Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arianti
"Dalam karya tulis ini disampaikan hasil kegiatan penelitian tentang sintesis material penyerap gelombang mikro yang terdiri dari campuran partikel senyawa BaO.6(Fe1,7Mn0,15Ti0,15O3) dan La0,8Ba0,2MnO3 berukuran nanometer hasil sintesis melaui teknik pemaduan mekanik dan destruksi ultrasonik. Kedua jenis material hasil sintesis adalah material berfasa tunggal dipastikan dari hasil identifikasi pola difraksi sinar X. Hasil evaluasi pengukuran distribusi ukuran partikel dengan Particle Size Analyzer (PSA) menunjukkan bahwa ukuran rata-rata partikel senyawa La0.8Ba0.2MnO3 dan BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) pasca tahapan sintesis melalui teknik pemaduan mekanik masing-masing adalah 733 nm dan 714 nm. Keduanya memiliki distribusi normal dengan jangkau ukuran relatif lebar ~ 600 nm. Jangkau ukuran partikel pada fungsi distribusi ukuran bagi kedua jenis material sama-sama menyempit disertai dengan mengecilnya ukuran rata-rata partikel yaitu masing-masing menjadi 354 nm, 168 nm dan 70 nm pasca destruksi ultrasonik 1, 3 dan 5 jam bagi senyawa La0.8Ba0.2MnO3. Sedangkan bagi senyawa BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3), berturut-turut adalah 312 nm, 173 nm dan 90 nm. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada evaluasi distribusi ukuran kristalit yang diperoleh melalui teknik WPPM. Ukuran rata-rata kristalit partikel senyawa La0.8Ba0.2MnO3 dan BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) pasca tahapan sintesis melalui teknik pemaduan mekanik masing-masing adalah 112 nm dan 202 nm. Jangkau lebar distribusi ukuran kristalit menyempit disertai dengan pengecilan ukuran rata-rata kristalit untuk kedua jenis partikel yaitu masing-masing 60 nm dan 77 nm pasca destruksi secara ultrasonik dalam durasi 5 jam. Dengan demikian, melalui destruksi lanjut secara ultrasonik telah diperoleh ukuran rata-rata partikel yang sama dengan ukuran rata-rata kristalitnya. Material hasil pencampuran partikel kedua jenis material memperlihatkan serapan gelombang mikro dalam rentang frekuensi 8 – 12 GHz dengan nilai reflection loss antara -17,75 dB dan -24,5 dB diperoleh pada komposisi dengan fraksi massa senyawa BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) sebesar 70 %. Pada rentang frekuensi ini, nilai reflection loss lebih ditentukan oleh senyawa magentik BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3).

In this paper, we presented results of research activities on the synthesis of microwave absorbing materials made of a mixture between BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) and La0.8Ba0.2MnO3 particles. The particles are nanometer in size which was synthesized through mechanical alloying process followed by the ultrasonic destruction. Both types of material are single phase as confirmed by their respective X-ray diffraction pattern. Results of particle size distribution measurements by Particle Size Analyzer (PSA) showed that sintered mechanically alloyed La0.8Ba0.2MnO3 and BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) materials have the mean particle size of respectively 733 nm and 714 nm. Both have a normal distribution with a relatively wide range size ~ 600 nm. The particle size distribution width for both types of material are progressively narrowed accompanied by successive reduction in mean sizes to 354 nm, 168 nm and 70 nm for La0.8Ba0.2MnO3 after ultrasonic destruction for 1, 3 and 5 hours respectively. For BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) the mean sizes were respectively 312 nm, 173 nm and 90 nm. The same trend was also applied for the crystallite size distribution obtained through the WPPM technique. The mean crystallite size for La0.8Ba0.2MnO3 and BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) materials respectively 112 nm and 202 nm. The crystallite size distribution width for both types of materials were also narrowed as the destruction time was extended to 5 hrs with the mean crystallite size was respectively 60 nm