Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barlian
"ABSTRAK
Pelabuhan laut dan bandar udara merupakan pintu gerbang lalu lintas orang dan barang, baik antar pulau maupun antar negara. Dengan meningkatnya teknologi, arus pariwisata, perdagangan, haji dan transmigrasi, maka kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui alat angkut semakin besar, apalagi alat angkut jaman sekarang dapat mencapai jarak jauh dalam waktu yang singkat, sehingga kemungkinan seorang yang sudah ketularan penyakit menular, masih dalam masa inkubasi, masuk salah satu pelabuhan di Indonesia.
Salah satu aspek penularan penyakit di pelabuhan adalah melalui serangga penular penyakit (vektor), baik yang terbawa oleh alat angkut maupun yang sudah ada di pelabuhan laut atau bandar udara. Sebagai salah satu contoh adalah meningkatnya kasus malaria di Eropa dari 6.400 orang pada tahun 1985 menjadi 7.300 orang pada tahun 1987. Penderita tersebut tidak pernah mengunjungi daerah endemis malaria, karenanya vektor malaria infektiflah yang dianggap ikut dengan alat angkut.
Di pelabuhan laut atau di bandar udara salah satu vektor yang wajib dikontrol adalah nyamuk Aedes aegypti, karena naamuk Aedes aegypti selain sebagai vektor penyakit demam berdarah, juga sebagai vektor penyakit Yellow Fever (demam kuning) yang penyakitnya belum ada di Indonesia. Salah satu cara pengendalian vektor Aedes aegypti ini adalah dengan fogging.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok rumah yang difogging dengan kelompok rumah yang tidak difogging dan hubungan antara fogging dengan penurunan indeks vektor Aedes aegypti di daerah pelabuhan Pangkalpinang, dengan menggunakan desain Quasi Eksperimental. Pengambilan lokasi sebagai daerah perlakuan dan daerah pembanding diambil secara purposif dalam daerah buffer pelabuhan Pangkalpinang, sedangkan sampel rumah diambil secara acak sederhana dengan jumlah masing-masing 100 rumah.
Hasil pengukuran indeks-indeks vektor setiap minggu selama 12 minggu di daerah perlakuan dan daerah pembanding, terlihat adanya tren penurunan dari indeks-indeks vektor pada daerah perlakuan.
Dengan menggunakan uji stitistik (kai kuadrat dan t.test) didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang berrnakna antara daerah perlakuan dengan daerah pembanding setelah perlakuan selama 12 minggu, dan ada hubungan antara fogging dengan penurunan House Index vector Aedes aegypti setelah minggu keempat.
Penelitian ini menyimpulkan fogging efektif untuk menurunkan indeks vektor Aedes aegypti di daerah pelabuhan Pangkalpinang disarankan program fogging merupakan pilihan terakhir, karena dikhawatirkan adanya dampak negatif terhadap lingkungan.

ABSTRACT
The Effectivity of Fogging With Malathion Through The Descent Of The Index Of Vector Aedes Aegypti At The Port PangkalpinangPort and airport is the gate of the traffic and good, not only inter-island but inter-country. By the increasing of technology, tourism rate, commerce, hajj and transmigration, thus the possibility of the contagion of disease by the means of transportation is bigger, even the means of transportation today can reach far distance in a short time, so that the possibility of someone who has had a contagious disease, still in the incubation period, get into the one of the port in Indonesia.
One of the aspect of the contagion of disease is through the disease infector insect (vector), not only taken by the means of transportation but also that has been at the port or airport. As an example is the increasing of malaria case in Europe from 6.400 people in 1985 to 7.300 people in 1987. The victims had never come to malaria endemic zone, therefore the vector of the infective malaria that is considered taken by the means of transportation.
At the port and airport, one vector that has to be controlled is mosquito Aedes aegypti, because of mosquito Aedes aegypti not only as a vector Dengue Haemoragic Fever, but also as a vector of the disease Yellow Fever that disease has note been in Indonesia yet. One of the way to control the vector Aedes aegypti is by fogging.
