djoenaid
"Metafor sudah sering dibahas dalam sematik. Akan tetapi perlu diingat bahwa ujaran seperti metafor sangat melibatkan konteks dalam pemahamannya. Oleh karena itu, kiranya tepat jika metafor ditelaah dari segi pragmatik. Data untuk keperluan analisis diambil dari drama As You Like It karya William Shakespeare. Pemilihan data dipertimbangkan dengan memilah ujaran dan mengklasifikasikannya sebagai metafor. Tidak seluruh metafor yang terdapat dalam naskah drama digunakan untuk analis, karena dalam skripsi ini lebih dipentingkan analis kualitatif. Sedikitnya teori pragmatik yang berkaitan dengan metafor, membuat penulis menggabungkan beberapa teori yang berhubungan dengan konteks dan gaya bahasa sebagai alat analisis.
Analisis ditujukan untuk mencari sejauh mana pragmatik mampu berperan dalam proses pemahaman metafor. Hasilnya menunjukkan bahwa ada beberapa cara pemahaman metafor secara pragmatik. Keragaman dalam proses pemahaman terlihat dari berbeda-bedanya jumlah hipotesis yang terbentuk dan analogi yang dipakai untuk menetapkan hipotesis tadi. Pada akhirnya, hipotesis-hipotesis ini menjadi penentu banyaknya asumsi kontekstual yang diperoleh dan kemudian menentukan implikasi kontekstual yang ditimbulkan. Keragaman ini menunjukkan bahwa proses pemahaman metafor selain melibatkan teori-teori pragmatik, juga berkaitan erat dengan cara berfikir kreatif dan kemampuan menganalogikan berbagai hal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria D. Dwianto
"Skripsi ini menguraikan mengenai citraan-citraan di dalam empat puisi Sylvia Plath, yakni Purdah, _Daddy, Edge dan Crossing the Water yang mencerminkan death wish penyairnya. Tujuan skripsi ini adalah menunjukkan bagaimana citraan-citraan bernadakan kehancuran, kekerasan, kebencian di satu pihak dan kesuraman serta keheningan di pihak lain merupakan ekspresi dari bentuk-bentuk proyeksi death wish Plath. Penelitian dilakukan dengan metode kepustakaan. Sebagai pegangan utama dalam memaparkan teori death wish di dalam psikoanalisis dipergunakan karya terjemahan dari Sigmund Freud berjudul Instinct and their Vicissitudes, sedangkan dalam pembuktian adanya death wish yang kuat di dalam diri Sylvia Plath dipergunakan buku berjudul Sylvia Plath karya Susan Bassnett dan Bitter Fame : A life of Sylvia Plath serta catatan harian Plath yang dikumpulkan dalam The Journals of Sv.2 via Plath sebagai buku-buku acuan yang utama. Pembahasan citraan dilakukan dengan berpegang pada The Poetic Image karya C. Day Lewis dan teen i_teari citraan dalam puisi yang telah diperdalam selama masa perkuliahan. Analisis citraan dititikberatkan pada citraan yang bernadakan kehancuran dan kesuraman dengan berbagai variasinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa di dalam diri Sylvia Plath terdapat death wish yang sering melampui batas yang wajar, seperti tercermin dalam depresi berkepanjangan, kecenderungan untuk selalu menyalahkan diri sendiri, sifat destruktif dan amarah yang tak terkendali dan usahanya untuk bunuh diri sebanyak dua kali. Dengan proyeksi yang berbeda-beda, death wish ini tercermin di dalam citraan empat puisi Plath. Citraan kekerasan, amarah dan penghancuran di dalam Purdah dan Ladd_ mencerminkan sifat destruktif death wish yang diarahkan ke obyek lain; sementara citraan kesuraman, keheningan dan keusaian yang mendominusi Edge dan Crossing the Water mencerminkan tujuan asli death wish, yakni kembali ke keadaan diam dan statis benda tak bernyawa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Lim-Han
"My aim in writing this essay has been to find out whether the theories in Forster's Aspects of the Novel agree with the novels he has written. In my discussion I have limited myself to the aspects People, Pattern, and Rhythm to see how far his concepts about these are reflected in his novels.As regards People, Forster has partly brought his theories into practice, in the sense that many of his charac_ters are convincingly clear. To be more precise we can say that Forster manages to make them familiar and natural to the reader. But he has also presented some characters which seem unfamiliar to us, because they seem not to exist in real life. As an instance I have taken Mrs. Moore of A Passage to India and Mrs. Wilcox of Howards End.These characters give the im_pression of extraordinary human beings because Forster intends them tt be symbols. In other words, considered as characters they are failures as they belie Forster's conviction that cha_racters, to be real, must resemble those in actual life; he even states that fictional characters ought to be more easily comprehended than those in ordinary life. But viewed as symbols they are surely acceptable. Yet after all has been said, I cannot help feeling that on the whole Forster's characters are not important in themselves. Although they come up to his theo_ries, they are less impress$ve than characters of other novel_ists, because Forster's characters are above all bearers of his themes. Forster is more succesful in drawing pattern. His no_vels, as we have seen, have definite patterns and most of them arebeautifully presented. Nonetheless, he does not wholly es-cape from the same error he accuses Henry James of falling in-to: the too rigid pattern sometimes sacrifices other elements of the novel, of which Howards End is an example.On the other hand, A Passage to India is past criticism, because it is in..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1963