and 77 nm. Thus, further destruction of the particles by means of ultrasonic has led to almost an equal value between mean particle and crystallite sizes. Materials which made of mixing the two types of material particles exhibited absorption of microwaves in the frequency range 8-12 GHz with reflection loss values ranging between -17.75 dB and - 24.5 dB. These values were obtained in a mixed material in which the mass fraction of BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) was 70%. In this frequency range, the reflection loss value is governed by the magnetic BaO.6(Fe1.7Mn0.15Ti0.15O3) component."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Arianti
"PT. Y saat ini sedang mengalami penurunan efektivitas organisasi. Penurunan efektivitas rnembuat PT. Y terhambat dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Penurunan efektivitas organisasi dapat terlihat dari beberapa masalah yang muncul di PT. Y. Penulis dan manager HRD PT. Y menyakini bahwa penyebab dari munculnya berbagai masalah tersebut adalah karena struktur organisasi yang ada tidak efektif sehingga tidak bisa mengakomodir pencapaian visi dan misi organisasi. Melalui proses analisa dan evaluasi , ditemukan beberapa kelemahan dalam struktur aktual PT. Y. Salah satu kelemahan utama dalam struktur PT. Y adalah tidak adanya departemen yang berfungsi untuk melakukan standarisasi proses kerja di beberapa subdepartemen produksi. Secara umum seharusnya setiap subdepartemen produksi di perusahaan manufaktur memiliki bagian yang berfungsi untuk melakukan standarisasi proses kerja.
Dengan memperhatikan uraian mengenai masalah yang terkait erat dengan strulctur organisasi yang tidak efektif maka penulis merekomendasikan usaha pembahan struktur organisasi kepada PT. Y, yang dilakukan berdasarkan informasi mengenai faktor kontingensi PT. Y yang terdiri dari usia dan ukuran, teknologi yang digunakan, lingkungan Serta kekuatan eksternal dan keharmonisan antara lima bagian penting dalam struktur PT. Y. Proses pembahan struktur organisasi dilakukan dengan mengikuti 5 tahapan kegiatan yang terintegrasi. Penulis memberikan hasil proses perubahan dalam bentuk chart struktur organisasi baru untuk PT. Y"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Varda Arianti
"Penghambatan penuaan (aging) dapat dilakukan dengan pemakaian sediaan kosmetik antiaging, salah satunya kosmetik berbahan herbal. Kandungan tanaman seperti senyawa fenolik maupun flavonoid berperan sebagai antielastase dan antioksidan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa beberapa tanaman marga Myrica memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antielastase, antioksidan, memperoleh data nilai kadar fenolik dan flavonoid, serta membuat sediaan emulgel yang stabil secara fisik dan bermanfaat terhadap kulit dari tanaman Wuru Ketek (Myrica javanica Reinw. ex Bl.). Ekstrak etanol daun, batang, dan buah dilakukan uji antielastase, antioksidan, Total Phenolic Content (TPC), Total Flavonoid Content (TFC). Pengujian antielastase menggunakan enzim Porcine Elastase dan substrat N-Succinyl-(Ala)3-p-nitroanilide, dan untuk pengujian antioksidan menggunakan metode DPPH dan FRAP. Ekstrak yang memiliki antielastase terbaik digunakan sebagai bahan aktif dalam sediaan dan dilakukan uji stabilitas selama 12 minggu. Pengamatan uji iritasi dan uji manfaat menggunakan panelis sebanyak 30 wanita. Ekstrak daun memberikan efek antielastase terbaik (IC50 = 67,83 μg/mL), memiliki nilai TFC dan FRAP yang paling baik (TFC 15,80 mg QE/g; FRAP = 421,68 Mol/gram). Aktivitas antielastase dengan kadar flavonoid memiliki hubungan korelasi yang kuat (r = 0.990). Emulgel ekstrak daun stabil pada penyimpanan di bawah suhu 28°C. Sediaan emulgel ekstrak daun tidak mengiritasi dan memberikan peningkatan signifikan masing-masing terhadap nilai kolagen dan elastisitas (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun Myrica javanica memiliki potensi penghambatan aktivitas elastase dan antioksidan, serta sediaan emulgel ekstrak daun Myrica javanica aman dan efektif sebagai antiaging.
