Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Nanto Widjaja
"Teknologi kini sedang menjadi pokok pembicaraan hangat, terutama di dalam kalangan intelektual yang merasa berhak bahkan wajib membicarakannya. Umum berpendapat bahwa kita mau tidak mau harus menerima kehadiran teknologi sebagai bagian dari hidup dan perkembangan manusia. Teknologi menciptakan berbagai kemungkinan yang mempermudah hidup manusia, hal itu dapat kita saksikan di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Terlepas dari berbagai sumbangan positifnya bagi manusia, teknologi juga telah mengakibatkan berbagai dampak negatif Orang tersentak menyaksikan polusi yang diakibatkan oleh pabrik-pabrik industri serta terjadinya peningkatan pengangguran karena komputerisasi dan otomatisasi dalam proses produksi dan sebagainya. Singkatnya, kemajuan teknologi telah menbawa perubahan-perubahan sosial baik positif maupun negatif. Kenyataan terakhir inilah yang memaksa sementara orang menjadi begitu pesimis terhadap janji manis yang ditawarkan teknologi. Kenyataan terakhir ini hanya akan menjadi semakin parah kalau kita tenggelam di dalam pesimisme dan hanyut di dalam cengkeraman teknologi, tanpa berusaha membekali diri dan menghadapinya secara serius. Teknologi sebagai hasil budaya manusia seharusnya tidak menjadi momok yang menakutkan, kalau manusia senantiasa siap untuk mengikuti dan mengendalikannya. Bahkan bila manusia dengan penuh disiplin memperhatikan setiap perkembangannya, serta mengarahkannya secara tepat, maka teknologi justru membuka peluang-peluang baru yang meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan demikian kita tidak harus berkerut dahi dan berwajah muram menghadapi teknologi . Pandangan optimis tentang teknologi inilah yang ingin diperlihatkan di dalam skripsi ini melalui pandangan dan pemikiran futurolog Alvin Toffler (1928 - ). Dalam karyanya The Third Wave, tahun 1980, tampak jelas optimisme Toffler terhadap perkemibangan teknologi serta sumbangannya terhadap peradaban manusia. Untuk memperlihatkan garis perkembangan teknologi dan pengaruhnya pada perubahan sosial, Toffler membagi era peradaban manusia menjadi tiga bagian. Yang pertama disebutnya era Gelombang Pertama. Era ini terutama ditandai dengan sosiosfer yang bertumpu pada pertanian dan teknologinya yang masih serba tradisional. Sementara pada era Gelombang Kedua manusia menyaksikan suatu loncatan baru di dalam peradabannya berupa revolusi industri. Terbentuklah pusat-pusat industri yang memprodukmemproduksi barang-barang dalam skala besar (massifikasi). Terjadilah sentralisasi kerja dan produksi yang menimbulkan jurang antara produsen dan konsumen. Bahkan penerapan teknologi pada era ini menurut Toffler sendiri banyak memberi dampak negatif . Sedangkan pada era Gelombang Ketiga justru merupakan pembalikan dari era Gelombang Kedua. Masyarakat yang ditandai oleh teknologi tinggi informasi cenderung mengalihkan kerja dari pusat-pusat produksi (sentralisasi) ke lingkungan rumah atau keluarga (desentralisasi). Produksi lebih berorientasi kepada sistem produksi dalam skala kecil (demassifikasi) dengan penekanan pada prinsip prosumen . Dalam era Gelombang Ketiga teknologi justru menjadi sarana yang sungguh-sungguh memanusiakan dunia dan dengan itu pula meningkatkan kualitas hidup manusia . Akhirnya muncul juga pertanyaan, apakah teknologi yang serba canggih itu memang sesuai untuk seluruh situasi peradaban yang beranekaragam di dunia ini? Atau, apakah semua bangsa siap menerima dan menghadapi perkembangan-perkembangan teknologi yang spektakuler itu?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu kita ajukan dalam rangka suatu catatan kritis menanggapi optimisme Toffler."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Purnomo
"Tesis ini membahas tentang konsep ekshibisi sebagai fungsi utama dalam Science Center sebagai salah satu sarana edukasi mengenai sains dan teknologi kepada masyarakat dan utamanya generasi muda. Lokasi penelitian adalah Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) yang bertempat di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Analisis penelitian ini ditinjau dari sudut pandang teori museologi baru, Science Center dan pendidikan museum.
