Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Priyono
Abstrak :
Vanadial Titania banyak dipakai sebagai katalis oksidasi selektif hidrokarbon dan reduksi NOx. Sifat yang dikehendaki dalam penggunaan itu adalah luas permukaan yang besar dan berfasa anatase. Pembuatan katalis dengan metode sol-gel memiliki keunggulan berupa homogenitas yang tinggi dan aerogel memiliki luas permukaan yang besar. Dalam penelitian ini dipelajari peluang pembuatan oksida campuran Vanadia/Titania melalui metode sol-gel dan kemudian menemukan prosedur yang tepat dalam pembuatan oksida campuran tersebut menjadi aerogel dengan fasa anatase. Pada tahap preparasi, dibuat gel alkoksida campuran dengan kandungan Vanadia 4 % dan 10 % berat. Ekstraksi C02 superkritis dilakukan untuk penghilangan pelarut dari gel sehingga diperoleh padatan porous yang disebut aerogel. Untuk mendapatkan fasa anatase, aerogel dihaluskan sampai berukuran 100 mesh dan diberi perlakuan panas, meliputi : pemvakumkan pada 383 K dan dilanjutkan pada 573 K masing-masing selama 3 jam, serta kalsinasi dengan aliran oksigen dalam tanur selama 2 jam pada 773 K. Pengukuran luas permukaan dengan BET Autosorb dilakukan pada sampel hasil ekstraksi dan hasil setiap perlakuan panas untuk memantau perubahan luas permukaan sampel akibat perlakuan panas. Pengujian dengan Analisis Panas Diferensial (DTA) dilakukan pada sampel awal hasil ekstraksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sampel akibat perubahan temperatur, terutama untuk mengetahui temperatur kristalisasinya. Analisis Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan terhadap sampel hasil kalsinasi pada 773 K untuk mengetahui fasa sampel. Dengan komposisi yang tepat gel oksida VanadialTitania berhasil dibuat. Kualitas gel dipengaruhi oleh kadar Vanadia. Pada proses ekstraksi gel, arah aliran CO2 berpengaruh pada aerogel yang dihasilkan terutama pada kadar aerogel yang tinggi (10 % berat Vanadia/Titania). Aliran naik (upward flow) menghasilkan luas permukaan 2 kali lebih besar dibanding aliran turun (downward flow). Peningkatan kandungan Vanadia akan meningkatkan temperatur kristalisasi dan menurunkan luas permukaan padatan yang dihasilkan. Hasil analisa XRD menunjukkan semua sampel yang dikalsinasi pada 773 K memiliki fasa anatase.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyono
Abstrak :
Sistem pengupahan di suatu perusahaan mencerminkan strategi bisnis yang dianut perusahaan tersebut. Talisman Energy, dengan Talisman Asia Ltd sebagai perwakilannya di Indonesia, menempatkan "maximizing shareholder's return" sebagai misi pokoknya. Dalam berinvestasi, Talisman bersikap sangat hati-hati dan konservatif, dengan memilih hanya investasi yang benar-benar menguntungkan dan menghindari investasi yang beresiko tinggi. Di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan melakukan akuisisi pada awal kehadirannya di tahun 1993 atas dua daerah konsesi yang sudah terbukti menghasilkan minyak (meskipun volumenya tergolong kecil), yaitu di Ogan Komering (Sumatera Selatan) dan Tanjung Raya (Kalimantan Selatan). Talisman berusaha mempertahankan bentuk organisasi yang ramping, dengan merekrut calon tenaga kerja yang sudah berpengalaman. Tenaga yang demikian biasanya lebih sulit didapat dan menginginkan tingkat upah yang relatif tinggi. Dalam organisasi yang ramping, kesempatan melakukan rotasi, mutasi dan promosi pun terbatas. Starting salary yang relatif tinggi juga berarti peluang untuk naik gaji relatif terbatas. Di samping kesulitan dalam hal rekrutmen, Talisman telah kehilangan 6 pegawai di tingkat profesional senior dalam waktu tiga tahun terakhir, yang umumnya mendapat posisi dan imbalan yang lebih baik dengan perusahaan lain. Meskipun Talisman telah memposisikan diri pada P 60 dari segi upah