Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Larasati Nurhidayah
Abstrak :
Industri farmasi harus mengandalkan faktor sumber daya manusia, fasilitas, dan sistem berdasarkan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pedoman CPOB harus diaplikasikan di industri farmasi untuk tercapainya standar mutu dengan tujuan meningkatkan kepuasan pengguna dan meminimalkan risiko. Industri farmasi menjadi badan yang berada dibawah regulasi ketat dibawah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam melakukan aktivitas produksi dan pengujian yang dapat disanksi jika melanggar peraturan dan menyebabkan bahaya terhadap pengguna. Insiden cemaran dalam obat sirup yang mengakibatkan kematian merupakan contoh kelalaian industri farmasi dalam melakukan pengujian produk yang berujung fatal. Pengujian eksipien, zat aktif dan produk jadi yang akan disebarkan di pasar lokal adalah inti dari kebijakan baru BPOM dalam menanggulangi kasus ini. Gap screening adalah proses pengumpulan data dan membandingkan metode analisis yang diatur dalam regulasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan gap screening terhadap metode pengujian obat dan bahan obat sebagai bentuk kepatuhan kepada regulasi. Obat dan bahan obat merupakan material dari obat sediaan oral yang diproduksi industri farmasi dan metode pengujiannya diambil dari Farmakope Indonesia edisi VI yang kemudian di bandingkan dengan metode plant. Total lima obat dan tiga puluh tiga bahan obat yang dilakukan skrining metode uji dengan parameter yang sesuai dengan farmakope, seperti identifikasi, disolusi, keseragaman sediaan, dan penetapan kadar. Metode dan prosedur uji dikumpulkan beserta dengan syarat penerimaannya. Hasil penelitian menghasilkan pedoman metode pengujian dan syarat untuk obat dan bahan obat sediaan oral yang sesuai dengan ketentuan BPOM. ...... Pharmaceutical industry has to rely on human resources, facilities, and systems based on Good Manufacturing Practices (GMP) standard. GMP is applied in pharmaceutical industry to achive quality to satisfy customer and minimize risk. Pharmaceutical industry produce and testing products under regulations of Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Fine and penalty can be given to industries that violate regulations and cause danger to user. Contamination in liquid medicine that caused deaths is an example of fatal industry negligence in testing their product. Active pharmaceutical ingredients, excipients, and finished goods testing for local market is the main objective of the new regulation by BPOM to cope with the tragedy. Gap screening is aproses of compiling data and comparing it to compendial methods. This study aims to screen test method used for finished good and pharmaceutical ingredients as a form of compliance. Finished goods and pharmaceutical ingredients used are oral dosage form produced at the plant and methods were taken from Farmakope Indonesia sixth edition. Total of five finished goos and thirty-three pharmaceutical ingredients are screened according to parameters and acceptance in Farmakope Indonesia. Result of study is list of test methods requirements for oral dosage form finished goods and pharmaceutical ingredients based on BPOM regulation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati Nurhidayah
Abstrak :
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru pada sebagian besar kasus. Urgensi dari penanganan penyakit ini adalah untuk mengurangi penyebaran dan resistensi obat akibat tidak tuntasnya pengobatan. Rumah sakit merupakan sarana yang memberikan beragam jenis pelayanan dan praktik pelayanan kesehatan, satu diantaranya adalah Apoteker. Apoteker memiliki tugas penting dalam menjunjung keberhasilan terapi pasien TB seperti melakukan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun media edukasi informatif untuk membantu Apoteker dalam proses konseling pasien TB untuk mendukung pencapaian target pengobatan. Informasi yang disediakan diambil dan dikaji dari buku, regulasi, dan artikel relevan terkait terapi TB dan disusun sedemikian rupa ke dalam media edukasi leaflet. Hasil dari penyusunan leaflet adalah media edukasi dengan 8 halaman yang mencakup definisi, gejala, kelompok risiko, fase pengobatan, detail obat (nama, dosis, dan waktu), cara penyimpanan obat, jenis-jenis terapi TB, efek samping, pentingnya pengobatan TB, cara penularan TB, kesembuhan dan ketertularan TB, pengawas menelan obat, etika batuk, dan pola hidup. Leaflet ini dapat diefektifkan sebagai alat konseling dan penyuluhan terkait TB. ...... Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, commonly infecting lungs. Reducing the spread and drug resistance caused by incomplete therapy are the main urgencies. Hospital is a health facility that provides various service, treament, and health care practice, one of which is pharmacist. Pharmacist has the responsibility to support patient’s TB therapy to completion with counseling. This study aims to compile and arrange an educational media to help pharmacist in TB patient counseling to help achive therapy goal. Informations are taken and assessed from books, regulations, and sources related to TB therapy and were compiled into a leaflet. Reuslt of arrangement was leaflet with eight pages that covers about definition, symptoms, risk group, therapy phase, medications (name, dosage, and schedule), storage instruction, types of TB therapy, side effects, importance of TB treatment, mode of transmission, recovery and infectious rate, medication supervisor, cough etiquette, and modified lifestyle. This leaflet can be used as a tool to assist in TB counseling.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati Nurhidayah
Abstrak :
Penggunaan obat rasional adalah pemberian obat ke pasien yang tepat dengan kebutuhan terapi dalam periode waktu yang cukup dan harga yang terjangkau. Pengunaan obat rasional dinilai dari ketepatan penentuan kondisi pasien, pemberian informasi, dan tindak lanjut. Penggunaan obat rasional diterapkan untuk menjamin pasien mendapatkan pelayanan dan pengobatan sesuai kebutuhan untuk mencapai terget terapi dan mengindari risiko kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peresepan dan penggunaan obat rasional pada pasien infeksi saluran akut non-Pneumonia dan diare non-spesifik sesuai indikator antibiotik pada Puskesmas Kecamatan Kramat Jati periode Januari-Februari 2023. Penelitian dilakukan dengan metode retrospektif pada data sekunder dengan purposive sampling pada resep pasien dengan diagnosa infeksi saluran pernafasan akut non-pneumonia atau diare non-spesifik. Data diolah untuk menentukan persentase penggunaan antibiotik dan rasionalitas penggunaan obat. Hasil data menunjukkan pengobatan ISPA non-Pneumonia menggunakan antibiotik sebanyak 4% dan 16% (Januari dan Februari) yang masih berada dibawah batas maksimal (<20%). Pengobatan diare non-spesifik menggunakan antibiotik sebanyak 4% pada kedua periode, dimana angka ini masih direntang penerimaan (<8%). Penggunaan obat untuk peresepan antibiotik pada pasien ISPA non-Pneumonia dan diare non-spesifik berada pada rentang penerimaan menurut Kemenkes RI. ...... Rational drug use is right distribution of drug to patients enough to fulfill therapy needs in certain period of time and afforable price. Rational drug use is assessed by right diagnosis, providing information, and follow-up. Rational drug use is applied to assure patients are receiving adequate service and treatment to achieve therapeutic goal and reduce health risk.  This study aims to evaluate prescriptions and drug use in patients with unspecified acute respiratory infection and unspecified diarrhea based on antibiotic indicator at Kramat Jati Subdistrict Public Health Center in January-February 2023. This research use retrospective method in secondary database with purposive sampling on patients with unspecified acute respiratory infection or unspecified diarrhea diagnoses. Prescriptions and data were processed to determine antibiotic usage percentage and drug use rationality. Result shows 4% and 16% of unspecified acute respiratory infection treatment use antibiotic in Januari and February respectively which are still in acceptable rate of <16%. Unspecified diarrhea had 4% rate of treatment with antibiotic in both periods which is still in acceptable rate of <8%. Antibiotic usage for unspecified acute respiratory infection and unspecified diarrhea are on acceptable rate according to Indonesia Health Department study.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati Nurhidayah
Abstrak :
Pemusnahan adalah kegiatan transaksi pengeluaran obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) yang kedaluwarsa, hasil penarikan, dan rusak secara permanen hingga tidak layak dikembalikan menjadi aset lagi. Pemusnahan obat adalah kegiatan yang dapat terjadi di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, apotek, industri, dan distributor farmasi. Pemusnahan bertujuan untuk menjamin sediaan yang tidak layak digunakan ditangani sesuai standar dan dapat mengurangi beban penyimpanan. Tiap jenis sediaan memiliki prosedur dan metode yang sesuai untuk memastikan pemusnahan dilakukan dengan tuntas. Pengelolaan pemusnahan obat yang tidak benar menjadi masalah dunia yang dapat berujung menjadi masalah lingkungan yang membahayakan masyarakat karena kontaminasi air bersih dan tanah. Distributor farmasi memiliki risiko menampung sediaan farmasi tidak masuk persyaratan yang harus