Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Angelica Bunardi
"Apotek memegang peran penting sebagai tempat dilakukannya praktik pelayanan kefarmasian yang dilakukan dengan berlandaskan standar pelayanan kefarmasian. Apotek memegang dua fungsi yaitu, dalam bidang pelayanan kefarmasian (patient oriented) dan bidang bisnis (profit oriented). Pembentukan apotek baru memerlukan perencanaan yang matang agar dapat meminimalisir resiko akan ketidakpastian kondisi mendatang. Resiko dapat diminimalisir dengan adanya analisis terhadap studi kelayakan. Studi kelayakan tidak hanya mengkaji dari segi aspek hukum, lingkungan, teknis, potensi pasar, tetapi juga terhadap manajemen, SDM, dan keuangan. Hasil studi akan memberikan gambaran layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Rancangan pembuatan apotek baru di Kota Pontianak dimulai dengan menganalisis sumber data sekunder yang ditemukan dan disesuaikan dengan persyaratan pendirian apotek sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang apotek. Apotek yang dinamakan Apotek Damai berukuran 80 meter persegi dengan lahan parkir luas, beroperasional dari pukul 08.00-22.00 dengan dibantu oleh 1 apoteker penanggung jawab, 1 apoteker pendamping, dan 1 tenaga administrasi. Pendapatan didapatkan dari pelayanan resep dari luar, penjualan obat Over The Counter (OTC) dan Obat Etikal serta pelayanan periksa darah. Apotek Damai membutuhkan dana sebesar Rp.846,221.455 ribu rupiah agar mencapai nilai Break Even Point, dengan Payback Period selama 3.9329 tahun (dibawah 5 tahun). Nilai ROI yang positif sebesar 25.43% menunjukkan kemampuan apotek dalam mengolah dana investasi awal menjadi profit dengan baik. Ditinjau dari nilai BEP, Payback Period, dan ROI-nya maka Apotek Damai layak untuk dijalankan.
Pharmacy plays an important role as a place to practice pharmaceutical services that are carried out based on pharmaceutical service standards. Pharmacy plays role both in the field of pharmaceutical services (patient oriented) and in business sector (profit oriented). The establishment of a new pharmacy requires a careful planning in order to minimize the risk of uncertainty conditions in the future. This risk can be minimized with a feasibility study analysis. Feasibility study analysis covers not only legal, environmental, technical, market potential aspects, but also management, HR, and finance. The results of the study will provide an overview of whether a business is feasible to be run or not. The design for making a new pharmacy in Pontianak City begins with analyzing the secondary data sources found and adjusted to the pharmaceutical requirements in accordance with the statutory regulations regarding pharmacies. The pharmacy, called the “Damai Pharmacy”, is a 80 square meters building with a huge parking area, operates from 08.00-22.00 with the assistance of 1 pharmacist in charge, 1 assistant pharmacist, and 1 administrative clerk. Revenue is derived from prescription services, sales of Over The Counter (OTC) and Ethical Medicines as well as blood examination services. Damai Pharmacy requires funds of Rp. 846,221.455 thousand rupiah to reach the Break Even Point value, with a Payback Period of 3.9329 years (under 5 years). A positive ROI value of 25.43% indicates the pharmacy's ability to properly process initial investment funds into profits. Based on the value of the BEP, Payback Period, and ROI, Damai Pharmacy is feasible to be run."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angelica Bunardi
"Kegiatan produksi obat hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi yang telah memiliki izin untuk melakukan kegiatan produksi serta penyaluran obat dan bahan obat. PT. Kalbio Global Medika merupakan perusahaan industri famasi berizin yang berfokus pada pembuatan produk obat biosimilar dan bahan baku. Dalam rangka menjamin keamanan, mutu, dan efikasi obat, PT. Kalbio Global Medika melakukan proses produksi dengan berlandaskan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Alur proses produksi yang panjang memungkinkan terjadinya deviasi dalam proses pembuatan bahan baku obat. Penanganan deviasi dilakukan terhadap yield dari proses pemurnian dalam pembuatan salah satu bahan aktif di PT.Kalbio Global Medika. Investigasi terhadap deviasi yang terjadi dilakukan dengan menggunakan metode wawancara untuk kemudian dilakukan proses Root Cause Analysis (RCA) menggunakan metode Fish Bone Diagram. Hasil investigasi deviasi menunjukkan bahwa permasalahan utama adanya deviasi yield tersebut dikarenakan penggunaan mikrotub x ml yang tidak kompatibel untuk menampung sampel, serta terbatasnya kemampuan operator dalam melakukan proses sampling. Penggantian wadah mikrotub X ml dengan dengan tabung sentrifugasi X ml dilakukan untuk menampung sampel pengujian in vitro supernatan yang telah dimurnikan. Saran yang dapat diberikan untuk kasus deviasi ini adalah dengan merevisi MBR-EP-XXXX untuk mengganti wadah sampel untuk pengujian in vitro dari yang semula mikrotub X ml menjadi tabung sentrifugasi X ml, melakukan assessment ulang terhadap kualifikasi personel, dan merevisi metode assessment untuk kualifikasi personel.