total setahun di antara 8 perusahaan migas lainnya di Indonesia, sebagian besar pegawai masih merasa bahwa upah mereka kurang kompetitif. Selain upah, mereka merasa bahwa kesempatan untuk berkembang (development opportunity) di Talisman untuk mereka sangat terbatas (Employee Attitude Survey 2004). Perlu dicatat, bahwa 12 dari 24 perusahaan migas peserta survei justru telah menyederhanakan upah mereka dengan memasukkan Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Transportasi ke dalam Gaji Pokok sehingga Gaji Pokok kelihatan jauh lebih besar. (Mereka menyebutnya sebagai "clean wage", istilah yang sebenarnya kurang tepat karena kenyatannya mereka juga masih membayarkan THRK dan Tunjangan Cuti). Untuk membantu Talisman mengatasi permasalahan tersebut di atas, penulis merekomendasikan serangkaian tindakan sebagai berikut: - Mengambil market positioning yang lebih agresif bagi pegawai pada beberapa posisi yang critical, dengan memberikan kompensasi yang lebih kompetitif. - Melakukan restrukturisasi upah dengan memperlebar spread dan menggunakan sistem clean wage. Di samping itu, juga membekukan pemberlakuan Variable Pay, yang selama ini nampaknya kurang efektif. - Memperbaiki sistem Manajemen Kinerja dengan memperjelas parameter pengukuran serta mengefektifkan kegiatan coaching and counseling untuk memberi umpan balik atas kinerja pegawai. - Mempertajam perbedaan besaran Merit Increase untuk masing-masing kriteria penilaian kinerja. - Memperbaiki iklim kerja dengan mengintensifkan komunikasi melalui penyelenggaraan townhall meeting secara teratur dan terencana. - Meningkatkan peluang internasionalisasi melalui koordinasi dengan international locations yang lain maupun dengan Corporate HR. Menyediakan alternatif pengembangan lain melalui kesempatan belajar (S2) dengan memberlakukan binding clause untuk "memaksa" pegawai tinggal lebih lama setelah selesai belajar. Untuk mendukung kedua perubahan di atas, Perusahaan terlebih dahulu perlu memperbaiki sistem Manajemen Kinerjanya dan iklim kerja, terutama dengan memperbaiki transparency dalam proses Penilaian Kinerja dan Merit Systemnya, di samping melakukan komunikasi secara lebih intensif dan terjadwal dengan karyawan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
04/Pri/p-2
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priyono
Abstrak :
Lithium Titanate (Li4Ti5O12) or (LTO) has a potential as an anode material for a high performance lithium ion battery. In this work, LTO was synthesized by a hydrothermal method using Titanium Dioxide (TiO2) xerogel prepared by a sol-gel method and Lithium Hydroxide (LiOH). The sol-gel process was used to synthesize TiO2 xerogel from a titanium tetra-n-butoxide/Ti(OC4H9)4 precursor. An anatase polymorph was obtained by calcining the TiO2 xerogel at a low temperature, i.e.: 300oC and then the hydrothermal reaction was undertaken with 5M LiOH aqueous solution in a hydrothermal process at 135oC for 15 hours to form Li4Ti5O12. The sintering process was conducted at a temperature range varying from 550oC, 650oC, and 750oC, respectively to determine the optimum characteristics of Li4Ti5O12. The characterization was based on Scanning Thermal Analysis (STA), X-ray Powder Diffraction (XRD), Field Emission Scanning Electron Microscopy (FESEM), Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), and Brunauer-Emmett-Teller (BET) testing results. The highest intensity of XRD peaks and FTIR spectra of the LTO were found at the highest sintering temperature (750oC). As a trade-off, however, the obtained LTO/Li4Ti5O12 possesses the smallest BET surface area (< 0.001 m2/g) with the highest crystallite size (56.45 nm).
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:4 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library