Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrijono
"ABSTRAK
Salah satu komplikasi molahidatidosa adalah terjadinya degenerasi keganasan pasca molahidatidosa, kejadian keganasan pasca molahidatidosa berkisar 20 %. Komplikasi keganasan ini membawa dampak negatif terhadap angka kesakitan dan kematian ibu. Oleh karenanya perlu dilakukan usaha pencegahan keganasan pasca molahidatidosa. Berbagai cara dilakukan tetapi sampai saat ini belum ditemukan suatu terapi pencegahan yang baik dengan minimal efek samping. Kami saat ini melakukan suatu penelitian uji klinik tersamar ganda, satu kelompok mendapat plasebo dan satu kelompok mendapat retinol palmitat dengan dosis 200 000 IU perhari sampai pasien dinyatakan regresi lengkap atau menderita penyakit trofoblas ganas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan manfaat retinol palmitat sebagai terapi pencegahan keganasan pasca molahidatidosa yang mampu dan mudah diterapkan dengan efek samping minimal. Beberapa faktor ikut dinilai sebagai faktor pengganggu antara iainesarnya uterus, derajat differensiasi sel trofoblas, kadar retinol dalam darah, kadar Zn dan kadar tokoferol dalam darah. Pada penelitian yang baru berlangsung 2 bulan telah terkumpul kasus sebanyak 16 kasus. 7 Kasus mengalami degenerasi keganasan, 9 kasus mengalami regresi spontan. Faktor-faktor yang berpengaruh belum dapat dinilai.

ABSTRACT
One complication in hydatidiform mole is the occurrence post mole malignant trophoblastic diseases, which is found in approximately 20% of the cases. This degeneration has adverse effects on the morbidity and mortality rates of the mother. Hence the need for preventive measures. Various methods have tried, but so far there has not been found an acceptable measure, which also affords minimal side effects. We are currently carrying out randomize clinical trial, one group receiving a placebo and another group receiving retinol palmitat with a dosage of 200 000 IU per day until the patient was declared as having complete remission or suffering malignancy trophoblastic diseases. The research is meant to prove the efficacy of the use retinol palmitat as preventive therapy for post hydatidiform mole malignancy, and one that easy to administer, in addition to raising minimal side effects. Various the factors are also considered as contributing factors, some being the size of the uterus, the degree of differentiation of trophoblastic cells and the levels of retinol, Zn and tocoferol in the blood. In this research which is in its second months 16 cases have been assessed. Seven cases suffered malignant degeneration while nine experienced spontaneous regression. Contributing factors cannot as yet be evaluated."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andrijono
"Tujuan penelitian ini adalah melakukan usaha untuk menurunkan kejadian keganasan pasca molahidatidosa, hal ini disebabkan adanya risiko keganasan pasca molahidatidosa pada pasien molahidatidosa berkisar 23%: Pasien molahidatidosa umumnya wanita usia muda ( kurang lebih 20 tahun) dan belum mempunyai anak. Usaha menurunkan kejadian keganasan ini akan kami lakukan dengan pemberian retinol palmitat. Sampai saat ini belum ditemukan suatu cara untuk menurunkan kejadian keganasan tersebut, sehingga pasien pasca molahidatidosa tidak mendapatkan pengobatan hanya dilakukan pengamatan saja. Bila dalam pengamatan ditemukan perubahan menjadi keganasan, pasien akan diberikan terapi dengan sitostatika. Pengobatan dengan sitostatika merupakan pengobatan yang mahal dengan kegagalan pengobatan berkisar 20.30%. Kegagalan ini umumnya disebabkan karena penyebaran keganasan keorgan tubuh yang jauh. Penelitian yang akan dilakukan adalah uji klinik, satu kelompok mendapat plasebo sedangkan kelompok lainnya mendapat retinol palmitat. Beberapa faktor yang kemungkinan berpengaruh terhadap kejadian keganasan seperti status imunologi, kadar vitamin A, ploiditas sel dan genetika sel akan diperiksa sebagai faktor pengganggu. Pengamatann terjadinya keganasan dengan menggunakan tumor marker HCG."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andrijono
"Molahidatidosa merupakan kehamilan yang abnormal yang pada pemeriksaan histopatologi ditandai dengan proliferasi sel sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan intermediate trofoblas. Vitamin A mengontrol proliferasi sel, dan penurunan kadar vitamin A menyebabkan proliferasi tidak terkontrol. Sampai saat ini, belum diketahui apakah terdapat hubungan antara defisiensi vitamin A dengan molahidatidosa. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan reseptor retinol binding protein (RBP) pada sel trofoblas molahidatidosa, sehingga dapat menjelaskan hubungan vitamin A dengan molahidatidosa. Penelitian ini adalah penelitian deskriftif. Spesimen penelitian adalah blok parafin molahidatidosa tahun 2005. Pemeriksaan dilakukan dengan teknik imunohistokimia tidak langsung. Dilakukan pemeriksaan sebaran sel yang berekspresi, kekuatan ekspresi dan letak ekspresi reseptor RBP. Terdapat 21 spesimen dengan sebaran ekspresi reseptor RBP pada sel trofoblas molahidatidosa antara sedang sampai padat. Ekspresi reseptor RBP pada sel sinsitiotrofoblas lebih kuat jika dibandingkan dengan sel sitotrofoblas. Ekspresi reseptor RBP dijumpai pada membran sel dan sitoplasma.

