Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annesya Shafira Amartya
"Penggunaan antibiotik di Indonesia memiliki intensitas yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering dijumpai di negara berkembang termasuk Indonesia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan permasalahan, salah satunya adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Resistensi terjadi ketika antibakteri tidak mampu mematikan atau melemahkan bakteri yang menginfeksi tubuh. Masyarakat perlu dibina oleh tenaga kesehatan, khususnya farmasis, dalam penggunaan antibiotik. Pembinaan pada masyarakat dapat dilakukan dengan edukasi dan sosialisasi. Penggunaan media edukasi dapat menambah tingkat pemahaman masyarakat dalam mempelajari suatu kasus. Media edukasi yang dipilih adalah media video untuk membantu audiens memahami informasi melalui media yang menggabungkan audio dan visual. Media video edukasi ditayangkan di Puskesmas Kecamatan Ciracas untuk mengedukasi pasien di puskesmas tersebut. Puskesmas memiliki peran untuk mewujudkan masyarakat dalam berperilaku sehat, salah satunya yaitu menggunakan obat antibakteri yang rasional untuk mencegah lingkungan dari resistensi bakteri. Isi dari video yang dibuat adalah pengertian antibiotik, cara mendapatkan antibiotik, aturan pakai antibiotik, resistensi antiobiotik, dan penggunaan antibiotik yang bijak. Video edukasi diakhiri dengan tindakan persuasif kepada masyarakat untuk menggunakan antibiotik dengan bijak dan rasional. Informasi yang dipaparkan melalui video diharapkan dapat tersampaikan dengan baik karena posisi layar televisi mudah dilihat oleh audiens. Selain itu, pasien diharapkan dapat menerapkan tindakan penggunaan antibiotik dengan bijak supaya terhindar dari dampak negatif yang disebabkan oleh resistensi

The use of antibiotics in Indonesia has a relatively high intensity. This is because infectious diseases are a public health problem that is often found in developing countries, including Indonesia. Improper use of antibiotics can cause problems, one of which is bacterial resistance to antibiotics. Resistance occurs when antibacterial are unable to kill or weaken the bacteria that infect the body. The public needs to be coached by health workers, especially pharmacists, in the use of antibiotics. Community development can be done through education and outreach. The use of educational media can increase the level of public understanding in studying a case. The educational media chosen is video media to help audiences understand information through media that combines audio and visuals. Educational video media was shown at the Ciracas District Health Center to educate patients at the health center. Public health centers have a role in realizing healthy behavior in society, one of which is using rational antibacterial drugs to prevent the environment from bacterial resistance. The content of the video made is the definition of antibiotics, how to get antibiotics, rules for using antibiotics, antibiotic resistance, and wise use of antibiotics. The educational video ends with persuasive action for the public to use antibiotics wisely and rationally. It is hoped that the information presented through video can be conveyed well because the position of the television screen is easy for the audience to see. Apart from that, patients are expected to be able to implement antibiotic use wisely to avoid negative impacts caused by resistance."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Kasus kematian anak yang diduga akibat gagal ginjal akut diduga akibat dari kontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG) dalam obat sirup yang konsumsi anak. BPOM telah menelusuri obat sirup yang terdaftar dan beredar di Indonesia dengan melakukan sampling dan pengujian bertahap. Hasil investigasi menyatakan terdapat beberapa produk obat yang menujukkan kadar cemaran DEG dan EG yang melebihi batas aman asupan harian, yaitu 0,5 mg/kg. Penarikan obat dilakukan pada obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi standar persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label. Penarikan obat berupa penarikan wajib atau mandatory recall karena penarikan diperintahkan Kepala BPOM kepada pemilik industri farmasi melalui instruksi penarikan. PBF menerima surat penarikan melalui prinsipal berupa surat resmi yang ditujukan kepada pinpinan fasilitas distribusi. Surat penarikan berisi nama item, nomor bets hingga level bets, dan batas waktu penarikan hingga pengembalian ke prinsipal. Tujuan POB Penarikan Obat adalah untuk memastikan proses penarikan obat dan/atau bahan obat dari seluruh gudang dan/atau pelanggan dilakukan dengan tepat waktu, tepat jumlah, dan proses yang benar. Sebelum membuat POB, perlu mengetahui prosedur pembuatan POB untuk menjadi acuan dan meminimalisir kesalahan. Dengan dibuatnya POB, alur penarikan akan jelas dan tidak meminimalkan kekeliruan dalam menjalankan tugasnya kepada bagian-bagian yang ditugaskan.

