Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Susanto
"Obligasi sudah menjadi salah satu pilihan investasi utama di pasar modal di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir sampai dengan tahun 2005 penerbitan obligasi korporasi kembali marak setelah sempat terhambat perkembangannya oleh krisis ekonomi. Peningkatan investasi pada surat berharga obligasi mencerminkan perubahan preferensi atas tingkat risiko dan imbal hash (return) yang ingin dicapai investor. Investor dan para manajer investasi berupaya untuk memperbaiki kinerja investasi dengan mengoptimalkan return yang bisa diperoleh dengan suatu tingkat risiko yang terukur.
Kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh investor obligasi korporasi disebut credit premium dan besarannya disebut credit spread. Di pasar obligasi, credit spread biasanya dihitung melihat selisih antara yield obligasi korporasi dengan yield obligasi pemerintah yang berjangka waktu sama. Credit spread seringkali disamakan dengan default spread, yakni premium yang diberikan untuk mengkompensasi risiko default yang ditanggung oleh pemegang obligasi. Padahal, pada kenyataannya risiko default hanyalah salah satu risiko yang dihadapi oleh pemegang obligasi korporasi.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk credit spread dan kemungkinan penggunaan pendekatan option untuk memprediksi kejadian default dan teori penentuan harga obligasi dalam rangka memahami pergerakan credit spread di pasar sekunder obligasi.
Pemodelan credit risk ini menggunakan data yield obligasi korporasi yang bertipe fixed dan tenmasuk ke dalam kategori non-callable bonds. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah hampir seluruh data perdagangan obligasi korporasi yang tercatat pada Bursa Efek Surabaya dalam kurun waktu 51 bulan dari bulan April 2002 sampai dengan Juli 2006. Selanjumya, data perdagangan yang digunakan di dalam tulisan ini dibatasi hanya obligasi korporasi dengan rating yang berada dalam golongan investment grade, artinya obligasi karporasi yang memiliki profil risiko yang layak untuk dijadikan investasi. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Bursa Efek Surabaya, sclama 51 bulan diperolch sebanyak 3.178 hari data transaksi obligasi yang diobscrvasi dengan rating BBB- sampai dengan AAA.
Penghitungan credit spread dilakukan setelah diperoleh data yield masing-masing obligasi dan tingkat bunga risk free yang memiliki jatuh tempo yang sama dengan obligasi yang akan dihitung credit spread-nya. Sedangkan penghitungan default spread menggunakan formula yang dikembangkan oleh Delianedis and Geske (1999), yang mengaplikasikan pendekatan option model Merton (1974) sebagai dasar teori. Setelah diperolch credit spread dan default spread langkah selanjutnya adalah menghitung residual spread dengan Sara menghitung selisih antara credit spread dengan default spread. sampai dengan tahap ini, penulis memperoleh data credit spread, default spread dan residual spread.
Regresi kemudian dilakukan alas residual spread dan variabel-variabel yang diduga merupakan penentu residual spread bertujuan menjelaskan faktor apa Baja yang membentuk credit spread obligasi korporasi, selain faktor default spread. Pada awalnya pemodelan dengan prosedur regresi mencoba memasukkan 18 variabel bebas yang terdiri dari faktor-faktor fitur obligasi korporasi dan variabel makroekonomi yang berpengaruh terhadap harga obligasi. Residual spread merupakan variabel tak bebas. Penulis perlu menekankan bahwa karya ilmiah ini tidak dimaksudkan untuk membuat model yang digunakan untuk memprediksi residual spread di masa datang, namun lebih dimaksudkan untuk mencari faktor-faktor yang menerangkan komponen -pembentuk credit spread.
Setelah melakukan tiga tahap regresi dan kemudian pengujian statistik atas hasil regresi, penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor yang menerangkan terjadinya perbedaan antara credit spread dan default spread di pasar obligasi Indonesia terbagi dalam dua kelompok variabel. Kelompok pertama adalah yang berkaitan dengan fitur obligasi itu sendiri yakni; rating obligasi, kupon dan jangka waktu jatuh tempo obligasi (term-tomaturity). Kelompok kedua berkaitan dengan variabeI-varibel makroekonomi yang mempengaruhi yield yang diinginkan investor obligasi (required yield) terdiri dari suku bunga SBI I bulan, inflasi, volume perdagangan pasar obligasi dan return pasar saham.
Dari tujuh variabeI di atas, SBI, inflasi dan rating obligasi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi pergerakan credit spread. Variabel kupon juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan kepada credit spread. Sedangkan volume perdagangan pasar obligasi, term-to-maturity dan return pasar saham memiliki pengaruh kecil kepada pembentukan credit spread."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Budi Susanto
"Pasar periklanan di Indonesia telah terdistribusi ke berbagai Media Massa yang ada sehingga mengakibatkan pendapatan Media Televisi semakin berkurang. Strategi CRM (Customer Relationship Management) digunakan untuk mengatasi masalah perolehan periklanan pada Media Televisi dengan cara menentukan bagaimanakah karakteristik kesuksesan penerapannya agar strategi CRM yang diterapkan bisa mengatasi masalah periklanan pada Media Televisi. Strategi CRM dikembangkan dengan mengadaptasi metodologi Gartner CRM Framework yang terdiri dari crm vision, crm strategy, valued customer experience, organizational collaboration, crm process, crm information, crm technology dan crm metrics.
