Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eveline
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari diversifikasi usaha yang dilakukan oleh bank pembangunan daerah di Indonesia terhadap risiko yang dihadapinya pada periode 2005-2009. Metode yang digunakan adalah metode balanced panel. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan non-bunga bersih (NNII) terhadap risiko (yang diukur dengan proksi SDROA, SDROE, LLP, dan ADZ) yang dihadapi oleh bank pembangunan daerah skala kecil dan bank pembangunan daerah skala besar. Pendapatan komisi (COM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko (yang diukur dengan proksi SDROA, SDROE, LLP, dan ADZ) hanya pada bank pembangunan daerah skala kecil.

The purpose of this study is to get the understanding about the effects of business diversification that is done by regional development banks in Indonesia towards the risk that the banks face for period 2005 - 2009. The method used is balanced panel method. In this study, it was found that there is significant effect of Net Non-Interest Income (NNII) towards risk (measured by SDROA, SDROE, LLP, and ADZ as proxies) that is faced by regional development banks in small scale and large scale. Commission Income (COM) has significant effect towards risk (measured by SDROA, SDROE, LLP, and ADZ as proxies) only in small scale regional development banks"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline
"Career decision-making process (CDMP) merupakan keterampilan individu menentukan keputusan karir. Pada perkembangannya di masa kritis, seringkali remaja eksplorasi-transisi mengalami kesulitan menentukan tujuan karir. Dua aspek peneguh CDMP adalah identitas vokasional (IV [aspek internal]) dan keterlibatan orang tua terhadap persoalan karir remaja (aspek eksternal). Pada penelitian ini keterlibatan orang tua diselidiki melalui tiga bentuk (support, interference, lack of engagement) dari variabel parental career-related behavior (PCB). Berdasarkan penelitian terdahulu, IV remaja dalam peranannya terhadap CDMP dapat ditingkatkan melalui peranan positif orang tua. Oleh karena itu, penelitian ini menyelidiki peranan IV sebagai mediator dalam hubungan antara PCB dan CDMP, peranan langsung IV dan PCB masing- masing terhadap CDMP, serta peranan PCB terhadap IV. Subjek mahasiswa semester 1 (~19 tahun) pada salah satu universitas swasta di Lippo Village-Tangerang ditentukan melalui teknik simple random sampling. Data penelitian dianalisis dengan program SPSS Amos v.22. Hasil analisis jalur (regresi multivariat) menunjukkan model teoritis setiap bentuk PCB adalah sesuai (fit) dengan data empiris. IV berperan langsung terhadap CDMP (38.00, 32.00, dan 35.00%). Setiap bentuk PCB berperan langsung terhadap CDMP (19.00, -13.00, dan -15.00%). PCB interference dan lack of engagement berperan terhadap IV sebesar -23.00 dan -15.00%. IV setiap bentuk PCB tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan PCB dengan CDMP mahasiswa eksplorasi-transisi.

Career decision-making process (CDMP) is an individual skill in determining career decisions. During crisis development, transition-exploration adolescent may have difficulty in determining career goals. Two aspects stabilizer CDMP i.e.vocational identity ([VI], internal aspect) and parents? involvement in adolescent career issues (external aspect). This study investigated parental involvement in three forms (support, interference, lack of engagement) of the variable parental career-related behaviors (PCB). Based on previous research, the VI role to CDMP can be enhanced through the positive role parents. Therefore, this research investigated the VI role as a mediator in the PCB and CDMP relationship, each VI or PCB role directly to CDMP, and PCB role to IV. Research subjects of first semester (~19 years) students from a private university in Lippo Village-Tangerang were selected through simple random sampling. Data were analyzed with SPSS Amos v.22. Multivariate regression in path analysis showed the theoretical model of each form of PCB did fit with the empirical data. VI has a direct role to CDMP (38.00, 32.00, and 35.00%). Every form of PCB shows a direct role to CDMP (19.00, -13.00, and -15.00%). PCB interference and lack of engagement contribute to VI at -23.00 and -15.00%. VI of each PCB form shows no role as a mediator in the PCB and CDMP relationship on exploration-transition university students."
