Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardika Ardiyanti
"Magnesium askorbil fosfat (MAP) merupakan derivat dari asam askorbat yang lebih stabil dan berfungsi sebagai antioksidan. Dikarenakan sifatnya yang hidrofilik, MAP sulit berpenetrasi ke dalam kulit. Oleh karena itu, digunakan transfersom yang merupakan pembawa vesikel berbasis lipid yang memiliki kemampuan untuk berdeformasi sehingga dapat meningkatkan penetrasi dari MAP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi transfersom magnesium askorbil fosfat (MAP) dengan menggunakan Tween 20 dan Tween 80 sebagai surfaktan, serta membandingkan daya penetrasi MAP dari sediaan gel transfersom dan sediaan gel konvensional. Pembuatan transfersom dilakukan dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Formula TMAP20 memiliki ukuran partikel rata-rata 588,37 nm, zeta potensial -25,8±4,19 mV, efisiensi penjerapan 68,276 % (metode ultrasentifugasi) atau 68,527 % (metode dialisis), dan indeks deformabilitas 759,869; sedangkan formula TMAP80 memiliki ukuran partikel rata-rata 582,68 nm, zeta potensial -22,3±5,01 mV, efisiensi penjerapan 66,830 % (metode ultrasentrifugasi) atau 60,734 % (metode dialisis), dan indeks deformabilitas 733,407. Jumlah kumulatif MAP yang terpenetrasi dari gel transfersom adalah 5293,575±9,99 μg/cm2 atau 35,271±0,76 % dengan fluks 618,53±2,57 μg cm-2 jam-1; sedangkan jumlah kumulatif MAP yang terpenetrasi dari sediaan gel konvensional adalah 632,441±6,23 μg/cm2 atau 4,316±0,05 % dengan fluks 56,83±0,43 μg cm-2 jam-1

Magnesium ascorbyl phosphate is a more-stable derivative of ascorbic acid that is used as antioxidant. Due to its hydrophiilicity, MAP is difficult to penetrate accross the skin. Therefore, it is used transfersome which is deformable lipid based vesicle carrier to enhance penetration of MAP. The purpose of this research is to obtain formulation of Magnesium ascorbyl phospate (MAP)-loaded tranfersome using Tween 20 and Tween 80 as surfactant; and to compare the penetration ability of MAP between tranfersomal gel and conventional gel. Preparations of transfersome is using thin film hydration method. Formula TMAP20 has average particle size 588,37 nm, zeta potential -25,8±4,19 mV, entrapment efficiency 68,276 % (ultracentrifugation method) or 68,527 % (dialysis method), and deformability index 759,869; meanwhile formula TMAP80 has average particle size 582,68 nm, zeta potential -22,3±5,01 mV, entrapment efficiency 66,830 % (ultracentrifugation method) or 60,734 % (dialysis method), and deformability index 733,407. Total cumulative penetration of MAP from transfersomal gel is 5293,575 ± 9,99 μg/cm2 which is equivalent to 35,271±0,76 % and its flux is 618,53±2,57 μg cm-2 hour-1; meanwhile total cumulative penetration of MAP from conventional gel is 632,441±6,23 μg/cm2 which is equivalent to 4,316±0,05 % and its flux is 56,83±0,43 μg cm-2 hour-1.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardika Ardiyanti
"Praktek Kerja Profesi (PKP) bidang industri dilaksanakan di Departemen Product Development PT Novell Pharmaceutical Laboratories. Kegiatan ini berlangsung selama delapan minggu, mulai dari tanggal 18 Januari 2016 sampai dengan 11 Maret 2016. Kegiatan PKP ini bertujuan agar calon apoteker mengerti peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di industri farmasi; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi; memahami penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik di industri farmasi; dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi. Apoteker di PT Novell Pharmaceutical Laboratories bertanggung jawab dalam proses pembuatan produk, mulai dari perencanaan produk, pengembangan produk, pengembangan metode analisis, formulasi, validasi, produksi, pengawasan mutu, pemastian mutu, pendaftaran obat jadi, sampai produk dipasarkan. PT Novell Pharmaceutical Laboratories telah memenuhi semua aspek CPOB yang diterjemahkan ke dalam bentuk Standard Operation Procedure (SOP) dan Standard Operation Instruction (SOI) pada masing-masing pelaksanaan kegiatan. Dari pelaksanaan PKP di PT Novell Pharmaceutical Laboratories, mahasiswa menjadi lebih memperkaya wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi secara umum dan di bidang analytical development secara khusus.

