Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agatha
"Prestasi belajar yang buruk selama masa Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat berkontribusi pada kegagalan dalam pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara dikemudian hari (Chua dan Mosha, 2015). Meskipun demikian, prestasi belajar siswa SMA di Indonesia masih memprihatinkan dibandingkan negara-negara lain. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor dominanan yang menentukan prestasi dan faktor-faktor yang memberikan perbedaan bermakna pada prestasi belajar dengan desain studi cross sectional pada 130 siswa kelas X dan XI SMA Budi Mulia Kota Bogor 2016. Sebanyak 51,5% responden memiliki prestasi kurang (dibawah rata-rata) dan 48,5% lainnya berprestasi baik. Berdasarkan uji regresi logistik ganda, faktor dominan yang menentukan prestasi belajar siswa adalah stimulasi kognitif (P=0,002;OR=17) setelah dikontrol variabel status kebugaran, asupan protein, status gizi (TB/U), durasi tidur, energi sarapan, asupan energi, dan motivasi berprestasi. Faktor lain yang memberikan perbedaan prestasi belajar yang bermakna secara statistik adalah motivasi berprestasi (P=0,001;OR=13), asupan energi (P=0,017;OR=6), status kebugaran (P=0,045;OR=5), dan asupan protein (P=0,046;OR=5). Konfounding prestasi belajar yang tidak memberikan perbedaan prestasi belajar bermakna secara statistik adalah status gizi TB/U (P=0,33;OR=5), durasi tidur (P=0,437;OR=2), dan energi sarapan (P=0,998;OR=2).

Poor academic achievement during Senior High School (SHS) will contribute to the failing social and economic development in a country (Chua and Mosha, 2015); however, SHS students? academic achievement in Indonesia is far from good comparing to other countries. This research?s objectives are to find the dominant factor and other factors that give differences in academic achievement by using cross sectional study design in 130 student grade 10-11 Budi Mulia SHS Bogor. There are 51,5% students who have poor academic achievement (the scores are below average) and 48,5% students who have good academic achievement. Using multiple logistic regression, the dominant factor that determines students academic achievement is cognitive stimulation (P=0,002;OR=17) after controlling fitness status, protein intake, nutritional status (HAZ), sleep duration, energy intake during breakfast, energy intake, and motivation. The other factors that give a difference in academic achievement are motivation (P=0,001;OR=13), energy intake (P=0,017;OR=6), fitness status (P=0,045;OR=5), and protein intake (P=0,046;OR=5). Nutritional status (HAZ) (P=0,33;OR=5), sleep duration (P=0,437;OR=2), and energy intake during breakfast (P=0,998;OR=2) were found as confounders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha
"Latar belakang: Penggunaan internet meningkat terutama dengan adanya pandemik COVID-19 yang terjadi, hal ini berkontribusi terhadap kejadian adiksi internet. Usia remaja dan dewasa muda, sepertinya usia seorang mahasiswa, merupakan populasi paling rentan terhadap penggunaan internet dan adiksi internet. Adiksi internet sering juga dihubungkan dengan beberapa aspek psikologis, salah satunya yang akan dibahas pada penelitian ini, merupakan kualitas tidur. Metode: Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang dengan metode analitik observasional. Data penelitian didapat dengan menyebarkan kuesioner daring menggunakan Google Forms, berisi lembar informed consent, kuesioner data demografik, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI). Kuesioner disebarkan melalui sosial media kepada populasi target. Kemudian data yang didapat dilakukan uji statistik menggunakan program SPSS, untuk menemukan hubungan antara masalah adiksi internet dan gangguan tidur. Hasil: Dari 282 responden penelitian yang merupakan mahasiswa FKUI tahap akademik, ditemukan prevalensi adiksi internet yaitu 23,40% (n=66), dan prevalensi gangguan tidur yaitu 45,39% (n=128). Hubungan dari variabel adiksi internet dan gangguan tidur diuji menggunakan uji Kai-Kuadrat dan ditemukan hubungan signifikan (Nilai p 0,000 (<0,05)). Dari 66 populasi adiksi internet, 46 juga mengalami gangguan tidur. Selain itu, dilakukan juga uji korelasi antara faktor demografik dan pola penggunaan internet terhadap gangguan tidur, menggunakan uji Spearman. Hasil uji korelasi tidak ditemukan hubungan signifikan (Nilai p<0,05). Mahasiswa FKUI cenderung menggunakan internet untuk media sosial (63,48%) dibandingkan dengan pembelajaran (20,92%). Kesimpulan: Ditemukan hubungan bermakna antara adiksi internet dan gangguan tidur pada mahasiswa