......Aging can be suppressed by use of anti-aging cosmetics, one of which is herbal based cosmetics. Phenolic and flavonoid compounds contained in plants act as antielastase and antioxidant. Previous research reported that several plants of the Myrica family have this potential. This study aims to analyze the antielastase, antioxidant, obtain data on the value of phenolic and flavonoid, and make emulgel preparations that are physically stable and beneficial to the skin of the Wuru Ketek (Myrica javanica Reinw. ex Bl.) plant. The ethanol extracts of leaves, stems, and fruit were tested for antielastase, antioxidant, TPC, TFC. Antielastese testing used porcine elastase enzyme and N-Succinyl-(Ala)3-p-nitroanilide substrate, and for antioxidant testing using DPPH and FRAP methods. The extract which had the best antielastase was used as the active ingredient in the preparation, and the stability test was carried out for 12 weeks. Observation of the irritation test and test of benefits using a panel of 30 women. The leaf extract gave the best antielastase effect (IC50 = 67.83 μg / mL), had the best TFC and FRAP values (TFC 15.80 mg QE / g; FRAP = 421.68 Mol / gram). Antielastase activity with flavonoid levels had a strong correlation (r = 0.990). The leaf extract emulgel is stable at storage under 28 ° C. Leaf extract emulgel did not irritate and gave a significant increase in collagen value and elasticity (p <0.05). This study concludes that Myrica javanica leaf extract has the potential to inhibit elastase and antioxidant activity, and the emulgel preparation of Myrica javanica leaf extract is safe and effective as anti-aging."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anti Arianti, Author
"ABSTRAK
Seiring makin pesatnya trend penggunaan kartu kredit di mancanegara, bisnis kartu kredit di Indonesia kini juga semakin marak. Bisnis kartu kredit di Indonesia yang sempat terpuruk pada awal-awal krisis, kini telah bangkit kembali. Kecenderungan perbankan nasional yang saat ini lebih bergerak ke sektor consumer banking, telah berpengaruh secara signifikan terhadap bangkitnya bisnis kartu kredit di Indonesia. Hal ini terlihat dari melonjaknya jumlah kartu kredit yang beredar belakangan ini.
Setelah sempat anjlok selama 1997 - 1998, jumlah kartu kredit beredar di Indonesia sempat mengalami kenaikan signifikan lebih dari 50%, bahkan transaksinya melonjak lebih dari 100% di tahun 2001lalu. Jika pada tahun 1998 jumlah kartu yang beredar hanyalah sebanyak 2,53 juta kartu dengan transaksi senilai US$ 787 juta, maka pada tahun 2001 jumlah kartu yang beredar melonjak menjadi 3,99 juta kartu dengan nilai transaksi US$ 2,1 milyar. Jika dilihat dari pangsa pasarnya, pada 2003 lalu Citibank masih menempati urutan pertama dengan menguasai 28,9% dari total kartu kredit yang beredar. Peringkat berikutnya ditempati BNI yang menguasai 14,9%, lalu BCA dengan 13,2%. Sejumlah faktor lain yang mendorong maraknya kembali bisnis uahg plastik ini, diantaranya penurunan suku bunga kartu kredit, serta gencamya promosi yang dilakukan sejumlah perusahaan penerbit.
Visa Card dan Master Card merupakan pemegang brand kartu kredit terbesar di dunia, kini mulai kembali bergairah dengan pasar Indonesia. Keduanya merupakan penerbit kartu kredit yang mendominasi pasar Indonesia. Jika pada 1995 keduanya menerbitkan 1 ,35 juta kartu kredit, atau mencapai 80% dari total, untuk 2003 malah meningkat dengan menguasai 85% pangsa pasar kartu kredit. Rinciannya adalah sebagai berikut, 44,7% dikuasai Visa, 40,2% oleh MasterCard, dan penerbit lainnya hanya menguasai sebesar 15,1 %. Dengan kelebihannya menggantikan fungsi uang tunai dan turut meningkatkan "status sosial" pemiliknya, bisnis kartu kredit ini telah
menjadi salah satu andalan consumer banking di Indonesia. Karena itu tak heran jika pemain lama di sektor ini termasuk Citibank, berusaha untuk meningkatkan pangsa pasarnya.