The case of child death which was suspected to be due to acute kidney failure was thought to be due to contamination of Diethylene Glycol (DEG) and Ethylene Glycol (EG) in the syrup medicine consumed by the child. BPOM has traced syrup drugs registered and circulating in Indonesia by carrying out sampling and testing in stages. The results of the investigation stated that there were several medicinal products whose levels of DEG and EG contamination exceeded the safe daily intake limit, namely 0.5 mg/kg. Drug recalls are carried out on drugs and/or drug ingredients that do not meet standard safety, efficacy, quality and label requirements. Drug recalls are in the form of mandatory recalls because the recalls was ordered by the Head of BPOM to the owners of the pharmaceutical industry through recall instructions. PBF receives a recall letter through the principal in the form of an official letter addressed to the distribution facility principal. The recall letter contains the name of the item, the bet number up to the bet level, and the recall time limit until it is returned to the principal. The purpose of the Drug Recall POB is to ensure that the process of withdrawing drugs and/or medicinal ingredients from all warehouses and/or customers is carried out on time, in the right quantities, and correct process. By creating a POB, the flow of recalls will be clear and will not minimize errors in posting to the assigned sections"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Apotek merupakan sarana pelayanan kesehatan yang berperan aktif untuk mewujudkan upaya kesehatan dengan memberikan informasi obat kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. Tugas apoteker di apotek adalah memberikan informasi yang tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien. Salah satu penyakit yang membutuhkan kepatuhan dan taat minum obat adalah hipertensi. Hipertensi termasuk the silent killer karena sering tanpa gejala dan keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya mengalami hipertensi. Tujuan tugas khusus ini adalah untuk mengedukasi pasien mengenai penyakit hipertensi, gejala hipertensi, mengatasi penyakit hipertensi dengan terapi farmakologis dan non farmakologis, serta menyadarkan masyarakat untuk dapat mengatasi penyakit hipertensi dengan baik. Penyampaian edukasi dan promosi dapat dibantu dengan media kesehatan sebagai alat bantu edukasi. Salah satu media yang dapat digunakan adalah poster dan leaflet kesehatan. Metode yang dilakukan untuk pembuatan poster dan leaflet adalah melalui studi literatur mengenai pembuatan poster dan leaflet serta mengenai hipertensi dan pedoman pengobatan hipertensi.. Isi poster dan leaflet tersebut berupa gerakan yang bersifat persuasif untuk mengajak pasien menerapkan perilaku hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang, rutin olahraga, dan memeriksa kesehatan secara rutin untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Informasi pada poster dan leaflet diakhiri dengan kalimat persuasif untuk meningkatkan kesadaran pembaca untuk menjaga tekanan darah agar tetap di dalam batas normal. Apabila pembaca adalah penderita hipertensi, diharapkan untuk meningkatkan kesadaran agar segera mengonsultasikan diri ke dokter dan menjalani pengobatan.