Background: Internet usage has increased during the ongoing COVID-19 pandemic, this has contributed to the incidence of internet addiction. Adolescents and young adults are the population most vulnerable population to internet use and internet addiction. Several psychological aspects are often related to internet addiction, one of which will be discussed in this study is sleep quality. Methods: The study that was conducted is a observational analysis cross-sectional design. The data in this research was obtained by distributing an online questionnaire using Google Forms, containing an informed consent sheet, a demographic data questionnaire, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and the Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet (KDAI). The questionnaire was distributed via social media to the target population. Then the data obtained were statistically tested using the SPSS program, to find the relationship between internet addiction problems and sleep disorders. Results: In a total of 282 respondents from Pre-Clinical students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia, it was found that the prevalence of internet addiction was 23.40% (n=66), and the prevalence of sleep disorders was 45.39% (n=128). The relationship between internet addiction and sleep disorders was tested using the Chi-Square test and a significant relationship was found (p-value 0.000 (<0.05)). Of the 66 respondents with internet addiction, 46 also experience sleep disorders. In addition, a correlation test was also conducted between demographic factors and internet usage patterns on sleep disorders, using the Spearman test. Correlation test found no significant relationship (p-value <0.05). FKUI students use the internet for social media (63.48%) compared to learning (20.92%). Conclusion: There is significant relationship between internet addiction and sleep disorders among university students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Agatha T.
"Perlakuan terhadap atribut harga dengan cara yang kurang tepat berhubungan secara langsung dengan pendapatan. Kebanyakan penyusnan kebijakan harga diilhami oleh hukum permintaan dan penawaran yang menyatakan bahwa harga yang murah akan memberikan lebih banyak sumbangan kepada pendapatan dari pada harga yang mahal, Kenyataan yang terjadi tidaklah selalu demikian.
Penulisan ini ditujukan untuk memberikan gambaran dan memodelkan keputusan harga yang berorientasi permintaan (demand oriented pricing). Pada demand oriented pricing, harga ditentukan oleh dua hal : value dan elasticity. Konsep Value menyatakan bahwa produk dipilih karena memiliki satu atau lebih atribut yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli. Konsep elasticity menyatakan bahwa harga merupakan atribut yang paling sensitif. Demand oriented pricing yang diperdalam melalui teori customer behavior menyatakan bahwa perilaku konsumen direfleksikan pada preferensinya terhadap alternatif produk. Utilitas produk membedakan preferensi konsumen. Utilitas adalah ukuran mumerik kepuasan pelanggan.
Pada hukum permintaan dan penawaran, harga dan permintaan berhubungan negatif, searah, dan memberikan pengaruh yang proporsional. Sedangkan harga dan penawaran berhubungan positif, searah dan juga memberikan pengaruh yang proporsional. Penurunan harga akan meningkat permintaan, peningkatan harga akan menurunkan permintaan. Sebaliknya, penurunan harga akan menurunkan penawaran dan peningkatan harga akan meningkatkan penawaran.
Hukum permintaan dan penawaran juga mengamati peranan harga pada pendapatan ketika aspek lain diasumsikan pada kondisi konstan sehingga harga berdiri sendiri. Pada kenyataannya, hubungan ketiganya tidak selalu searah dan proposional. Setiap variabel saling memberikan pengaruh yang timbal balik, Suatu sebab yang dihasilkan suatu variabel tidak selalu memberikan pengaruh "akibat" pada variabel lain dengan jumiah yang proporsional. Ketiganya juga terkait pada pola antar variabel yang rumit dan canggih. Harga juga tidak herdiri sendiri akan tetapi terkait dalam tatanan multi atribut yang membentuk profil produk.