This research has an objective to know the differences between fogging home group and not fogging home group and the relation between fogging by descent of the index of vector Aedes aegypti at the port Pangkalpinang, by using experimental Quasy Design. Taking the position as an experiment zone and control zone taken purposively in a buffer area of port Pangkalpinang, but home sample is taken simple randomly by the number of each 100 homes.
The measurement result of the indexes on vector every week during 12 weeks at the experiment zone and control zone, seen that there is a dissent trend of the index of vector at the experiment zone.
By using statistics test (chi quadrat and t.test) had result that there is a meaningful differences between experiment zone and control zone after the experiment during 12 weeks, and there is a relation between fogging and the descent House Index Vector of Aedes aegypti after week four.
This research concludes that fogging is effective to lower the index of vector Aedes aegypti at the region of port Pangkalpinang. It is suggested fogging program is the last choice, because it is worried that there is a negative phenomena through the environment.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Barlian
"Negara berkembang seperti Indonesia selalu mendambakan pembangunan industri, karena industri dianggap lebih mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga yangmenganggur dan mendorong pertumbuhan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia serta menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dalam jaringan industri sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan (Salim, 1985 : 174).
Pembangunan industri plywood (PT.Rimba Sunkyong) di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Madya Padang adalah salah satu dari sekian banyak pembangunan industri di Indonesia.
Masyarakat Bungus Teluk Kabung mayoritas berpencaharian sebagai petani dan nelayan. Para nelayan dapat menangkap ikan lebih jauh ketengah dengan menggunakan perahu motor. Hal ini tentu dapat meningkatkan jumlah penangkapan atau pendapatan mereka. Keadaan seperti ini sudah mereka lakukan sebelum industri plywood berada di tengah-tengah mereka. Sedangkan petani Kecamatan Bungus Teluk Kabung masih menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana dalam mengolah tanah untuk menghasilkan pangan, karena itu mereka amat tergantung kepada tenaga kerja dan kemurahan alam.
Sementara itu perkembangan industri menjanjikan lapangan kerja baru bagi petani. Hal ini dapat menimbulkan masalah social bagi petani karena pada hakekatnya mereka merupakan majikan bagi dirinya sendiri, tetapi jika ia pindah ke sektor perindustrian tentu ia tidak diperlakukan sesuai dengan latar belakang status social yang disandangnya dalam komuniti asalnya. Dengan kata lain perindustrian merupakan masalah bagi petani, karena ia harus menyesuaikan diri dengan kehidupan social yang berlaku dalam kehidupan industri. Penyesuain diri menyangkut pergeseran status dan peranan social mereka dalam masyarakat.
Dalam perkembangan industri tentu ada yang dapat menyesuaikan diri dan memperoleh keuntungan dengan adanya industi plywood, tetapi ada pula yang tidak setuju atau tidak dapat memanfaatkan industri yang ada di daerah mereka. Disamping itu ada pula diantara masyarakat yang tidak peduli sama sekali dengan keberadaan industri plywood di daerah mereka.
Masyarakat Kecamatan Bungus Teluk Kabung menyadari sepenuhnya bahwa keberadaan industri di sekitar tempat mereka, dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka, tetapi perkembangan industri amat tergantung pada kesiapan mental dan peran serta masyarakat di sekitar tempat pembangunan industri berlangsung. Disamping itu pembangunan industri menuntut orang yang mempunyai ketrampilan atau keahlian khusus, tidak hanya untuk menanggani teknologi yang ada di industri, tetapi juga kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang diakibatkan adanya industri tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memdapatkan informasi tentang pendapat, penilaian atau pandangan masyarakat tentang keberadaan industri plywood baik karena membuka peluang kerja maupun sebagai akibat penyebab timbulnya masalah sosial di tengah masyarakat.
Sebagai jawababan sementara terhadap masalah penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Makin tinggi tingkat pendidikan makin setuju dengan keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
2. Makin tinggi tingkat ekonominya makin setuju dengan keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kotamadya Padang.