Persaingan yang ketat membuat perusahaan berlomba-lomba untuk melihat lebih jeli peluang yang ada dan juga berusaha untuk memberikan inovasi serta pelayanan yang terbaik bagi konsumennya. Bagi PT. XXX, sebuah perusahaan penerbit kartu kredit terbesar di Indonesia, banyak hal -hal yang dapat dikaji untuk dapat mempertahankan posisinya sebagai pemegang pangsa pasar terbesar untuk mempertahankan konsumennya dan sekaligus untuk meraih lebih banyak konsumen dalam menggunakan produknya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melihat kembali sistem dan strategi komunikasi yang dimilikinya sekarang ini.
Melihat peluang untuk melakukan diferensiasi yang tidak hanya berkutat didalam diferensiasi produk, namun juga diferensiasi pada strategi komunikasinya karena komunikasi merupakan bagian yang penting dalam menjalankan sebuah usaha.
Komunikasi merupakan sarana penghubung antara perusahaan dengan konsumennya, salah satu arti penting komunikasi dapat dilihat dari pesan yang disampaikan perusahaan kepada konsumennya melalui proses promosi, karena komunikasi selalu berkaitan erat dengan masalah promosi. Hal ini dilakukan agar para perancang kegiatan promosi mengerti bagaimana proses komunikasi itu berlangsung. Proses ini merupakan proses yang kompleks. Kesuksesan komunikasi pemasaran sangatlah tergantung dari beberapa faktor mulai dari pemilihan media, isi dan proses terjadinya komunikasi itu sendiri dan sejumlah faktor lainnya seperti banyaknya pesaing di pasar. Tapi tidak semua orang sadar bahwa dampak dari kemampuan sebuah perusahaan dalam melakukan komunikasi adalah sangat besar terhadap kesuksesan perusahaan.
Seiring dengan berjalannya waktu, masalah komunikasi ini telah dibuktikan sebagai faktor utama untuk menentukan apakah konsumen akan bertahan atau tidak, selain itu tingkat pengertian konsumen terhadap pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan pun menjadi faktor yang ikut berperan. Ketepatan isi dari pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan perlu diperhatikan agar proses komunikasi tidak mengalami penyimpangan. Selain itu proses penyampaian pesan tersebut pun harus
diperhatikan agar keseluruhan pesan yang disampaikan oleh perusahaan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan tersebut, dalam hal ini konsumennya. Hal tersebut diatas juga berhubungan dengan bagaimana perusahaan mengkoordinasikan berbagai macam elemen dari alat promosi dan kegiatan marketing lainnya untuk berkomunikasi dengan pelanggannya.
Sangatlah penting bagi perusahaan untuk merancang sebuah konsep dari rencana komunikasi pemasaran yang tepat sehingga memiliki nilai tambah bagi keseluruhan rencana yang dapat mengevaluasi peranan staregi dari beberapa cara berkomunikasi yang dilakukannya. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya meraih perhatian konsumen melalui strategi komunikasi yang dimilikinya. Semua itu benar - benar membutuhkan kreatifitas terutama bagi berapa produk yang tingkat persaingannya terbilang tinggi di pasar seperti produk kartu kredit. Selain pelaksanaan dari komunikasi pemasaran tradisional, Marketing Public Relation adalah salah satu cara yang terbilang baru yang masih sangat potensial untuk dikembangkan di PT. XXX.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakshmi Arianti
"ABSTRAK
Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI) berasal dari bahasa Melayu. BI diperkenalkan pada tanggal 23 Ok_tober 1928, pada hari yang kita sebut sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada waktu itu para pemuda berikrar menyatukan Indonesia yang terdiri atas berbagai gugusan pulau, berba_gai suku bangsa dan berbagai bahasa daerah, menjadi satu kesatuan. Mereka kemudian mengangkat bahasa Melayu Riau yang sebelumnya dipakai sebagai Lingua franca di seluruh Nusantara, menjadi bahasa persatuan.
Ketika bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agus_tus 1945, bangsa Indonesia sudah memiliki bahasa persatu_an, bahasa nasional, atau bahasa negara. BI dipakai dalam segala bidang kehidupan, baik pemerintahan, sosial poli_tik, pendidikan, maupun dalam kegiatan sehari-hari seba_gai alat komunikasi antar suku bangsa.
