Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Auliana Shani Ahsha
"Kasus bullying memiliki prevalensi yang tinggi pada anak usia sekolah. Korban bullying seringkali takut melaporkan pelaku sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain yang terlibat dalam bullying, seperti bystander. Kehadiran bystander memiliki kesempatan untuk menolong korban sehingga mengurangi dampak bullying. Tindakan bystander dalam menolong korban bullying dapat dimotivasi dari adanya empati. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara empati dan perilaku menolong korban bullying di sekolah. Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 277 siswa SMP di kota Bekasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,407 dengan p = 0,0001 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara empati dan perilaku menolong korban bullying. Hasil penelitian merekomendasikan pihak sekolah dan puskesmas untuk mengembangkan program PKPR yang sudah ada sehingga dapat meningkatkan empati siswa di sekolah.

Cases of bullying have a high prevalence in school age children. Victims of bullying are often afraid to reporting the bullies so that requiring assistance from others who involved in bullying such as bystander. The presence of bystanders has an opportunity to help the victim then reduce the impact of bullying. Bystander action can be motivated by empathy. The purpose of this study is to determine the relationship between empathy and defending bullying victim in school. This study used descriptive correlative with cross sectional approach on 277 middle school students in Bekasi. Data collection was carried out by using a questionnaire. Pearson correlation test obtained r value 0,407 with p 0,0001 so that means there is a significant relationship between empathy and defending bullying victim. This study result recommended the school and puskesmas to developing PKPR which can increase student rsquo s empathy in school. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Masalah defisit perawatan diri: makan merupakan salah satu masalah yang ditemukan pada lansia di area perkotaan. Masalah dipengaruhi oleh demensia yang dapat ditemukan di Panti Werdha sebagai salah satu fasilitas pelayanan lansia. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah asuhan keperawatan dengan intervensi unggulan aktivitas Montesssori. Aktivitas terdiri dari lima langkah yaitu kordinasi mata-tangan, menyendok, menuang, meremas, dan mencocokan. Studi kasus dilakukan pada tiga lansia dengan melakukan aktivitas Montesssori yang dilakukan sebanyak 24 sesi selama 5 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan yang positif pada ketiga komponen evaluasi antara sebelum dan setelah intervensi dilakukan yaitu penurunan Edinburgh Feeding Evaluation in Dementia sekitar 5-10 poin serta perubahan tingkat kebutuhan nenek E pada kategori suportif-edukatif, peningkatan berat badan yang berkisar dari 2-4 kg, peningkatan jumlah makanan yang dikonsumsi sekitar 40-75 . Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas Montesssori terbukti efektif, aplikatif, dan efisien dalam mengatasi masalah defisit perawatan diri: makan pada lansia. Studi menyarankan agar panti werdha untuk menerapkan aktivitas Montessori melalui kebijakan maupun fasilitas pendukung berupa ruang makan bersama. Pendidikan keperawatan juga dapat mengembangkan aktivitas Montessori sebagai bahan pembelajaran dalam asuhan keperawatan gerontik.

The problem of feeding self-care deficit is one of the problems found in the urban elderly. The problem is related to dementia that can be found at panti werdha as one of the care facilities for the elderly. Methods that used in this study is nursing care with prior intervention Montesssori activity. Montesssori activity consists of five steps that are eye-hand coordination, scooping, pouring, squeezing, and matching. Case study was conducted in three elderly by doing Montesssori activity for 24 sessions in 5 weeks. The results presents positive change on three components evaluation which is conducted before and after intervention. There are Edinburgh Feeding Evaluation in Dementia score reduction of 5-10 points, weight gain obtained from 2-4 kg, the amount of food developed about 40-75. This study indicates that Montesssori activity proved to be effective, applicable, and efficient in dealing with feeding self-care deficit at the elderly. This study suggest panti werdha to apply Montessori activity through policy and supporting facilities such as dining room. Nursing education also can develop Montesssori activity as learning materials in gerontological nursing practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library