Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andriansyah
"[ABSTRAK
Drama adalah salah satu genre dalam karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog. Cerita dalam drama
diperlihatkan melalui dialog yang dilakukan oleh aktor. Oleh karena itu dalam penulisan naskah drama haruslah
diperhatikan aturan dalam berkomunikasi agar tidak ada kesalahpahaman dari para audiens. Aturan berkomunikasi
ini terkait dengan ilmu sosiolinguistik, yaitu ?the ethnography of SPEAKING?. Penelitian ini bertujuan untuk
menjabarkan penggunaan unsur SPEAKING yang terdapat pada naskah drama Romeo en Julia. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan peran dari komponen-komponen SPEAKING dalam sebuah naskah drama. Kemudian dapat dilihat
bahwa aturan komunikasi penting untuk diterapkan pada sebuah naskah drama agar tidak terjadi kesalahpahaman
pada cerita drama tersebut.

ABSTRACT
Drama is one of a genre in a literature written in a form of dialogue. The story in a drama is supposed to be told
through the dialogues by the actors. Therefore, the process of writing a drama text must pay attention to the rule of
communication, in order to have no misinterpretation by the audience. This rule of communication is related to the
theory of sociolinguistics, which is ?the ethnography of SPEAKING?. This research has a purpose to explain the
application of SPEAKING‟s components in a drama text titled Romeo en Julia. The result of this research shows the
role of SPEAKING‟s components in the drama text. Furthermore, it shows that the rule of communication is
important to be applied to the drama text, therefore there won‟t be any misinterpretation to the story of the drama., Drama is one of a genre in a literature written in a form of dialogue. The story in a drama is supposed to be told
through the dialogues by the actors. Therefore, the process of writing a drama text must pay attention to the rule of
communication, in order to have no misinterpretation by the audience. This rule of communication is related to the
theory of sociolinguistics, which is ”the ethnography of SPEAKING”. This research has a purpose to explain the
application of SPEAKING‟s components in a drama text titled Romeo en Julia. The result of this research shows the
role of SPEAKING‟s components in the drama text. Furthermore, it shows that the rule of communication is
important to be applied to the drama text, therefore there won‟t be any misinterpretation to the story of the drama.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansyah
"ABSTRAK
Kegagalan lereng terjadi karena adanya ketidakstabilan gaya yang berlaku pada
suatu massa tanah atau batuan karena perubahan internal kohesi dan juga tekanan
air-pori yang dapat dipicu oleh gaya eksternal seperti curah hujan yang tinggi dan
kejadian gempabumi yang mengakibatkan gaya penahan lereng menjadi
berkurang dan lebih kecil dibandingkan dengan gaya pendorong longsor.
Penelitian ini melakukan analisis kestabilan lereng untuk kejadian longsor
dangkal, kedalaman permukaan longsor 3 meter, di platform sistem informasi
geografis (SIG) untuk cakupan regional di area persegi 8 km x 6 km Kecamatan
Karangkobar, Banjarnegara. Penelitian ini bersifat deterministik dengan
menggunakan metode infinite slope Jibson (2000). Data parameter tanah
ditentukan dari studi jenis batuan pada peta geologi, peta dasar topografi yang
digunakan adalah digital elevation model SRTM 1 arc-second dan data derajat
saturasi tanah diasumsikan seragam untuk semua grid di area studi. Nilai faktor
keamanan dianalisis pada keadaan completely dry dan completely saturated. Pada
keadaan completely saturated, titik kejadian longsor Desember 2014 memiliki
nilai faktor keamanan 1.3, angka yang relatif stabil. Hasil ini mendukung hipotesis
bahwa ada kecenderungan over-estimated nilai faktor keamanan ketika
menggunakan data topografi berresolusi rendah. Analisis kestabilan lereng
dilanjutkan untuk pengaruh beban gempa dengan menggunakan dua data
percepatan tanah puncak dari skenario gempa patahan lokal di dekat Karangkobar
dan gempa zona subduksi di selatan Pulau Jawa. Dari kedua gempa ini, skenario
gempa patahan lokal memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi terhadap
kestabilan lereng karena dapat menghasilkan percepatan tanah puncak yang
melewati percepatan ambang lereng di area studi baik pada kondisi completely dry
dan completely saturated.