Hydatidiform mole is an abnormal pregnancy characterized by the proliferation of cytotrophoblastic, syncytiotrophoblastic, and intermediate trophoblastic cells in histological specimens. Vitamin A plays a role in controlling cell proliferation, and decrease in vitamin A level will cause an uncontrollable proliferation. To date, it is not known whether there is a relationship between vitamin A deficiency and hydatidiform mole. This study aimed to demonstrate the presence of retinol binding protein (RBP) receptors in the hydatidiform mole trophoblastic cells, that would provide explanation on the relationship of vitamin A and hydatidiform mole. The study was a descriptive study. The specimens of the study were paraffin blocks of hydatidiform mole made in 2005, and the examinations were performed by indirect immunohistochemistry. We examined the distribution of the cells showing expression of RBP receptor, the strength of expression, and location of the expression. As many as 21 specimens were collected, and the distributions of RBP receptor expression in hydatidiform mole trophoblastic cells ranged from moderate to dense. The expression in syncytiotrophoblastic cells was stronger than that in cytotrophoblastic cells. Furthermore, the expressions were found in the cell membranes and cytoplasm."
2007
MJIN-16-3-JulySept-2007-146
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andrijono
"Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sampai saat ini masih merupakan satu cara kotrasepsi yang efektif. Akibat sampingan yang ditimbulkan oleh AKDR antara lain pendarahan dan rasa nyeri. Untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap akseptor AKDR, perlu diciptakan suatu usaha untuk mengurangi bahkan meniadakan akibat samping pada akseptor AKDR sehingga upaya pengayoman terhadap akseptor AKDR menjadi kenyataan.
Diantara sekian banyak pengobatan pendarahan AKDR dengan preparat antiprostaglandin salah satu diantaranya ialah sodium neproxen. Penggunaan sodium noproxen ternyata dapat menurunkan jumlah darah haid sampai 22-23%. Dalam penelitian tersebut tidak didapatkan akbiat samping penggunaan noproxen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat penggunaan antiprostaglandin untuk menurunkan jumlah darah haid pada akseptor AKDR dan pendarahan pada akseptor AKDR. Serta menilai penaruh preparat tersebut untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri haid atau di luar haid pada akseptor AKDR."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrijono
"Pendahuluan
Molahidatidosa merupakan kehamilan abnormal yang secara histologi ditandai dengan proliferasi sel trofoblas, degenerasi hidrofik vili korialis dan degenerasi avaskular vili korialis. Sejumlah 15-28% penderita molahidatidosa menderita degenerasi keganasan pascamolahidatidosa. Vitamin A atau retinol dimetabolisme menjadi asam retinoat di dalam sel. Asam retinoat mempunyai aktivitas mengontrol proliferasi sel dan merangsang apoptosis. Aktivitas proliferasi dan apoptosis merupakan aktivitas yang dimiliki oleh sel trofoblas molahidatidosa dan juga vitamin A. Mungkin terdapat hubungan antara molahidatidosa dengan vitamin A. Penelitian epidemiologi mendapatkan kadar vitamin A penderita molahidatidosa lebih rendah jika dibandingkan dengan wanita hamil normal.
Risiko menderita molahidatidosa pada wanita yang berusia kurang dari 24 tahun dan menderita defisiensi vitamin A sebesar 6,29-7 kali. Kadar vitamin A yang rendah mungkin merupakan salah satu bagian dari patofisiologi terjadinya molahidatidosa dan atau bagian dari patofisiologi terjadinya degenerasi keganasan pascamolahidatidosa. Bila vitamin A merupakan bagian dari patofisiologi terjadinya degenerasi keganasan pascamolahidatidosa, maka vitamin A dapat digunakan sebagai salah satu terapi pencegahan keganasan pascamolahidatidosa. Penelitian ini bertujuan membuktikan penggunaan vitamin A sebagai kemoprevensi keganasan pascamolahidatidosa. Penelitian ini memberi manfaat menurunkan kej adian, morbiditas dan mortalitas Penyakit Trofoblas Ganas (PTG).
