Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Rahman
"Laser Nd-YAG dengan energi 26 mj dan 53 mj, lebar pulsa 8ns di/Okla/can ke target (Cu) pada tekanan udara yang dikurangi. Peningkatan rasio sinyal latar belakang (S/B) dimungkinkan dengan kombinasi unik dari plasma yang dibatasi (confined plasma) dan teknik pencitraan (imaging technique). Dengan menggunakan teknik pencitraan, plasma primer (primary plasma) dan bagian tertentu dari plasma sekunder (secondary plasma) memberikan spektrum emisi yang kontinu dipisahkan dari bagian lain plasma sekunder. Dengan metode ini dapat diperoleh spektrum S/B yang tinggi meskipun menggunakan pengukuran waktu terintegrasi (time-integrated). Untuk menkonfirmasikan peran dari mekanisme gelombang kejut (shock-wave) dalam pembentukan plasma, titik fokus radiasi laser dimajukan 3 mm pada permakaan target dan ditemukan bahwa plasma sekunder melengkung ke bagian belakang target pada posisi yang berhubungan dengan area yang ditutupi ketika dilihat dari sisi plasma primer. Fenomena sangat mendukung eksistensi gelombang kejut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
"ABSTRAK
Dalam hegemoni globalisasi dan tantangan dalam membangun kota, gagasan smart city
menjadi imperatif kebijakan saat ini. Kota Tangerang Selatan yang terpilih sebagai salah satu
dari 25 daerah peserta program smart city oleh pemerintah pusat di 2017 lalu menjadikannya
momentum untuk lebih meningkatkan kinerja pemerintahan berbasis TIK guna memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Namun, semrawutnya pengendalian urban
sprawl, disintegrasi sarana/prasarana kota, inefektifias pemerintahan, persampahan, banjir,
dan kemacetan ialah masalah-masalah yang berpotensi menghambat tujuan tersebut. Tesis
ini menganalisis implementasi strategi dan pola keterlibatan stakeholder pada program smart
city di Kota Tangerang Selatan. Terdapat 2 teori utama sebagai pisau analisis penelitian yakni
teori strategi pembangunan smart city (Chourabi et. al., 2012) dan teori pola keterlibatan
stakeholder dalam program smart city (Niaros, 2016). Tesis ini menggunakan paradigma post
positivism dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi strategi pada program smart city belum begitu baik. Hal tersebut karena masih
terdapat beberapa kekurangan seperti: belum adanya kajian kebutuhan dan potensi daerah,
ketiadaan dokumen masterplan dan blueprint smart city, kurangnya kuantitas dan kualitas
SDM di bidang IT, diskontinyu kegiatan pelatihan, minimnya inovasi yang dimuat di aplikasi
play store dan app store, terbatasnya jumlah Area Traffic Control Systems (ATCS), belum
adanya teknologi command center berbasis IoT, ketiadaan produk hukum yang menyangkut
smart city, inefektifitas tata kelola kolaborasi, sosialisasi dan integrasi pelayanan publik,
kurang optimalnya pemberdayaan masyarakat, instabilitas ekonomi, rendahnya penyerapan
anggaran pembangunan dan pengelolaan infrastruktur, dan rendahnya kualitas lingkungan
hidup. Di sisi lain, penelitian ini juga menemukan bahwa pola keterlibatan stakeholder dalam
program smart city cenderung bersifat corporate smart city. Rekomendasi penelitian dalam
implementasi strategi pada program smart city meliputi: harus dilakukannya kajian
kebutuhan dan potensi daerah, segera dibuatkannya dokumen masterplan dan blueprint
smart city, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM di bidang IT, kontinuitas kegiatan
pelatihan, perbanyak inovasi kedalam aplikasi play store dan app store, penambahan ATCS,
pengadopsian command center berbasis IoT, menyediakan produk hukum smart city,
peningkatan kolaborasi, sosialisasi dan integrasi pelayanan publik, peningkatan
pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, peningkatan infrastruktur, dan peningkatan kualitas
lingkungan hidup. Sedangkan dalam posisinya yang cenderung corporated smart city,
rekomendasinya antara lain: mendelegitimasi besarnya peran korporasi, assessment yang
lebih profesional dan transparan kepada pihak swasta yang terlibat, dan mengurangi
ketergantungan penyediaan teknologi terhadap pihak swasta.