Analisis Conjoint dan berfikir sistem yang dioperasikan melalui sistem dinamis merupakan metode pendekatan hubungan mutlit atribut yang bersifat non-linear. Kekuatan pada metode ini adalah kemampuannva mengubungan secara timbal halik berbagai atribut mengikuti pola hubungan sebagaimana seharusnya yang terjadi pada dunia nvata dengan mempertimbangkan dimensi waktu sebagai proses pembelajaran Berfikir sistem yang mengkaitkan aspek value dan elasticity untuk memberikan model simulasi harga pada sistem pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olive Octavia Agatha
"Dalam skripsi ini, diteliti bagaimana berita kematian disampaikan dalam kalimat pembuka iklan berita duka cita. Saya membatasi cara penyampaian berita kematian ini hanya dengan melihat kalimat pembuka iklan berita duka cita karena pada kalimat pembuka tersebutlah terdapat informasi bahwa seseorang telah meninggal. Iklan berita duka cita yang dijadikan data diambil dari surat kabar berbahasa Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) dan surat kabar berbahasa Indonesia Kompas dalam kurun waktu 2006-2007. Pilihan kata yang menyatakan kematian pada kalimat pembuka iklan berita duka cita dalam surat kabar berbahasa Jerman dan Indonesia dianalisis dari tataran semantik, berdasarkan teori makna Gustav Blanke dan teori eufemisme Hannapel/Melenk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pilihan-pilihan kata dan kata-kata yang bersifat eufemistis yang menyatakan kematian dalam kalimat pembuka iklan berita duka cita berbahasa Jerman dan Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui penggambaran kematian yang muncul dalam iklan berita duka cita berbahasa Jerman dan Indonesia. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan kematian seringkali merupakan bentuk penghalusan atau eufemisme dari kata _sterben_ atau _Tod_ dalam bahasa Jerman atau _kematian_ dalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan gaya bahasa eufemisme pula, dapat diketahui bahwa dalam iklan berita duka cita berbahasa Jerman, kematian digambarkan sebagai akhir kehidupan, perjalanan, tidur, panggilan, kehilangan, dan awal kehidupan baru. Sementara dalam iklan berita duka cita berbahasa Indonesia, kematian digambarkan sebagai akhir kehidupan, awal kehidupan baru, perjalanan, dan panggilan.

Die vorliegende Arbeit befa?t sich damit, wie eine Todesnachricht am Anfang einer Todesanzeige vermittelt wird. Ich habe meine Daten nur auf den Anfangss_tzen beschr_nkt, denn es wird in diesen S_tzen vermittelt, dass jemand gestorben ist. Als Daten benutzte ich die Todesanzeige von der deutschen Zeitung Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) und der indonesischen Zeitung Kompas in der Zeit von 2006 bis 2007. Die Wortwahl, die eine Todesnachricht am Anfang der Todesanzeige in der deutschen und der indonesischen Zeitung erl_utert, wird semantisch analysiert. Die Analyse basiert sich auf die Sinn-Theorie von Gustav Blanke und Euphemismus-Theorie von Hannapel/Melenk. Das Ziel dieser Untersuchung ist, um herauszufinden, welche Wortwahl und welcher Euphemismus den Begriff _Tod_ erl_utern. Au?erdem ist das Ziel dieser Untersuchung, die Schilderung des Todes, die in der deutschen und der indonesischen Zeitung erscheinen, zu erfahren. Nachdem ich die Daten analysiert habe, sind W_rter oft zu finden, die als Euphemismusform von _sterben_ oder _Tod_ auf Deutsch oder _kematian_ auf Indonesisch gelten. Durch diesen Euphemismus-Sprachstil k_nnen wir herausfinden, dass in der deutschen Todesanzeige, _Tod_ als Ende des Lebens, eine Reise, das Schlafen, einen Aufruf, eine Verlust und Anfang eines neuen Lebens beschrieben wird, w_hrend in der indonesischen Todesanzeige, _Tod_ als Ende des Lebens, Anfang eines neuen Lebens, eine Reise,und einen Aufruf beschrieben wird."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Shendry Agatha
"ABSTRACT
Metode penghitungan PPN di Indonesia menggunakan metode kredit/invoice method dengan instrumen faktur pajak sebagai bukti pungutan dan pengkreditan PPN. Karena belum tersistem dan menggunakan kertas, faktur pajak rentan untuk dipalsukan untuk mengurangi beban pajak. Tahun 2014, Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan kebijakan Faktur Pajak Elektronik sebagai respon penyalahgunaan faktur pajak dan bertujuan untuk memberikan kemudahan administrasi bagi PKP dan fiskus. Setelah diimplementasikan lebih kurang empat tahun, Direktorat Jenderal Pajak masih menemui kasus faktur pajak fiktif dalam sistem e-Faktur. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tujuan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kebijakan Faktur Pajak Elektronik belum efektif karena masih ditemui faktur pajak fiktif dalam sistem e-Faktur. Direktorat Jenderal Pajak tidak melakukan pembaruan sistem adminstrasi pajak secara komprehensif sehingga masih memberikan peluang untuk melakukan kecurangan. Direktorat Jenderal Pajak sebaiknya memperbarui sistem secara komprehensif dan terintegrasi sehingga dapat menutup peluang kecurangan tersebut.