Bahan dan cara kerja
Rangkaian penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian. Dua penelitian penunjang yaitu penelitian ekspresi reseptor RBP (retinal binding protein), dan penelitian aktivitas apoptosis sel trofoblas yang diberi asam retinoat. Penelitian utama adalah penelitian uji klinik pencegahan keganasan pascamolahidatidosa dengan vitamin A.
Penelitian ekfpresi reseptor RBP pada sel trofobias.
Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa sel trofoblas mempunyai reseptor RBP. Sampel penelitian ekspresi reseptor RBP adalah blok paratin molahidatidosa. Ekspresi reseptor retinol diperiksa dengan imunohistokimia tidak langsung menggunakan antibodi RBP. Sementara itu ada atau tidaknya ekspresi dan letak ekspresi reseptor RBP pada sei trofoblas dinilai bersama dokter spesialis Patologi Anatomi.
Penelitian aktivitas apoprosis sel trofoblas yang diberi asam retinoat. Penelitian aktivitas apoptosis sel trofoblas molahidatidosa pada pemberian asam retinoat bertujuan untuk membuktikan adanya induksi apoptosis pada sel trofoblas yang diberi retinoat. (ATRAI all trans retinoic acid). Sampel penelitian aktivitas apoptosis sel trofoblas yang diberi asam retinoat adalah sel trofoblas yang dilakukan kultur. Kultur sel trofoblas diberi ATRA dengan dosis 50 pg/mL, 100 pg/mL, 150 pg/mL, dan 200 pg/mL. Penilaian dilakukan 24 jam pascaperlakuan dengan pemeriksaan flow cytometry. Hasil sitogram jlow cytometry pada kultur sel trofoblas yang mendapat ATRA dibandingkan dengan kultur sel trofoblas tanpa perlakuan (DMSOl dimethyl sulfoxide) sebagai kontrol.
Penelitian pencegahan keganasan pascamolahidatidasa dengan vitamin A.
Penelitian menggunakan uji klinik tersamar ganda (randomized clinical trial, double blind study). Sampel adalah penderita molahidatidosa komplet, tidak mendapat terapi sitostatika. Perlakuan adalah pmberian plasebo atau vitamin A 200.000 IU per hari (dosis tinggi) yang dibuat dalam bentuk kemasan yang sama, perlakuan diberikan sampai dinyatzikan sembuh atau PTG. Variabel keluaran adalah kejadian regresi dan PTG yang ditetapkan berdasarkan kriteria WHO. Variabel pengganggu antara lain umur, pendidikan, usia kehamilan, besar uterus, deposit retinol di hati.
Hasil
Penelitian ekspresi resepror RBP pada sel trofoblas. Didapatkan ekspresi reseptor RBP pada sel irofoblas. Reseptor RBP dijumpai pada membran sel bagian luar, rnembran sei bagian dalam dan sitoplasma.
Penelitian aktivitas apoptosis sel trofabias yang diberi asam retinoat. Jumlah sel yang mengalami apoptosis pada kontrol 6O,64%, pada ATRA 50 pg/mL sebesar 89,54%, 100 pg/mL sebesar 87,23%, 150 pg/mL sebesar 94,63% dan pada 200 pg/mL sebesar 94,83%. Jumlah sel yang hidup pada kontrol 7,09%, pada ATRA 50 pg/mL sebesar 5,04%, 100 pg/mL sebesar 5,71%, 150 pg/mL sebesar 3,l4% dan pada 200 pg/mL sebesar 2,66%.
Penelitian pencegahan keganasan pascamolahidatidosa dengan vitamin A.
Pada uji klinik, didapatkan sejumlah 67 kasus yang masuk penelitian. Sejumlah 2 kasus hilang pada pengamatan dan 3 kasus mengalami kehamilan saat pengamatan. Kejadian PTG (Penyakit Trofoblas Ganas) pada kelompok kontrol 28,57%, dan pada kelompok terapi 6,25%. Tidak dijumpai perbedaan perubahan kadar SGOT dan SGPT kelompok terapi jika dibandingkan dengan kelompok terapi.