dimusnahkan sesuai persyaratan sebagai bentuk kepatuhan dan dukungan terhadap keselamatan lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji persyaratan dan tata cara pemusnahan obat tidak masuk persyaratan di distributor farmasi sebagai referensi untuk menyusun pedoman pemusnahan. Tata cara dan persyaratan pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP dikaji dari beberapa regulasi dan sumber yang berlaku, terbaru, dan relevan. Hasil kajian merangkum tentang regulasi terkait pemusnahan, tata cara penanganan obat reguler dan narkotika-psikotropika-prekursor tidak masuk persyaratan, dokumen dan berita acara, metode pemusnahan sediaan tidak masuk persyaratan, serta persyaratan fasilitas untuk pengelolaan limbah. ...... Disposal is a transactional act of extracting expired, recalled, permanently damaged drug and disposable medical supplies. Drug disposal could occur in health facilities such as hospital, pharmacy, industrial plant, and pharmaceutical distributor. Disposal is done to assure unqualified medical supplies are handled according to standards and reduce inventory burden. Some types of supply need special methods and procedures to ensure thorough extermination. Improper drug disposal management is a worldwide problem that can cause dangerous environmental and population problems from contaminated water and soil. Pharmaceutical distributor has the likelihood to store unqualified medical supplies that need to be disposed in order to support environmental safety and as a form of compliance. This study is done to collect and assess conditions and procedures disposal of unqualified products in pharmaceutical distributor as a reference to compile a disposal guideline. Conditions and procedures were collected and assessed from new, relevant, and related sources. Result of this study is concluded to related regulations, unqualified regular and regulated drugs handling procedures, archives and reports, disposal methods, and facility’s requirements to handle waste.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Larasati Nurhidayah
Abstrak :
Multimorbiditas adalah kondisi dua atau lebih penyakit diidap oleh seseorang yang lebih sering terjadi diantara pasien geriatri dan pasien penyakit kronis lainnya. Adanya beberapa penyakit yang sedang diobati akan memengaruhi jumlah dari jenis obat yang digunakan untuk indikasi tersebut. Penggunaan obat yang banyak secara teratur disebut dengan polifarmasi. Polifarmasi cenderung terjadi pada pasien dengan penyakit kompleks seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit kejiwaan yang disertai komorbid. Penggunaan beberapa obat ini harus dipantau dengan teliti untuk menghindari risiko reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) dan meningkatkan health outcome pasien. Apotek Roxy merupakan fasilitas kesehatan yang melayani resep polifarmasi setiap harinya. Pengawasan pasien dengan resep polifarmasi dapat meningkatkan keselamatan pengguna. Penelitian ini dilakukan untuk mendokumentasikan dan mengkaji resep polifarmasi yang dilayani Apotek Roxy pada periode April 2023. Resep yang digunakan di-sampling dengan metode purposive sampling dengan syarat resep memiliki jumlah jenis lebih dari lima obat. Resep dikaji dalam aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Ditemukan pada lima resep polifarmasi memiliki masalah dalam aspek administratif dan klinis. Drug related problem didapatkan diantara lain adanya interaksi obat. ...... Multimorbidity is a condition in which a patient has two or more illness, usually occured in geriatric and chronic illness patients. Multiple condition needs to be treated and affecting the amount of drug type patients need to consume. Regularly consuming substantial amount of drug is called polypharmacy. Polypharmacy tend to occur in patients with complex disease such as hypertension, DM, or mental illness with comorbid. Multiple drug type used to treat diseases need to be monitored thorough to avoid adverse drug reaction and increase patient’s health outcome. Apotek Roxy is a health facility that attend to polypharmacy prescriptions on the daily basis. Monitoring of polypharmacy patients can increase user’s safety. This study was dedicated to document and assess polypharmacy prescriptions throughout April 2023. Prescription sampling was done by purposive sampling method for prescriptions with at least five types of medication. Prescriptions were assessed in three aspects; administration, pharmaceutic, and clinical. In five selected polypharmacy prescriptions, incompabilities were found in administation and clinical aspects. Possible drug related problems are found, such as drug interactions.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library