3. Pendatang lebih menerima dari pada penduduk asli terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
4. Wanita lebih setuju dari laki-laki terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
5. Semakin meningkat usianya semakin tidak setuju terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang, dengan populasi sebanyak 710 orang. Pengambilan sampel dilakukan terhadap 150 responden, yang diambil secara "Proportional Random Samling". Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara berstuktur, kuesioner dan pengamatan serta studi kepustakaan. Sedangkan tipe penelitian ini adalah deskriptif analisis.
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, data yang terkumpul dianalisis secara parsentil. Disamping itu juga diuji dengan "t tes" dan "Contingensi coefficient".
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menyimpulkan:
1. Tingkat pendidikan formal dan keterampilan kerja yang dimiliki masyarakat Kecamatan Bungus Teluk Kabung tergolong rendah, karena itu perlu dicarikan upaya untuk meningkatkan pendidikan dan ketrampilan masyarakat tersebut.
2. Masyarakat Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang selain bertani, mereka juga mempunyai mata pencaharian sampingan yaitu nelayan.
3. Masyarakat setuju dengan keberadaan industri plywood di daerah mereka karena membuka peluang kerja dan dapat meningkatkan pendapatan serta serta memberi manfaaat kepada masyarakat di sekitarnya.
4. Banyak penduduk yang berkeinginan untuk bekerja di industri plywood, karena upah di industri lebih besar dibandingkan dengan penghasilan bertani atau pekerjaan lain. Disamping itu status pekerja pabrik lebih tinggi dari petani.
5. Adanya hubungan signifikan yang positif antara tingkat pendidikan dengan persepsi seseorang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
6. Adanya hubungan signifikan yang posistif antara tingkat ekonomi dengan persepsi seseorang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
7. Adanya perbedaan persepsi antara penduduk asli dengan pendatang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
8. Adanya perbedaan persepsi antara antara wanita dengan laki-laki terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
9. Adanya hubungan signifikan yang positif antara tingkat umur dengan persepsi seseorang terhadap keberadaan industri plywood di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

The Public Perception On The Existence Of Plywood Industry
Case study : The farmers in Kecamataa Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang
Indonesia as a developing country is expected to develop industry, because it is considered to provide more work field foren employed and stimulate the technology growth which is useful for humanity lives and up grow many kinds of activity which is interrelated in industry net work, so it can be functioned as the development support. (Salim, 1985:174).
The founding of plywood industry (PT Rimba Sunkyong) in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang is one of many industrial developments in Indonesia.
The majority in habitants of Bungus Teluk Kabung are farmers and fishermen. The fishermen are able to catch fish farther off-shore by using boats. This certainly able to increase their income. This condition has been before plywood industry existed in their area. Farmers are still using the simple tool and technology, because they depent much on power and natural resources.
Meanwhile the growth of industry provide net work field for farmers. This case can create a social problem for farmers because infact they are the master for them selves, but if they move from industrial sector, of course, they are not treated not in accordance with the back ground and social status in their communities where they come from. In other words industry . is a problem for farmers, because they have to adjust to the social life that happen in industrial life. The adaptation includes their status changing and social role in society.
In the growth of industry, there are certainly some. people who could adjust them selves and get benefit because of the plywood industry, but there are some who disagree or-can not get benefit of the plywood industry on those who do not care with the existence of plywood industry in their own.
Being fully aware of the existence of such an industry it can increase their life standard, but the growth of industry much depended on mental readiness and participation of the people around the industry area. Besides the development of industry requires people who have skill'.} or special qualification, not only to work in the industry but are also capable to make use the chance because of the industry.
This research is aiming at having information on opinion, judgment or notion of the society on the existence of plywood industry both as a chance to have new works and as cause of creating social problems in their society.
As temporary answers for research problems' the hypothesis are given bellow.
1. The higher the level of education is more agree-able the people are with existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
2. The higher the level of economy is the more agree-able the people are with the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota madya Padang.
3. Emigrants are more agreeable than local inhabitants to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
4. The women are more agreeable than men to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
5. The older the people are the more disagreeable they are with. the existence of :plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk 'Kabung' ,Kotamadya Padang.
The research was conducted in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang,.with the population of 710. The sampling technique is done by proportional Random Sampling. By doing it, there are 150 respondents.