ABSTRACT
Slope failure occurred when the force equilibrium in the earth mass is unstable
due to the change in internal cohesion and pore water pressure triggerred by
rainfall or earthquake so the available shear strength for stability is less than shear
strength required. This thesis focused on shallow landslide or 3 meter maximum
depth landslide, analyzed on the geographical information system platform for
regional scope in the 8 km x 6 km rectangular in the Karangkobar, Banjarnegara.
The deterministic scenario used with implementation of infinite slope stability
method from Jibson (2000). The soil parameters determined from study on
geological formation, the topographical base map used was the digital elevation
model from SRTM 1 arc-second and the slope’s saturation level assumed
homogen for all the grid on the study area. The factor of safety analyzed for
complete dry and complete saturated condition. It was calculated that the factor of
safety value on the slope that failure in landslide event on December 2014 is 1.3,
relatively stable factor of safety. This result in-line with hypothesis that the low
resolution topographical data drive to over-estimated factor of safety resulted.
This thesis also conduct an analysis for slope stablity due to earthquake load. Two
set of peak ground acceleration (pga) data was generated for earthquake from
local fault near Karangkobar and for earthquake from subduction zone in the
south of Java. From the simulation, it was found that the slope on the study area
are more vulnerable due to effect from local earthquake compared to subduction
earthquake since the pga generated from local earthquake is higher than the yield
acceleration of the slope in both dry and saturated condition;"
2015
T43791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansyah
"ABSTRAK
Digital pornografi menyumbang sepertiga dari trafik pertukaran file antar peer di seluruh dunia. Ketika bicara mengenai jaringan berbagi, terjadi perdebatan bahwa pornografi adalah hal yang pertama kita cari disamping buku dan lagu. Sepanjang sepuluh tahun terakhir ini, pemain-pemain baru di pasar jaringan berbagi berlipatganda secara menakjubkan. Ini mengingat bahwa pengunjung mereka tidak dikenakan biaya untuk suatu konten sementara untuk berproduksi tentu saja mereka tetap membutuhkan biaya. Pasar yang bergantung sepenuhnya pada kualitas akan menjadi landasan kita untuk menyelidiki bagaimana dan kapan game-theory dapat memodelkan interaksi antar portal-portal torrent yang bersaing untuk mengakomodasi kebutuhan konsumennya seperti, namun tidak terbatas pada, konten pornografi digital bajakan.
Analisis akan kita mulai dengan game 2 periode dari model duopoli. Adalah residual demand dan switching cost yang amat kecil dari sisi konsumen, yang memungkinkan peralihan ke lebih dari satu layanan portal. Darisini akan ditunjukkan bahwa pemain-pemain baru yang terus bermunculan ternyata dapat terus bertahan meskipun dengan menawarkan kualitas yang rendah. Disaat suatu delik aduan membuat pihak yang berwenang menutup portal tertentu, pemain baru yang berkualitas rendah akan membidik profit maksimumnya dengan menawarkan kualitas monopolinya. Tindakan ini kemudian akan menarik pengunjung. Kita mengusulkan kemajuan teknologi sebagai competitive advantage di antara para pemain baru dan mempelajari seperti apa strategi interaksinya menggunakan Tirole?s animal taxonomy.