Pharmacy is a health service facility that has a role in giving information to patient and health workers. Pharmacist in pharmacy has a role in giving information to increasing patient's health status. One of a disease that should take a drug obediently and adherently is hypertension. Hypertension is the silent killer disease because it hasn't symptom and patients doesn't realize if they have hypertension disease. This paper aim to give education to patients about a definition, symptoms, curing by pharmacology and non-pharmacology, and prevent the complication of hypertension. Education can be deliver by using educational media. One of educational media that can use is poster and leaflet. Poster and leaflet is made by literature study about how to make educational media properly and about hypertension. A content of poster and media is a preventive and curative action to have living healthy behaviour by eating nutritional food, doing exercise, and doing medical check-up routinely. The information on the poster and leaflet ends with persuasive sentence to increase reader awareness to maintain blood tension. If the readers are patients with hypertension, readers should be more aware of their healthiness by doing consultation with the doctor and have a medication routinely."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pada tugas khusus ini, dibahas mengenai pengendalian yang merupakan salah satu pengelolaan sediaan farmasi dengan mengevaluasi jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP) pada kelompok slow moving. Tujuan disusunnya tugas khusus ini untuk mnegetahui cara pengendalian, penggolongan sediaan farmasi berdasarkan perputaran pemakaian, dan nilai investasi pada sediaan farmasi dan BMHP di IGD. Metode pengendalian dilakukan dengan mengolah data hasil penjualan pada tanggal 1 November 2022 – 31 Januari 2023 metode penggolongan perputaran penggunaan dan penggolongan nilai investasi atau ABC. Dari item tersebut dilakukan pengelompokan dengan melihat penjualan rata-rata per item atau perputarannya. Item yang termasuk kelompok slow moving sebanyak 249 item (10,65%). Obat yang memiliki data penjualan tertinggi di kelompok slow moving adalah Asam Ursodeoksikolat 250 mg Kaps dengan penjualan 123 kapsul di bulan Januari. Vitamin dan suplemen yang memiliki data penjualan tertinggi adalah Caviplex tablet dengan penjualan 660 tablet di bulan Desember. Bahan medis habis pakai yang memiliki data penjualan tertinggi adalah Needle 18G x 38 mm Onemed sebanyak 400 pieces di bulan Januari. Kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan nilai investasi menggunakan metode ABC. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan item di kelompok A sebanyak 26 item (10,48%), kelompok B sebanyak 50 item (20,16%), dan kelompok C sebanyak 172 item (69,36%). Dengan penggolongan tersebut diharapkan dapat meminimalisir terjadinya stok berlebih atau kekosongan.

Pharmaceutical service standards in hospitals are used as guidelines for health workers in administering pharmaceutical services. On this paper is discussed about management of pharmaceutical products by evaluating the type and amount of inventory and use of drug, medical devices, and consumable medical materials (BMHP) in the slow-moving group. The aims of this paper is to find out how to control, classify pharmaceutical preparations based on usage, and the value of investment in pharmaceutical preparations and BMHP in the Emergency Unit. The method is processing the data sales results on November 1, 2022 - January 31, 2023, using the usage classification and investment value classification (ABC). These items are grouped by looking at the average sales per item or its turnover. The items that included in slow-moving group were 249 items (10.65%). The drug that has the highest sales data in the slow-moving group is Ursodeoxycholic Acid 250 mg Caps with sales of 123 capsules in January. Vitamins and supplements that have the highest sales data are Caviplex tablets with sales of 660 tablets in December. The consumable medical material that has the highest sales data is Needle 18G x 38 mm Onemed with 400 pieces in January. Based on the results of data processing using the ABC method, there were 26 items (10.48%) in group A, 50 items (20.16%) in group B, and 172 items (69.36%) in group C. With this classification, it is expected to minimize the occurrence of excess stock or vacancies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Industri farmasi melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat dengan menerapkan CPOB. Salah satu aspek yang diterapkan pada industri farmasi yang tercantum dalam pada CPOB adalah validasi. PT. Novell Pharmaceutical Laboratories melakukan kegiatan validasi proses terhadap produk baru dan produk dengan perubahan yang mempengaruhi proses produksi dan mutu produk, seperti perubahan formula, proses, besar bets, dan mesin, serta validasi ulang setiap 5 tahun sekali. Validasi proses yang dilakukan untuk tugas khusus ini adalah pada sediaan Etoricoxib 90 mg sebanyak 3 bets. Tujuan dibuatnya tugas khusus ini adalah untuk mengetahui tujuan dilakukannya validasi proses, alur kegiatan validasi proses, dan cara pembuatan laporan validasi proses untuk sediaan obat. Penyusunan laporan pelaksanaan validasi proses dilakukan dengan studi literatur dari CPOB, jurnal, SOP perusahaan mengenai validasi proses. Selain itu, dilakukan pengkajian data yang didapatkan dari Manufacturing Batch Record (MBR), laporan analisa QC, laporan analisa mikrobiologi, dan identitas bahan baku dan bahan kemas yang diakses melalui aplikasi Novell. Data-data yang diterima selama proses produksi obat didapatkan dari proses penimbangan, granulasi, pencetakan, penyalutan, dan pengemasan. Hasil dari pengujian tersebut didapatkan memenuhi syarat, kecuali hasil Cpk terhadap bobot tablet inti yang menyimpang, yaitu >1,33. Cpk yang rendah menunjukkan bahwa apabila ada variasi proses maka berpotensi terjadi penyimpangan dari sepsifikasi. Penyimpangan pada hasil Cpk terhadap bobot tablet inti dapat diminimalisir dengan pelebaran spesifikasi menjadi ≥ 1 sehingga penyimpangan yang sama tidak akan terulang kembali di proses selanjutnya dan dilakukan peningkatan inspeksi saat tahap pencetakan.