Kesimpulan
Sel trofoblas molahidatidosa mempunyai reseptor RBP di mernbran sel dan sitoplasma. Pemberian asam retinoat pada sel trofoblas menginduksi aktivitas apoptosis. Kejadian Penyakit Trofoblas Ganas (PTG) pada kelompok kontrol 28,57% dan pada kelompok terapi vitamin A 6,25%. Tidak dijumpai efek samping berupa perubahan kadar SGOT dan SGPT.

Introduction
Histologically, hydatidiform mole is an abnormal pregnancy characterized by the proliferation of trophoblastic cells, hydropic degeneration of chorionic villi and degeneration of avasculdar chorionic villi. Around 15-28% of hydatidiform mole patients suffered from malignant degeneration following hydatidiform mole. Vitamin A or retinol is metabolized into retinoic acid in the cell. Retinoic acid has the activity of controlling cell proliferation and stimulating apoptosis. The activity of proliferation and apoptosis constitutes the main activity exercised by hydatidiform mole trophoblastic cells and vitamin A. There might be a relationship between hydatidiform mole and vitamin A.
Epidemiological studies showed that vitamin A level in patients with hydatidiforrn mole was lower than that in normal pregnant women. The risk for developing hydatidifoml mole in women less than 24 years and suffering from vitamin A deficiency was 6.29-7 times higher as compared to older age without vitamin A deficiency. The low level of vitamin A might be a part of pathophysiology for the occurence of malignant degeneration following hydatidiform mole. If vitamin A is a part of pathophysiology for the occurence of hydatidiform mole, then vitamin A could be used as one of the therapies for preventing malignancy following hydatidiform mole. The objective of this study was to demonstrate the use of vita.rr|in A as a chemoprevention for malignancy following hydatidiform mole. This study would be beneficial in terms of reducing the incidence, morbidity and mortality rates of malignant trophoblastic disease (MTD).
Material and methods
Series of studies
This study constituted part of a series of studies. The supporting studies, comprise the study of the expression of RBP (retinol binding protein) receptor, the study on the apoptosis activity of trophoblastic cells receiving retinoic acid. The main study was a clinical trial on tl1e prevention of malignancy following hydatidiform mole with vitamin A.
Study on Ike expression of RHP receptor in trophoblastic cells.
This study was aimed to demonstrate that trophoblastic cells had RBP receptor. Samples of the study on the expression of RBP receptor were paraffin blocks of hydatidiform mole. The expression of retinol receptor was examined with indirect immunohistochemistry using RBP antibody. The presence or absence of the expression and location of RBP receptor expression in trophoblastic cells was evaluated together with the specialist of anatomy pathology.
Study on the apoptosis activity of trophoblastic cells receiving retinoic acid
The study on the apoptosis activity of hydatidifom mole trophoblastic cells receiving retinoic acid was aimed to demonstrate the presence of apoptosis induction in trophoblastic cells receiving retinoic (ATRA/ all trans retinoic acid). Samples of the study on the apoptosis activity of trophoblastic cells receiving retinoic acid were the trophoblastic cells undergoing culture. The culture of trophoblastic cells received ATRA at doses of 50 pg/mL, 100 pg/mL, l50 pg/mL, and 200 pg/mL. The evaluation was made in 24 hours after the intervention with flow cytometry examination . The results of flow cytometry cytogram in the culture of trophoblastic cells receiving ATRA were compared with the culture of trophoblastic cells without intervention (DMSO/ dimethyl sulfoxide) as control.
Study of the prevention of malignancy jhllowing hydatidiform mole with vitamin A.
This study made use of randomized clinical trial, double blind study. Samples of the study were the patients with complete hydatidifomt mole, not receiving cytostatics. The intervention was the administration of placebo and vitamin A 200,000 IU per day (high dose), both of which were made in the similar packages. The intervention was performed until the patients were declared as having recovered or having malignant trophoblastic disease (MTD). The outcome variables were the incidence of regression and MTD which were established based on WHO criteria. The intervening variables were, among others, age, education, gestational age, uterus size, retinol deposit in the liver.
Results
Study on the expression of RBP receptor in trophoblastic cells. e found the presence of RBP receptor expression in trophoblastic cells. RBP receptors were found in the outer cell membrane, inner cell membrane, and cytoplasm.
Study on the apoptosis activity oftrophoblatic cells receiving retinoic acid.