ABSTRACT
Digital pornography accounts for an estimated one-third of all peer-sharing traffic worldwide. When it comes to peer-sharing networks, porn is arguably the first thing many of us look beside books and music. The proliferation of entrants on peer-sharing portal over the past 10 years is remarkable, considering the fact that viewers do not pay for the content while the cost of operation is not zero. The market that depends solely on the quality will be used as our foundation to investigate if and how game theory can be a helpful tool to model strategic interaction amongst torrent portals that generate revenue from advertisers and compete to serve consumer needs such as, but not limited to, pirated digital porn.
We begin with two periods game of duopoly model. Due to ?residual demand? and such an extremely low switching cost, some proportion of viewers will sample more than one services. We demonstrate that, in an attempt to enter the market with low quality, new entrants will thrive and survive in the market. When the authority blockade the high-quality Incumbent, this low-quality entrant will aim nothing but maximum profit by providing his monopoly quality, then increasing more traffics as a result. We introduces technological progress as competitive advantage amongst new entrants and study its strategic interaction using Tirole?s animal taxonomy."
2015
T45445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansyah
"ABSTRAK
The purpose of this research is to identify a correlation between teacher strategy and students writing ability. Teacher have to modify strategies in teaching writing related to their students performances, abilities and backgrounds. The first phase of the project involves observations and questionnaries where we use several assessments to confirm the students diagnosis and examine the connection between their abilities and strategies that teacher used. Lastly, it is suggested to the teacher to be able to use the strategies in the classroom called cognitive, meta cognitive, affective and social."
Aceh: UIN Ar-Raniry , 2017
297 ARR 4:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formulasi dan memilih strategi yang tepat dalam mengatasi permasalahan di sektor informal yang ada di Propinsi DKI Jakarta.
Adapun latar belakang dari penelitian ini, yaitu dengan melihat kondisi Jakarta sebagai kota Metropolitan dengan jumlah penduduk hampir mencapai 10 juta jiwa akibat pertumbuhan yang cukup tinggi, rata-rata 200 ribu jiwa pertahun dari migrasi, berhadapan dengan luas wilayah yang relatif terbatas, berbagai kegiatan juga terkonsentrasi di Jakarta. Mulai dari industri, perdagangan dan jasa serta lain-lainnya, yang tentunya menjadi beban cukup berat bagi penyelenggara pemerintah daerah. Karena mau tidak mau harus menyiapkan dan mengatur mulai dari tempat tinggal, tempat usaha, lapangan pekerjaan, sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas yang diperlukan penduduk. Dan inilah yang senantiasa menjadi persoalan yang dihadapi Pemerintah DKI Jakarta, karena keterbatasan dana yang dimilikinya.
Penduduk yang terus mengalir ke Jakarta dari berbagai pelosok tempat di tanah air, menyebabkan ketidakseimbangan tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia serta ketidakseimbangan antara penduduk dengan daya dukung fasilitas perkotaan. Apalagi kualitas sumber daya para pendatang tidak sesuai dengan kebutuhan kota Jakarta. Hal ini berimplikasi meningkatnya pengangguran, semakin meluasnya pemukiman kumuh dan padat, kesenjangan antar penduduk, sektor informal yang tidak terkendali serta meningkatnya tindak kejahatan. Tidak heran kalau beberapa waktu lalu Jakarta dijuluki kota kumpulan perkampungan kumuh, sebab memang hanya di beberapa wilayah saja yang biasa disebut sebagai layaknya metropolitan.
Sebut saja semisal wilayah sepanjang Jalan Sudirman dan tindak Thamrin kawasan Menteng di Jakarta Pusat dan sebagian daerah Kebayoran Baru Pondok Indah di Jakarta Selatan, Kelapa Gading di Jakarta Utara, memang merupakan daerah elit. Sementara di beberapa wilayah di Jakarta Barat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masih banyak perkampungan kumuh ketimbang perumahan mewah. Di sepanjang trotoar di jalan jalan di Jakarta para Pedagang Kaki Lima (PKL) membangun tempat dagangannya seenaknya berupa gubuk-gubuk atau tenda-tenda. Tak heran keberadaan PKL ini meski merupakan sektor yang dapat"menempung tenaga kerja besar, namun sering menjadi permasalahan karena dianggap merusak tatanan dan kebersihan serta ketertiban kota Jakarta. Penertiban terhadap PKL dengan mengandalkan Law Inforcement yang kurang diimbangi dengan program yang matang oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memang menjadi dilema yang tidak kunjung habis. Tetapi betapapun karena Jakarta adalah Ibukota Negara maka mereka yang menggeluti PKL seharusnya menyadari bahwa keteraturan, ketertiban, kebersihan adalah merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan.