ABSTRACT
The method of calculating VAT in Indonesia using credit method invoice method with tax invoice as the evidence of levies and crediting of VAT. Because it has not been systemized and using paper, tax invoices are often misused to reduce the tax burden. In 2014, the Directorate General of Taxation issued an Electronic Tax Invoice policy in response to the misuse of tax invoices and aims to provide ease of administration for corporate taxpayes and tax authority. After being implemented for approximately four years, the Directorate General of Taxation still encounters the case of fictitious tax invoice in the e Tax Invoice system. This research uses qualitative research approach with descriptive research purposes. Data was collected by in depth interview and literature study. The results showed that, Electronic Tax Invoice policy has not been effective because it is still encountered fictitious tax invoice in e Invoice system. Directorate General of Taxation. The Directorate General of Taxation does not update the tax administration system comprehensively, so it still provides an opportunity to commit fraud. The Directorate General of Tax should update the system comprehensively and integrall,y so as to close the opportunity for such fraud."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Agatha
"Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan kontrol inhibisi dibutuhkan agar kita dapat menahan godaan dan menahan tingkah laku yang tidak pantas. Sementara itu, stres yang merupakan bagian keseharian kita merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kemampuan kontrol inhibisi. Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk melihat peranan stres kronis sebagai variabel yang dapat memoderasi pengaruh stres akut pada kontrol inhibisi. Pengukuran kemampuan kontrol inhibisi dengan stop-signal task digunakan untuk melihat pengaruh stres akut yang ditimbulkan oleh tugas aritmatika Paced Auditory Serial Addition Task / PASAT terhadap kontrol inhibisi pada partisipan dalam kelompok manipulasi stres akut n = 43, dibandingkan kelompok kontrol n = 41 . Tingkatan stres kronis sebagai moderator diukur dengan Trier Inventory of Chronic Stress pada seluruh partisipan. Hasil menunjukkan tidak ada pengaruh stres akut terhadap kontrol inhibisi F 1, 79 = 0,76, p = 0,38, serta efek moderasi dari stres kronis F 1, 75 = 0,01, p = 0,90. Analisis lanjutan dilakukan dengan memasukkan jenis kelamin sebagai moderator tambahan. Hasil analisis lanjutan menujukkan bahwa stres akut dapat memengaruhi kontrol inhibisi tergantung pada tingkatan stres kronis dan jenis kelamin, F 1,75 = 5,914, p = 0,01, partial ?2 = 0,07.