Universitas Tarumanagara. Department of Psychology, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline
"Career decision-making process (CDMP) is an individual skill in determining career decisions. During crisis development,
transition-exploration adolescent may have difficulty in determining career goals. Two aspects stabilizer CDMP
i.e.vocational identity ([VI], internal aspect) and parents’ involvement in adolescent career issues (external aspect). This
study investigated parental involvement in three forms (support, interference, lack of engagement) of the variable parental
career-related behaviors (PCB). Based on previous research, the VI role to CDMP can be enhanced through the positive role
parents. Therefore, this research investigated the VI role as a mediator in the PCB and CDMP relationship, each VI or PCB
role directly to CDMP, and PCB role to IV. Research subjects of first semester (~19 years) students from a private
university in Lippo Village-Tangerang were selected through simple random sampling. Data were analyzed with SPSS
Amos v.22. Multivariate regression in path analysis showed the theoretical model of each form of PCB did fit with the
empirical data. VI has a direct role to CDMP (38.00, 32.00, and 35.00%). Every form of PCB shows a direct role to CDMP
(19.00, -13.00, and -15.00%). PCB interference and lack of engagement contribute to VI at -23.00 and -15.00%. VI of each
PCB form shows no role as a mediator in the PCB and CDMP relationship on exploration-transition university students.
Career decision-making process (CDMP) merupakan keterampilan individu menentukan keputusan karir. Pada
perkembangannya di masa kritis, seringkali remaja eksplorasi-transisi mengalami kesulitan menentukan tujuan karir. Dua
aspek peneguh CDMP adalah identitas vokasional (IV [aspek internal]) dan keterlibatan orang tua terhadap persoalan karir
remaja (aspek eksternal). Pada penelitian ini keterlibatan orang tua diselidiki melalui tiga bentuk (support, interference, lack
of engagement) dari variabel parental career-related behavior (PCB). Berdasarkan penelitian terdahulu, IV remaja dalam
peranannya terhadap CDMP dapat ditingkatkan melalui peranan positif orang tua. Oleh karena itu, penelitian ini
menyelidiki peranan IV sebagai mediator dalam hubungan antara PCB dan CDMP, peranan langsung IV dan PCB masingmasing
terhadap CDMP, serta peranan PCB terhadap IV. Subjek mahasiswa semester 1 (~19 tahun) pada salah satu
universitas swasta di Lippo Village-Tangerang ditentukan melalui teknik simple random sampling. Data penelitian
dianalisis dengan program SPSS Amos v.22. Hasil analisis jalur (regresi multivariat) menunjukkan model teoritis setiap
bentuk PCB adalah sesuai (fit) dengan data empiris. IV berperan langsung terhadap CDMP (38.00, 32.00, dan 35.00%).
Setiap bentuk PCB berperan langsung terhadap CDMP (19.00, -13.00, dan -15.00%). PCB interference dan lack of
engagement berperan terhadap IV sebesar -23.00 dan -15.00%. IV setiap bentuk PCB tidak berperan sebagai mediator
dalam hubungan PCB dengan CDMP mahasiswa eksplorasi-transisi."
Universitas Tarumanagara. Department of Psychology ; Universitas Pelita Harapan. Departement of Food Technology , 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eveline
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah insecure attachment (anxiety attachment, avoidance attachment) mempengaruhi perilaku self-gifting baik sebagai reward atau untuk mengatasi personal disappointment. Dalam penelitian ini menggunakan riset deskriptif single-cross sectional design, dengan metode pengumpulan data dengan self-administered questionnaire Google Forms dengan skala likert 1-6 yang dilakukan pada 150 responden yang diperoleh melalui purposive sampling dengan melakukan screening pada konsumen yang pernah melakukan self-gifting dalam sebulan terakhir. Olah data kemudian dilakukan dengan menggunakan SmartPLS 3.0. Dan hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa anxiety attachment dan avoidance attachment mempengaruhi likelihood to engage self-gifting for personal disappointment. Pada penelitian ini juga anxiety attachment terbukti mempengaruhi likelihood to engage self-gifting for reward. Dan sementara itu, avoidance attachment terbukti tidak mempengaruhi likelihood to engage self-gifting for reward

This study examines whether the insecure attachment (anxiety attachment and avoidance attachment) affects the self-gifting behavior either as a reward or to overcome personal disappointment. This study used the descriptive research method, single-cross sectional design, and Google Forms self-administered questionnaire with a likert scale of 1-6, that conducted on 150 respondents obtained through purposive sampling by screening on the consumers who have done self-gifting within a month. The data was then processed and carried out using SmartPLS 3.0. This study's results indicate that attachment anxiety and avoidance attachment affects the likelihood to engage in self-gifting for personal disappointment. The anxiety attachment is also proven to affect the likelihood to engage in self-gifting for the reward. Meanwhile, the avoidance attachment is not proven to affect the likelihood to engage in self-gifting for the reward
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Anastasia Eveline
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis hubungan budaya perusahaan dengan kinerja perusahaan dengan menggunakan model survey budaya organisasi Denison. Studi dilakukan pada dua perusahaan asuransi kerugian. Penelitian juga menguji perbedaan budaya organisasi (variabel dan indikator variabel), kinerja organisasi antara sample PT. ABC dengan PT. XYZ.