Penelitian dilakukan dengan melakukan survey pada delapan stasiun televisi publik di Indonesia yang terdiri dari RCTI, LATIVI, ANTV, GLOBAL TV, METRO TV, INDOSIAR, TV7, TRANSTV, SCTV. Survey dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk mendukung penerapan strategi CRM pada Media Televisi. Data hasil survey meliputi channel share Media Televisi setiap minggu dari Nielsen Media Research, Lingkungan dan lingkungan Teknologi Informasi Media Televisi dalam berhubungan dengan Advertiser diperoleh dengan melakukan quesioner pada setiap Media Televisi yang diikutsertakan untuk berpartisipasi dalam proses survey. Data yang diperoleh dari hasil survey diolah dengan menggunakan metode statistik deskriptif untuk mendapatkan karakteristik informasi tentang channel share, lingkungan bisnis dan lingkungan teknologi informasi Media Televisi.
Hasil penelitian menunjukan pasar periklanan cenderung terdistribusi secara merata ke berbagai Media Televisi. Media Televisi banyak mendapatkan komplain dari Advertiser tentang pelayanan dan pengiklanan produk, adanya proses periklanan rumit sehingga cenderung menyulitkan Advertiser dan penurunan loyalitas Advertiser. Media Televisi cenderung memakai Teknologi Informasi hanya untuk operasional broadcasting.
Dengan mengacu pada data yang diperoleh dari hasil penelitian maka dibentuk strategi CRM dengan dukungan teknologi informasi yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan pada Media Televisi. Pembentukan strategi menggunakan analisis SWOT, Tows Matrix, Strategi Grid, Balance Scorecard dan Critical Success Factor dan Application Functional Specification. Formulasi strategi menunjukan bahwa Media Televisi perlu menerapkan critical success factor, organizational collaboration dan solusi teknologi informasi dalam application functional specification. Karakteristik critical success factor pada Media Televisi jika dibandingkan dengan strategi CRM pada industri lainnya menghasilkan dua karakteristik penting yang harus ada dalam CRM yaitu value untuk customer dan ukuran kesuksesan penerapan CRM.

Indonesian advertising market has been distributing to many others mass media meanwhile revenue of Television Media decrease. CRM (Customer Relationship Management) strategy used to overcome advertising revenue problem in Television Media with metrics of critical success factor characteristic. CRM strategy developed with adoption of Gartner CRM Framework consist of crm vision, crm strategy, valued customer experience, organizational collaboration, crm process, crm information, crm technology and crm metrics.
Research has been done with survey on eight Indonesian public television broadcasting consist of RCTI, LATIVI, ANTV, GLOBAL TV, METRO TV, INDOSIAR, TV7, TRANSTV, SCTV. Survey supposed to get data to support practicing CRM strategy in Television Media. Data collected has three parts, first channel share Television Media. Second are business environment in Television Media and third are information technology environment in Television Media on relationship with Advertiser captured with questioner on every Television Media which participating on survey process. Data survey processed with descriptive statistic method to get information characteristic about channel share, business environment and information technology environment in Television Media.
Result of research show that advertising market distributed to many others Television Media. Television Media got more complains from Advertiser about service and advertising product, complicated advertising process and decreasing of Advertiser loyalty. Television Media using information technology only to support operational broadcasting. With refer to data captured from result of research then strategy CRM created with information technology support to overcome advertising problem in Television Media. Strategy CRM created using SWOT, Tows Matrix, Strategy Grid, Balance Scorecard dan Critical Success Factor and Application Functional Specification.
Result of formulation strategy CRM show that Television Media need to practise critical success factor, organizational collaboration and information technology solution on application functional specification. Characteristic result of research with research CRM strategy from others industry show us two important characteristic that should be in place on CRM strategy, value to customer and metrics to success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
Yogyakarta: Kanisius, 1995
355 BUD a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto A.
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S12688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
"Kerjasama PT Telkom dengan investor sektor swasta dengan bentuk Pola Bagi Hasil (PBH) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Karakteristik khusus kerjasama ini, yakni berbentuk Build, Operate and Transfer (BOT), memerlukan perlakuan akuntansi yang khusus pula. Secara umum praktek akuntansi untuk kerjasama Pola Bagi Hasil pada PT Telkom telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (PSAK) Tahun 1994. PSAK no. 35 mengenai Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi mengharuskan biaya investasi kerjasama dikapitalisasi sebagai Aktiva Tetap Kerjasama dengan akun tandingan Pendapatan Yang Ditangguhkan. Penerapan standar akuntansi tersebut pada PT Telkom telah meningkatkan posisi keuangan PT Telkom per 31 Desember 1994 sebesar Rp1,423 trilyun, yang merupakan dampak positif bagi upaya PT Telkom untuk go public dan go international."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