Dalam kemajuan dan perkembangannya bI mengalami ba_nyak perubahan dari bahasa asalnya (bahasa Melayu Riau). Kata-kata yang berasal dari bahasa tersebut sedikit demi sedikit, mengalami perubahan

"
1985
S11167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvy Arianti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Arianti
"Perkembangan perusahaan menimbulkan kesulitan bagi pihak manajemen untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu fungsi pengawasan dalam perusahaan yang independen untuk membantu melaksanakan pengawasan tersebut. Keberhasilan fungsi Audit Intern dalam melaksanakan tugasnya sangat tergantung dari kerjasama yang baik antara pihak yang diperiksa (auditee) dengan pihak yang memeriksa (auditor). Sehingga sangat diperlukan adanya persepsi yang benar dari pihak auditee mengenai keberadaan fungsi audit intern ini dalam perusahaan. Dan juga dibutuhkan sikap auditor yang profesional sehingga kerjasama yang baik diantara keduanya akan memberikan hasil yang optimal untuk perkembangan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat persepsi auditee terhadap auditor intern dan hubungan diantara keduanya. Selain itu juga untuk melihat apakah fungsi audit intern mempunyai pengaruh yang berarti bagi kegiatan usaha Bank X. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman auditee terhadap fungsi audit intern dan juga bagi auditor khususnya agar bisa bekerja sama lebih balk lagi dengan pihak auditee sehingga tujuan dad adanya fungsi audit intern dapat tercapai"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shavira Marsya Arianti
"Fenomena pemanasan global terjadi akibat penumpukan gas rumah kaca di atmosfer. Diperlukan solusi yang dapat diproduksi massal dengan mudah dan murah untuk membantu mengurangi jumlah gas rumahkaca di udara. Dari keseluruhan gas rumahkaca, lebih dari 90 persen penyusunnya adalah karbondioksida. Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) telah memungkinkan penangkapan karbondioksida dari udara dengan adsorpsi/desorpsi untuk kemudian disimpan dan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Jenis material Metal Organic Frameworks (MOF) kian marak difungsikan sebagai adsorben untuk fungsi adsorpsi karena luas permukaan yang besar dan volume pori yang besar. Subjenis MOF dengan ligan biomolekul atau yang biasa disebut bio-MOF kemudian dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan MOF terutama pada sektor medis. Studi ini dikhususkan untuk meningkatkan afinitas material bio-MOF kromium suksinat sebagai adsorben pada adsorpsi gas karbondioksida. Material dibentuk dari sintesis hidrothermal dengan bahan logam kromium(III)nitrat, ligan asam suksinat, dan dissodium sulfat. Nilai pH larutan dinaikkan dengan penambahan NaOH. Material kemudian dikarakterisasi dengan metode FTIR, BET, and SEM. Dari studi ini dihasilkan bio-MOF kromium suksinat dengan luas permukaan 207,58 m3/g dan volum pori sebesar 0,88 cm3/g. Hasil uji adsorpsi maksimum tercapai pada suhu 30 C di tekanan 15 bar dengan nilai 6,4 g/g.