Inhibitory control is a significant ability that we need to overcome temptations and withholding inappropriate behavior. Meanwhile, stress as a part of our everyday life can alters our inhibitory control. In this experiment we examined the moderating role of chronic stress on the effect of acute stress on inhibitory control. The stop signal task was used to assess the inhibitory control and whether it was affected by acute stress induced by arithmetical task Paced Auditory Serial Addition Task PASAT on participants in acute stress manipulation group n 43 , compared to control group n 41. The level of chronic stress was assessed using Trier Inventory of Chronic Stress on all participants. The result showed that there was no effect of acute stress on inhibitory control F 1, 79 0.76, p 0.38, as well as the moderating effect of chronic stress F 1, 75 0.01, p 0.90. Further analysis was conducted by including sex as an additional moderating variable. The result of the further analysis showed that acute stress alters inhibitory control depending on the level of chronic stress and sex, F 1,75 5.91, p 0.01, partial 2 0.07.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuke Vahira Agatha
"Pesawat terbang harus memiliki ketahanan yang baik pada kondisi penerbangan normal maupun kritis. Salah satu kondisi penerbangan kritis pada pesawat bermesin ganda adalah kondisi kegagalan pada salah satu mesin pesawat pada saat terbang. Dengan hanya satu mesin hidup, pesawat masih memiliki kekuatan yang cukup untuk menghasilkan daya dorong. Namun, pesawat akan mengalami moment yaw karena gaya dorong pada mesin yang tersisa. Efek yaw ini harus dikompensasi oleh sistem kendali penerbangan untuk menjaga kondisi penerbangan agar tetap stabil. Rudder merupakan salah satu sistem kendali penerbangan yang mengendalikan momen yaw pesawat. Sudut defleksi rudder harus diposisikan dengan tepat untuk mengatasi momen yaw dari mesin yang masih hidup. Studi untuk menentukan perkiraan pengaturan sudut optimal defleksi rudder dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana kekuatan gaya yang dihasilkan rudder dapat mempertahankan kestabilan penerbangan. Perkiraan terbaik optimal Vmc adalah 78 knots dengan 18 derajat sudut defleksi rudder dan perkiraan terbaik Vmc paling minimum adalah 72 knots dengan 22 derajat sudut defleksi rudder. Kedua gaya yang dihasilkan pada perkiraan terbaik optimal Vmc (2513 N) dan pada perkiraan terbaik Vmc paling minimum (2589N) mampu menstabilkan pesawat pada level terbang lulus pada kondisi mesin mati satu. Hasil penelitian penting bagi pilot untuk mengendalikan pesawat dalam kondisi penerbangan kritis karena satu mesin gagal. Pertimbangan mengenai kekuatan dan integritas struktur kemudi terutama pada titik poros engsel antara bagian dinamis dan statis juga diperhitungkan. Analisis frekuensi yang dihasilkan akibat pengaruh aliran udara dipertimbangkan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya fenomena resonansi pada struktur ekor pesawat.

An aircraft must have durability, whether for normal flight condition and for a critical flight condition. One of the critical flight conditions of a twin-engines aircraft is the failure of one engine while the aircraft is cruising. The aircraft with only one live engine on will still have enough power to generate thrust. However, the aircraft will experience a moment couple due to the thrust on the remaining engine that makes the aircraft to yaw. This yaw effect must be compensated by the flight control to maintain a stable flight condition. The rudder as one of the flight control systems manages the aircraft yaw motion. So, therefore the rudder deflection angle must be set properly as a treatment to overcome the moment force of the live engine. Study to determine best approximation of optimum rudder deflection angle setting were conducted to get the figures of how the counter side forces generated on the rudder can maintain a stable flight. The best approximated optimum Vmc is 78 knots, with its respected optimum degree of rudder deflection is 18 and the best approximated lowest possible Vmc is 72 knots, with its respected optimum degree of rudder deflection is 22. Which both forces generated in best approximated optimum Vmc (2513 N) and in the best approximated lowest possible Vmc (2589 N) are enough to stabilize the aircraft in straight level flight in one engine failed condition. The result of the study is paramount as important guidance for a pilot to control the aircraft in a critical flight condition due to one engine fails. Considerations on the strength and integrity of the rudder structure especially at the hinge pivot points between the dynamic and the static parts are taken account as well. Frequency due to flow induced analysis is being considered to check the possibility of resonance phenomena in the tail structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Agatha
"Tersebarnya virus Covid-19 pada 2020 lalu membuat banyak orang harus menetap
di rumah untuk menghindari penyebaran virus. Hal ini membuat konsep healthy building
menjadi hal yang ramai dibicarakan karena desain bangunan dan material dari bangunan
yang kita tinggali secara langsung dan tidak langsung dapat berdampak pada kesehatan
fisik, fisiologis, dan psikologis. Selain itu, desain bangunan juga dapat berpengaruh pada
potensi penyebaran virus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah negara di
dunia yang diteliti menggunakan konsep healthy building, jumlah penelitian di Indonesia
dengan konsep healthy building, implementasi konsep healthy building di Indonesia dan
dunia, dan tantangan dalam melaksanakan healthy building. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review. Sintesis yang digunakan adalah
sintesis deskriptif. Hasilnya menunjukkan, sebanyak 36 literatur yang meneliti tentang
konsep healthy building dikaji pada penelitian ini. Dari 36 literatur, 18 di antaranya
meneliti konsep healthy building pada negara tertentu di dunia dan 4 di antaranya meneliti
konsep healthy building di Indonesia. Penelitian ini juga menunjukkan tantangantantangan
dalam melaksanakan konsep healthy building.