The pharmaceutical industry doing drug or drug substance production by applying GMP. One of the aspects that are listed in GMP is validation. PT. Novell Pharmaceutical Laboratories doing process validation activities for new products, products with changes that affect the production process and product quality, such as changes in formula, process, batch size and machine, and re-validation every 5 years. On this paper, the process validation is performed on 3 batches of Etoricoxib 90 mg. This paper aimed to find out the purpose of process validation, the workflow of process validation, and how to make process validation reports for drug. Process validation implementation reports are prepared by studying literature from GMP, journals, company SOPs regarding process validation. Assessment of data obtained from the Manufacturing Batch Record (MBR), QC analysis reports, microbiological analysis reports, identity of raw materials, and packaging materials that can accessed through the Novell application. The data received during the drug production process is obtained from the process of weighing, granulating, compression, coating, and packaging. The analysis results met the requirements, except for the Cpk results for the core tablet weight, which was > 1.33. A low result on Cpk indicates that there is the potential for deviations from specifications. Deviations in the results of Cpk on the weight of core tablets can be minimized by widening the specification to ≥ 1 so that the same deviation will not be repeated in the next process and increased inspection during the tablet compression."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman obat yang bermanfaat sebagai antioksidan karena mengandung kurkuminoid dan xantorizol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi NADES terbaik dan kondisi ekstraksi yang optimum serta membandingkan hasil kadar ekstraksi NADES-UAE dengan hasil kadar ekstraksi etanol-maserasi. Penggunaan NADES berpotensi mengekstraksi senyawa hidrofobik sehingga dilakukan optimasi kondisi ekstraksi agar mendapatkan kondisi optimal untuk mengekstraksi senyawa kurkuminoid dan xantorizol. Komponen NADES yang digunakan adalah kolin klorida dengan gula sederhana (glukosa, fruktosa, dan sukrosa). Optimasi kondisi ekstraksi ditentukan dengan metode Response Surface Methodology menggunakan tiga variabel bebas, yaitu penambahan air pada NADES (10–30%), rasio pelarut dan serbuk (15–25 mL/g), dan waktu ekstraksi (10–30 menit). Penetapan kadar kurkuminoid dan xantorizol dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi kolin klorida dan sukrosa mendapatkan hasil yang paling tinggi. Kondisi yang optimum untuk mengekstraksi senyawa kurkuminoid dan xantorizol adalah penambahan air pada NADES 10%, rasio pelarut terhadap serbuk 25 mL/g, dan waktu ekstraksi 20 menit. Hasil ekstraksi maserasi-etanol 96% didapatkan dengan hasil kadar kurkuminoid dan xantorizol yang lebih tinggi dibandingkan NADES-UAE. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan NADES berbasis kolin klorida-sukrosa dapat digunakan sebagai alternatif pelarut organik untuk mengekstraksi senyawa kurkuminoid dan xantorizol.

Javanese turmeric rhizome (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is a medicinal plant used as an antioxidative agent because it contains curcuminoid dan xanthorrhizol. This research aimed to find the best combination of NADES and the optimal extraction condition and compare the extract level of NADES-UAE with the extract level of ethanol-maceration. NADES has a potential to extract hydrophobic compound, optimization of extraction condition conducted to find an optimal condition for extract curcuminoid and xanthorrhizol. NADES components used are choline chloride and sugar (glucose, fructose, and sucrose). The optimization of extraction condition was conducted using Response Surface Methodology with three variables, namely water percentage (10–30%), ratio of solvent to powder (15–25 mg/L), and extraction time (10–30 minutes). The analysis of curcuminoid and xanthorrhizol was performed using High-Performance Liquid Chromatography. Choline chloride-sucrose showed the highest result for extraction. The optimal conditions were obtained at 10% of water percentage, 25 mL/g ratio of solvent to powder, and 20 minutes of extraction time. The extraction results obtained in the maceration methods with 96% ethanol extract showed the curcuminoid and xanthorrhizol level is higher than NADES-UAE. Based on the result, it can be concluded that choline chloride-sucrose based NADES can be used as an alternative to organic solvent to extract curcuminoid and xanthorrhizol.

"
Depok: Fakultas Farmas Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library