Fenomena kehidupan yang terjadi di Kota Jakarta berkaitan dengan PKL tersebut mendorong Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta untuk memanage (menata, mengatur, mengelola, membina, mengawasi, menertibkan dan sebagainya) secara konsisten para pedagang kaki lima sesuai dengan visi dan misi Kota Jakarta. Besarnya populasi para pengusaha kecil (mikro) ini yang akhir-akhir berkembang semakin sporadis dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi disadari oleh Pemerintah DKI Jakarta mempunyai potensi, baik potensi yang berdampak positif maupun potensi yang berdampak negatif (potensi konflik). Sisi negatif keberadaan usaha ini tentu akan menimbulkan beban sosial (sosial cost) yang harus ditanggung oleh pemerintah maupun oleh masyarakat Jakarta itu sendiri. Namun dari sisi positif jangka pendek, usaha-usaha ini berfungsi sebagai katup pengamanan penyediaan lapangan kerja, terutama bagi mereka yang mempunyai keterampilan marjinal, yang membutuhkan sumber nafkah. Hanya saja, mereka ini berusaha pada sembarang tempat yang mereka anggap mempunyai nilai cukup strategis dan ekoriomis dengan tanpa mengindahkan dampak negatif keberadaan usaha, dilihat dari aspek tata ruang, sosial, hukum dan ketertiban umum. Aspek-aspek ini tentu merupakan faktor dominan yang harus diperhatikan Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta didalam mengambil langkah ke masa depan untuk menangani pedagang kaki lima, serta merupakan aspek yang perlu diperhatikan pula masyarakat lain yang akan membuka usaha dengan menggunakan ruang publik (public domain).
Oleh karena itu Pemerintah DKI Jakarta berkepentingan untuk menyelesaikan permasalahan kaki lima secara akomodatif, edukatif dan humanis. Populasi target penelitian ini adalah seluruh stakeholders (masyarakat, pemerintah dan pihak swasta) yang ada di Propinsi DKI Jakarta. Oleh karena keterbatasan waktu dan biaya, keseluruhan populasi hanya diambil 15 orang secara purposive sample (responden adalah ekspert yang ahil pada bidang dan tugas yang dimiliki) dengan sebelumnya terlebih dahulu dibagi menjadi kelompok responden (cluster sample), yakni kelompok pemerintah meliputi 5 Walikotamadta di Propinsi DKI Jakarta, Kepala Bapeda, Kepala Dinas Koperasi dan UKM serta Kepala Biro Perekonomian Propinsi DKI Jakarta serta kelompok masyarakat yang terdiri dari para LSM dan para Akademisi (termasuk peneliti).
Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan Analisis SWOT terpilih strategi ST sebesar 48,914 yang masing-masing diikuti oleh strategi SO (47,51), WT (19,728) dan WO (18,324), sedangkan berdasarkan hasil Analisis Hirarki Proses (AHP) didapatkan bahwa prioritas dalam penanganan kaki lima di Propinsi DKI Jakarta harus berorientasikan kepada kepentingan Publik (0,638) dengan prioritas kebijakan pada upaya menurunkan angka kemiskinan kota Jakarta / mengurangi jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta (0,192) melalui sasaran peningkatan Sumber Daya Manusia par-a pedagang kaki lima (C,272).