ABSTRACT
In the hegemony of globalization and the challenges of building cities, the idea of smart city
has become a policy imperative recently. South Tangerang City, which chosen as one of the
smart city program participant from 25 regions by the central government in 2017, made it a
momentum to increasing performance of ICT-based government in order to provide better
services to their citizen. However, the chaotic control of urban sprawl, disintegration of urban
facilities/infrastructure, ineffectiveness of government, trash, floods, and congestion are the
problems that potentially obstructing these aim. This thesis analyzes the implementation of
strategy and the pattern of stakeholder involvement in smart city program in South Tangerang
City. There are 2 main theories as a knife of research analysis. First, theory of smart city
development strategy (Chourabi et. Al., 2012). Second, theory of stakeholder involvement
patterns in smart city program (Niaros, 2016). This thesis using post positivism paradigm
with descriptive research methods. The research shows that implementation of strategy in
smart city programs is not too good. This is because there are still some shortcomings such
as: there is no studies of city need and city potency, nothingness smart city masterplan and
blueprint documents, lack of quantity and quality of human resources in the IT field,
discontinuation of training activities, lack of innovation in play store and app store
applications, limited quantity of Area Traffic Control Systems (ATCS), nothingness IoTbased
command center technology, nothingness of city law related smart city, ineffectiveness
of collaborative governance, socialization and integration of public services, less optimal
community empowerment, economic instability, low absorption of infrastructure
development and management budgets, and lack quality living environment. On the other
hand, this research also found that pattern of stakeholder involvement in smart city programs
tended to be corporate smart city. Research recommendations on the implementation of
strategies in the smart city program include: the study of needs and potency of the city must
be carried out, masterplan and blueprint documents of smart city should be made
immediately, increasing the quantity and quality of human resource in the IT field, continuity
of training activities, increasing quantity of innovation into the Play Store and App Store
applications , adding of ATCS, adoption of IoT-based command center, providing smart city
law products, increasing collaboration, socialization and integrating public services,
increasing community and economic empowerment, improving infrastructure and
environmental quality. Whereas, in its position that tends to be corporate smart city, research
recommendations include: delegitimizing hegemony of the corporation, more professional
and transparent assessments to the corporation involved, and reducing the dependence on
providing technology to the private sector"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadi Abdul Rahman
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
"Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dan merupakan sumber daya alam yang belum dapat digantikan oleh sumber daya alam lain dalam hal hasil energinya. Disamping menghasilkan bahan bakar, minyak bumi melalui berbagai tahap perlakuan dapat menghasilkan berbagai macam bahan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. PT Chandra Asri Petrochemical Centre (CAPC) sebagai salah satu industri pengolahan minyak bumi mengolah minyak bumi menjadi bahan lebih bernilai tinggi. Salah satu produk yang dihasilkan adalah fraksi rantai 4 atau mix-C4. Penelitian ini bermaksud melakukan studi analisis penentuan Dimetilformamida (DMF) dalam sampel fraksi karbon C4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang bersifat manipulatif (konsentrasi telah diketahui), untuk mengetahui secara kuantitatif persentase penambahan konsentrasi yang telah dilakukan maka dilakukan uji recovery. Hasil pengujian uji spesifisitas adalah kromatogram sampel dan kromatogram standar spesifik, hasil pengujian uji recovery adalah 92,90%, hasil pengujian uji repeatability adalah RSD absorbsi 3,82% dan RSD residu 4,27%, hasil pengujian uji limit deteksi adalah 0,3155 ppm, batas kesalahan 0,1588 ppm, dan nilai sebenarnya 3,5321 ppm ± 0,1588 ppm. Hasil analisis linieritas standar kalibrasi adalah r =0,9953."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30684
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
2007
T39454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
"Aparatur pemerintah daerah adalah merupakan roda bagi terselenggaranya pemerintahan yang mandiri dan bertanggung jawab. Kesiapan aparatur merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu daerah dalam melaksanakan otonomi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus mempunyai profesionalitas yang baik. Konsep profesionalitas dalam diri aparat dilihat dari 2 aspek yaitu responsifitas dan inovasi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yakni pendekatan yang bersifat deduktif, yaitu berangkat dari sebuah teori dan berusaha menguji teori tersebut secara objektif.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui profesionalitas aparatur di BAPPEDA Kota Depok dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 45 orang responden yang merupakan pegawai dari dinas-dinas di Kota Depok yang mendapatkan pelayanan dari BAPPEDA Kota Depok.
Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai mean (rata-rata) berada pada rentang nilai 2,5 - 3,25 atau berada pada nilai skala 3 sehingga profesionalitas aparatur BAPPEDA Kota Depok dinilai cukup atau memiliki profesionalitas yang cukup. Apabila dilihat dari nilai t hitung = 67,102 > nilai t tabel (44; 0,025) = 0.2000, karena t hitung > nilai t tabel atau bisa juga dilihat nilai sig. 0.000 < 0.025 maka Ho ditolak. Jadi rata-rata profesionalitas Aparatur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Depok termasuk dalam kategori baik.

Local government apparatus is a wheel for the implementation of self-governance and responsible. Readiness of the apparatus is of a great importance in determining the success or failure of a region in implementing autonomy in accordance with applicable laws. The Government apparatus in carrying out its duties and functions should have a good professionalism. The concept of professionalism within the apparatus self viewed from 2 aspects that are responsiveness and innovation.
The approach used in this study is a quantitative approach, which is deductive approach, which departs from a theory and trying to test the theory objectively.
Writing aims to know the apparatus professionalism in BAPPEDA of Depok City in carrying out the work in accordance with the duties and functions. Collecting data in this study conducted by distributing questionnaires to 45 respondents who are employees of departments in Depok City who get service from BAPPEDA of Depok City.
From the results of this study obtained a mean is in the range of values from 2.5 to 3.25 or are on the scale of 3 so that the apparatus professionalism of BAPPEDA of Depok City judged enough or have enough professionalism. When viewed from the value t count = 67.102 > table value of t (44; 0.025) = 0.2000, because the t count > t table value or it could be seen the value of sig. 0000 < 0025 then Ho is rejected. So the average of Apparatus professionalism Regional Development Planning Board (BAPPEDA) of Depok City included in good category.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S8779
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Abdul Rahman
"Desa merupakan suatu entitas budaya yang telah ada sejak dahulu jauh sebelum datangnya penjelajah eropa dan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Desa sebagai entitas budaya telah memiliki hukum adat, sistem pemerintahan desa dan berbagai perangkatnya. Seiring dengan pergantian pemerintahan silih berganti maka secara hukum desa berubah menyesuaikan terhadap berbagai kebijakan tentang pemerintahan desa tersebut. Desa yang pada mulanya merupakan desa adat dengan sistem pemerintahan desa adat dan kelembagaannya berubah menjadi desa dengan otonomi dan status hukum yang diakui oleh pemerintah. Perubahan selanjutnya mengarah menjadi desa administrasi yang mengarahkan desa agar menjadi desa yang efektif dan efisien untuk menunjang program dan perintah dari pemerintah pusat. Pergantian pemerintah berlanjut berubah menjadi desa dengan sistem pemerintahan campuran antara desa adat (self governing community) dan desa administrasi (local self government). Perubahan tersebut sesungguhnya telah merubah desa adat yang semula asli menjadi desa-desa yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang pada akhirnya mengarah pada upaya melakukan modernisasi administrasi pemerintahan desa.

The village is a cultural entity that has been around since long ago long before the arrival of European explorers and Netherlands East Indies colonial Government. The village as a cultural entity has had the customary law system of Government, and various device village. Along with the turn of the successive Government then legally changed adapting to various village policy of the Government of the village. The village was originally a village of indigenous governance systems and customary village, turn into a village with autonomy and legal status recognized by the Government. Further changes lead to the direct administration of the village to support effective and efficient programs and commands from the Central Government. The turn of the Government continued to turn out to be a village with a mixed system of Government between village customs (self governing community) and the village administration (local self government). These changes really has changed the original village was originally a custom villages in accordance with government policy that ultimately led to the effort of doing the modernization of public administration of the village."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30153
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
"Peningkatan temperatur global akibat pemanasan bumi berdampak secara langsung pada pengaturan temperatur dan komsumsi energi tahunan suatu gedung atau perumahan. Dampak komsumsi energi tahunan pada bangunan yang menggunaan atap tumbuhan dapat diamati melalui penelitian eksperimental ataupun mengunakan simulasi dinamik TRNSYS. Pada berbagai penelitian ditemukan bahwa penggunaan atap tumbuhan dapat mengendalikan fluktuasi temperatur atap dan selanjutnya mengurangi konsumsi energi tahunan suatu bangunan. Jika temperatur atap konvensional yang berwarna hitam bisa mencapai suhu 80°C maka dengan memakai atap tumbuhan temperatur atap bisa diturunkan hingga 27°C. Penelitian ini ditujukan untuk mengamati perilaku termo-hidrik dan konsumsi energi tahunan suatu bangunan apartemen terintegrasi. Hasil pengujian menggunakan TRNSYS17 pada bangunan apartemen yang beratap tumbuhan tipe ekstensif menunjukkan bahwa modifikasi nilai LAI (Leaf Area Index) antara 1,0 s/d 4,8 dan ketebalan tanah (Z) antara 0,177 s/d 0,3 m di periode 16-31 Juli 2010, dapat menurunkan temperatur atap hingga 18°C dan menghemat konsumsi energi hingga -13,9 kWh. Dibandingkan atap konvensional yang menghasilkan temperatur atap sebesar 47oC dan konsumsi energi rata-rata sebesar 20 kWh. Dari pengujian ini diperoleh juga bahwa bangunan yang menggunakan atap tumbuhan mengalami penurunan tingkat ketidaknyamanan sebesar 7.2 % dan penghematan energi sebesar 33,7% selama periode tersebut.

