Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Yudha Apriliasari
"Memorandum of Understanding Helsinki merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka GAM sebagai bentuk penyelesaian konflik berkepanjangan di Aceh secara damai, menyeluruh, dan berkelanjutan. Implementasi atas butir-butir MoU menjadi instrumen bagi pemeliharaan perdamaian positif jangka panjang di Aceh. Pemerintah dan Eks kombatan GAM menjadi aktor penting dalam implementasinya, karena beberapa butir MoU menargetkan langsung pada kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan Eks Kombatan GAM. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, skripsi ini akan menjelaskan bagaimana implementasi MoU Helsinki memperbaiki kesejahteraan eks kombatan GAM pascakonflik. Skripsi ini menggunakan pendekatan welfare criminology dan didukung dengan pemikiran peacemaking criminology dari Richard Quinney dalam menganalisis seberapa jauh implementasi MoU Helsinki berperan sebagai pemelihara perdamaian di Aceh, dan sebagai tolok ukur untuk mengukur keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kesejahteraan sosial bagi eks kombatan GAM, serta menjelaskan permasalahan dalam pengimplementasiannya hingga saat ini.

Helsinki MoU is an agreement between the Government of The Republic of Indonesia and The Free Aceh Movement GAM as the solution of long term conflict in Aceh in peaceful, whole, and sustainable. Implementation of the points of MoU becomes instrument for keeping the long term positive peace in Aceh. The government and the Ex GAM Combatant become important actors in the implementation, because some the MoU points directly target the welfare of Ex GAM Combatants. Using qualitative approach, this undergraduate thesis will explain how implementation of Helsinki MoU repairs the welfare of Ex GAM Combatants post conflict. This undergraduate thesis uses a welfare criminology approach that is supported by Richard Quinney's peacemaking criminology to analyze how far the implementation of Helsinki MoU takes role as the keeper of peace in Aceh, and as an indicator to measure the Government's seriousness in fulfilling social welfare for Ex GAM combatants, and to explain the problems in implementating the MoU until now."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yudha Apriliasari
"Gerakan keagamaan anti-mainstream yang berideologi ekstrim menguat pasca Orde Baru menjadi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Sejalan dengan fenomena pergeseran nilai dan peran perempuan dalam perilaku kekerasan ekstrim, perempuan juga memiliki motivasi yang kuat untuk terlibat dalam pencegahan tindakan tersebut. Penelitian ini berusaha mengkaji salah satu upaya pencegahan ekstremisme kekerasan di tingkat akar rumput, yakni melalui penguatan resiliensi komunitas secara sosial, kultural dan keagamaaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran strategi resiliensi komunitas di Kecamatan Ngargoyoso dalam melibatkan kelompok perempuan lintas iman Sekar Ayu Ngargoyoso sebagai uoaya pencegahan estremisme kekerasan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui FGD, wawancara mendalam, dan kajian kepustakaan, penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi berbasis komunitas lintas iman berdampak pada menguatnya resiliensi masyarakat dalam upaya pencegahan ekstremisme kekerasan di tingkat lokal. Penelitian ini menggunakan Teori Resiliensi dan Feminism Liberal yang didukung dengan analisis gender-based approach untuk menjabarkan bagaimana strategi resiliensi yang berbasis pada komunitas lintas iman dalam kerangka program penguatan masyarakat yang inklusif dan setara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan berbasis komunitas dapat dijadikan sebagai strategi alternatif dalam membangun ketahanan masyarakat terhadap ancaman ekstremisme kekerasan, di samping pendekatan formal yang perlu untuk dilakukan terus menerus. Karena bentuk kegiatan yang dijalankan dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, serta menyesuaikan konteks dan kebutuhannya. Gerakan yang diinisiasi oleh aktor akar rumput yakni komunitas perempuan lintas iman Sekar Ayu Ngargoyoso mampu berperan sebagai pintu pembuka bagi ruang dialog publik, khususnya bagi perempuan untuk memperkuat kerja sama antarumat beragama, sekaligus menyebarkan pesan-pesan kerukunan, toleransi, dan perdamaian di masyarakat.

Indonesia has been dealing with the rise of extremist religious movements since the New Order era. As the dynamics of violent extremism evolve, women's roles and values are also transforming. This has motivated them to actively engage in preventing such acts of violence. This study focuses on efforts to prevent violent extremism at the grassroots level, particularly through enhancing community resilience socially, culturally, and religiously. The aim is to provide an overview of community resilience strategies in Ngargoyoso Sub-district, focusing on the involvement of the interfaith women's group Sekar Ayu Ngargoyoso as a means of preventing violent extremism. Using a qualitative approach involving focus group discussions, in-depth interviews, and literature review, the research explains the impact of interfaith community-based strategies on strengthening community resilience in combating violent extremism at the local level. The study is based on Resilience Theory and Liberal Feminism, supported by gender-based approach analysis, to illustrate how resilience strategies are rooted in interfaith communities within the framework of an inclusive and equal community strengthening program. The research concludes that a community-based approach can serve as an alternative strategy in building community resilience against the threat of violent extremism, in addition to ongoing formal approaches. This is because the activities carried out closely align with the daily life of the community and are adapted to the local context and needs. The grassroots initiative by the interfaith women's community Sekar Ayu Ngargoyoso provides a platform for public dialogue, especially for women, to enhance interfaith cooperation and promote messages of harmony, tolerance, and peace within the community."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library