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan kantor pusat PT. ABC dan PT. XYZ mulai dari posisi manajer sampai dengan posisi staf berjumlah 270. Sampel responden sebanyak 69 orang (dengan acuan Cartwright, 10-30% dari jumlah populasi) yang diambil dengan cara purposive sampling sehingga semua strata terwakili.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 9 butir pertanyaan. Bagian kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan budaya perusahaan berjumlah 60 butir dan pertanyaan yang berkaitan dengan kinerja perusahaan berjumlah 7 pertanyaan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 10.0. Untuk menguji perbedaan budaya organisasi (variabel dan indikator variabel), kinerja organisasi antara sample PT. ABC dengan PT. XYZ digunakan uji beda/test (Sig. 2 tailed), sedangkan untuk menguji hubungan antara budaya perusahaan dengan kinerja perusahaan digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Hasil uji t-test terhadap budaya involvement, budaya consistency, budaya adaptability dan budaya mission antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan team orientation dan capability development yang menguatkan budaya involvement antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan core value, agreement dan coordination & integration yang menguatkan budaya consistency ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan creating change, costumer focus dan organization learning yang menguatkan budaya adaptability ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek-praktek manajemen akan strategic direction & intent, goals & objectives dan vision yang menguatkan budaya mission ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil uji t-test terhadap praktek manajemen empowerment yang menguatkan budaya involvement ditemukan terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil uji t-test terhadap persepsi kinerja perusahaan yaitu sales growth, market share, profitability, inovation, job satisfaction dan overall performance antara karyawan PT. ABC dan karyawan PT. XYZ ditemukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan terhadap persepsi kinerja product and service quality ditemukan perbedaan yang signifikan.
Hasil uji korelasi menunjukkan, budaya involvement berkorelasi dengan kepuasan kerja dengan nilai koefisien korelasi r= 0.295. Budaya consistency berkorelasi dengan pertumbuhan penjualan dengan r= 0.249. Budaya adaptability berkorelasi dengan keuntungan, kualitas pelayanan dan produk, kepuasan kerja dengan r= 0.244 untuk hubungannya dengan keuntungan, r= 0.285 untuk hubungannya dengan kualitas pelayanan dan produk dan r= 0.346 untuk hubungannya dengan kepuasan kerja. Budaya mission berkorelasi dengan kepuasan kerja, kualitas pelayanan dan produk dengan .r= 0.399 untuk hubungannya dengan kepuasan kerja dan r= 0.336 untuk hubungannya dengan kualitas pelayanan dan produk.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa team orientation, creating change, organization learning, strategic direction & intent, goals & objective dan vission berkorelasi dengan kepuasan kerja, praktek manajemen yang menguatkan nilai utama/core value berkorelasi dengan sales growth dan market share dan praktek manajemen yang berfokus pada coordination & integration, creating change, organization learning, strategic direction & intent, goals & objective dan vision berkorelasi dengan kualitas layanan dan produk.