The spread of the Covid-19 virus in 2020 forced many people to stay at home to
avoid the spread of the virus. This makes the concept of healthy building an area of
interest because the building design and materials of the buildings we live in can directly
and indirectly have an impact on our physical and psychological health. In addition, the
design of the building can also affect the potential for the spread of the virus. This study
aims to analyze the number of countries in the world that have been studied using the
healthy building concept, the number of studies in Indonesia using the healthy building
concept, the implementation of the healthy building concept in Indonesia and the world,
and the challenges in implementing healthy building. The method used in this research is
Systematic Literature Review. The synthesis used is descriptive synthesis. The results
show that as many as 36 literatures that studied the concept of healthy building were
reviewed in this study. Of the 36 literatures, 18 of them studied the concept of healthy
building in certain countries in the world and 4 of them studied the concept of healthy
building in Indonesia. This research also shows the challenges in implementing the
concept of healthy building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revaldy Putra Agatha
"Besarnya kenaikan angka emisi gas karbon saat ini tengah menjadi tantangan cukup besar bagi global. Saat ini kendaraan listrik sedang banyak digunakan karena dinilai dapat menjadi terobosan untuk mengurangi emisi gas karbon. Tujuan dari penelitian ini akan dibahas mengenai performa penggunaan sistem manajemen termal pasif pada baterai kendaraan listrik dengan menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan phase change material. Pengujian dilakukan dengan mengukur temperatur pada dinding simulator baterai dengan menggunakan termokopel tipe K dengan modul NI DAQ 9214, c-DAQ 9174, dan tegangan listrik menggunakan digital power meter. Variasi pengujian dilakukan dengan memvariasikan besar daya pembangkitan panas pada heater yang terhubung pada simulator baterai sebagai representasi dari heat losses yang timbul saat baterai bekerja yaitu sebesar 9 W, 27 W, dan 45 W dan juga variasi komponen sistem pendingin yaitu pengujian baterai tanpa sistem pendingin, baterai dengan sistem pendingin heat sink, heat pipe, dan PCM serta baterai dengan sistem pendingin heat sink dan PCM. Dalam penelitian ini PCM yang digunakan adalah Rubitherm tipe RT 38. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan temperatur terbesar terjadi ketika dilakukan variasi daya pembangkitan panas 45 W dengan sistem pendingin menggunakan heat sink, heat pipe dan PCM dimana penurunan yang terjadi mencapai 22,95% dari 63,89 menjadi 49,23. Sedangkan pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,7% dari 49,4°C menjadi 46,09°C dan untuk daya pembangkitan panas 9 W temperatur baterai menurun sebesar 0,36% dari 41,20°C menjadi 41,05°C. Selain itu dilakukan juga variasi pengujian dengan menghilangkan heat pipe untuk melihat pengaruh penggunaannya. Didapatkan pada variasi 45 W temperatur baterai menurun sebesar 22,07% menjadi 49,79°C. Sementara pada daya 27 W temperatur baterai menurun sebesar 6,28% menjadi 46,3°C dan untuk daya 9 W terjadi penurunan temperatur sebesar 0,61% menjadi 40,95°C. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pendinginan baterai menggunakan kombinasi heat sink, heat pipe dan PCM sebagai sistem pendingin pasif adalah metode pendinginan baterai yang efektif untuk mengurangi temperatur kerja pada baterai kendaraan listrik yang dapat dijadikan opsi penggunaannya untuk masa depan.