The activities of apoptosis in the control group was 60,64%, in ATRA of 50 pg/ml was 39.54%, in 100 ug/ml was 8'7.23%, in 150 ug/ml was 94.63%, and in 200 ug/ml was 94.83%. The alive cells in t.he control group was 7.09%, in ATRA of 50 pg/ml was 5.04%, in 100 pg/ml was 5.71%, in 150 pg/ml was 3.14%, and in 200 pg/ml was 2.66%.
Study on the prevention of malignancy following hydatidpform mole with vitamin A.
At clinical trial as many as 67 cases met the requirements for the study. Two cases were lost from observation and three cases experienced pregnancy during observation. The incidence rate of malignant trophoblastic disease in the control group was 28.57%, and in the therapy group was 6.25%. No difference was found in the changes of SGOT and SGPT levels of the therapy group compared with the control group.
Conclusion
Trophoblastic cells of hydatidiform mole had RBP receptor in the cell membranes and cytoplasm. The administration of retinoic acid in the trophoblastic cells induced the activity of apoptosis. The rate of malignant trophoblastic disease (MTD) in the control group was 28.57% and in the group receiving vitamin A therapy was 6.25%. No side effects were found in the form of changed SGOT and SGPT levels.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
D848
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Andrijono
"Besi tuang nodular (ductile iron) adalah besi tuang yang mempunyai partikel grafit berbentuk bulat (nodul) yang diperoleh dengan cara penambahan unsur magnesium (Mg) sebagai unsur pembulat grafit ke dalam leburan besi tuang pada proses perlakuan ladel (ladle treatment).
Penelitian yang dilakukan membandingkan sifat mekanis antara besi tuang nodular dengan penambahan unsur paduan 0,25 % Mo (tabel V) dan 0,25 %, 1 % Ni (tabel VI) dan tanpa unsur paduan (tabel VII) dimana proses pecampuran unsur paduan dengan logam cair, dilaksanakan sebelum logam cair dari dapur induksi ditunf ke ladel besar (ladle carrier). Perbedaan peningkatan sifat mekanis pada besi tuang nodular, dapat diperoleh dengan cara memberikan unsur paduan atau dapat juga dilakukan dengan proses perlakuan panas austemper, sehingga menghasilkan besi tuang nodular austemper atau dikenal dengan Austempered Ductile Iron (ADI).
Proses perlakuan panas austemper pertama kali diawali dengan proses austenisasi pada temperatur 850 ° C, 950 ° C dengan waktu tahan masing-masing selama 90 menit untuk (0,25 % Mo dan 0,25 % Mo, 1 % Ni), 60 menit untuk tanpa unsur paduan serta dilanjutkan proses austemper pada temperatur 350 ° C, 375 ° C dan 400 ° C dengan waktu tahan masing -masing 60 menit untuk (0,25 % Mo), 120 menit (0,25 % Mo, 1 % Ni) dan 30 menit untuk tanpa unsur paduan.
Proses pembuatan sampel uji menggunakan cetakan pasir, jenis pasir silika, sehingga diperoleh hasil cor yang belum mengalami proses perlakukan panas austemper dan selanjutnya dilakukan proses pemesinan. Proses pengujian yang dilakukan, terdiri dari : uji kekuatan tarik, uji kekerasan dan pengamatan struktur mikro dengan pembesaran 100 X dan 500 X.
Berdasarkan hasil penelitian, maka besi tuang nodular austemper tanpa unsur paduan (label VII) menghasilkan sifat mekanis lebih baik dibandingkan dengan penambahan unsur paduan 0,25 % Mo (label V) dan unsur paduan 0,25 % Mo, 1 % Ni (label VI). Besi tuang nodular austemper dengan unsur paduan 0,25 % Mo , 1 % Ni (tabel VI) menghasilkan regangan tertinggi dibandingkan besi tuang nodular austemper dengan unsur paduan 0,25 % Mo (label V) dan tanpa unsur paduan (label VII)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Andrijono
"Dalam kondisi krisis moneter dewasa ini selain kita bisa melihat kemampuan diri sendiri tapi jika dilihat dan sisi yang positif bahwa saat ini kesempatan untuk mengembangkan industri didalam negeri. Salah satu yang bisa dikembangkan adalah indutri pengecoran rakyat khususnya yang memproduksi komponen kemdaraan bermotor. Dari hasil penelitian didapat bahwa untuk mendapatkan kekuatan tekan tertinggi yaitu 1002 gr/cm2, kadar bentonit 13% dan kadar air 3 % sedangkan kekuatan geser terbesar adalah 266 gr/cm2 pada kadar bentonit 13% dan kadar air 4%. Temperatur pasir cetak yang optimum adalah 40 °C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 35
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library