Budaya adaptability dan mission merupakan prediktor yang baik untuk effektivitas dan kinerja pada konteks karyawan di PT. ABC dan PT. XYZ khususnya dan di industri asuransi kerugian umumnya. Penguatan kedua budaya melalui management practices nya dapat diaplikasikan sebagai strategi budaya dalam industri ini. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa budaya involvement, adaptability, consistency dan mission berkorelasi dengan ukuran-ukuran kinerja organisasi diterima, sehingga hasil penelitian ini menerima Ho dan menolak Ht"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliani Eveline
"Penderita narkoba di Indonesia semakin meningkat tajam, tidak hanya menimpa masyarakat menengah ke atas tetapi sekarang ini mulai merambah ke golongan menengah ke bawah. Dalam menanggapi masalah narkoba tersebut, sebagian besar para pecandu narkoba, dengan dukungan keluarga dan atas kemauan sendiri untuk lepas dari narkoba berusaha mengikuti terapi medis dan rehabilitasi di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. Selain metode-metode pemulihan yang diberikan, saya melihal faktor arsitektur lingkungan pemulihan sebuah panti rehabilitasi pun juga sangat berperan dalam kegiatan pemulihan khususnya dalam penataan ruang-ruang yang ada.
Seperti yang diungkapkan oleh Sara O. Marberry," Lingkungan pemulihan adalah suatu hasil kepedulian, yang ingin mengembangkan sebuah ruang yang dapat menimbulkan perasaan damai, harapan, kegembiraan, refleksi diri, dan menyediakan peluang untuk relaksasi, hubungan spiritual, humor dan permainan". Hal ini sangat berkaitan erat dengan kondisi yang ingin dicapai pada rumah sakit ketergantungan narkoba dan panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melode studi kasus. Tujuan penelitian adalah menentukan konsep dan pola tatanan lingkungan pemulihan di sebuah panti rehabilitasi ketergantungan narkoba, demi mengantisipasi keinginan dan kebutuhan paramedis, konselor, pengelola dan pasien narkoba. Selain itu ingin menetapkan persyaratan ruang lingkungan pemulihan penderita ketergantungan narkoba di panti rehabilitasi ketergantungan narkoba.
Dalam merencanakan sebuah rumah sakit ketergantungan narkoba dan panti rehabilitasi ketergantungan narkoba perlu memperhitungkan tingkat kenyamanan dalam menjalankan aktivitas pemulihan, sehingga perlu diciptakan ruang yang tidak memberikan kesan menekan atau mengintimidasi. Secara garis besar didapat bahwa pembentuk sebuah ruang perawatan dan lingkungan pemulihan dipengaruhi besaran ruang dan elemen arsitektural yang sesuai aktivitas dan perilaku penderita narkoba. Seperti yang diungkapkan oleh Lefebvre bahwa sebuah ruang tercipta dari perilaku pengguna terhadap ruang, yang ditinggalinya melalui aktivitas, perilaku dan kebutuhan pasien dalam panti rehabilitasi sehari-hari.
Saya berkesimpulan bahwa besaran ruang dan elemen-elemen arsitektur dapat mendukung proses pemulihan pasien, kesan ruang yang dihasilkan pada setiap perencanaan dan perancangan sebuah panti rehabilitasi ketergantungan narkoba harus mengacu pada alam, dan disesuaikan dengan aktivitas dan perilaku para pengguna bangunan khususnya rumah sakit dan panti ketergantungan narkoba."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T15398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Eveline
"ABSTRAK
Lembaga Lelang adalah suatu bentuk penjualan di muka umum yang pelaksanaannya telah diatur oleh Vendu Reglement 1908 (Peraturan Lelang 1908) dan dilaksanakan oleh Pejabat Lelang. Pada lelang dihasilkan produk hukum yang otentik yaitu suatu Risalah Lelang yang mempunyai kekuatan pembuktian yang sempuma khususnya bagi pembeli lelang. Pada kasus pembatalan Risalah Lelang oleh pengadilan saat ini yang terjadi khususnya yang berkaitan dengan lelang benda tidak bcrgerak seperti tanah dan pemenang lelang yang beritikad baik dirugikan karena kehilangan hak mereka atas tanah yang dibelinya melalui Lelang. Demikian Tesis ini membahas mengenai tidak adanya perlindungan hukum terhadap pembeli lelang yang beritikad baik pada perolehan hak atas tanah melalui lelang dalam suatu kasus agar lelang dapat berlaku efektif.