Internship at pharmaceutical industry was held in the Department of Product Development PT Novell Pharmaceutical Laboratories. This activity was held for eight weeks, from January 18th, 2016, until March 11th, 2016. This internship was aimed to make apothecary student understand the roles, duties, and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry; have the insight, knowledge, skills, and practical experience to work in the pharmaceutical industry; understand the implementation of Good Manufacturing Practices (GMP) in the pharmaceutical industry; and know the issues in pharmaceutical practice in the pharmaceutical industry. Pharmacists in PT Novell Pharmaceutical Laboratories were responsible in the manufacturing process of products, starting from product planning, product development, analytical method development, formulation, validation, production, quality control, quality assurance, registration, until the product is marketed. PT Novell Pharmaceutical Laboratories has complied with all aspects of GMP, that is translated into the Standard Operation Procedure (SOP) and Standard Operation Instruction (SOI) in each of the activities. From internship at PT Novell Pharmaceutical Laboratories, apothecary students become more enriching their knowledge, skills, and practical experience in doing pharmaceutical jobs in the pharmaceutical industry (in general) and in the field of analytical development (in particular)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardika Ardiyanti
"Praktek Kerja Profesi (PKP) di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur dilaksanakan selama tiga minggu, mulai dari tanggal 11 April 2016 sampai dengan 29 April 2016. Kegiatan PKP ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di instansi pemerintahan; memiliki pengetahuan tentang tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Suku Dinas Kesehatan di bidang farmasi; memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis melakukan pekerjaan di pemerintahan; dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan kefarmasian di pemerintahan. Apoteker dapat berperan di pemerintahan, baik di Suku Dinas Kesehatan ataupun di Puskemas. Peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di Suku Dinas Kesehatan adalah melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap sumber daya kesehatan, sedangkan apoteker di Puskesmas berperan sebagai pelaksana teknis pelayanan kefarmasian yang bertanggung jawab penuh terhadap setiap tahapan proses pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Tugas pokok dan fungsi Suku Dinas Kesehatan yang berkaitan dengan bidang farmasi, antara lain melaksanakan binwasdal, pendampingan teknis perizinan, pengelolaan data dan informasi, serta pengelolaan obat program dan buffer bencana. Salah satu permasalahan pekerjaan kefarmasian di bidang pemerintahan adalah kurangnya jumlah apoteker yang mengakibatkan beban kerja apoteker terlalu tinggi. Dari pelaksanaan PKP ini mahasiswa calon apoteker memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di pemerintahan.

Internship at Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur was held for three weeks, starting on 11 April 2016 until 29 April 2016. This activity was aimed to make apothecary student understand the role, duties, and responsibilities of pharmacists in government agencies; have knowledge of basic tasks and functions of Suku Dinas Kesehatan in the field of pharmacy; have the insight, knowledge, skills, and practical experience doing work in government; and know the pharmaceutical issues in the government. Pharmacists can have a role in governance, both at the Suku Dinas Kesehatan or in Puskesmas. The role, duties, and responsibilities of pharmacists in the Suku Dinas Kesehatan is carrying out training, supervision, and control of health resources, whereas the role of pharmacists in Puskesmas is as a clinical pharmacist who is fully responsible for any phases of pharmaceutical care at Puskesmas. Duties and functions of Suku Dinas Kesehatan in the field of pharmacy are performing binwasdal, technical accompaniment for some licenses, data and information management, and management of program and buffer medicine. One of the issues of pharmaceutical jobs in the government sector is the lack amount of pharmacists, that resulted pharmacist workload is too high. From this internship, apothecary students have the insight, knowledge, skills, and practical experience in doing work in the government sector."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardika Ardiyanti
"Praktek Kerja Profesi (PKP) di Apotek Kimia Farma No. 50 dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari tanggal 1 Mei 2016 sampai dengan 31 Mei 2016. Kegiatan PKP ini bertujuan agar calon apoteker mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, serta melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku; memiliki wawasan, pengetahun, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Apotek; dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktek kefarmasian. Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 50 memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik, yang berwenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan mutu pelayanan apotek dan manajemen apotek dengan melaksanakan fungsi profesional, managerial, dan retailer. Salah satu permasalahan dalam menjalankan praktek kefarmasian di Apotek Kimia Farma No. 50 adalah kurangnya jumlah apoteker. Dari pelaksanaan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No. 50, mahasiswa menjadi lebih memperkaya wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di apotek.

Internship at Apotek Kimia Farma No. 50 was held for one month, starting on 1 May 2016 until 31 May 2016. This internship was aimed to make apothecary student understand the duties and responsibilities of pharmacists in the management of the pharmacy, also performing pharmaceutical practices in accordance with the laws and ethics; have the insight, knowledge, skills, and practical experience to carry out the pharmaceutical practices in pharmacy; know the issues of pharmaceutical practices, and learn the strategies and activities that can be done in order to develop the pharmaceutical practices. Pharmacists in Apotek Kimia Farma No. 50 has the duty and responsibility in the management of pharmaceutical dosage forms, medical devices, and consumables medical supply, and also clinical pharmacy services, which is authorized to take decisions related to quality of pharmacy services and pharmacy management to carry out the functions of the professional, managerial, and retailers. One of the problems in running the pharmaceutical practices in Apotek Kimia Farma No. 50 is the lack amount of pharmacists. From this internship, apothecary students become more enriching their knowledge, skills, and practical experience to carry out the pharmaceutical practices in pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library