Drug production activities can only be performed by pharmaceutical industries that is permitted to carry out the production activities and distribution of drugs and medicinal substances. PT. Kalbio Global Medika is a licensed pharmaceutical industry company that focuses on the manufacture of biosimilar drug products and raw materials. In order to guarantee the safety, quality and efficacy of drugs, PT. Kalbio Global Medika carries out the production process based on Good Manufacturing Practices (GMP). A long production process flow opens the chance of deviations in the process of making medicinal raw materials. Deviation handling is carried out on the yield from the clarification process in the manufacture of one of the active ingredients at PT. Kalbio Global Medika. Investigation of the deviations that occur is carried out using an interview followed by a Root Cause Analysis (RCA) process which is carried out using the Fish Bone Diagram method. The results of the deviation investigation showed that the main problem of the yield deviation was due to the use of incompatible x ml microtube to accommodate samples, as well as the operator's limited ability to carry out the sampling process. Replacement of the X ml microtube with an X ml centrifugation tube container was carried out to accommodate the supernatant in vitro test sample which had been purified. Advice that can be given for this deviation case is to revise the MBR-EP-XXXX"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angelica Bunardi
"Pelaksanaan penyaluran obat dan/atau bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan, dilaksanakan oleh suatu perusahaan berbadan hukum berizin bernama Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF melaksanakan tugasnya dengan berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memastikan agar kualitas obat yang dapat dipertahankan sejak produk diambil hingga didistribusikan sampai ke tangan konsumen adalah dengan melakukan validasi terhadap proses pengiriman. Hal tersebut dilakukan secara rutin oleh perusahaan PBF, PT. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD) cabang Jakarta 3 yang memiliki sertifikasi untuk menyalurkan produk Cold Chain Product (CCP). Validasi pengiriman dilakukan terhadap kontainer cool box dengan dimensi 29 cm x 20 cm x 22 cm menggunakan 5 buah ice pack. Simulasi pengiriman dilakukan di wilayah seputaran Jakarta Selatan dengan adanya pemantauan terhadap suhunya setiap 15 menit selama 5 jam. Berdasarkan hasil dari pencatatan dari temperature data logger didapatkan bahwa cool box dengan 5 buah ice pack mampu mempertahankan suhu produk dalam rentang yang dipersyaratkan yaitu 2-8˚C dengan kenaikan suhu tertinggi selama proses validasi yaitu 6.1˚C.
The distribution of drugs and/or medicinal substances that meet the specified quality requirements is carried out by companies with licensed legal entities called Pharmaceutical Distributors. Pharmaceutical distributors carries out their duties based on the Good Distribution Practice (GDP). One way that can be done to maintain the quality of the drug from the time the product is taken until it is distributed to consumers is to do a validation on the delivery process. This process is routinely carried out by PT. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD) Jakarta 3 branch which has a certified to distribute Cold Chain Product (CCP) products. Delivery validation is carried out to a cool box container with dimensions of 29 cm x 20 cm x 22 cm using 5 pieces of ice packs. The delivery simulation is carried out in the area around South Jakarta by monitoring the temperature of the cool box every 15 minutes for 5 hours. Based on the results from the temperature records, it is known that the cool box with 5 ice packs is able to maintain the product temperature within the required range of 2-8˚C with the highest temperature increase during process validation, namely 6.1˚C."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angelica Bunardi
"Asupan kebutuhan nutrisi dan obat yang cukup, berperan penting dalam tercapainya kesembuhan pasien. Namun, hal ini seringkali menjadi kendala bagi pasien yang secara fisik mengalami hambatan untuk diberikan asupan secara oral. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dalam mengatasi kendala ini adalah dengan menggunakan Enteral Feeding Tube (EFT). Salah satu contoh dari EFT sendiri adalah Nasogastric Tube (NGT) dimana selang dimasukkan melalui saluran orofaring posterior dan esofagus untuk tujuan akhir pemberian obat/nutrisi di lambung. Sediaan obat harus melewati tahap preparasi untuk disesuaikan sediaannya agar dapat disalurkan melalui NGT dan tetap dipertahankan karakteristik fisikokimia, biofarmasetik, dan faramkologis obat. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik oleh apoteker yang dapat dilakukan di rumah sakit. PIO dapat disalurkan dalam beberapa jenis, salah satunya adalah pembuatan buku pedoman. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membuat buku pedoman daftar obat yang dapat diadministrasikan melalui NGT dalam rangka membantu memberikan informasi terkait jenis dan nama obat yang kompatibel untuk diadministrasikan menggunakan selang NGT. Buku pedoman tersebut terkahir diperbarui pada tahun 2018. Laporan ini menyajikan pembaruan buku pedoman yang memuat informasi terbaru terhadap beberapa obat yang tercantum dalam daftar obat yang digunakan dalam RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2022 beserta tahapan pemberiannya untuk mencapai keberhasilan pengobatan yang tepat.