ABSTRAK
Auction is a public sale which ruled by the Vendu Reglement 1908 (Auction Law 1908) and held by the Auctioneer. In the Auction there were an authentic law product called The Auction Minute that gave a certainty of law especially for the buyer in the auction. ln the case of the Auction Minute cancelled by the court decision concerning legal dispute relating to immoceable goods auction and the good faith buyer has been suffered losing their rights of land that they already bought from the auction. Therefore this thesys talking about the absence of legal protection towards the auction buyer who purchase rights on land in good faith through an auction in one case to make the auction can works effectively."
2010
T26666
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Eveline
"Ketentuan Pasal 66 UUJN telah menegaskan bahwa penyidik wajib untuk meminta persetujuan MPD sebelum memanggil notaris untuk dimintai keterangan dan sebelum memeriksa protokol notaris sehubungan dengan suatu kasus tertentu. Pengaturan ini berdasarkan pada sifat kerahasiaan yang melekat pada jabatan notaris sebagai pejabat umum. Tetapi dalam praktik sering terjadi pemanggilan notaris untuk diminta keterangan dan pemeriksaan protokol notaris tidak berdasarkan persetujuan MPD. Akibatnya terjadi masalah yang menimbulkan ketidakpastian hukum, misalnya apakah persetujuan MPD tersebut merupakan suatu keharusan, apakah kewajiban untuk merahasiakan isi akta merupakan suatu kewajiban yang mutlak bagi notaris dan bagaimana perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada notaris yang memberikan keterangan kepada penyidik. Adapun tujuan penelitian ini adalah: pertama, untuk memahami keharusan bagi penyidik untuk meminta persetujuan MPD sebelum meminta keterangan dari notaris dan memeriksa protokol notaris. Kedua, untuk mengetahui dan memahami kewajiban notaris untuk merahasiakan isi akta. Ketiga, untuk mengetahui dan memahami bagaimana erlindungan hukum yang diberikan kepada notaris yang memberikan keterangan kepada penyidik.

Article 66 The Rule of Notary has confirmed that investigator obliged to ask permission from Area Supervisor Attorney before asking descriptions from notary and before checking notary`s protocols. The rule above based on nature of secret sticks on notary function as public functionary. But in practices it is almost not happened. This problems rises legal uncertainty, such as: an investigator`s obligation to asking permission a compulsion or not, is notary`s obligation to keep agreement substance must be defended or not, how is legal protection to notary who giving description to investigator. The goals of this research namely: First, to understand about investigator`s obligation to ask permission from Area Supervisor Attorney before asking description from notary. Second, to understand about the notary`s obligation to keep agreement substances. Third, to understand about legal protection to notary who gives descriptions to investigators."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27437
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Ruth Eveline
"Dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari manusia membutuhkan komunikasi antar sesamanya. Dalam komunikasi yang terpenting adalah tersampaikannya pesan kepada penerima seperti yang diinginkan oleh pengirim. Manusia menggunakan bermacam-macam media untuk berkomunikasi; salah satu diantaranya yang sudah dikenal adalah film yang merupakan media komunikasi audio-visual. Komunikasi dalam film dilakukan dengan menggunakan gambar-gambar atau lambang-lambang dan suara sesuai dengan fungsinya sebagai media komunikasi audio-visual. Oleh karena itu, dewasa ini film dianggap sebagai media komunikasi yang sangat efektif. Pesan yang ingin disampaikan akan lebih mudah diterima dibanding dengan meng_gunakan media komunikasi lainnya, seperti misalnya, buku, kaset, dan sebagainya. Cobalah kita simak acara film pendidi_kan Sesame Street di RCTI, suatu acara televisi untuk anak_anak yang sangat digemari di negara asalnya, Amerika Serikat. Acara ini ternyata juga sudah menjadi acara favorit anak-anak khususnya di Jakarta. Acara tersebut sebenarnya ingin memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak, seperti pengenalan akan angka, huruf, kata dan pengenalan akan alam sekitarnya, tetapi karena hal itu dilakukan melalui