Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Andriani
Abstrak :
Industri perbankan merupakan industri yang turbulence, terutama sejak pakto 1988. Juralah bank dan kantor bank berkembang dengan pesat, sehingga tingkat persaingan diantara lembaga keuangan kian meningkat. Bank berlomba-lomba untuk menaikkan tingkat bunga simpanan, mengenalkan berbagai produk baru dan menawarkan berbagai kemudahan kepada nasabah guna menarik dana masyarakat. Sehingga perkembangan industri perbankan pada saat itu sangat spektakuler. Adanya kebijakan uang ketat (tight money policy) menyebabkan tingkat persaingan menjadi semakin ketat, terutama dalam hal perolehan dana. Penarikan dana Badan Usaha Hilik Negara yang ada pada bank pemerintah sebagai aplikasi dari kebijakan uang ketat telah merubah kondisi likuiditas bank, apalagi disertai pula dengan penarikan kredit likuiditas Bank Indonesia. Bank Rakyat Indonesia sebagai bank pemerintah tentunya merasakan dampak dari kebijakan di atas. Oleh karenanya BRI perlu meninjau kembali strategi pengelolaan asset dan liabilitinya agar diperoleh pricing yang tepat, terutama setelah adanya paket Februari 1991 yang pada paket tersebut disebutkan mengenai prinsip prudent banking, di mana bank dituntut lebih professional lagi di dalam pengelolaan asset dan liabilitinya. Ada beberapa faktor yang dapat memepengaruhi dalam penentuan harga, seperti cost of loanable fund, overhead cost dan resiko yang disebut sebagai faktor internal. Namun penentuan harga tersebut lebih ditentukan oleh faktor-faktor eksternal seperti, kebijakan peraerintah dan keadaan perekonomian seperti, tingkat persaingan bank, tingkat inflasi, kondisi neraca pembayaran dan sebagainya. Sehingga sulit bagi BRI untuk menerapkan metode pricing yang tepat di dalam rangka peningkatan pendapatannya. Oleh karenanya sebagai bank pemerintah yang telah berubah sebagai pesero BRI dituntut untuk bertindak lebih professional dalam hal pengelolaan asset dan liabilitinya terutama dalam hal pricing, agar dapat bersaing dan melakukan ekspansi secara meluas sesuai dengan agen pembangunan yang diembannya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi Andriani
Abstrak :
BAB1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat suatu negara dapat terwujud akibat terjadinya proses modernises!. Modernisasi menurut Prof. J.W. Schoorl di dalam bukunya yang berjudul Modernisasi dirumuskan sebagai suatu penerapan pengetahuan ilmiah yang ada kepada semua aktivitas, semua bidang kehidupan atau kepada semua aspek-aspek kemasyarakatan. Modernisasi juga merupakan suatu proses transformasi, yakni suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya yang meliputi aspek sosial, budaya, politik dan ekonomi. Akan tetapi tidak semua perubahan dapat didefinisikan sebagai modernisasi karena hanya perubahan yang ada sangkutpautnya dengan tambahan ilmu pengetahuan saja yang dapat digolongkan ke dalamnya. (J.W. Schoorl, 1991:4). Selanjutnya ia mengatakan bahwa tambahan pengetahuan ilmiah merupakan faktor yang terpenting dalam modernisasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka masyarakat itu dikatakan lebih atau kurang modern apabiia lebih atau kurang menerapkan pengetahuan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (J.W. Schoorl, 1991:4) Proses modernisasi sendiri berjalan melalui proses akulturasi yaitu suatu proses perubahan kebudayaan dimana dua kelompok atau lebih yang berbeda mempunyai kontak yang terus menerus dan berakibat salah satu dari kelompok itu mengambil alih unsur-unsur dari kelompok lainnya.