Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahimah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai kebijakan penegasan penerbitan faktur pajak yang
diatur dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-26/PJ/2015. Kebijakan tersebut
mengatur mengenai tanggal penerbitan faktur pajak yang seharusnya yaitu pada saat
diberikannya nomor seri faktur pajak oleh DJP. Penerbitan faktur pajak yang tidak
sesuai dengan kebijakan dalam SE-26 yang telah diatur sebelumnya dalam PER-
24/PJ/2012 merupakan faktur pajak tidak lengkap atau disebut sebagai faktur pajak
backdate, sehingga bagi PKP Penjual dikenakan sanksi administrasi sebesar 2% dari
DPP berdasarkan UU KUP Pasal 14 Ayat (4) dan bagi PKP Pembeli pajak
masukannya tidak dapat dikreditkan. Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan
kebijakan penegasan penerbitan faktur pajak ditinjau dari asas kepastian (certainty)
dan untuk menjelaskan kebijakan penegasan penerbitan faktur pajak terhadap biaya
kepatuhan (compliance cost) PKP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan penegasan penerbitan
faktur pajak tidak memenuhi asas kepastian hukum (certainty) dalam hal tidak
terpenuhinya faktor-faktor kepastian hukum yaitu materi/obyek kebijakan, subyek,
pendefinisian aturan, perluasan materi kebijakan karena keberlakuan efektif
kebijakan yaitu 2 April 2015, tetapi DJP memberikan surat klarifikasi penggantian
faktur pajak tidak lengkap untuk faktur pajak tahun 2013, 2014 dan 2015. Selain itu,
dikarenakan kebijakan ini tidak memberikan kepastian hukum bagi PKP, maka
menimbulkan biaya kepatuhan PKP berupa direct money cost, time cost dan
pyschological cost

ABSTRACT
This study discusses the issuance of tax invoices affirmation policy as regulated in
the Directorate General of Taxation No. SE-26 / PJ / 2015. The policy stipulate the
issuance date of the tax invoice is supposed at the time when the tax invoice serial
number given by the Directorate General of Taxation. The issuance of tax invoices
which are not in accordance with the policy as regulated in SE-26 that had been
arranged earlier in PER-24 / PJ / 2012 is considered as an incomplete tax invoice or
is referred to as backdated tax invoice, therefore the taxable person shall be subject to
administrative sanction amounting to 2% of the tax base as regulated in Article 14
Paragraph (4) of General Provision Tax Law Number 36 Year 2008 and VAT IN
unable to be credited by the related of taxable person. The purpose of this research is
to explain the policy affirmation on issuance of tax invoices policy as viewed from
the principle of certainty and to explain the policy affirmation issuance of tax
invoices to the cost of compliance taxable person. This research applies quantitative
descriptive. The results of this study concluded that the policy affirmation issuance
of tax invoices did not met the principle of legal certainty in the case of nonfulfillment
of the factors of legal certainty that the material/object of the policy,
subject, defining rules, expansion of policies in terms of the effective enforceability
of the policy is April 2, 2015, but the Directorate General of Taxation issues the tax
clarification letter for the replacement of incomplete tax invoices issued on 2013,
2014 and 2015. In addition because of this policy does not provide legal certainty for
taxable person, then generate compliance cost in the form of direct money cost, time
cost and pyschological cost."
2016
S64052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilla Fahimah
"Pneumonia merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia dengan prevalensi 44%. Di Indonesia, pneumonia balita merupakan penyebab kematian nomor dua setelah diare dengan proporsi 15,5%. Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang dipengaruhi oleh pencemar fisik dan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas udara rumah dengan kejadian pneumonia balita dengan metode cross sectional.
Hasil penelitian menunjukan hubungan signifikan terjadi pada PM10 dan PM2.5 (p < 0.05) dengan nilai risiko 4,40 dan 3,20. Hubungan tidak signifikan terjadi antara kepadatan hunian rumah dan kamar, ventilasi rumah dan lubang penghawaan dapur, perokok dalam rumah dan penggunaan obat nyamuk bakar, SO2, NO2 dan CO (p > 0.05) dengan pneumonia.
......Pneumonia is number one deadly disease in the world with the prevalance of 44%. In Indonesia, pneumonia in toodler is the leading cause of death after diarrhea with proportion of 15,5%. Pneumonia is a disease caused by a virus and bacteria that is influence by physical and chemical contaminants. Cross sectional method used in this research to analyze the indoor air quality and incidence of pneumonia. Significant correlation occur between PM10 and PM2.5 (p < 0.05) with odd ratio 4.40 and 3.24.
The results of this research showing absence of the relation between the density of a dwelling house and room, ventilation in the house and in the kitchen, smokers in the house and the use of mosquito coil, SO2, NO2 and CO (p > 0.05) with pneumonia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45540
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rilla Fahimah
"Pneumonia merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia dengan prevalensi 44%. Di Indonesia, pneumonia anak bawah lima tahun merupakan penyebab kematian nomor dua setelah diare dengan proporsi 15,5%. Pneumonia merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang dipengaruhi oleh pencemar fisik dan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas udara kimia rumah dengan kejadian pneumonia anak bawah lima tahun dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan dan Puskesmas Leuwi Gajah.
Pemilihan kriteria wilayah dilakukan berdasarkan wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi, kasus pneumonia tinggi (berada di wilayah merah dan kuning), merupakan wilayah industri yang berbahan bakar batu bara dan berada di dekat jalur tol Purbaleunyi. Sampel penelitian adalah responden yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan dan Puskesmas Leuwi Gajah dengan kriteria inklusi lama tinggal ≥1 tahun dan memiliki anak bawah lima tahun.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan terjadi pada Particulate Matter (PM)10 dan Particulate Matter (PM)2.5 (p < 0,05) dengan nilai odd ratio masing-masing 4,40 dan 3,24, sedangkan kepadatan hunian rumah, kepadatan hunian kamar, ventilasi rumah, lubang penghawaan dapur, adanya perokok dalam rumah, penggunaan obat nyamuk bakar, Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2) dan carbon monoksida (CO) tidak menunjukkan hubungan signifikan (p > 0,05) dengan pneumonia. Faktor dominan yang menyebabkan pneumonia pada balita adalah PM10 (p= 0,036) dengan nilai OR 4,09 setelah dikontrol dengan PM2,5 (p=0,142; OR 2,78), jumlah kuman (p= 0,004; OR 0,17) dan ventilasi rumah (p= 0,395; OR 0,58)."
2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library