Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amran
"Gagal jantung merupakan salah satu jenis penyakit jantung dengan insiden, prevalen serta mortalitas yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteraturan berobat terhadap kesintasan lima tahun penderita gagal jantung kongestif (GJK). Desain penelitian adalah kohort retrospektif. Sampel sebanyak 402 orang penderita baru GJK yang didiagnosis antara tahun 2001 s.d. 2002 dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Ditemukan penderita GJK yang meninggal selama lima tahun follow up adalah 78 orang (19,4%). Probabilitas kesintasan penderita GJK adalah sebesar 88,65% (tahun pertama), 80,11%(tahun ke dua). 72.22% (tahun ke tiga), 63,75% (tahun ke empat) dan 54,41% (tahun ke lima). Penderita GJK yang tidak teratur berobat mempunyai risiko kematian lebih tinggi dari pada yang berobat teratur. Pada analisis Cox regression keteraturan berobat merupakan yariabel independen pada kesintasan penderita GJK (HR:1,95; 95% Cl: 1.23-3.11). Faktor-faktor Iain yang juga bermakna terhadap kesintasan penderita GJK adalah Ejection Fraction (HR:1,91; 95% Cl:1,18-3,08), Diabetes Melitus (HR:1,85; 95% Cl:1,08-3,18). Beberapa variabel pada penelitian ini hubungannya tidak bermakna terhadap kesintasan penderita GJK yaitu: umur, rokok,functional, riwayat PJK , hipertensi , kreatinin dan tindakan pengobatan. Keteraturan berobat terbukti mempengaruhi probabilitas kesintasan penderita GJK. Penderita GJK disarankan untuk senantiasa melakukan pemeriksaan dan pengobatan secara teratur.

Heart failure is one of cardiovascular disease which incidence, prevalence and mortality remain height and increased. The purpose of this study was to evaluate the effect of routine medical evaluation (compliance) on five year survival rate of patients hospitalized due to congestive heart failure. The Study design used in this study is retrospective cohort with 402 patients of newly diagnosis congestive heart failure (CHF) admitted in year 2000 to 2001 at National Cardiovascular Center - Harapan Kita, Jakarta. During 5 year follow-up, 78 patients died. Survival at 1 to 5 years was in order of 88,65%, 80,11%, 72,22%, 63,75%, and 54,41%, respectively. CHF patients who did not underwent routine medical evaluation had higher prognostic of death than CHF patients who had medical evaluation routinely. By Cox regression analyses, the independent predictors of mortality were routine evaluation (HR:1,95; 95% CI: 1.23-3.11). low ejection fraction (HR:1,91; 95% CI:1,18-3,08), and diabetes mellitus (HR:1,85; 95%CI:1,08-3,18). Other predictors were not statistically significant, i.e: age, gender, smoking, functional class, coronary heart disease, creatinine, and the medication. The status of compliance is an independent predictor of survival for patients with CHF, besides low ejection tiaction and diabetes mellitus. These evaluation, like the other research, suggested the importance of compliance in the treatment of CHF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran
"Latarbelakang: Gagal jantung merupakan salah satu jenis penyakit jantung dengan insiden, prevalen serta mortalitas yang tenis meningkat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteraturan berobat terhadap kesintasan lima tahun penderita gagal jantung kongestif (GJK).
Desain: Desain penelitian adalah kohort retrospektif. Sampel sebanyak 402 orang penderita baru GJK yang didiagnosis antara tahun 2001 s.d. 2002 dan dirawat di Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.
Hasil dan Diskusi: Ditemukan penderita GJK yang meninggal selama lima tahun follow up adalah 78 orang (19,4%). Probabilitas kesintasan penderita GJK adalah sebesar 88,65% (tahun pertama), 80,11%(tahun ke dua), 72,22% (tahun Ice tiga), 63,75% (tahun ke empat) dan 54,41% (tahun ke lima). Penderita GJK yang tidal( teratur berobat mempunyai risiko kematian lebih tinggi dari pada yang berobat teratur. Pada analisis Cox regression keteraturan berobat merupakan variabel independen pada kesintasan penderita GJK (HR: 1,95; 95% CI: 1.23-3.1 I). Faktor-faktor lain yang juga bermakna terhadap kesintasan penderita GJK adalah Ejection Fraction (HR:1,91; 95% CI:1,1 8-3,08), Diabetes Melitus (HR:1,85; 95%C1:1,08-3,18). Beberapa variabel pada penelitian ini hubungannya tidak bermakna terhadap kesintasan penderita GJK yaitu: umur, rokok,functional, riwayat PJK, hipertensi , kreatinin dan tindakan pengobatan.