(J.W. Schoorl, 1991:19). Kata modernisasi dalam kamus besar Jepang mengandung pengertian sebagai berikut: Genrai, kindaika modernization wa dentoo shakai ya fuken shakai nado no zenkin shakai kara kindai shakai he no idoo ya soreni shitagau shakai. Bunka ryoiki de no henka o yubi shimesu keiyooshi toshite, oobei shakai demo furui kara tsukawarete kita chuuritsu teki na gainen ni suginai. Sokoni bukka teki imi ga komerarenj toshitemo, sorewa modanizumu nado to iu kotoba nado to omonatte [touseifu ni] em to iu hodo no imi shika mo nasarete inai. Shikashi [seiyou no shoogeki] no shita ni, soreni tsui tsuki hikkooshu begu [ue kara no kindaika] seisaku torareta zenhatsu shookoku ni oitewa, kono kotobawa tokui na imi naiyoo o motsu mono toshite hattachishita. Sokodewa, kindaika to wa, seiyoo kindai shookoku o modem toshite, sono seiji, keizai, gunji, bunka no taisei o ito teki ni tori irete jikoku no hatten o hakaru koto o ippan ni imi sum yooni naru. (Daihyakka Jitten, 1984:617) Artinya: "Pada dasamya Kindaika adalah kata sifat yang menunjukkan suatu bentuk perubahan masyarakat dan budaya dari seluruh wilayah yang menyertai perubahan dari masyarakat yang belum modem seperti masyarakat tradisional atau masyarakat feodalisme menjadi masyarakat modem. Konsep ini tidak lebih dari suatu konsep yang dipakai sejak dahulu kala dalam masyarakat Barat. Meskipun memiliki arti yang penting namun Kindaika tidak memiliki arti sebagai suatu perubahan seperti yang dimiliki oleh modernisasi di Barat. Tetapi kata ini selain merupakan pengaruh Barat, keberadaannya diseluruh negeri yang belum berkembang yang mengadopsi tindakan politik berkembang dengan memiliki arti yang khusus. Kindaika sebagai model modernisasi Barat secara umum memiliki arti melakukan ekspansi bagi negaranya dengan mengadopsi sistem budaya, militer, ekonomi dan sosial." * Modernisasi sendiri menurut seorang ahli sosiologi Jepang, Kennichi Tominaga, tidak selalu mengandung pengertian Westernisasi. Hal ini diakibatkan karena modernisasi yang terjadi di negara-negara non Barat mempunyai perbedaan-perbadaan tertentu dalam hal kebudayaan tradisionaf setempat yang tetap dipertahankan. la juga menjelaskan bahwa apabila modernisasi yang terjadi di negara-negara non Barat dilakukan dengan memasukkan bentuk-bentuk kebudayaan Barat secara bulat dan utuh maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai Westernisasi atau Eropanisasi. (Tominaga, 1990: 53-59). Proses modernisasi sendiri dapat di katakan terjadi di hampir semua bangsa di dunia. Manifestasi proses ini diawali di wilayah Eropa dan Amerika dengan serangkaian peristiwa yang terjadi sekitar abad 16 seperti perang kemerdekaan Amerika tahun 1765-1783, revolusi Perancis tahun 1760 serta revolusi industri di Inggeris tahun 1830. Semua peristiwa tersebut menjadi penyebab timbulnya proses modernisasi di segala bidang kehidupan yang melanda ke seluruh dunia sampai dengan akhir perang dunia kedua. Penyebarannya menyebabkan masyarakat dunia sering dibagi menjadi dua kategori yaitu negara maju dan negara yang sedang berkembang, masing-masing terdiri atas negara yang telah mengalami modernisasi dan negara yang sedang mengalami modernisasi. Di dalam proses modernisasi termuat pula aspek-aspek rencana pembangunan sosial, ekonomi, budaya atau politik dari suatu negara. Aspek yang paling spektakuler dalam modernisasi suatu masyarakat adalah penggantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern seperti halnya yang terjadi pada revolusi industri. Akan tetapi proses yang disebut revolusi industri itu hanya satu bagian atau satu aspek saja dari suatu proses yang lebih luas.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriani
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan pertumbuhan industri pangan yang menghasilkan produk pangan olahan dewasa ini semakin meningkat. Terdapat berbagai produk industri makanan memiliki potensi menimbulkan masalah keamanan pangan, khususnya produk pangan yang rusak dan kadaluwarsa, sehinga pemerintah perlu membuat peraturan-peraturan yang mengaturnya-r Ketentuan yang mengatur mengenai produk pangan kaduluwarsa terdapat dalam pasal 21 huruf e Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan dan dalam pasal 8 huruf g Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999,tentang Perlindungan Konsumen. Dalam