Yogyakarta: Kanisius, 1993
320.9 BUD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto S.
"Frame relay merupakan sebuah alai komunikasi jaringan atau protokol yang menggunakan metode fast packet switching, karena pengoperasiannya hanya pada 2 lapisan terbawah pads standar OSI. Pengiriman data-data melalui kanal transmisi pada frame relay tergantung kepada besarnya Committed Information Rate dan Excess Information Rate yang disewa oleh pemakai atau pelanggan, serta line speed kanal transmisi tersebut. Kemacetan data, yang biasa terjadi di dalam sebuah jaringan, bisa juga terjadi pada jaringan frame relay. Walaupun frame relay merupakan sebuah protokol fast packet switching, namun jika terjadi kemacetan pada data yang mengalir di dalamnya, hal itu akan sangat mengganggu unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.
Pada skhpsi ini akan dilakukan analisa terhadap kuantitas kemacetan data yang terjadi pada kanal transmisi yang menghubungkan pelanggan dengan jaringan berdasarkan besarnya Committed Information Rate dan Excess information Rate. Metode yang digunakan yaitu dengan mencatat banyaknya kemacetan yang terjadi dari 4 sampel percobaan yang diambil, di mana untuk masing-masing sampel, nilai C1R dan EIR yang dipakai berbeda sedangkan nilai line speed-nya sama. Dari pengamatan didapat basil bahwa untuk line speed yang sama, kemacetan jarang terjadi pada nilai TCIR+.Z'E/R yang mendekati nilai line speed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
"Cool-Hot box adalah alat yang digunakan untuk penyimpanan makanan ataupun minuman dengan menggunakan kondisi panas dan dingin. Carrier box merupakan salah satu alat pelengkap sebagai benda penyimpanan yang berguna pada transportasi motor. Sebagai fungsi tambahan carrier box bisa berguna sebagai penyimpanan barang yang membutuhkan sistem pendingin atau pemanas. Penelitian sebelumnya telah dikembangkan carrier box motor untuk sistem pendingin saja dengan pompa kalor menggunakan termoelektrik dan heatpipe.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat carrier box menjadi sistem pendingin sekaligus pemanas yang menggunakan pompa kalor termoelektrik berupa heat-pipe fan dan heatsink fan dengan double peltier. Hasil dari cool-hot box dapat ditargetkan sebagai sistem pendingin mencapai suhu 0 - 5ºC dan pemanas diatas 60ºC.

Cool Hot Box is a device that usually for saving goods that required cold or hot conditions such as food, drink, vaccine blood etc. Cool Hot box is accessory of motorcycle used as a storage of property so it is useful in transportation field using motorcycle. For adding functional value of box carrier, it is needed to make a system refrigerant that can save the goods on cold condition and heating system to warm those goods too. Research before had been developed a box carrier motorcycle using thermoelectric module using heat-pipe as appear on cold side only.
The objective of this research is to know the cooling and heating performance and characteristic ob carrier box that using heat-pipe fan and heat-sink fan on the other side of double peltier. The results of the research are carrier box implied with double peltier on heatpipe that can produce the cabin temperature 5 - 10ºC and heating over 60ºC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50948
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budi Susanto
"Persaingan yang terjadi dalam dunia pendidikan tinggi mengharuskan lembaga pendidikan tersebut menjadi lembaga yang aktif, kreatif, inovatif, dan ikut berperan dalam dinamika perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan Total Performance Scorecard pada Program Studi Ilmu Komunikasi yang digambarkan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard yaitu: keuangan, eksternal, internal, pengetahuan dan pembelajaran. Dan mendapatkan rumusan strategi Program Studi Ilmu Komunikasi dengan pendekatan Total Performance Scorecard.
Dengan hasil penelitian berupa perumusan scorecard individu, akan diperoleh gambaran peta strategi dan rencana kinerja individu untuk mendukung strategi Program Studi Ilmu Komunikasi. Sehingga dalam rancangan tersebut diperoleh kesepakatan antara pertemuan dua ambisi yaitu ambisi individu dan organisasi. Serta didapati pula kompetensi yang harus dimiliki individu, agar program dan strategi organisasi tersebut dapat berjalan dan sesuai target yang diharapkan. Hal ini menjamin bahwa seluruh karyawan dan dosen tetap memahami ambisi Program Studi Ilmu Komunikasi dan memiliki keterlibatan dalam pelaksanaan program dan strategi tersebut.

During competition era, higher education institution should be active, creative, innovative, and have role in dynamics situation. The first purpose of this research is for designing Total Performance Scorecard in communication science department, which is description in four perspectives Balanced Scorecard are: financial, external, internal, learning and knowledge. The second purpose is formulating of organization strategy with Total Performance Scorecard approach.
With result using scorecard design, the mapping strategy and performance planning individual for supporting the organization strategy. Can be constructed design should be deals between two ambitions: individual and organization ambition. And the competence should be haven by individuals, in order to this program and strategy is running well. This ensures that whole employees and faculty member are familiar with the organization ambition and have the involved in the strategy and program implementation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51915
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susanto
Yogyakarta: Kanisius , 2005
306.47 BUD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>