Increasing of global temperature because of earth warming effect also influence to internal building temperature and annually energy consumption of the building. The annually energy consumption of building with green roof can be calculated by experimental research or numerical method with TRNSYS. Many researches are fond that green roof will controlling fluctuation of roof temperature and reducing annually energy consumption of the building. In case of black roof without green roof, the roof temperature is 80°C and it is equal 27°C if we using green roof. The objective of this research is to explore a compartment thermo-hydraulic and annually energy consumption from integration building apartment. Result of this experimental (with green roof extensive type and with TRNSYS17) has to show that modification number of LAI (Leaf Area Index) from 1,0 until 4,8 and modification of substrate layer (Z) from 0,177 until 0,3 m can be reduce energy consumption and roof temperature became -13,9 kWh and 18°C on the summer period. Its compared from building without green roof, it found that is 47°C and 20 kWh are produce from roof temperature and annually energy consumption. In others result, we found that a building with green roof reduced 7,2 % of thermal comfort and 33,7 % of energy efficiency at the same period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30044
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Abdul Rahman
"Masalah yang melatarbelakangi Tugas Akhir ini adalah adanya masalah individual, interpersonal, dan organisasional di lembaga pendidikan X yang setelah dilakukan analisa diduga bersumber dari keasertifan guru dan pembina yang relatif rendah. Guru dan pembina di lembaga pendidikan X seringkali menunjukkan pola-pola interaksi yang bersifat pasif ataupun agresif. Sebagian guru dan pembina lebih suka menyimpan pikiran, perasaan, dan keyakinannya, serta membiarkan orang lain mengganggu hak-hak personalnya. Sebagian guru dan pembina lainnya lebih suka menunjukkan perilaku agresif terutama ketika harus berinteraksi dengan siswa.
Untuk memahami masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan X, dilakukan analisis penyebab, metode, dan prosedur pemecahan masalahnya Berdasarkan analisa tersebut, disimpulkan ada 4 faktor yang menyebabkan rendahnya keasertifan guru dan pembina yaitu ; gaya kepemimpinan masa lalu, nilai-nilai yang dianut, budaya organisasl dan lingkungan sekitar, serta faktor-faktor psikologis Dari ke-empat faktor penyebab tersebut, faktor psikologis merupakan faktor yang mungkin untuk diintervensi Kemudian, dari berbagai metode intervensi yang ada, karena kepraktisan dan masukan dari beberapa ahli seperti Davison & Neale (2001) dan Johnson (1997), metode pelatihan dipilih sebagai metode intervensi untukmeningkatkan perilaku asertif guru dan pembina.
Pelatihan keasertifan tersebut penulis susun dengan langkah-langkah 1 identifikasi kebutuhan, penetapan tujuan dan sasaran, penetapan materi, penetapan metode dan prinsip belajar, pelaksanaan pelatihan dan evaluasi. Dan berdasarkan pemahaman terhadap teori keasertifan dan perubahan perilaku, penulis menetapkan 6 materi, yaitu : persepsi, harga diri, komunikasi interpersonal, komunikasi non-verbal, teori keasertifan, dan menjadi asertif.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaharuddin Abdul Rahman
Selangor: Cert, 2012
297.273 ZAH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>