kaitannya hal tersebut penelitian memfokuskan pada tiga (3) permasalahan yaitu; pertama,bagaimana aspek perlindungan konsumen dalam pengaturan tentang produk pangan. Kedua, apakah pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam melindungi konsumen terhadap produk pangan yang sudah kadaluwarsa. Ketiga, bagaimana penanganan keluhan-keluhan konsumen berkaitan dengan peredaran produk pangan yang kadaluwarsa. Dari permasalahan di atas,maka penelitian ini mempunyai jawaban sebagai berikut:pertama,pengaturannya terdapat di Bab II yaitu Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindangan Konsumen, Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang Keamanan Label dan Iklan Pangan, Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan, dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor:180/Men.Kes/Per/IV/1985 tentang Makanan Daluwarsa. Kedua, Peran Pemerintah terdapat di bab III, Pemerintah sebagai pengayom masyarakat dan juga sebagai pembina pelaku usaha dalam peningkatan industri dan perekonomian negara, sebagai bentuknya dengan mengeluarkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Pangan. Ketiga, penanganan keluhan-keluhan konsumen terdapat di bab IV, untuk menampung keluhan-keluhan konsumen berkaitan dengan peredaran produk pangan kadaluwarsa, maka dibentuklah unit layanan pengaduan konsumen (ULPK)BPOM, YLKI dan Pengaduan Konsumen Departemen Perdagangan. Akhirnya dari hasil penelitian mempunyai kesimpulan sebagai berikut : pertama, pengaturan produk pangan dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen, telah diatur secara teknis sehingga telah tercipta harmonisasi hukum. Kedua, peran Pemerintah dalam melindungi konsumen terhadap Produk Pangan yang sudah kadaluwarsa adalah dengan mengembangkan perlindungan konsumen di Indonesia serta melaksanakan penegakan hukum terhadap Undang- Undang yang berlaku yaitu, Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Pangan. Ketiga, penanganan keluhan-keluhan konsumen berkaitan dengan peredaran produk pangan kadaluwarsa dilakukan oleh Unit Layanan Pengaduan Konsumen (LPK) BPOM, YLKI, dan Pengaduan Konsumen Departemen Perdagangan.
2007
T37111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Dewi Andriani
Abstrak :
Toko Emas XYZ merupakan UMKM yang bergerak dibidang jual beli perhiasan emas yang berlokasi di Jakarta Selatan. Dalam mencapai target pengembangan usaha toko, pemilik terkendala permasalahan internal, salah satunya adalah permasalahan dalam0bidang keuangan. Permasalahan dalam bidang keuangan yang dijumpai adalah masalah penyusunan laporan keuangan dan evaluasi strategi penetapan harga yang saat ini diterapkan oleh Toko Emas XYZ. Permasalahan penyusunan laporan keuangan timbul dikarenakan kurangnya pencatatan transaksi keuangan yang memadai dan terbatasnya pengetahuan pemilik toko akan akuntansi keuangan. Permasalahan evaluasi strategi penetapan harga muncul dikarenakan dalam penetapan harga yang saat ini dilakukan oleh pemilik hanya berdasarkan pada pengalaman tanpa disertai dengan data keuangan dan perhitungan yang memadai. Proses business coaching dilakukan dengan tujuan untuk membantu UMKM dalam menyelesaikan kedua permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode business coaching. Pengumpulan data dilakukan dengan in-depth interview, observasi dan studi dokumentasi. Beberapa alat analisis digunakan seperti STP, Marketing Mix, Business Model Canvas, Porters Five Forces, SWOT, Gap dan Pareto analysis. Hasil dari penelitian ini adalah penyusunan laporan keuangan toko dan evaluasi strategi penetapan harga. ...... Jewelry Store, called XYZ, is a MSME engaged in buying and selling gold jewelry located in South Jakarta. In achieving the target of its business development, the owner faced several internal constrains, one of them is related to financial areas. The problem faces related to financial reporting and evaluation of pricing strategy applied by XYZ Store.  