"Di Indonesia, prevalensi merokok di kalangan remaja terus meningkat, termasuk di Kabupaten Lamongan, yang menurut data BPS Jawa Timur tahun 2022 memiliki angka konsumsi rokok tertinggi untuk kelompok usia 5-19 tahun di Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja di SMKN 2 Lamongan tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sebanyak 175 siswa dipilih sebagai sampel menggunakan metode proportional stratified random sampling berdasarkan tingkat kelas (10, 11, 12, dan 13). Proporsi sampel disesuaikan dengan jumlah siswa di tiap tingkat, kemudian siswa dipilih secara acak agar sampel mewakili populasi siswa di SMKN 2 Lamongan. Data dikumpulkan secara primer melalui pengisian kuesioner secara mandiri dan dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh (58,9%) siswa SMKN 2 Lamongan merokok, dimana 19,4% diantaranya menggunakan rokok konvensional, 10,9% menggunakan rokok elektrik, dan 28,6% menggunakan keduanya. Sikap terhadap rokok (p <0,001), aksesibilitas rokok (p <0,001), perilaku merokok teman (p <0,001), dan persepsi anak terhadap sikap orang tua (p <0,001) berhubungan dengan perilaku merokok remaja di SMKN 2 Lamongan, sedangkan usia (p= 0,377), pengetahuan tentang rokok (p= 0,979), uang saku (p= 0,227), dan iklan rokok (p= 0,555) tidak berhubungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan ketat terhadap perilaku merokok siswa, memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah, melakukan edukasi kepada siswa, serta menekankan tanda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di sekitar sekolah.
In Indonesia, the prevalence of smoking among adolescents continues to rise, particularly in Lamongan Regency, which recorded the highest tobacco consumption rate for the 5-19 age group in East Java, according to 2022 data from BPS East Java. This study aims to identify the factors associated with smoking behavior among adolescents at SMKN 2 Lamongan in 2024. The study used a quantitative method with a cross-sectional study design. A total of 175 students were selected as samples using the proportional stratified random sampling method based on grade levels (10, 11, 12, and 13). The proportion of samples was adjusted according to the number of students in each grade, and students were randomly selected to ensure that the sample represented the student population at SMKN 2 Lamongan. Primary data were collected through self-administered questionnaires and analyzed using the chi-square test. The results showed that more than half (58.9%) of SMKN 2 Lamongan students smoked, with 19.4% using conventional cigarettes, 10.9% using electronic cigarettes, and 28.6% using both. Attitudes toward smoking (p < 0.001), accessibility of cigarettes (p < 0.001), peer smoking behavior (p < 0.001), and children's perception of parental attitude (p < 0.001) were significantly associated with adolescent smoking behavior at SMKN 2 Lamongan, while age (p = 0.377), knowledge about cigarettes (p = 0.979), pocket money (p = 0.227), and cigarette advertisements (p = 0.555) were not associated. Therefore, strict supervision of student smoking behavior is necessary, along with firm sanctions for students caught smoking on school premises, educational programs for students, and the reinforcement of No Smoking Area (KTR) signs around the school."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024