Adequate intake of nutritional and drug needs, plays an important role in achieving patient’s recovery. However, it is often be an obstacle for patients who physically experience difficulties in taking oral medicine. One way that can be used by health workers in hospitals to overcome this problem is to use an Enteral Feeding Tube (EFT). One of the example is Nasogastric Tube (NGT), where a tube is inserted through the posterior oropharynx and esophagus for the ultimate goal of administering drugs/nutrition to the stomach. The drug preparation will go through the preparation stage where it will be adjusted so that it can be channeled through the NGT hence still maintaining the physicochemical, biopharmaceutical and pharmacological characteristics of the drug. Drug Information Service (DIS) is one of the clinical pharmaceutical practice by pharmacists that can be performed in hospitals. DIS can be carried out in several types, including the manufacturing of guidebook. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo involved in helping to provide information regarding the types and names of drugs that are compatible to be administered via NGT by creating a guidebook for the list of drugs that can be administered through the NGT. The guidebook itself was last updated in 2018. This report presents an updated guidebook that contains the latest information on several drugs from the list of drugs used in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2022 along with the steps of administration to achieve the success of proper treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angelica Bunardi
"Masyarakat yang sadar akan kesehatan merupakan salah satu bentuk investasi dasar dalam pembangunan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas. Puskesmas merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan dalam membangun kesehatan masyarakat yang merata. Apoteker sebagai salah satu substansi tenaga kesehatan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan yang ada melakukan berbagai pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang berlaku. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO). Mengingat akan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh orang tua saat memberikan obat pada anak, maka dilakukanlah PIO dengan cara penyuluhan di Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan membawa tema “Cara Pemberian Obat pada Anak" menggunakan media leaflet. Leaflet dibuat dengan menyusun materi leaflet yang nantinya akan disusun dalam bentuk tahapan yang perlu diperhatikan pada saat pemberian obat pada anak berdasarkan penelitian berbasis ilmiah. Proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan desain dan pencetakan leaflet. Penyuluhan dilakukan dengan meminta persetujuan peserta (keluarga yang membawa anak ke lokasi penyuluhan) untuk diberi penyuluhan. Hasilnya, telah dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah yang diselingi sedikit diskusi selama 15 menit terhadap 3-5 keluarga di poli Influenza Like Illness (ILI) Puskesmas Kecamatan Palmerah. Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah peran apoteker dan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter, khususnya dokter anak sangatlah penting dalam pemberian penyuluhan mengenai “Cara Pemberian Obat Pada Anak” untuk keberhasilan pengobatan yang tepat untuk anak.
The awareness of health in a society is a form of basic investment in the development of productivity and quality of human resources. Public Health Center as a form of strategy carried out by the government, aims to develop an equally level of health around the citizens. Pharmacists as one of the substance of healthcare workers perform various pharmaceutical services based on pharmaceutical service standards in supporting the achievement of this goal. One of the way is by conducting Drug Information Services (DIS). Based on many challenges faced by parents when giving medicine to children, a DIS in a counseling form was carried out at the Palmerah District Public Health Center with the theme "How to Give Medicine to Children" using leaflets as the media. Leaflets are made by compiling materials which are arranged in the form of stages that need to be considered when administering drugs to children based on scientific based research. The process is continued into the making of leaflet designs and printing. Counseling is firstly done by giving consent to the participants (families that brought children to the location of counseling). As a result, counseling was carried out to 3-5 families at the Influenza Like Illness (ILI) polyclinic of Palmerah District Health Public Center using the lecture method for 15-minute, interspersed with a brief discussion. The conclusion that can be drawn from this activity is that the role of pharmacists and other healthcare workers such as doctors, especially pediatricians, is very important in providing counseling on "How to give medicine to children" to carry out appropriate treatment for children."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library