The problem of preparing financial statements arises because of the lack of adequate recording of financial transactions and the limited knowledge of the owners on financial accounting. The problem of evaluating the pricing strategy arises because in the price setting that is currently applied by the owner based solely on the owner experiences without supported by adequate financial data and calculation. The business coaching was carried out with the aim of helping MSMEs to prepare financial reports and evaluation of pricing strategy. This research used qualitative approach. Data were collected through in-depth interviews, observation and study of documentation. Several tools were used to analyse the data such as STP, Marketing Mix, Business Model Canvas, Porters Five Forces, SWOT/TOWS, Gap and Pareto analysis. The results of this study are preparation of financial statements and evaluation of pricing strategies.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriani
Abstrak :
Setiap filsuf mencoba mencari totalitas kebenaran realitas. Realitas menjadi ?ada? bila dibahasakan. Bahasa membuat objek yang tadinya tidak dikenali, menjadi teridentifikasi dan termaknai. Namun, bahasa selalu berpolar, terbatas dan kontingen sehingga kebenaran objektif yang ingin dicapai pun tidak pernah tuntas terungkap, ia selalu lepas. Ketidakmungkinan menemukan realitas objektif juga disebabkan oleh adanya proses speech-acts di dalam komunikasi. Ketika seorang filsuf menyampaikan kebenaran realitas, ia tidak hanya sekedar mengemukakan apa yang ia temukan melalui ucapan konstantif, tetapi dibalik tuturannya, ada tindakan performative agar orang percaya terhadap apa yang ia temukan. Mereka membuat kebenaran subjektif seolah-olah objektif.
Every philosopher always in effort to find truth of reality. Reality could be ?valid? if it expressed. Language makes unidentified object have meaning. But language expressed in polarity, imitation, and contingency so the idealized objective truth always in pursuit. The impossibility of finding objective reality also caused by speech-acts process in communication. When a philosopher delivers a truth of reality, s/he not only giving what s/he found by constantive utterance but also implies performative act to influence people. They turn subjective truth into objective ones.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andriani
Abstrak :
ABSTRAK
Proporsi kematian ibu di provinsi Nusa Tenggara Barat tergolong tinggi pada tahun 2010 sebesar 329 kematian ibu atau 2,9% dari total kematian nasional. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi tindakan seksio sesarea di RSUD Kab Dompu. Desain penelitian adalah potong lintang dengan besar sampel 750 orang. Data diuji dengan menggunakan chisquare dengan taraf signifikan 95% (0,05). Hasil penelitian didapatkan bahwa prevalensi ibu yang bersalin dengan seksio sesarea adalah 75,2%. Ada hubungan antara paritas (faktor predisposisi), cara bayar (faktor penguat), partus lama, riwayat seksio sesarea, pre eklampsia berat/ eklampsia dan kematian janin dalam rahim dengan kejadian seksio sesarea (p<0,05).
ABSTRACT
The proportion of maternal mortality in west nusa tenggara is hight, at 2010 the maternal mortality was 329 or 2,9% national mortality. The study aims to determine factors - factors that influence the actions of Caesarean section in Dompu District Hospital. The study design was a large cross-sectional sample of 750 people. Data were tested using chi-square with 95% significant level (0.05). Result showed that the prevalence of the birth mother with Caesarean section was 75.2%. There is a relationship between parity (predisposing factors), how to pay (reinforcing factors), parturition length, a history of Caesarean section, severe pre eclampsia / eclampsia and fetal death in utero with the incidence of Caesarean section (p <0.05).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library