Hasil penelitian menginformasikan bahwa kebijakan pemerintah daerah menurunkan angka kemiskinan dan membuka kesempatan lapangan pekerjaan yang luas dengan sasaran peningkatan Sumber Daya Manusia adalah merupakan prioritas di dalam menangani pedagang kaki lima di Propinsi DKI Jakarta secara akomodatif, edukatif dan humanis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriansyah
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S24314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Andriansyah
"Saat ini terdapat berbagai merek basis data relasional, misalnya MySQL, Oracle, SQL Server. Untuk dapat menerapkan konsep basis data tersebar pada bermacam-macam produk tersebut, diperlukan suatu mekanisme komunikasi, yang dapat mendukung eksekusi query pada tabel-tabel basis data relasional yang multi produk. Salah satu cara untuk merealisasikan hal di atas, adalah penggunaan XML Web service sebagai sistem komunikasi, dan penggunaan XML XPath Query sebagai representasi SQL query. Kedua teknologi tersebut akan diimplementasikan dalam tugas akhir, yang memiliki tujuan untuk mengembangkan mekanisme eksekusi query pada tabel-tabel basis data relasional yang multi produk. Pengembangan di sini hanya terbatas pada mekanisme pengeksekusian query insert, delete, update, dan select sederhana. Yang dimaksud dengan query sederhana, adalah query yang tidak memiliki unsur nested, dependency, ordering. Pengembangan juga tidak mencakup penanganan pada isu-isu sistem basis data terdistribusi seperti, konkurensi, atomcity, logging. Pada tugas akhir ini juga dilakukan uji coba sistem yang telah dikembangkan.Uji coba dilakukan dengan melakukan pengeksekusian query yang dikenakan pada dua buah PC dengan platform sistem operasi yang berbeda (Windows dan Linux), dan merek basis data yang berbeda (SQL Server dan MySql). Dari hasil uji coba akan terlihat kemampuan sistem, dalam mengeksekusi query yang dikenakan pada basis-data basis data yang multi produk dengan benar. Hasil uji coba juga memperlihatkan performa yang masih lambat dari sistem, dalam mengeksekusi data dengan ukuran lebih dari 1000 record."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Andriansyah
"Penelitian mengenai Penerbitan buku bidang sosial dan budaya tahun 1997-2001 pada 3 penerbit anak_-perusahaan Kelompok Kompas Gramedia ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerbitan buku bidang sosial dan budaya pada tahun 1997-2001 yang diterbitkan oleh 3 penerbit anak-perusahaan Kelompok Kompas Gramedia beserta aspek-aspek yang terdapat di dalamnya. Pengumpulan data dilakukan melalui berkas buku-buku bidang sosial dan budaya yang telah diterbitkan oleh 3 penerbit anak-perusahaan Kelompok Kompas Gramedia dan wawancara kepada penanggung jawab pada masing-masing penerbit. Data yang diperoleh diolah dengan membuat transkripsi hasil wawancara kemudian dilakukan analisis sehingga dapat diambil kesimpulan mengenai keadaan penerbitan buku bidang sosial dan budaya yang telah diterbitkan oleh 3 penerbit anak-perusahaan Kelompok Kompas Gramedia. Kesimpulan yang dapat diambil dari peneritian ini adalah bahwa keadaan penerbitan buku bidang sosial dan budaya yang dilakukan oleh Penerbit Gramedia Pustaka utama, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia dan Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia terus meningkat dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. Disamping itu, ketiga penerbit tersebut tidak mengalami banyak kendala dalam menerbitkan buku bidang sosial dan budaya pada kurun waktu 1997-2001. Kunci bagi penerbit dalam menerbitkan buku yakni jeli melihat perkembangan tema yang dibutuhkan masyarakat serta selektif dalam menilai naskah. Saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai masukan untuk memperbaiki keadaan penerbitan buku bidang sosial dan budaya adalah bagi para penerbit pada umumnya dan Penerbit Kelompok Kompas Gramedia pada khususnya untuk terus berusaha mengembangkan penerbitan buku bidang sosial dan budaya yang bermutu bagi masyarakat guna ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa serta diharapkan perhatian dan peran serta berbagai pihak seperti pemerintah, IKAPI, dan pihak swasta untuk membantu memajukan industri penerbitan buku di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S15232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Win Andriansyah
"Drag reduction pada aliran fluida merupakan fenomena yang unik,karena pada peristiwa itu dimungkinkan untuk meningkatkan efisiensi aliran dengan menurunkan Rugi-rugi aliran.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kemungkinan penurunan rugi aliran yang dinisbahkan oleh penurunan faktor gesek λ untuk pipa lurus dan penurunan head total untuk pipa siku 90° dengan menambahkan partikel padat pada air yang merupakan pembanding utama.