The current increase in carbon gas emissions poses a significant challenge globally. Electric vehicles are currently being widely used as they are considered a breakthrough in reducing carbon gas emissions. The objective of this research is to discuss the performance of using a passive thermal management system on electric vehicle batteries by utilizing a combination of heat sink, heat pipe, and phase change material (PCM). The testing was conducted by measuring the temperature on the battery simulator wall using a type K thermocouple with NI DAQ 9214 module, c-DAQ 9174, and electric voltage measured using a digital power meter. The testing variations were performed by varying the heat generation power on the heater connected to the battery simulator, representing the heat losses that occur during battery operation, namely 9 W, 27 W, and 45 W. Additionally, variations of cooling system components were tested, including battery testing without a cooling system, battery with a cooling system using heat sink, heat pipe, and PCM, as well as battery with a cooling system using heat sink and PCM. In this research, Rubitherm RT 38 type PCM was used. The results of this study indicate that the largest temperature reduction occurred when the heat generation power was varied at 45 W with a cooling system consisting of heat sink, heat pipe, and PCM, resulting in a reduction of 22.95% from 63.89°C to 49.23°C. For 27 W power, the battery temperature decreased by 6.7% from 49.4°C to 46.09°C, and for 9 W heat generation, the battery temperature decreased by 0.36% from 41.20°C to 41.05°C. Furthermore, testing variations were also performed by eliminating the use of heat pipe to observe its impact. It was found that at the 45 W variation, the battery temperature decreased by 22.07% to 49.79°C. Meanwhile, for 27 W power, the battery temperature decreased by 6.28% to 46.3°C, and for 9 W heat generation, there was a temperature reduction of 0.61% to 40.95°C. Based on the results of this research, it can be concluded that cooling the battery using a combination of heat sink, heat pipe, and PCM as a passive cooling system is an effective method to reduce operating temperature in electric vehicle batteries, which can be considered as an option for future use."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Agatha
"Berdasarkan data statistika terkait banyaknya tindak pidana terhadap tubuh dan nyawa yang terjadi di Indonesia, masyarakat kerap kali menjadi korban tindak pidana berupa kejahatan yang dilakukan oleh orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Saat seseorang merasa dirinya sedang terancam akan tindak pidana yang mungkin menimpanya, maka orang tersebut tentu akan berusaha untuk membela diri. Pembelaan ini disebut dengan pembelaan terpaksa (noodweer) yang diatur dalam Pasal 49 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Lantas, dalam praktiknya tidak terdapat kejelasan terkait batasan yang menjadi tolok ukur dalam unsur-unsur pada perbuatan pembelaan terpaksa dan menimbulkan pertanyaan terkait bagaimana pertimbangan hakim dalam menerima ataupun menolak upaya pembelaan terpaksa yang mengakibatkan kematian dalam putusan-putusan pengadilan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif, yang menganalisis penerapan pembelaan terpaksa (noodweer) yang menyebabkan kematian berdasarkan hukum positif Indonesia dalam beberapa putusan dengan amar putusan yang berbeda. Hasil penelitian ini adalah hakim-hakim pada pengadilan tingkat pertama mayoritas tidak memuat batasan pembelaan terpaksa terhadap kejahatan tubuh dan nyawa yang mengakibatkan kematian dalam pertimbangan yang tertuang dalam putusan.

Based on statistical data regarding the number of crimes against bodies and lives that have occurred in Indonesia, people often become victims of crimes in the form of crimes committed by other people in everyday life. When a person feels that he is being threatened by a crime that might happen to him, then that person will certainly try to defend himself. This defense is called forced defense (noodweer) which is regulated in Article 49 paragraph (1) of the Indonesian Criminal Code. Then, in practice there is no clarity regarding the boundaries that become benchmarks in the elements of forced defense and raises questions regarding how the judge considers in accepting or rejecting forced defense efforts that result in death in court decisions. This research was conducted using a normative juridical approach, which analyzed the application of forced defense (noodweer) which caused death based on Indonesian positive law in several decisions with different verdicts. The results of this study are that the majority of judges at the court of first instance do not include limitations on forced defense against crimes of body and life resulting in death in the considerations contained in the decision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>