Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fazar Az Zahara Wany
"Diabetes melitus merupakan faktor risiko berkembangnya disfungsi seksualitas pada wanita yang dapat mempengaruhi hasrat seksual, lubrikasi, dispareunia, dan menurunnya kemampuan mencapai orgasme. Masalah disfungsi seksualitas pada pasien diabetes melitus masih merupakan hal yang tabu untuk dibahas secara terbuka karena sulitnya pasien untuk mengungkapkan masalah seksualitasnya kepada petugas kesehatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi pengalaman disfungsi seksualitas pasien wanita dengan diabetes melitus. Metode penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Partisipan wanita sejumlah 6 orang dengan kriteria inklusi berusia 18-45 tahun, wanita diabetes melitus tipe 2 dengan disfungsi seksual, memiliki pasangan pernikahan yang masih hidup, yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam dan menggunakan catatan lapangan field note. Setiap partisipan diberikan kuesioner FSFI female sexual function index untuk menentukan status disfungsi seksualnya. Data dianalisa dengan metode konten analisis kualitatif. Tujuh tema yang ditemukan: 1 ketidaknyamanan fisik saat melakukan aktifitas seksual; 2 adanya penurunan hasrat seksual pada isteri usia lebih dari 30 tahun; 3 ketidakpuasan aktifitas seksual yang dilakukan; 4 keterpaksaan dalam mendiskusikan masalah seksual pada petugas kesehatan; 5 kurangnya informasi tentang aktifitas seksual; 6 ketidakberdayaan menjalani pengobatan masalah seksual; dan 7 penurunan peran seksual sebagai istri. Dapat disimpulkan bahwa disfungsi seksual pada wanita diabetes melitus tipe 2 ada dan mengganggu baik secara fisik maupun psikologis. Namun, masih terdapat keengganan bagi wanita untuk dapat mendiskusikan masalahnya secara terbuka. Oleh sebab itu, disarankan bagi perawat untuk memulai komunikasi secara terbuka mengani masalah seksualitas wanita dengan diabetes melitus tipe 2.

Diabetes mellitus is a risk factor for developing female sexual dysfunction which affected sexual desire, lubrication, dispareunia sexual pain, and orgasm decreased. Sexual dysfunction problem in type 2 diabetic patients is still a taboo subject to be discussed because that was hard to be revealed to their healthcare personnel. The aim of the study was to explore sexual dysfunction experience of type 2 diabetes mellitus woman. A qualitative with a phenomenology design was used. This study was involved six women with type 2 diabetes mellitus who met the inclusion criterion ages 18 45 years, married, gathered using a purposive sampling method. Data were collected using an in depth interview and field notes. Each participant was screened using a FSFI quessionaire to determine sexual dysfunction status. Data were analyzed using qualitative content analysis. Seven themes emerged 1 physical discomfort while having sexual activities 2 presence of sexual desire decreased in spouse with ages more than 30 years old 3 dissatisfaction with sexual activity 4 hesitance feeling while discussing sexual problem with healthcare providers 5 lack of information about sexual activity 6 feeling powerlessness while undergone sexual problem treatment 7 decreased in sexual roles as a wife. In conclude that the sexual dysfunction among women with type 2 diabetes mellitus is existing and disturbing physically and psychology. But there has been hesitated of women to openly disccussed the problem. It is suggested for nurses to initiate open communication about sexual problem among women with type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fazar Az Zahara Wany
"ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang berkaitan dengan emosional distress. PAID Problem Areas in Diabetes merupakan instrument yang dapat digunakan untuk mendeteksi emosional distress. Tujuan penulisan adalah untuk menerapkan hasil penelitian berupa format kuesioner Problem Area in Diabetes PAID dalam mengidentifikasi masalah emosional distress pada pasien diabetes melitus. Metode penerapan EBN ini menggunakan metode analisis PICO Problem, Intervenstion, Comparison, Outcomes . Subjek penerapan pada EBN ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang terdiagnosa diabetes paling kurang 6 bulan serta berusia > 18 tahun sampai 65 tahun. Sedangkan krteria eksklusi adalah pasien yang sedang hamil, memiliki gangguan kognitif, dan memiliki riwayat penyakit serebrovaskular. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner PAID problem areas in diabetes untuk menentukan emosional distres. Hasil penerapan EBN ini adalah partisipan berada pada rentang usia 28-60 tahun dengan durasi diabetes yang bervariasi yakni 5-20 tahun. Seluruh partisipan terdiagnosa diabetes melitus paling kurang 6 bulan. Dapat disimpulkan bahwa emosional distress dapat dievaluasi dengan menggunakan instrument PAID dan dapat dilakukan secara mandiri. Sehingga disarankan ketika pasien mampu mengevaluasi emosional distressnya, perawat juga dapat secara terbuka mendiskusikannya bersama pasien. ABSTRACT
Abtract Diabetes mellitus is a metabolic disorder which related to distress emotional. PAID scale is an instrument that can facilitate detection of diabetes-spesific emotional distress in type 2 diabetes mellitus. The aim of the study was to apply PAID Problem Areas in Diabetes quessionnaire to identify distress emotional. A PICO Problem, Intervention, Comparison, Outcomes analysis was used. This study was involved 60 patients with type 2 diabetes mellitus who met the inclusion criterion: ages >18 -65 years, time of diabetes more than 6 months. Exclusion criteria for this tudy were being pregnant, having cognitive disorder, and having history of cerebrovascular disease. Data were collected using PAID quessionnaire to determine distress emotional. The result of this applying EBN was found that the age range of participant is 28-60 years with diabetes duration 5 to 20 years. All participants were diagnosed diabetes mellitus more than 6 months. In conclude that distress emotional can evaluate with PAID instrument and it can evaluate independently. It is suggested for nurses to initiate an open discussion with type 2 diabetes mellitus patient when they able to evaluate their distress emotional. "
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library