Global warming that causes climate change is caused by the higher concentration of greenhouse gases in atmosphere. We need a solution that can be cheaply and efficiently mass produced to reduce greenhouse gases. More than 90% of greenhouse gases consists of carbondioxide. Carbon Capture and Storage (CCS) technology has allowed us to not only capture carbondioxide from air but also store the captured gas for later uses. Metal Organic Frameworks (MOF) has now been developed as adsorbent because of the large surface area and pore volume. A subtype of MOF synthesized with biomolecule ligands, mainly referred to as bio-MOFs is now being developed to fulfill the needs of MOF especially in the medical field. This study is focused in increasing the affinity of Bio-MOF chromium succinates as adsorbent for CO2 adsorption purpose. Chromium succinates was prepared by hydrothermal reaction of chromium(III)nitrate, succinic acid, and dissodium sulphate. The pH level of the obtained solution was then increased by gradually adding NaOH. The result was then characterized by FT-IR, BET, and SEM. The resulted chromium succinate has the surface area of 207,85 m3/g and pore volume of 0,88cm3/g. The maximum adsorption level is achieved at 30 C temperature at 15 bar pressure valued 6,4g/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Atik Arianti
"Privatisasi merupakan isu yang paling sering kita temui dalam beberapa dekade kepemimpinan di Negara ini, seiring dengan bergantinya kepemimpinan pemerintahan, privatisasi seolah sudah merupakan agenda yang turun temurun ingin diwujudkan walaupun terdapat pro dan kontra dalam pelaksanaanya. Untuk mewujudkan privatisasi tersebut tentunya harus dipertimbangkan dengan matang oleh BUMN selaku pihak yang melakukan privatisasi, karena BUMN adalah perusahaan yang sebagian pemegang sahamnya dimiliki pemerintah, karena itu jika salah dalam strategi pelaksanaan privatisasinya dapat berakibat fatal dan tentunya menyebabkan kerugian yang besar, seperti yang dialami oleh PT. Indosat Tbk dan PT. Krakatau Steel. Dalam pelaksanaan privatisasi sudah seharusnya sejalan dengan amanat UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UU dan peraturan yang mengaturnya, dalam hal ini termasuk didalamnya UU No.19 tahun 2003, PP No.33 tahun 2005 juncto PP No. 59 tahun 2009.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode penelitian normative dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder. Dalam penelitian ini penulis hendak melakukan perbandingan antara privatisasi yang dilakukan antara PT. Indosat Tbk dan PT. Krakatau Steel serta menemukan masalah-masalah yang timbul dari privatisasi tersebut serta menemukan cara privatisasi yang paling efektif untuk BUMN di Indonesia sehingga semangat UUD 1945 dapat terwakili dan tujuan sesungguhnya dari privatisasi dapat terwujud.
......Privatization is the most frequent issue appeared in several decades of our state leadership, along with the succession of governmental leadership, the issue has become a traditional agenda together with its pro and contra. The attainment requires profound consideration of the relevant state owned enterprise as party carrying out such privatization, since some of its holdings belong to the government; therefore an error in its implementation strategy may lead to fatal consequences and incurs a great loss, as experienced by PT. Indosat Tbk and PT. Krakatau Steel. The privatization implementation should be in line with the mandate of State Constitution of 1945 whereas its execution should comply with the prevailing law and regulation, including The Law No.19 of 2003, Government Regulation No.33 of 2005 in conjunction with Government Regulation No. 59 of 2009.
This research was carried out as a qualitative study, using normative research method, for the data to be used were of secondary. This research seeks to compare privatization proceedings done by two formerly state owned enterprises PT. Indosat Tbk and PT. Krakatau Steel as to identify the problems caused by privatization and to conclude the most effective way of privatization to Indonesian State Owned Enterprises so that the spirit of Indonesian State Constitution of 1945 will be maintained as the substantial objective of privatization can be realized."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42338
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Arianti
"ABSTRAK
Interaksi sosial pada lanjut usia dengan penyakit kronis terganggu akibat berbagai
keterbatasan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi interaksi sosial pada
lanjut usia dengan penyakit kronis di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan total sampel sebanyak 53
orang. Hasil penelitian menunjukan 52,8% lanjut usia dengan penyakit kronis
pada umumnya memiliki interaksi sosial yang baik. Interaksi sosial pada lanjut
usia dengan stroke memiliki interaksi sosial yang kurang sekitar 48%. Perawat
sebaiknya tidak hanya memperhatikan kondisi fisik namun sosial terutama
interaksi sosial pada pasien lansia dengan penyakit kronis.

Abstract
Social interaction in elderly with chronic diseases become decrease because of
many limitations. The purpose of this research is to identify social interaction in
elderly with chronic diseases in Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. This
research using descriptive design with total samples around 53 people. The result
from this research indicated that 52.8% social interaction in elderly with chronic
diseases generally is good. Elderly with stroke have less social interaction around
48%. Nurse should not only care about physical condition but also social
especially social interaction in elderly with chronic diseases.;"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>