Hubungan secara grafis dari hasil penelitian ini direpresentasikan dalam bentuk grafik Re - λ untuk daerah turbulen dengan angka Reynold maksimum yang diperoleh ± 25000"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Andriansyah
"Pemeringkatan industri rumah sakit berdasarkan kinerja merupakan sumber informasi yang berharga bagi berbagai stakeholder dalam industri tersebut. Agar pemeringkatan terhadap berbagai nlmah sakit dapat dilakukan, maka diperlukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja rumah sakit. Kinerja setiap rumah sakit kemudian diukur relatif terhadap faktor-faktor tersebut kemudian dibandingkan dengan kinexja nlmah sakit lain untuk mengetahui peringkat suatu rumah sakit dalam industri rumah sakit secara keseluruhan.
Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) digunakan untuk memexingkatkan rumah sakit berdasarkan kinerjanya. Langkah awal yang dilalcukan adalah mengidentiiikasi herbagai ul-curan kinerja rumah sakit yang dibagi ke dalam kriteria dan subkriteria. Perbandingan berpasangan kemudian dilalcukan untuk mengetahui bobot masing-masing kriteria dan subkriteria. Berikutnya dilakukan perhitungan lconsistensi pada setiap matriks perbandingan berpasangan sebagai bentuk valiclasi dari model yang telah terbentuk. Langkah akhir penyelsaian model adalah dengan membuat skala intensitas untuk setiap subkxiteria pada model.
Model pengukuran kinerja yang terbenmk terdiri dari delapan kliteria utama dan 34 subkriteria. Setiap matriks perbandingan berpasangan memiliki rasio konsistensi kurang dad 10%, sehingga model bersifat konsisten. Aspek-aspek kualitatif memiliki bobot lebih besar daripada aspelc kuantitalif dalam penentuan kinerja rumah sakit. Penclilian Icbih lanjut untuk menentukan interval skala intcsitas untuk masing-masing subkriteria masih diperlukan.

Hospital performance rating is valuable information for stakeholders of hospital industry. ln order to rate hospitals, we need to identiU factors that contribute to the overall performance of hospital, namely hospital performance measures. Perfomance of a hospital is then measured relative to the performance measures and is compared to another hospital’s performance. From the comparison process, we obtain hospital perfomiance rating within the industry.
The Analytic Hierarchy Process is carried out to rate hospitals based on their performance. The iirst step is to identify hospital perfomiance measures that are divided into criteria and sub criteria. Pairwise comparison is then applied to generate weights for criteria as well as sub criteria. Next, consistency ratio calculation for each pairwise comparison matrix is needed to validate the performance measurement model. Finally, rating intensities are constructed for sub criteria in the model.
As a result, performance measurement model for hospital rating consists of 8 criteria and 34 sub criteria. All of the pairwise comparison matrixes have consistency ratio value less than 10%, meaning that the model is consistent. It seems that qualitative performance measures affect hospital performance greater than quantitative performance measures, as can be seen from their relative weights.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>