Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Mulyadi
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga menggunakan pengobatan tradisional herbalis dalam mengatasi masalah kesehatannya di desa Warujaya Parung Bogor. Populasi penelitian adalah 2.303 kepala keluarga dan merupakan penduduk asli daerah setempat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 196 keluarga, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 3 dusun (Jeletreng, Warukaum dan Cidokom di desa Warujaya Parsing Bogor). Untuk menguji hubungan faktor usia: jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, status ekonomi, biaya pengobatan, ketersediaan, kepercayaan dan persepsi kepala keluarga pengambil keputusan masalah kesehatan keluarga (variabel independen) dengan penggunaan pengobatan tradisional herbalis bagi keluarga (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square serta uji multivariat regresi logistik, dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara penggunaan pengobatan tradisional herbalis dengan pengetahuan(p=0,003), ketersediaan(p=0,000) dan kepercayaan (p=0,002). Variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan persepsi tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional herbalis bagi keluarga (p≥a0,05) sedangkan yang mempunyai pengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional herbalis adalah usia, pengetahuan, biaya pengobatan, ketersediaan dan kepercayaan. Namun dari hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor biaya pengobatan (p =0,023 dan Odds ratio 4.147) pengaruhnya 4.147 kali lebih tinggi dari variabel lainnya, implikasi dari temuan ini adalah dengan harga pengobatan tradisional herbalis yang murah dan terjangkau menyebabkan keluarga memutuskan menggunakannya dalam mengatasi masalah kesehatannya. Untuk itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar menggunakan tanaman herbalis karena harganya relatif terjangkau namun efektif, mudah dan aman, melalui peran perawat komunitas, kerjasama petugas kesehatan dan aparat setempat. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
This study was a descriptive correlation with cross sectional design that aims to examine the influencing factors to the family in using traditional herbal therapy in dealing with health problem in Warujaya village Parung district Bogor. The population was 2.303 families as the native citizen. The sample size were 196 families were determined by combining simple random and proportional sampling which is distributed in 3 small villages (Jeletreng, Warukaum and Cidokom in Warujaya village Parung Bogor). To examine the relationship of the age, sex, educational background, jobs, knowledge, economic status, medication expenses, availability, trust and family 1 decision maker perception on the family health problem (independent variable) in using traditional herbal therapy for the family (dependent variable), it was used the univariate analyze (frequency distribution), the bivariate analyze (chi-square) and the multivariate analyze (logistic regression) with the level of confidence (a = 0,05). The variable were are ages, sex, education background, jobs and economic status haven't related with using traditional herbal therapy to the family (p≥=005) but the significant correlation between the utilize of traditional herbal therapy are knowledge (p=0,003), medication cost (p=0,053), the availability (p~,000) and trust (p=0,042). Based on the multivariate analyzed illustrates that age, knowledge, medication expenses, availability and trust can influenced with using traditional herbal therapy but the medication expenses variable (p0,023 and Odds ratio 4.147) influenced with 4.147 times higher than other variables, were the most influenced factors to the utilization of the traditional herbal therapy. The implication from this study was that the less expensive cost and the availability of traditional herbal therapy influence the family in using the traditional herbal therapy to overcome the family health problem. Therefore, it is important to socialize the utilization of herbal plant to the people to their health problem, considering the cost effectiveness, easiness, and safeties, through the community nurse role, collaborate with the health worker and other correlated person this issue. It is hoped that the traditional herbal therapy could be beneficial in improving level of health and of the people.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyadi
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terhadap sepuluh sediaan Si rop multivitamin dengan variasi pembawa sirop, stabilisator dan essence yang disirnpan pada temperatur kamar, temperatur sejuk dan kondisi penyimpanan yang. dipercepat pada temperatur diatas temperatur kamar yaitu kOC dan 56°C. Sediaan sirop mi diperiksa terhadap stabilitas kejernihan, warna, pH dan kadar vitamin B1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vanillin, kolidon 25 dan variasi konsentrasi tween 80 tidak menunjukkan perbedaan stabilitas fisik yang nyata. Dari perhitungan dengan persamaan integral order reaksi dan uji dipercepat diperoleh. formula dengan waktu paruh. tertinggi selama 23,49 bulan.dan yang terendah selama 10353 bulan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyadi
Abstrak :
Pelacuran merupakan pelanggaran terhadap norma hukum dan norma kesusilaan dalam masyarakat. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang secara tegas mengatur masalah pelacuran, menyebabkan para pelacur belum bisa diperlakukan menurut aturan hukum yang formil. Kecuali germo dan mucikari, sementara ini dalam KUHP sebagai hukum positif di Indonesia tidak terdapat satu pasalpun yang secara tegas mengancamkan pidana terhadap pelacur. Keterbatasan KUHP menjangkau masalah pelacuran telah memungkinkan daerah-daerah tertentu di Indonesia seperti DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan melalui produk hukum berupa Peraturan Daerah untuk menanggulanginya. Persoalannya mulai timbul, manakala para pelacur yang telah terkena penertiban oleh aparat terkait karena melanggar Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 1988 (pasal 24 dan pasal 25) tersebut tidak diproses menurut aturan hukum pidana formil, sebagaimana yang diatur dalam pasal 27 Peraturan Daerah dimaksud. Penyidikan terhadap para pelanggar yang terkena penertiban tersebut tetap dilakukan, yang dicatat dalam “blanko Case Study” atau biodata sebagai bahan rujukan apakah ia termasuk pelacur atau bukan. Dalam hal penuntutan disidang pengadilan dengan Acara Pemeriksaan Tindak Pidana Ringan terhadap para pelacur tersebut, menurut data dari Dinas Bintal Spiritual dan Kesos serta Tramtib dan Linmas Provinsi DKI Jakarta belum pernah ada yang disidangkan. Pemerintah DKI Jakarta hanya memberikan suatu kebijakan dalam menanggulangi masalah pelacuran dengan melakukan rehabilitasi dengan sistem panti selama 3 (tiga) bulan. Penulisan karya ilmiah (skripsi) ini setidaknya memberikan suatu diskripsi yang logis untuk menjawab bahwa sudah saatnya kepastian hukum itu ditegakkan dengan membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur secara tegas tentang kejahatan kesusilaan terutama pelacuran, semoga.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library