Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dwita Maulida
"Waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat diibaratkan sebagai sumber daya. Karena jumlahnya terbatas yaitu sebanyak 24 jam selama satu hari. Terbatasnya waktu tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal untuk beraktivitas setiap hari. Di Kecamatan Cakung kegiatan sektor industri merupakan kegiatan perekonomian yang paling mendominasi. Keberadaan sektor industri ini mendorong pertumbuhan pabrik yang membutuhkan penggerak kegiatan industri. Buruh pabrik merupakan satu dari banyak profesi yang muncul akibat pertumbuhan pabrik tersebut. Berdasarkan situasi geografi, pemanfaatan waktu luang buruh pabrik di Kecamatan Cakung cenderung beraktivitas di sekitar tempat tinggalnya. Karena berdasarkan situasi aktivitas waktu luang, lebih banyak melakukan aktivitas keluarga dan rumah. Kemudian berdasarkan situasi sosial, buruh pabrik cenderung beraktivitas bersama dengan individu lain.
Time in daily life is a limited resource because there're only 24 hours a day. The limited time in a day should be used to the maximum in order to fulfill daily life. In District of Cakung, industrial sector is the main economic activities. The existence of the industrial sector is pushing the growth of the factory and as the result is the increasing demand of labors. Based on the geographic situation, labors usually doing free time activities near their house. The reasons is, based on their free time activities, they tend to do family activities and at home acivities. The social situation, labors tend to do activities together with other individuals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53692
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwita Maulida
"Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK fisik dan non fisik merupakan satu dari beberapa sumber pendanaan di daerah yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan kesehatan. Pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang masuk kedalam ruang lingkup DAK non fisik, terdapat menu kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bagi Desa/Kelurahan prioritas. Menu ini ditujukan bagi desa/kelurahan prioritas yang bertujuan mendukung implementasi indikator Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, yakni Desa/Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan terwujudnya pilar pertama STBM (stop buang air besar sembarangan). Pelaksanaan kegiatan ini di daerah perlu dilakukan pengawasan sebagai upaya untuk memastikan kegiatan terlaksana sesuai dengan tujuannya. Sehubungan dengan belum terdapatnya sistem informasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu pemantauan kegiatan ini, maka perlu dibuat rancangan sistem informasi pelaporan kegiatan STBM pilar 1 SBS pada desa/kelurahan prioritas bersumber dana BOK Puskesmas. Sistem informasi yang dirancang menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan pendekatan prototipe. Dalam sistem informasi ini akan diperoleh data terkait lokasi sasaran, akses sanitasi sebelum dan sesudah, rencana kegiatan, besaran rencana anggaran, realisasi kegiatan, besaran realisasi anggaran, kondisi STBM paska kegiatan, hingga kendala yang dialami saat melaksanakan kegiatan. Penggunaan sistem informasi ini dapat mendukung fungsi pengawasan dalam manajemen untuk memastikan kegiatan BOK STBM telah terlaksana sesuai dengan tujuannya. Selain itu, sistem informasi ini juga dapat mengefisiensikan pekerjaan serta sumber daya dalam hal pengawasan, penyusunan laporan, dan mendapatkan informasi untuk digunakan dalam perencanaan kegiatan BOK STBM pada tahun anggaran berikutnya.
Special Allocation Funds (DAK), both physical and non-physical allocations and serve as one of the funding sources for organizing health activities in the regions. Within the Health Operational Assistance (BOK), which is include in the scope of non-physical DAK, there is a menu of Community-Led Total Sanitation (CLTS) activities designed for priority Villages/Sub-District. This menu aims to support the implementation of the Ministry of Health's Strategic Plan indicators, specifically focusing on Villages/Sub-District Open Defecation Free (ODF) and the first pillar of CLTS, which is to stop open defecation at the designated locations. Given the absence of an information system that can serve as a monitoring tool for these activities, it becomes necessary to design an information system for reporting CLTS activities in priority villages/sub-district funded through BOK Puskesmas. The information system is designed using the System Development Life Cycle (SDLC) method with a prototype approach. Within this information system, data related to the target location, sanitation accessibility before and after activity, activity plans, budget plans, activity realization, budget utilization, post-activity CLTS conditions, and any constraints encountered during the implementation will be collected. The implementation of this information system can effectively support the oversight function in management to ensure that BOK CLTS activities are carried out in accordance with their objectives. Moreover, the utilization of this information system will streamline work and resources in terms of supervision, report preparation, and information acquisition for planning CLTS BOK activities in the upcoming year."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library