Kesimpulan dan saran: Keteraturan berobat terbukti mempengaruhi probabilitas kesintasan penderita GJK. Penderita GM( disarankan untuk senantiasa meiakukan pemeriksaan dan pengobatan secara teratur.

The effect of compliance on five year survival rate of congestive heart failure patients at National Cardiovascular Center Harapan Kita. xviii + 99 pages, 8 tables, 6 figures, 9 appendices. ABSTRACT Background. Heart failure is one of cardiovascular disease which incidence, prevalence and mortality remain height and increased.
Aims. The purpose of this study was to evaluate the effect of routine medical evaluation (compliance) on five year survival rate of patients hospitalized due to congestive heart failure.
Design. The Study design used in this study is retrospective cohort with 402 patients of newly diagnosis congestive heart failure (CHF) admitted in year 2000 to 2001 at National Cardiovascular Center - Harapan Kita, Jakarta.
Results. During 5 year follow-up, 78 patients died. Survival at 1 to 5 years was in order of 88,65%, 80,11%, 72,22%, 63,75%, and 54,41%, respectively. CHF patients who did not underwent routine medical evaluation had higher prognostic of death than CHF patients who had medical evaluation routinely. By Cox regression analyses, the independent predictors of mortality were routine evaluation (FIR: 195; 95% Cl: 1.23- 3.11), low ejection fraction (HR:1,91; 95% CC:1,18-3,08), and diabetes mellitus (HR:1,85; 95%C1:1,08-3,18). Other predictors were not statistically significant, i.e: age, gender, smoking, functional class, coronary heart disease, creatinine, and the medication.
Conclusion. The status or compliance is an independent predictor or survival for patients with CHF, besides low ejection fraction and diabetes mellitus These evaluation, like the other research, suggested the importance of compliance in the treatment of CHF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran
"Background: Some Intelectual disability athletes who have intelligence quotation between 70-75 around the world can have the same achievement as the athletes who have normal cognitive ability. The purpose of this study is to find out the influence of imagery training and instructional film program towards the improvement of running performance in Intelectual disability athletes. Methods: 12 Intelectual disability 100 meters running athletes, 9 men and 3 women, with intelligence score between 70-75 at the age of 20 – 29 years old from Indonesian Special Olympics Club in Rawamangun, Jakarta were divided into 3 treatment groups: (a) Imagery group, (b) Instructional film groups, (c) control group. Each treatment groups was conducted to 12 times of their training program. Every athlete was performed running tests before and after treatments. Result : The results show that there is no influence of all the training types towards the before and after treatment running tests ( in control group p=0.957, instructional film group p=0,661, and imagery group p=0,192). There is no significant difference between all groups in the results of running test before and after treatment with p=0,744 (p<0,05). Conclusion : Imagery practicing method and Instructional film program do not influence the achievement of the Special Olympic Athlete Club in Jakarta in 100 m running group."
Jakarta: RSON, 2015
796 IJSS 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Amran
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1985
959.8 RUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmy Amran
"Penelitian ini berjudul "Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard" studi kasus pada PT. Internusa Hasta Buana, menganalisa kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard, dengan tujuan mengetahui kinerja PT. Internusa diukur dari 4 aspek balanced scorecard, yaitu aspek keuangan, aspek bisnis internal, aspek pelanggan, aspek pertumbuhan dan pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, sementara jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner, wawancara, dan studi pustaka.
Adapun populasi yang dijadikan obyek penelitian adalah karyawan PT. Internusa Hasta Buana berjumlah 85 orang, pelanggan yang menggunakan jasa PT. Internusa sejumlah 1 05 perusahaan, data keuangan dari tahun 1997 - 2000. Sampel penelitian dari populasi, yaitu 50 % dari populasi tersebut, yang dipilih melalui sampling acak sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan kinerja perusahaan dilihat dari keempat aspek balanced scorecard berada pada tingkat yang memuaskan dan berdasarkan keempat aspek tersebut dapat diketahui letak kelemahan dan keunggulan perusahaan sehingga dapat melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Amran
"Masalah Residivisme merupakan masalah yang dihadapi oteh pemerintah khusunya Lembaga Pemasyarakatan. Karena terjadinya Residivisme terkait dengan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, keberhasilan pembinaan mempengaruhi perkembangan residivisme. Ini terlihat dari angka residivisme di Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia yang masih berkisar 6-7 % yang tercatat. Belum lagi angka residivisme yang tidak tercatat, kemungkinan jumlahnya lebih besar dilihat dari semakin maraknya tingkat kejahatan di Indonesia. Hal ini tentu penting untuk dibicarakan, mengapa para pelaku kejahatan masih rnengulangi perbuatannya. Dalam ha! ini tentu ada faktor yang mendorong pelaku kejahatan untuk mengulangi tindak pidana untuk kesekian kalinya. Faktor sosio demografis yang melingkupi iingkungan tempat tinggalnya, lingkungan peradilan pidana, lingkungan lembaga pemasyarakatan, dan lingkungan ketika kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman, bisa menjadi factor pendorong untuk melakukan pengulangan tindak pidana.