S14248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Andreas
"Novel TGU merupakan karya Steinbeck yang dianggap sulit untuk dapat dimengerti dan dipahami. Hal ini disebabkan banyaknya kejanggalan dan keanehan yang terdapat dalam novel tersebut. Namun novel TGU memiliki kesamaan yang amat mencolok dengan mite, cerita rakyat dan kepercayaan berbagai bangsa di dunia, terutama dalam hal pengorbanan yang dilakukan tokoh utama, Joseph. Ditilik dari pendekatan mitologis-arketipis, unsur tokoh, latar, citraan, dan alur ternyata dapat dilihat sebagai perwujudan arketipe-arketipe yang membangun suatu motif, yaitu motif siklus kehidupan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa dalam novel TGU terdapat motif siklus kehidupan sebagai motif yang membangun keutuhan novel ini. Untuk menunjukkan hal tersebut, skripsi ini meneliti arketipe_-arketipe yang tercermin dalam unsur tokoh, latar, citraan, dan alur TGU, dan bagaimana serta sejauh mana pemunculannya mendukung motif tersebut. Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan mitologis-arketipis yang berusaha untuk memahami suatu karya dengan mengungkapkan arketipe-arketipe yang terkandung dalam unsur tokoh, latar, citraan, dan alur, dan melihat bagaimana seluruh unsur itu saling berkaitan. Pendekatan mitologis-arketipis berdasarkan pada teori psikologi Jung yang berkenaan dengan konsep ketidaksadaran kolektif dan arketipe. Teori ini dapat menjelaskan bahwa karya sastra dan berbagai hasil kebudayaan masa lalu manusia merupakan wadah perwujudan arketipe-arketipe dalam ketidaksadaran kolektif tersebut. Untuk membantu pemahaman terhadap motif dan arketipe yang terdapat dalam TGU skripsi ini juga menyajikan contoh_contoh pemunculan motif dan arketipe sejenis yang terdapat dalam cerita rakyat, mite, dan berbagai kepercayaan suku bangsa di dunia. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian novel TGU dengan pendekatan mitologis-arketipis adalah bahwa motif siklus kehidupan merupakan motif utama dalam novel tersebut, dan unsur tokoh, latar, citraan, dan alur merupakan perwujudan arketipe-arketipe yang saling terkait dan membangun motif siklus kehidupan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Indraria Sri M.F.
"Penelitian atas drama The Zoo Story karya Edward Albee dalam skripsi ini menggunakan pendekatan ekstrinsik. Konflik dalam drama The Zoo Story dikupas dengan menggunakan pandangan filsuf Jean-Paul Sartre, khususnya mengenai komunikasi/hubungan antar manusia. Tujuannya ialah memperlihatkan bahwa konflik dalam drama The Zoo Story adalah ungkapan dari persengketaan yang tak terelakkan dalam komunikasi antar manusia. Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan. Data-data sebagian besar didapatkan dari buku-buku, seperti buku kritik yang mengulas karya Edward Albee, buku-buku mengenai drama secara umum dan drama absurd, Berta ulasan mengenai filsafat abad 20, khususnya filsafat Jean-Paul Sartre. Drama The Zoo Story pada intinya menampilkan kontras dan konflik antara dua tokoh utamanya, yaitu Jerry dan Peter. Masalah konflik ini menarik karena ternyata yang ditampilkan, lebih jauh, adalah konflik yang terjadi dalam komunikasi antar manusia. Jean-Paul Sartre secara radikal pernah menyatakan bahwa pada dasarnya komunikasi antar manusia itu mustahil terjadi tanpa adanya sengketa. Seorang manusia adalah suatu subyek yang menghayati subyektifitasnya di dunia. Kehadiran manusia lain akan merusak penghayatan akan dunia. Suatu subyek seseorang, akan mempertahankan subyektifitasnya, bahkan di tengah-_tengah subyek lain orang lain sekalipun. Karena_nya, dalam komunikasi akan terjadi konflik diantar subyek-subyek yang ingin mempertahankan subyektifitasnya dengan menjadikan subyek lain sebagai obyek bagi dirinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Jerry dalam drama The Zoo Story adalah gambaran suatu subyek yang ingin menguasai dunia Peter, subyek lain. Meskipun pada awalnya Peter tidak terlalu peduli, pada akhirnya ia menyadari bahwa kehadiran Jerry merupakan ancaman bagi keberadaannya..Kesadaran ini membuat Peter bangkit mempertahankan subyektifitasnya. Konflik yang terjadi di antara Jerry dan Peter ini menunjukkan adanya konflik dalam komunikasi, seperti yang diungkapkan oleh Jean-Paul Sartre."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"We have now seen something of the state of religion in the time of Chaucer. All England was ostensibly Roman Catholic, but in the period under discussion many people had wandered away from the faith and strayed far from the Church and its rules. That Geoffrey Chaucer was aware of this can be guessed from the ironic way in which he delineates many of the religious figures in his Canterbury Tales..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S14080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>