The data are collected by observation technique, structured interview, questionnaire, observation and library study. The type of the research is descriptive analysis. To test this hypothesis, the data which are colleted are analyzed in percentile, by "T test" and tingensi coefficient.
Based on the analysis this research concludes.
1. The formal education level and the work skill in the society in Kecamatan Bungus Teluk Kabung are low, so that it is necessary to improve education and skills of society.
2. People in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang are farmers and also fishermen.
3. People agree to the existence of plywood industry in their own area because it gibes the opportunity to work and increase their income.
4. Most of people want to work in plywood industry because of wages in the industry are higher than working as a farmer or another job. Besides farmers and fishermen are considered to be low status.
5. There is a significant correlation between the level of education and the perception to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
6. There is a significant correlation between the level ofeconomy and plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
7. There is a significantly different perception between the one of the local inhabitants and the emigrants to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
8. There is a significantly different perception between men arid women toward the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
9. There is a significant correlation between the level. of age and the perception of people to the existence of plywood industry in Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kotamadya Padang.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Barlian
"Tesis ini bertujuan mengetahui faktor-faktor apa raja yang mempengaruhi permintaan bahan bakar minyak di Indonesia serta untuk mengetahui faktor mana yang dominan dalam permintaan bahan bakar minyak di Indonesia, bahan bakar minyak terdiri dari minyak tanah, bensin, dan solar. Dalam tulisan ini menggunakan data panel periode 1995 -- 2000 untuk ketiga jenis bahan bakar minyak.
Hasil studi menunjukkan bahwa permintaan minyak tanah di Indonesia dipengaruhi oleh harga minyak tanah, harga LPG, jumlah penduduk, PDRB, permintaan minyak tanah sebelumnya, dengan faktor yang dominan adalah permintaan minyak tanah sebelumnya. Sedangkan pada permintaan bensin pada sektor transportasi, dipengaruhi oleh harga bensin, jumlah penduduk, PDRB, permintaan bensin tahun sebelumnya serta total kuantitas kendaraan, dengan faktor yang paling dominan adalah jumlah penduduk. Pada permintaan solar pada transportasi, dipengaruhi oleh harga solar, jumlah penduduk, PDRB, permintaan solar sebelumnya, dan total kuantitas jumlah kendaraan yang berbahan bakar solar, dengan faktor yang dominan adalah jumlah penduduk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delia Devi Barlian
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mona Magnolia Barlian
"ABSTRAK
Usaha-usaha kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh Pemerintah, memerlukan adanya partisipasi dari masyarakat. Berdasarkan hal itu. maka Pemerintah melalui Departemen Sosial sebagai departemen yang kompeten dalam hal itu, mengemukakan kebijaksanaan dan pengembangan partisipasi sosial masyarakat. Salah satu bentuk program partisipasi sosial masyarakat adalah pembentukan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM). Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dibentuk terdiri dari perorangan dari berbagai profesi dan golongan, melalui latihan dan bimbingan sosial, agar mereka lebih memahami tata cara penyelenggaraan pekerjaan sosial serta dengan sadar -mengabdi pada kepentingan masyarakat yang memerlukan bantuan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana sumbangan yang diberikar. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh Kelurahan Manggarai Selatan Jakarta Selatan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu bahan dalam usaha peningkatan partisipasi sosial masyarakat dalam membantu pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial dan sebagai sumbangan pemikiran kepada Dinas Jakarta dalam upaya peningkatan partisipasi Pekerja Sosial DKI Sosial Masyarakat (PSM). Dalam hubungan ini, penulis berusaha menghimpun data dan fakta tentang keadaan umum Kelurahan Manggarai Selatan dan gambaran umum masyarakatnya, serta gambaran umum tentang Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) beserta penjelasan-penjelasannya. Selain itu data dihimpun dari hasil observasi, wawancara. studi kepustakaan. dokumentasi dan penyebaran angket sebanyak 62 eksemplar kepada para anggota Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) yang berada di lingkungan Kelurahan Manggarai Selatan. Dalam penelitian .ini penulis menggunakan metoda deskriptif. Penulis menggunakan anggapan dasar bahwa dalam melaksanakan usaha usaha kesejahteraan sosial diperlukan adanya mekanisme pelayanan, unsur yang terpenting disini adalah adanya -tenaga pelaksana. masyarakat dituntut untuk mampu mengembangkan mendukung pelaksanaan program Dengan adanya partisipasi Sosial Masyarakat (PSM) dalam melaksanakan sehingga potensi mereka dalam kesejahteraan sosial. Pekerja usaha usaha kesejahteraan sosial. maka beberapa diantara program program yang dilaksanakan oleh Kelurahan Manggarai Selatan dapat dikatakan berjalan lancar."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Yolanda Barlian
"Penelitian mengenai emosi malu dan emosi bersalah masih sangat terbatas jumlahnya, terutama di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai negara dengan budaya kolektivis yang menekankan pada emosi malu, sementara akibat pengaruh globalisasi, budaya individualis mulai masuk ke masyarakat dan membuat budaya malu semakin pudar. Dalam penelitian ini akan dilihat mengenai perbedaan emosi malu dan emosi bersalah pada generasi tua dan generasi muda di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 63 responden generasi tua dan 61 responden generasi muda melalui teknik non-probability sampling dengan alat ukur TOSCA-3 untuk mengukur emosi malu dan emosi bersalah saat menghadapi situasi tertentu. Dari penelitian ini, ditemukan perbedaan yang signifikan pada emosi malu dan emosi bersalah antara generasi tua dan muda, dan ditemukan juga perbedaan yang signifikan antara emosi malu dan emosi bersalah pada masing-masing generasi.
......Study about shame and guilt has not been conducted many times, especially in Indonesia. Indonesia is known with its collectivist culture which emphasizes shame among its people. Because of globalization, people started to show individualism, makes the shame culture decreased. This study wanted to find out the difference of shame and guilt in old and young generation, using quantitative approach on 63 old generation respondents and 61 young generation respondents using non-probability sampling technique. TOSCA-3 was used to measure shame and guilt in certain situation. Based on the results, this study found that there was a significant difference in shame and guilt between old and young generation, and there was also a significant difference between shame and guilt in each generation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saputri Nur Barlian
"Jalur pejalan kaki atau yang biasa kita sebut sebagai ?trotoar? memiliki peranan yang sangat penting untuk membentuk satu komunitas yang berkelanjutan, efisien, dan sehat. Hal ini dikarenakan jalur trotoar merupakan salah satu elemen penting dalam sistem transportasi dan perencanaan sebuah kota atau kawasan.
Di UI sendiri, kampus UI Jakarta di Salemba telah pindah ke Depok yang mengakibatkan jumlah mahasiswa bertambah. Hal ini memberi dampak adanya kebutuhan akan perencanaan sistem transportasi yang lebih efektif dan lebih mudah dijangkau. Kita tahu di UI terdapat dua moda transportasi yang bisa diakses oleh umum baik oleh sivitas UI maupun non UI, yaitu bis kuning dan sepeda kuning. Akan tetapi, kedua moda transportasi di atas memiliki batasan yaitu pada waktu operasional, lokasi jangkauan, dan jumlahnya. Oleh karena itu, berjalan masih menjadi pilihan utama bagi sivitas UI ketika menuju ke kampus atau kembali dari kampus.
Sebagai salah satu Kampus Hijau di Indonesia, Universitas Indonesia telah memberikan perhatiannya kepada jalur pejalan kaki. Akan tetapi, sudahkah efektif jalur pejalan kaki di UI? Dalam skripsi ini, saya membuat sebuah kesimpulan dari hasil pengamatan tentang sejauh mana UI mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki dan sejauh mana efektivitas trotoar di Kampus UI Depok serta bagaimana pandangan sivitas UI tentang jalur pejalan kaki di UI.
......Sidewalks or usually we call it ?trotoar? have very important role in making efficient, healthy, and sustainable community. Sidewalks or trotoar are one of the essential elements in transportation system which is often forgotten or not even be a part in planning of a city or region.
