Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cynthianissa Amanda
Abstrak :
Pembentukan hubungan romantis pada usia dewasa muda sangat penting karena pada usia ini individu cenderung mencari pasangan untuk seumur hidup. Keberfungsian keluarga asal individu merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi kepuasan hubungan berpacaran dengan melalui faktor individual, seperti tipe attachment yang dimiliki individu dengan pasangannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran tipe attachment dalam memediasi hubungan antara keberfungsian keluarga dan kepuasan hubungan pada dewasa muda yang berpacaran. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Data diperoleh dari kuesioner yang disebarkan secara daring. Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan alat ukur Family Assessment Device (FAD) untuk mengukur keberfungsian keluarga, Relationship Assessment Scale (RAS) untuk mengukur kepuasan hubungan dan Experiences in Close Relationships Scale-Revised (ECR-R) untuk mengukur attachment. Responden pada penelitian ini berjumlah 824 responden berusia 18-36 tahun dan sedang berpacaran minimal selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga dapat memprediksi kepuasan hubungan pada dewasa muda yang berpacaran. Selain itu, tipe attachment, baik anxious attachment maupun avoidant attachment dapat memediasi hubungan antara keberfungsian keluarga dan kepuasan hubungan pada dewasa muda yang berpacaran. ......The formation of romantic relationships in young adulthood is very important because they tend to find a partner to live with. The functioning of the individual's family of origin is an important factor in influencing the relationship satisfaction, which through individual factors, such as the attachment that individual has with their partner. This study aims to look at the role of attachment in mediating the relationship between family functioning and relationship satisfaction in young adults. This study is a correlational study. Data were obtained from online questionnaires. This study used three measurement tools, Family Assessment Device (FAD) to measure family functioning, Relationship Assessment Scale (RAS) to measure relationship satisfaction and Experiences in Close Relationships Scale-Revised (ECR-R) to measure attachment. There were 824 respondents aged 18-36 years and have been in a romantic relationship for at least 6 months. The results showed that family functioning can predict relationship satisfaction in young adults. Moreover, attachment types, both anxious attachment and avoidant attachment, can mediate the relationship between family functioning and relationship satisfaction in young adults.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthianissa Amanda
Abstrak :
Perceraian di Indonesia sedang meningkat yang diantaranya disebabkan oleh hubungan yang sudah tidak harmonis dan kecemburuan. Hal itu disebabkan karena kurangnya intimacy di dalam sebuah hubungan. Lamanya sebuah hubungan membuat intimacy semakin tinggi. Intimacy yang tinggi akan membuat kepuasan hubungan juga semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self-esteem dalam memediasi hubungan antara keberfungsian keluarga dan intimacy pada dewasa muda yang berpacaran. Responden pada penelitian ini adalah sebanyak 1024 orang. Laki-laki berjumlah 298 orang dan perempuan berjumlah 726 orang dengan karakteristik berusia 20-39 tahun, sedang berpacaran, dan belum menikah. Melalui program PROCESS by Andrew Hayes, diperoleh hasil bahwa self-esteem dapat memediasi penuh hubungan antara keberfungsian keluarga dan intimacy pada dewasa muda yang berpacaran b= 0.26, t 1021 = 2.29, p= 0,022 . Hal itu disebabkan oleh individu yang memiliki persepsi yang baik mengenai hubungan dengan orangtuanya saat kecil, ia akan memiliki gambaran baik pula mengenai diri sendiri yang mengakibatkan tingginya self-esteem. Self-esteem yang tinggi membuat individu percaya terhadap pasangannya dan membuat mereka lebih terbuka, nyaman, merasa aman karena dihargai, dekat, lebih menyayangi satu sama lain, serta saling memberikan dukungan. Hal itu yang akan membuat intimacy dalam hubungan mereka menjadi lebih tinggi. ......The divorce rate in Indonesia has been rising, which is a result of inharmonic relationships and jealousy. This is caused by the lack of intimacy in relationships. The duration of a relationship can make the intimacy level higher. The higher the intimacy level, the higher the satisfaction of the relationship. The purpose of this research is to acknowledge self esteem role to mediate relationship of family functioning and intimacy among dating young adults. The total respondent in this research is 1024 respondents. Consist of 298 men and 726 women, with following characteristics aged 20 39 years old, in relationship, and not married yet. Using PROCESS program by Andrew Hayes, the result of this research pointed out that self esteem can fully mediate the relationship of family functioning and intimacy among dating young adults b 0.26, t 1021 2.29, p 0,022. It is caused by individuals who have a good perception about their relationship with their parents in their childhood, will have a good perception about themselves, and will raise their self esteem levels. High self esteem makes individuals trust their partner and make them more open, comfortable, secure, close, love, and support each other. This will cause intimacy levels higher.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library