Hasil analisis menunjukkan bahwa PP-IPTEK sejak awal pendiriannya sudah memfokuskan diri pada edukasi generasi muda dan masyarakatnya mengenai sains dan teknologi melalui aktivitas yang bersifat interaktif. Namun demikian, ekshibisi PP-IPTEK masih belum sepenuhnya menggunakan konsep Science Center dan museologi baru secara utuh. Masih ditemukan beberapa kelemahan dari segi visi-misi, struktur organisasi, kuratorial, tema ekshibisi, interaktifitas ekshibisi, informasi pameran, validasi ekshibisi dan sarana yang bersifat pendidikan lainnya. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan konsep ekshibisi PP-IPTEK sebagai sebuah Science Center.

This thesis discusses the concept of exhibitions as a major function in the Science Center. Exhibitions are one of the main tools for science and technology education for the community and particularly the younger generation. The research location is Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) which is located in the tourist area of ​​Taman Mini Indonesia Indah (TMII). This research is a qualitative descriptive study. This study analyzes exhibitions from three theoretical approaches: new museology, science center museum education.
The results show that since its establishment, PP-IPTEK has been focused on the education of young generation and the community concerning science and technology through interactive activities. Nevertheless, PP-IPTEK exhibitions are still not fully using the concept of the science center and new museology as well. There are some weaknesses were found in terms of vision, mission, organizational structure, curatorial, exhibition themes, interactivity of exhibitions, exhibition information, exhibition validation and other education tools. The results and analysis are used to improve and develop exhibition concept of PP-IPTEK as a science center."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T36010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krajcik, Joseph S.
Boston : McGraw-Hill, 1999
507. 1 KRA t (1);507. 1 KRA t (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: North-Holland, 1983
530.4 HIG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sulistyanto, Author
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: LPPM Unisba, {s.a.}
600 ETHOS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Supardi
"Usaha untuk menunjang keberhasilan penelitian di IPB terus dilakukan antara lain dengan penyediaan berbagai sumher informasi bahan pustaka dalam suatu sistem perpustakaan yang terpusat. Namun karena pesatnya pertumbuhan literatur, terbatasnya dana serta meningkatnya harga bahan pustaka, sering terjadi hambatan dalam usaha penyediaan bahan informasi tersebut. Di lain pihak sumber informasi yang ada di Perpustakaan Pusat IPR belum sepenuhnya dimanfaatkan secara berdaya guna oleh pemakai, walaupun volume pendidikan di IPB cenderung meningkat. Pertanyaan yang sering muncul ialah literatur manakah yang sering digunakan pemakai atau, bagaimana menilai literatur yang relevan dengan kebutuhan pemakai? Ada berbagai cara yang dikemukakan oleh para peneliti bidang informasi tentang cara menghimpun, menganalisia dan menentukan keperluan pemakai Pertama berupa pertanyaan langsung seperti cara penyebaran kuesioner, wawancara. Kedua, dengan menganalisis data yang ada di perpustakaan, misalnya analisis pertanyaan referens pada meja informasi, pencatatan sirkulasi bahan pustaka dan sebagainya. Ketiga, dengan penghitungan referene (analiais sitiran) yang tercantum dalam artikel majalah , dengan asumsi bahwa penunjukkan terhadap majalah merupakan ukuran langsung terhadap penggunaanya. Ketiga cara tersebut tidak sepenuhnya bebas dari bias, namun keuntungan penghitungan referens atau sitiran lebih sederhana dan dapat menilai sumber informasi bahan pustaka yang telah digunakan dengan relatif bebas. Penerapan analisia sitiran telah berlangsung enam dasawarsa sejak pertama kali diperkenalkan oleh Gross dan Gross pada tahun 1927. Mereka mengusulkan penggunaan kajian sitiran sebagai dasar untuk menyusun peringkat majalah yang dikaitkan dengan pengadaan dan pengembangan koleksi perpustakaan. Sejak itu dengan prosedur yang sama telah dilakukan berbagai kajian sitiran, antara lain oleh para pustakawan untuk mengkaji kebutuhan pemakai. Kajian tersebut bersifat deskriftif mempunyai implikasi terhadap pengembangan koleksi dan perencanaan layanan jasa perpustakaan. Suatu pendekatan yang dilakukan pustakawan ialah menganalisis daftar referens yang tercantum dalam pelbagai karya ilmiah, di antaranya dalam tesis, disertasi, laporan penelitian dangan tujuan untuk memolakan literatur yang digunakan oleh pemakai perpustakaan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoo, Kyeong-won
"Sejarah perang merupakan bagian dalam sejarah yang berlangsung sejak dahulu kala dan disebut para filsuf sebagai 'sesuatu yang dibenci, namun tak dapat dihindari. Jika kalian membaca komik "100 kisah sejarah perang, maka kalian akan menemukan sekian banyak kisah perang."
Jakarta: Alex Media Komputindo, 2014
741.5 YOO st I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   6 7 8 9 10 11 12   >>