As time passed by, Universitas Indonesia has moved their campus from Jakarta to Depok and the numbers of students also has been increasing significantly. This implies on the need of more effective and easily-accessible transportation system. As we know, Universitas Indonesia has two public transportation, those are yellow busses and yellow bikes. However, these two tranportation modes still have limited regarding their operational hours, scope, and numbers. Therefore, walking still remain as an option for students to go and back from campus.
As one of green campus in Indonesia, Universitas Indonesia has given concerns on sidewalks. But, do those sidewalks effective? This thesis has been concluded an observation on how far UI accomodates the needs of pedestrians and also what do UI students generally view about sidewalks in UI?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahfi Khalila Barlian. author
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perasaan bersalah dan perilaku melukai diri pada golongan usia emerging adult. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain non-eksperimental. Terdapat dua hipotesis penelitian yang diajukan; (1) terdapat hubungan antara perasaan bersalah dan perilaku melukai diri dan (2) terdapat hubungan antara perasaan bersalah dan self-punishment. Variabel perasaan bersalah sebagai independent variable pada penelitian ini diukur berdasarkan total skor perasaan bersalah dan skor dari setiap dimensinya yaitu trait guilt, state guilt, dan moral standards. Perilaku melukai diri sebagai dependent variable pada penelitian ini diukur berdasarkan frekuensi atas banyaknya perilaku melukai diri yang telah dilakukan dan memiliki variasi DV self-punishment sebagai fungsi dari perilaku melukai diri. Self-punishment merupakan fungsi yang diteliti karena merupakan dampak internalisasi yang kuat dari rasa bersalah mengacu pada studi Nelissen dan Zeelenberg (2009). Hasilnya, hipotesis pertama penelitian ini diterima parsial karena hanya trait guilt yang memiliki korelasi positif yang signifikan dengan perilaku melukai diri. Hal ini berimplikasi perlunya pengukuran kepribadian untuk studi lanjutan. Selanjutnya, hipotesis kedua penelitian ini diterima karena terdapat hubungan positif yang signifikan antara perasaan bersalah dan self-punishment. Hal ini bertujuan untuk menjawab penelitian Inbar, Pizzaro, Gilovich, dan Ariely (2013) dan yang menyarankan adanya pengujian dinamika antara perasaan bersalah, perilaku melukai diri, dan self-punishment. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 119 pria dan wanita usia 18 hingga 29 tahun yang merupakan warga negara Indonesia yang pernah atau sedang terlibat dalam perilaku melukai diri.
......This study aims to examine the relationship between guilt and nonsuicidal self-injury among emerging adult. This is a quantitative research with non-experimental design. There are two main hypotheses in this study; (1) guilt significantly and positively correlates with nonsuicidal self-injury and (2) guilt significantly and positively correlates with self-punishment. Guilt as independent variable is measured using total score and each score of its dimensions; state guilt, trait guilt, and moral standards. Nonsuicidal self-injury as dependent variable is measured based on frequency of nonsuicidal self-injury episodes and has variation of its DV which is self-punishment as its function. Self-punishment is measured because it is a strong internalization impact of guilt according to the study of Nelissen and Zeelenberg (2009). Results show that only trait guilt significantly correlates with nonsuicidal self-injury, so the first hypothesis is accepted partially. This implies the need for personality measurements for further studies. Furthermore, the second hypothesis of this study is accepted because guilt significantly correlates with self-punishment. These results aim to answer the study of Inbar, Pizzaro, Gilovich, and Ariely (2013) and which suggested testing the dynamics of feelings of guilt, self-injurious behavior, and self-punishment. Participants of this study consisted of 119 Indonesian men and women aged 18 to 29 who have/had engage in self-harm."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang Barlian
Jakarta: Dapur Buku, 2016
297.24 TAT j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Barlian
"Buku ini membahas tentang pembangunan ibu kota negara sebagai multidisiplin ilmu. Kajian mendalam tentang pembangunan IKN diambil dari berbagai aspek permasalahan lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi. Ibu Kota Negara akan dibangun untuk mencapai target Indonesia maju, sesuai visi Indonesia 2045."
Depok: Rajawali Press, 2023
307.121.609 ERI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library