Penelitian "Faktor Sosio Demografis Yang Mendorong Terjadinya Residivisme" berupaya mencari fakror sosio demografis yang mendorong residivis untuk melakukan pengulanggan tindak pidana Penelitian ini memakai metode survey yakni menyebarkan kuessioner kepada narapidana residivis di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, juga dilakukan wawancara. Data kemudian dianalisa dengan mentabulaslkan data dan dideskripsikan dalam uraian untuk melihat apakah terdapat faktor sosio demografis yang mendorong terjadinya pengulangan kejahatan (tindak pidana) residivis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mendorong terjadinya residivisme di dalam empat lingkungan yang dilaluinya. Dilingkungan tempat tinggal responden diketahui memberi pengaruh kepada tindakan kejahatan. Kemudian di lingkungan peradilan pidana terdapat proses krimininalisasi berupa kekerasan polisi saat melakukan penangkapan, penahanan dan persidangan terhadap tersangka pelaku kejahatan. Di lembaga pemasyarakatan juga terdapat budaya kriminal yang bisa menjadikan orang yang masuk kedalamnya menjadi lebih jaliat, karena bergaul dengan penjahat tangguh. Kemudian kembali ke dalam lingkungan masyarakatnya, terdapat pemberian cap sebagai pelaku kejahatan kepada mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amran
"Pada Tahun 2003, cakupan perilaku ibu yang rnemberikan ASI eksklusif pada bayi di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur masih rendah, yaitu masing-masing 0,83 % dan 0,90 %. Rendahnya angka cakupan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif ini diperkirakan karena belum dilakukannya pengkajian ilmiah mengenai perilaku ibu tersebut secara komprehensif dengan metode yang mernadai secara subtansial. Oleh karena itu dilakukan metode yang memadai dengan suatu pendekatan multilevel modeling untuk mengetahui peranan faktor individu dan faktor kontekstual terhadap perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Desain penelitian adalah cross-sectional pada 989 orang ibu menyusui dan 164 kepala desa dari 8 kabupaten yang terdapat di propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur pada tahun 2003. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik Multilevel.
Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif adalah 1,72 %. Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor di level individu mempunyai peran yang lebih besar dari pada faktor di level desa terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Faktor-faktor di level individu yang berperan terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah paritas, pengetahuan ibu, kontrasepsi dan ASI segera. Sedangkan faktor di level desa yang berperan terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif adalah keterlibatan kepala desa dalam program KIA. Dari hasil penelitian diketahui faktor paritas, kontrasepsi dan pengetahuan ibu mempunyai efek menghambat artinya perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif dapat terhambat dengan adanya peningkatan jumlah paritas, pernakaian kontrasepsi dan rendahnya pengetahuan ibu. Sedangkan faktor pemberian ASI segera dan keterlibatan kepala desa dalam pelaksanaan program KIA mempunyai efek pendorong perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Berdasarkan hal diatas perlu dilakukan kerjasama lintas sektor terutama di tingkat desa yang dimaksud kepala desa, agar terjadi pemerataan hasil program-program kesehatan terutama program ASI eksklusif. Selain itu perlu dilakukan pengkajian yang lebih mendalam yang mencakup variabel komposisional dan kontekstual dengan pendekatan yang lebih memadai seperti multilevel modelling agar didapatkan model yang lebih memadai dalam menjelaskan variasi perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Amran
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
959.813 RUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Frieda Agnani Amran
"latar Belakang dan Permasalahan Di negara-negara yang sedang berkembang banyak bermun_lan pusat-pusat perkotaan baru. Pusat-pusat perkotaan itu ga merupakan pusat berbagai kegiatan, antara lain, kegiat"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frieda Dharmaperwira-Amran
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1997
923.2 FRI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>