film, anak-anak yang pada umumnya cepat bosan, menjadi tertarik dan antusias terhadap acara tersebut. Keberhasilan suatu film dalam penyampaian pesan tentunya tidak terjadi begitu saja, perlu dukungan skenario yang baik dan dibutuhkan sutradara yang cakap. Seorang sutradara harus dapat menggunakan subyek sinematik, seperti faktor makhluk, ruang, waktu dan peristiwa semaksimal mungkin sehingga setiap adegan dapat memberi makna bagi penonton dan pesanpun dapat diterima. Tujuan pembuatan film bisa bermacam-macam. Ada film yang dibuat untuk memperkenalkan obyek-obyek pariwisata dan berbagai kebudayaan suatu tempat dengan tujuan menarik para wisatawan. Ada pula film yang dibuat untuk memberikan pelajaran kepada murid-murid sekolah, seperti acara-acara pendidikan di TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Eveline
"Perkawinan pada masa kemahasiswaan bukanlah hal yang umum pada masyarakat Indonesia karena norma sosial dan budaya menekankan faktor kesiapan finansial dan selesainya pendidikan sebagai syarat untuk menikah. Namun pada kenyataannya, kita dapat menjumpai beberapa mahasiswa yang menikah, walaupun tidak banyak. Perkawinan di masa kuliah mempunyai beberapa permasalahan yang agak berbeda dengan perkawinan-perkawinan pada umumnya, terutama dalam finansial, kelanjutan kuliah, pembagian waktu untuk tugas-tugas rumah tangga dan tugas akademis serta kesiapan psikologis untuk menikah. Dengan melihat perbedaan-perbedaan ini maka timbul pertanyaan : bagaimana gambaran penyesuaian perkawinan mahasiswa yang menikah.
Pengalaman mahasiswa dalam perkawinannya akan membentuk belief-nya tentang perkawinan, karena menurut teori tentang pembentukan belief dari Fishbein dan Ajzen (1975), pengalaman-pengalaman seseorang dengan suatu obyek tertentu akan membentuk belief tentang obyek. Dengan demikian timbul pertanyaan : bagaimana gambaran belief mahasiswa yang menikah tentang perkawinan.
Hasil penelitian Laurer dan Laurer (1985, dalam Wiggins, Wiggins dan Zanden) menunjukan bahwa sikap yang positif terhadap pasangan merupakan faktor yang menentukan kesuksesan perkawinan seseorang. Karena belief merupakan salah satu komponen sikap maka yang menjadi masalah utama dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara belief tentang perkawinan dengan penyesuaian perkawinan pada kelompok mahasiswa yang menikah.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan dan menggali sebanyak- banyaknya informasi tentang penyesuaian perkawinan dan belief tentang perkawinan pada mahasiswa yang menikah. Untuk mengukur aspek penyesuaian perkawinan di gunakan Dyadic Adjustment Scale dari Spanier yang dibuat untuk mengukur penyesuaian perkawinan. Sedangkan belief tentang perkawinan digali dengan kuesioner Belief tentang Perkawinan. Untuk menjawzb permasalahan utama dalam skripsi ini peneliti melakukan pengujian hubungan antara variabel penyesuaian perkawinan dengan belief tentang perkawinan.
Dari hasil penelitian, didapat gambaran teniang penyesuaian perkawinan dan belief tentang perkawinan baik secara umum maupun berdasarkan pengelompokan variabel-variahel non psikologis seperti seperti perbedaan penyesuaian perkawinan berdasarkan besarnya bantuan dana, berdasarkan agama. Variabel-variahel yang membedakan penyesuain perkawinan dan belief tentang perkawinan adalah variabel agama, bantuan dana dari orang tua, usia perkawinan, jumiah anak, tempat tinggal dan besarnya pemasukan keluarga per bulan. Selain itu didapat hasil bahwa belief tentang perkawinan secara keseleluruhan tidak berhubungan secara signifikan dengan penyesuaian perkawinan secara keseluruhan. Namun beberapa aspek dari penyesuaian perkawinan berhubungan dengan beberapa aspek dari belief tentang perkawinan.
Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian dan melihat hasil penelitian, maka ada beherapa hal yang dapat disarankan baik untuk penelitian lebih Ianjut maupun untuk pengaplikasian hasil penelitian. Beberapa saran untuk penelitian Iebih lanjut yang diberikan antara lain, melakukan perbandingan penyesuaian perkawinan antara kelompok subyek yang menikah ketika masih kuliah dengan kelompok subyek yang menikah setelah tamat kuliah. Selain itu untuk mendapatkan gambaran yang Iebih mendalam tentang penyesuaian perkawinan dan belief tentang perkawinan dapat dilakukan studi kualitatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>